Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Nexus Kedokteran Komunitas

Perbedaan Populasi Nyamuk pada Kelembaban Udara di Taman Kota Surakarta BACHELS J. S. A.; Sumardiyono .; Endang Sulaeman
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 1, No 2 (2012): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.111 KB)

Abstract

Background : Air humidity affects the age, the distance fly, and the speed multiplied, also the habits of biting and rest of mosquitoes. City parks give a habitat for breeding mosquitoes. The density of top vegetations and bottom vegetations of city parks affect the air humidity. In the good air humidity mosquitoes are more quickly multiplied and the period of life of mosquitoes are longer so that the population mosquitoes will increase. This research aimed to know whether there are population differences of mosquitoes between citiy parks with the good air humidity and not so good in the city of Surakarta. Methods : This research was observasional analytic. The objects of this research are 2 citiy parks in Surakarta who has been measured its air humidity, then were clasified in city parks with the good air humidity for the growth of mosquitoes and not so good for the growth of mosquitoes. The data were conducted at regular intervals every 9 days following the life cycle of mosquitos and lasted for 53 days in accordance with the term of the living of mosquitos. Independent t Test (sig. = 0.05) was used to find out the role of the variables. Results : The result of the Independent t Test was obtained significant (p) 0.034 (p < 0.05). It shows that the differences of significant average between air humidity good and not so good with the population of mosquitoes In the City Parks of Surakarta. Conclusion : Air humidity affect the population of mosquitoes in the City Parks of Surakarta. Keywords: Air humidity, mosquitoes, Citys parks
Analisis Surveilan Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Puskesmas Plupuh 2 Sragen Rifqi Anugrah Hanami Putra; Salmaa Nurul Aulia D; Stefanus Aria Anjasmara; Sutan Kahfi Alif W; Tiffany Satiadarma; Paryanti .; Sumardiyono .; Nengah Adnyana OM
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Prevalensi ISPA di Indonesia berada di tingkat 9.3 %. Sementara di Provinsi Jawa Tengah, prevalensi penyakit ISPA sebanyak 8,7%. Sebanyak 25% kasus ISPA terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun dan pada usia di atas 5 tahun prevalensi ISPA sebanyak 10%. Insiden lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin dan periode Januari-Desember 2018 dengan kejadian ISPA. Metode: Penelitian menggunakan metode observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di wilayah kerja dari Puskesmas Plupuh 2 Sragen dari Laporan program P2 ISPA Puskesmas Plupuh 2 Sragen selama tahun 2018. Sampel diambil dari data program P2 ISPA Puskesmas Plupuh 2 Sragen dengan dilakukannya perekapan pada data. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Januari adalah bulan dengan angka kejadian ISPA tertinggi, prevalensi kejadian ISPA tertinggi pada anak berusia dibawah lima tahun, dan distribusi tertinggi pada jenis kelamin lakilaki.Kesimpulan: ISPA merupakan penyakit paling sering yang terdapat di Puskesmas Plupuh 2. Usia balita lebih sering terkena ISPA dibandingkan usia dewasa. Sementara itu distribusi jenis kelamin terhadap ISPA lebih disebabkan pengaruh aktivitas. Januari merupakan periode(waktu) dimana ISPA paling sering terjadi.Kata kunci: ARI, age, period of time, gender
Hubungan Sanitasi Rumah dengan Angka Bebas Jentik Aedes Aegypti di Kelurahan Banyuanyar Surakarta Sumardiyono .; Adji Danarto; Rafael Bagus Yudhistira; Erinda Kusuma Wardani; Auliya Bintan Nuriana; Aisyah Nooratisya; Alfin Rizki Ramadhan
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Penyakit DBD merupakan masalah kesehatan yang terdapat di Banyuanyar. Tingkat sanitasi dipercaya memiliki hubungan dengan kejadian DBD di Banyuanyar.Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian kasus kendali. Pengambilan sampel dilakukan dengan acak, data diolah dengan menggunakanan uji chi square.Hasil: hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan nilai p= 0,001 yang berarti p<0,05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan jamban sehat dan kejadian balita stunting di kelurahan banyuanyar.Simpulan: Faktor faktor yang memiliki hubungan dengan kejadian DBD adalah jentik pada bak mandi kain yang menggantung. Sebaliknya faktor yang tidak mempengaruhi adalah keberadaan jentik pada tempat minum burung dan keberadaan kontainer bekas.Kata kunci: Home sanity, Incidency of DBD, Larvae of Aedes Aegypti
Studi Faktor Resiko DBD di Wilayah Puskesmas Tanon II Monika Tessalonika Hanny MP; Sholikah; SaskiaPutri Azzahra; Tania Kurnia Candra; Yudith Arimbi Auliarahmi; Sumardiyono .; Triyanta .
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 1 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabka noleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam Berdarah Dengue dipilih sebagai topik dikarenakan tingginya kasus tersebut pada Puskesmas Tanon II dan berharap dapat membantu mengurangi insidensi kasus dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.Hasil: Dari hasil penelitian, didapatkan kenaikan signifikan pada tahun 2019 dibanding tahun-tahun sebelumnya.Kesimpulan: Dapat disimpulkan dari penelitian yang telah dilakukan bahwa factor risiko terjadinya Demam Berdarah Dengue meliputi aspek lingkungan dan aspek masyarakat.Kata Kunci: Fever; Dengue Hemorrhagic Fever; Risk Factors
Hubungan Penggunaan Jamban Sehat dengan Kejadian Bayi dan Balita Underweight di Wilayah Kerja Puskesmas Banyuanyar Surakarta Sumardiyono .; Adji Danarto; Amalina Elvira Anggraini; Maulida Narulita; Megayani Santoso
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Riskesdas Menkes (2018) menunjukkan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk di Indonesia masih tinggi, yakni 17,7% yang terdiri dari 3.9% balita dengan gizi buruk dan 13,8% balita dengangizi kurang. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah perilaku sehat dari individu, dimana salah satu indikatornya dalah penggunaan jamban sehat.Metode penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah bayi dan balita (0-5 tahun) yang bertempat tinggal di Kelurahan Banyuanyar yang dipilih menggunakan teknik convenient sampling.. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi pearson dengan tingkat kepercayaan 95% (? = 0,05). Data diolah melalui SPSS 22 for Windows.Hasil penelitian: Hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan nilai p= 0,001 yang berarti p<0,05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan jamban sehat dan kejadian bayi dan balita underweight di Kelurahan Banyuanyar.Simpulan penelitian: Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan jamban sehat dan kejadian bayi dan balita underweight di Kelurahan Banyuanyar, Surakarta (p=0,001)Kata kunci: Underweight, Healthy latrines, Infants, Toddler
Manajemen Risiko Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan dengan HIRADC di UPT Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta Rafael Bagus Yudhistira; Alfin Rizki; Aisyah Nooratisya; Erinda Kusuma; Auliya Bintan; Sumardiyono .; Adji Danarto
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Program kesehatan kerja merupakan suatu upaya pemberian perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, mencegah timbulnya gangguan kesehatan, melindungi pekerja dari bahaya kesehatan serta menempatkan pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja. Puskesmas sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan di masyarakat termasuk ke dalam kategori tempat kerja yang memiliki risiko bahaya kesehatan. Ada tiga upaya dasar yang dilakukan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu Hazard Identification (Identifikasi Bahaya), Risk Assessment (Penilaian Risiko), dan Determining Control (Penetapan Pengendalian) atau sering disebut dengan HIRADC.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer. Data primer yang diperoleh dengan studi pustaka, studi lapangan, dan wawancara yang dilaksanakan tanggal 20 Maret 2018 sampai dengan 9 April 2018.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas kegiatan petugas kesehatan dan pasien sudah tertata sesuai alur pelayanan pasien. Potensi bahaya di UPT Puskesmas Banyuanyar antara lain: (1) Titik kumpul evakuasi yang beralih fungsi menjadi tempat parkir (2) Letak APAR yang tertutup banner (3) Tiang yang menghalangi jalan (4) Plafon yang rusak (5) Kabel yang tidak tersusun rapi dan menghalangi jalan (6) Adanya jentik-jentik di kamar mandi pengunjung (7) Kamar mandi pasien yang tidak terpasang handrail (8) Penyimpanan oksigen dan alat bantu jalan pasien yang kurang rapi.Simpulan: Implementasi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) di UPT Puskesmas Banyuanyar sudah baik dan ideal.Kata kunci: HIRADC, Banyuanyar Public Health Center
HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Determining Controls) di UPT Puskesmas Banyuanyar Kota Surakarta Amalina Elvira Anggraini; Maulida Narulita; Megayani Santoso; Sumardiyono .; Adji Danarto
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang dalam rangka melaksanakan manajemen risiko untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja. Puskesmas sebagai salah satu bentuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) merupakan salah satu contoh tempat kerja yang menjadi titik interaksi antara tenaga kerja puskesmas dengan masyarakat dengan segala potensi bahayanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja sehat dan aman di puskesmas sehingga tercipta rasa aman, nyaman dan tenteram dari tenaga kerja puskesmas maupun masyarakat. Manajemen risiko (potensi bahaya) pada K3L dapat dilakukan melalui 3 hal yaitu Hazard Identification (Identifikasi Bahaya), Risk Assesment (Penilaian Risiko), dan Determining Control (Penetapan Pengendalian) atau sering disebut dengan HIRADC.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer. Data primer yang diperoleh dengan studi pustaka, studi lapangan, dan wawancara yang dilaksanakan tanggal 15 Mei sampai dengan 29 Mei 2018.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas kegiatan petugas kesehatan dan pasien sudah tertata sesuai alur pelayanan pasien. Potensi bahaya di UPT Puskesmas Banyuanyar antara lain: (1) Titik kumpul evakuasi yang beralih fungsi menjadi tempat parkir, (2) Letak APAR yang sulit dijangkau, (3) Tiang yang menghalangi jalan, (4) Plafon yang rusak, (5) Kamar mandi pasien yang tidak terpasang handrail, (6) Penyimpanan oksigen dan alat bantu jalan pasien yang berdekatan dengan sumber listrik dan gas elpiji, (7) Jalan licin karena lumut, (8) Genangan air yang tidak diberishkan.Kesimpulan : Implementasi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) di UPT Puskesmas Banyuanyar sudah baik dan ideal.Kata Kunci : Hazard Identification,Risk Assesment
Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja SMA Negeri 3 Surakarta Puji Astuti Anggara; Sumardiyono .; Bhisma Murti
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 1, No 2 (2012): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.111 KB)

Abstract

Background: High emotional intelligence can prevent adolencents from deviant behaviour, particullary premarital sexual behavior. This study aims to prove that high emotional intelligence can reduce premarital sexual behavior. Methods: This study is an analytical observational research using cross sectional approach. This study had been done in April 2012 in SMA Negeri 3 Surakarta. 83 samples had been choosed by simple random sampling. This study use premarital sexual behavior as dependent variable, emotional quotient as independent variable, attitudes about premarital sexual behavior, bad influence of friends and religion as controlled variables. Questionnare to measure all variables had been tested validity and reliability. Samples were analyzed using binary logistic regression with SPSS 17.0. Results: This study shows that by controlling confounding factors, adolescents who have high emotional intelligence maybe lead to good sexual behavior by 6.84 times bigger than adolescents with low emotional intelligence (OR = 6.84; CI 95% = 1.75-26.72; p = 0.006). Conclusion: There is a relationship between emotional intelligence and premarital sexual behavior by controlling confounding factors. High emotional intelligence can reduce bad premarital sexual behavior. Keywords: premarital sexual behavior, emotional intelligence
Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Tipe Diagnosis, dan Hasil Pengobatan Tuberculosis Paru Lansia Di Puskesmas Sibela Andre Christiawan S; Frizka Aprilia; Marcell Claudio; Yuyun Suci M; Sumardiyono .; Anjang Kusuma Netra
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 2 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah utama kesehatan secara global di dunia dan menyebabkan tingkat morbiditas pada jutaan orang setiap tahunnya. Saat ini, diperhitungkan 3.800 pasien TB meninggal setiap hari atau 2-3 pasien meninggal setiap menit karena TBC ini (WHO, 2013). Menurut Rahmatullah (1994) dalam buku Nugroho (2007) tuberkulosis pada lanjut usia ternyata masih cukup tinggi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang kasus TB pada lansia. Melalui penelitian ini, diharapkan akan diketahui karakteristik usia, jenis kelamin, tipe diagnosis, dan hasil pengobatan penderita tuberculosis paru pada lansia di wilayah Puskesmas Sibela Kota Surakarta. Metodologi : Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional deskriptif non-eksperimental. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 05 April 2018 di Puskesmas Sibela. Didapatkan data dari setiap pasien tuberculosis, termasuk usia, jenis kelamin, tipe diagnosis, dan hasil pengobatan dari setiap warga yang menderita tuberculosis paru. Sekitar 26 pasien terinfeksi tuberculosis paru dengan 11 pasien adalah lansia.Hasil : Pada penelitian ini terdapat 11 subject penelitian lansia yang menderita TB paru. Proporsi pasien lansia laki-laki (81,82%) lebih banyak dari pasien perempuan (18,18%). Kelompok usia dengan pasien terbanyak adalah kelompok usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun (45,46%). Pasien dengan tipe diagnosis terkonfirmasi bakteriologis lebih banyak dibandingkan dengan pasien terdiagnosis klinis. Hasil pengobatan tertinggi adalah pasien dinyatakan sembuh (54,55%), terdapat pasien yang dinyatakan pengobatan lengkap dan pindah berobat. Tidak ada pasien putus berobat maupun pasien meninggal.Kesimpulan : Proporsi tertinggi penderita TB pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sibela adalah jenis kelamin laki-laki kelompok usia 45-59 tahun, tipe diagnosis terkonfirmasi bakteriologis, dan hasil pengobatan dinyatakan sembuh.Kata kunci: Lung Tuberculosis, Geriatrics, Diagnosis type, Treatment outcome