Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi pada Warga Dusun Dungrejo, Desa Manjung, Kabupaten Wonogiri Dania .; Devi Amara Maritza; Dian Utami; Elvina Estelita; Enni Hazizah Pulungan; Cahyaning Setyo; Titik Setyaningsih
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 1 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis.Data puskesmas Wonogiri I menunjukkan hipertensi menjadi salah satu penyakit tersering ditahun 2018 dengan jumlah 4.974 kasus, kasus terbanyak berada di Dusun Dungrejo, Desa Manjung.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya hipertensi oleh warga Dusun Dungrejo, Desa Manjung.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional , teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling independent . Hasil: Distribusi respondenlansia sebanyak 12 orang (75%), memiliki riwayat penyakit dahulu sebanyak 12 orang (75%), memiliki riwayat penyakit keluarga sebanyak 2 orang (15,4%), pekerjaan sebagai petani sebanyak 13 orang (84,6%), merokok sebanyak 4 orang (36,4%), mengonsumi alkohol sebanyak 0, memiliki gizi seimbang sebanyak 7 orang (46,7%), rutin olahraga sebanyak 6 orang (40%), dan memiliki BMI normal sebanyak 10 orang (66,7%). Uji statistik menggunakan uji chi square. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara faktor usia, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, pekerjaan, gizi seimbang, dan rutinitas olahraga, tetapi tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol serta BMI terhadap peluang terjadinya hipertensi di Dusun Dungrejo Desa Manjung Kabupaten Wonogiri.Kata Kunci: Age Factor; Past and Family Medical History; Occupation; Smoking and Alcohol; Exercise; Balanced Nutrition and BMI; Hypertension
Fintech Based Peer to Peer Lending: An Opportunity or a Threat? Titik Setyaningsih; Nugroho Wisnu Murti; Putri Nugrahaningsih
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 4, No 3 (2019): Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/reaksi.v4i3.8577

Abstract

One dimension of financial inclusion is people's access to loan funds. Fintech facilitates providers of funds (lenders) with those who need funds (borrowers) through the digital market. Fin Tech Peer-to-peer(P2P) lending has two blades for the borrower's perspective, one side as a solution, on the other hand had a risc. This quantitative research used data with research instruments by questionnaires. Data were analyzed from 62 respondents who lived in around Surakarta in Central Java. This study found that potential customers prefer to use this service rather than not using it, when they perceive that P2P lending is a good opportunity to provide financial needs. More important information needs to be conveyed that the decision to delay using these services has a greater tendency to keep using them in the future. These results provide practical implications that doubts about using Fin Tech-based P2P lending financing services are still high even though prospective customers had good perception about the service as an opportunity from the perspective of the prospective customer. Interesting results also showed that the choice remains consistent even though prospective respondents consider the risk of P2P lending.Keyword: Fin Tech Peer to Peer lending, lender, borrower, apportunity, risk
Distribusi Jentik Nyamuk di Desa Mlopoharjo Kabupaten Wonogiri Hanik Nada Amalia; Ihda Fadhilatuz Zahra; Joan Pemila; Kalayfa Nabilah Tazakka; Khairani Azlina; Titik Setyaningsih; Dhoni Akbar Ghozali
Nexus Kedokteran Komunitas Vol 7, No 1 (2018): Nexus Kedokteran Komunitas
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu masalah kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia. DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditransmisikan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti betina. Jumlah tempat perkembangbiakan nyamuk dan densitas larva menjadi faktor risiko terjadinya persebaran nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui House Index (HI) dan angka bebas jentik (ABJ) di wilayah radius 200 meter dari rumah yang positif kasus DBD di desa Mlopoharjo.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Data didapat secara primer melalui wawancara dan observasi lapangan secara langsung terhadap 20 rumah. Hasil: Hasil dari penelitian ini diperoleh angka HI sebesar 5% dan ABJ sebesar 95 % . Berdasarkan HI termasuk kategori Density Figure (DF) 2 yang berarti kepadatan jentik atau transmisi nyamuk Aedes aegypti dalam kategori sedang. Kesimpulam: Pada wilayah radius 200 meter dari rumah penderita DBD di desa Mlopoharjo, dapat disimpulkan DF termasuk dalam kategori sedang dan berpotensi rendah terhadap penyebaran penyakit DBD. Oleh karena tidak ditemukannya penderita DBD lainnya, wilayah tersebut tidak diindikasikan fogging dan larvasidasi.Kata Kunci : Dengue Hemorrhagic Fever; House Index; Larvae Free Index; Density Figure
Implementasi PMK Nomor 66 Tahun 2023, Core Tax Administration System, dan Pemberian Fasilitas PPh 21 Ditanggung Pemberi Kerja Badan Fahmi Setiadi; Asaprima Putra Karunia; Juliati Juliati; Titik Setyaningsih; Sri Suranta
Jurnal Akuntansi dan Pajak Vol 25, No 1 (2024): JAP : Vol. 25, No. 1, Februari 2024 - Juli 2024
Publisher : ITB AAS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/jap.v25i1.11335

Abstract

The implementation of PMK Number 66 in the year 2023 and the Core Tax Administration System are tax reformations to avoid tax avoidance behavior. This tax reform changed the way of a company for giving the income tax PPh 21 compensation to the employee. After the implementation of this PMK, the company can’t use the net method for giving the income tax PPh 21 compensation. This research shows that the implementation of a gross-up method for giving the income tax PPh 21 compensation that is suitable by the implementation of the PMK Number 66 in the year 2023 gives a lower expense for the company than the net method, especially for the company that the majority of employee income tax tariff at 5% and 15% level. The gross-up method also gives a lower tax risk for the employee and company, especially for facing the implementation of the Core Tax Administration System