Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN SUMBER BELAJAR DENGAN MUTU PEMBELAJARAN Anggun Anggun; Irawan Suntoro; Sumadi Sumadi
9 772338317006
Publisher : Program Studi Magister Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.029 KB)

Abstract

This study aimed to determine the relationship between: (1) Principals leadership with the quality of teaching, (2) the school culture with the quality of learning, (3) Learning resources with the quality of learning, (4) the school culture, principals leadership and learning resources together with quality of learning. This is a quantitative research. The method used ex post facto. Collecting data use questionnaires and data analysis. Based on the study, it concluded that: (1) Principals leadership was positively and significantly related to the quality of teacher learning at 5.34, (2) school culture positively and significantly related to the quality of teacher learning at 5.34, (3) Learning resources were positively related and significantly to the quality of learning for teachers 7,37 and (4) Leadership principals, school culture and learning resources were related positively and significantly with the quality of teaching large double correlation values obtained 0.058.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara: (1) kepemimpinan kepala sekolah dengan kualitas pengajaran, (2) budaya sekolah dengan kualitas pembelajaran, (3) sumber belajar dengan kualitas pembelajaran, (4) budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah dan sumber belajar bersama-sama dengan kualitas pembelajaran. Ini adalah Penelitian Kuantitatif. Metode yang digunakan ex post facto. Mengumpulkan data menggunakan kuesioner dan analisis data. Berdasarkan penelitian menyimpulkan bahwa: (1) kepala sekolah Kepemimpinan positif dan signifikan terkait dengan kualitas guru belajar di 5,34; (2) budaya sekolah positif dan signifikan terkait dengan kualitas guru belajar di 5,34; (3) sumber belajar yang positif terkait dan signifikan terhadap kualitas pembelajaran bagi guru dan 7,37; (4) kepala sekolah Kepemimpinan, budaya sekolah dan sumber belajar yang terkait positif dan signifikan dengan kualitas pengajaran besar nilai korelasi ganda diperoleh 0.058.Kata kunci: budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, mutu pembelajaran, sumber belajar.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 BANJARBARU Anggun Anggun; Ahmad Nazif
Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan Vol 19, No 2 (2019): Published in September of 2019
Publisher : STAI AL FALAH Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47732/alfalahjikk.v19i2.133

Abstract

This study aims to determine the effect of learning by using a jigsaw cooperative learning model on student learning outcomes, and whether there are differences in learning outcomes between students who are treated using cooperative learning models and students who are not given treatment. This type of research uses a quasi-experimental research sample method amounting to 26 students in class VIII E for the Experiment class and also totaling 26 students for class VIII A in the control class. The sampling technique is nonprobability sampling which does not provide equal opportunity/opportunity for each population to be selected as a sample, the research instrument used is in the form of multiple-choice tests and questionnaires. The results showed that the cooperative learning model applied to the experimental class could significantly influence student learning outcomes in PAI learning. This is evident from the results of data analysis using t-test statistics obtained count = 2.94 and table = 0.05 (1.07). So that the table (2.94> 1.07). This means that the alternative hypothesis is accepted (Ho rejected). Based on questionnaire data processing, it is known that all sample students (80.70%) like the Jigsaw cooperative learning model because it is fun and can improve student learning outcomes. Keywords: learning activities, cooperative jigsaw type, learning outcomes
Pola Asuh Orang Tua Pekerja Dalam Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di Lingkungan Pondok Pesantren Daar El-Qolam 2 Siti Erma Maemunah; Anggun Anggun
E-JURNAL AKSIOMA AL-ASAS Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : LPPM STAI La Tansa Mashiro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.384 KB) | DOI: 10.55171/jaa.v2i2.606

Abstract

Pola asuh merupakan interaksi anak dan orang tua dalam mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan pengasuhan dipengaruhi oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing dan mengarahkan anaknya. Tujuan dalam penelitian ini yaitu : untuk mengetahui bagaimana cara pola asuh orang tua pekerja dalam  perkembangan sosial emosional,untuk mengetahui faktor penghambat perkembangan sosial emosional anak usia dini. Sedangkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana cara Pola Asuh Orang Tua Pekerja terhadap Sosial Emosional anak usia dini?, Apa saja faktor penghambat dalam perkembangan sosial emosional anak usia dini? Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian adalah jenis penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti makna dari pengalaman individu atau segelintir individu manusia yang pengumpulan datanya menggunakan instrumen pengukuran wawancara, observasi dan dokumentasi serta kemampuan peneliti sendiri sebagai instrument pengukuran. Hasil dalam penelitian ini bahwa mereka membatasi pertemanan anak-anaknya, selalu berkomunikasi dengan anaknya bahwa harus pintar-pintar memilih teman, kalau teman itu membwa pengaruh buruk jangan dijadikan teman, nanti akan terpengaruh. Untuk kegiatan di sekolah memberikan kebebasan untuk anaknya untuk memilih kegitan yang disukai yang penting membawa pengaruh positif dalam pergaulannya, lebih senang pergaulan anaknya di sekolah, kalau di rumah masih ada kekhawatiran terhadap pengaruh yang buruk untuk anaknya. Kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu: Orang tua pekerja tidak membatasi anaknya dalam bergaul, mereka masih sempat dan meluangkan waktu  dalam pemperhatikan pergaulan anak-anak mereka, sehingga anak-anak tidak lepas kontrol dalam pergaulannya sehari-hari, dalam memberikan hukuman pada anak, orang tua pekerja akan meluangkan waktu nya ketika membimbinga ana-anak nya kalau melakukan kesalahan. Hukuman tetap dilakukan dalam batas-batas yang wajar, sehingga anak tidak mengulangi kesalahannya dan Orang tua pekerja akan bersifat demokratis, sehingga anak bebas dalam melakukan pilihannya dan tidak memaksa anak mengikuti kehendak orang tua mereka.Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua Pekerja, sosial emosional, anak usia dini  
Membangun Spirit Moderasi Beragama Melalui Seni Karungut di Desa Tewang Darayu A. Gede Wiranata; Muslimah Muslimah; Isabella Jeniva; Sopariyah Sopariyah; M. Khoirul Ikhsan; Angel Keristina; Maha Dewi Rambu Dewata; Rindi Juniari. S; Joana Joana; Wilda Cahyani; M. Nur Afandi; Anggun Anggun; Nopia Santika; Nanda Anjelia; Yoga Yoga
Jurnal Pengabdian Masyarakat Waradin Vol. 4 No. 3 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Waradin
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/wrd.v4i3.379

Abstract

The art of Karungut and traditional Dayak music, rich in values of togetherness, tolerance, and cultural wealth, has the potential to be an effective tool for instilling the spirit of religious moderation in the younger generation. This project focuses on integrating Karungut art as a medium for education and character building that is moderate, tolerant, and respectful of diversity. The main goal of this initiative is to increase the awareness and understanding of the youth in Tewang Darayu Village about the importance of religious moderation through Karungut art. Additionally, the program aims to preserve traditional Dayak art so it can continue to be passed down to future generations. The method used in this project is Participatory Action Research (PAR), which emphasizes the active participation of all community members. The first step involves socialization and Focus Group Discussions (FGD) with village officials, religious leaders, traditional leaders (Pisur), and the general public to identify their needs and expectations for this program. This project has achieved several positive outcomes. First, there has been a significant increase in the understanding and awareness of the younger generation regarding the importance of religious moderation. Second, Karungut art and traditional Dayak music have regained a place in the hearts of the community, especially among the younger generation. Third, this program has also strengthened social bonds in Tewang Darayu Village, as it involved the active participation of various community members, from village officials and religious leaders to traditional leaders and the general public. Thus, this program has not only succeeded in preserving Karungut art but also in building a more moderate and tolerant community.