Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Kesantunan Berbahasa Guru Memberikan Penguatan Siswa SMAN 1 Bandar Lampung Diah Ismawati; Iing Sunarti; Iqbal Hilal
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 6, No 1 Jan (2018)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.279 KB)

Abstract

The purpose of this study is to describe the language politeness in the speech of Indonesian teachers in giving the reinforcement to the student of first grade in Senior High School 1 Bandar Lampung for 2017 to 2018 academic year. The research method used descriptive qualitative. The result show that there are two responses given by teachers in giving reinforcement, they are positive responses and negative responses. In giving positive responses, teacher obeyed to five maxims of politeness. The aspect that obey the maxim of politeness includes maxim of wisdom, generosity, praise, agreement, and humility. While in giving negative responses, teacher made infringement of wisdom maxim. In addition, there are also explained the pragmatic and linguistic politiness.Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa pada tuturan guru bahasa Indonesia dalam memberikan penguatan siswa kelas X SMAN 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan terdapat dua respon yang diberikan guru dalam memberi penguatan,yakni respon positif dan respon negatif. Dalam memberi respon positif guru mematuhi lima maksim kesantunan. Pematuhan maksim kesantunan yang ditemukan mencakup, maksim kearifan, kedermawanan, pujian,kesepakatan, dan kerendahan hati. sedangkan dalam memberi respon negatif guru melakukan pelanggaran maksim kearifan. Selain itu, ditemukan juga kesantunan pragmatik dan kesantunan lingustik.Kata kunci: Kesantunan berbahasa, penguatan, respon positif, respon negatif
Tindak Ilokusi dalam Serial Mata Najwa dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Astrida Damayanti; Iqbal Hilal; Ali Mustofa
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 7, No 1 Apr (2019): JURNAL KATA (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarnnya)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.17 KB)

Abstract

The problem discussed in this study was ilocutionary action in the Mata Najwa Serial episode Panggung Jabar: Merayu yang Muda and its implications for learning Bahasa Indonesia in high school. This study used a qualitative approach with descriptive methods. The technique of data collection is done by referring to and taking note. Data source this research is the Mata Najwa Serial episode Panggung Jabar: Merayu yang Muda. This study showed are 223 illocutionary acts that were spoken directly and indirectly. The dominating illocutionary acts are assertive stating or telling (74 data), while the least found illocutionary acts is declarative prohibiting (1 data). This study can be implicated in various speaking activities in the classroom. Specifically, this study can be implicated on basic competencies 3.13 and 4.13 that is Analyzing and developing the debate content (problems/issues, points of view and the arguments of several parties, and conclusions).Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah Tindak Ilokusi dalam Serial Mata Najwa Episode Panggung Jabar: Merayu yang Muda dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara simak dan catat. Sumber data penelitian ini adalah video Serial Mata Najwa Episode Panggung Jabar: Merayu yang Muda. Penelitian ini menunjukan ada 223 tindak ilokusi yang diucapkan secara langsung dan tidak langsung. Tindak ilokusi yang mendominasi adalah asertif menyatakan atau memberitahu (74 data), sedangkan tindak ilokusi yang paling sedikit ditemukan adalah deklaratif melarang (1 data). Penelitian ini dapat diimplikasi pada berbagai aktivitas berbahasa di dalam kelas. Secara spesifik, penelitian ini dapat diimplikasikan pada Kompetensi Dasar 3.13 dan 4.13 Menganalisis dan mengembangkan isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan).Kata kunci: tindak ilokusi, Serial Mata Najwa.
Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa Kelas X1 SMAN 1 Way Tenong Lampung Barat Nia Purnamasari; Edi Suyanto; Iqbal Hilal
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 6, No 2 Apr (2018)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.117 KB)

Abstract

The purpose of this study describes (1) planning, (2) implementation, and (3) assessment of short story writing lessons. The method used in this research is descriptive qualitative. The results showed that teachers have done the stages of planning, implementation, and assessment of learning. In the planning, the teacher makes a learning implementation plan based on the RPP component of Curriculum 2013. Implementation of learning is assembled in the teacher preliminary activities preparing students to follow the learning process, the teacher's core activities to present the material properly, the closing activities of the teacher to reflect and submit the next meeting plan. Assessment conducted by the teacher includes the assessment of attitude competence by observing the attitude of student responsibility, the assessment of knowledge gives the problem and the assessment of performance skills.Tujuan penelitian ini mendeskripsikan (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian pembelajaran menulis cerita pendek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah melakukan tahapan perencanaan,  pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Pada perencanaan, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan komponen RPP  Kurikulum  2013. Pelaksanaan pembelajaran dirakit dalam kegiatan  pendahuluan guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran, pada kegiatan inti guru menyajikan materi dengan tepat, pada kegiatan penutup guru melakukan refleksi dan menyampaikan rencana pertemuan berikutnya. Penilaian yang dilakukan oleh guru mencakup   penilaian   kompetensi sikap dengan mengamati sikap tanggung jawab siswa,  penilaian pengetahuan memberikan soal dan penilaian keterampilan melakukan unjuk kerja .Kata kunci: pembelajaran, menulis,  cerpen.
NILAI BUDAYA DALAM KUMPULAN CERITA RAKYAT SUMATERA SELATAN DAN IMPLIKASINYA DALAMPEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Iqbal Hilal; Khoerotun Nisa Liswati; Anindia Saputri
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 10, No 2 Sep (2022): Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to describe the cultural values contained in a collection of folklore from South Sumatra and their implications for learning literature in high school. This study uses a qualitative approach.data of this research are in the form of quotations or conversations obtained from the book Collection of South Sumatra Folklore. The results of the study indicate that there are cultural values contained in the folklore of South Sumatra including: (1) the cultural values of human relations with God, (2) the cultural value of human relations with nature, (3) the cultural values of human relations with humans, and (4) the cultural values of human relations with oneself. The research is implicated in learning Indonesian literature in high school in the form of a Learning Implementation Plan in the 2013 Curriculum. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai budaya yang terdapat dalam kumpulan cerita rakyat Sumatera Selatan dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian ini berupa kutipan atau percakapan yang diperoleh dari buku Kumpulan Cerita Rakyat Sumatera Selatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya nilai budaya yang terdapat dalam cerita rakyat Sumatera Selatan meliputi: (1) nilai budaya hubungan manusia dengan Tuhan, (2) nilai budaya hubungan manusia dengan alam, (3) nilai budaya hubungan manusia dengan manusia, dan (4) nilai budaya hubungan manusia dengan diri sendiri. Penelitian diimplikasikan ke dalam pembelajaran sastra Indonesia di SMA dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Kurikulum 2013. Keywords: cultural values, folklore, learning Indonesian literature