Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS BAHAN AJAR MIND MAPPING UNTUK MEMBANGUN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 9 KAB. MAROS Usman .; Muhammad Amri; Haeril .
Inspiratif Pendidikan Vol 8 No 1 (2019): JURNAL INSPIRATIF PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ip.v8i1.10228

Abstract

This paper describes the implementation of Islamic Religious Education learning based on mind mapping teaching materials for students in SMA Negeri 9 Kab. Maros. The purpose of this study was to describe the impact of learning in the form of student learning outcomes through the application of mind mapping based Islamic teaching materials in SMA Negeri 9 Marusu, Kab. Maros.This type of research is an experiment or trial in Class XI MIPA 1 with 35 students. The trial was conducted 4 times. The research instrument used was an observation sheet and a test of learning outcomes. Data analysis technique is quantitative descriptive analysis by finding the mean and degree of improvement in learning outcomes. The results showed that all stages of the implementation of PAI learning based on mind mapping went well, and the learning outcomes of students after using mind mapping PAI based learning materials increased by 27.51 from the pre-test mean value of 54.94 to the post-test average value 82.45.
PERSPEKTIF MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR Riska Darwis; Muhammad Amri; Risna Moshiba; Baharuddin .
Inspiratif Pendidikan Vol 10 No 1 (2021): JURNAL INSPIRATIF PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ip.v10i1.20459

Abstract

Student perspectives on morality learning strategies in the Islamic Education Department at the Tarbiyah and Teacher Training Faculty are good and student perspectives on moral learning media in the Islamic Religious Education Department at the Tarbiyah and Teacher Training Faculty are also good, where this media is an intermediary, information channel or conveyor. the message to smooth the learning process while the student's perspective on the akidah akhlak learning model in the Islamic Religious Education Department at the Tarbiyah and Teacher Training Faculty is already good. Basically, it is a form of learning that is illustrated from beginning to end which is specially presented by educators. One of the models applied by the lecturer is Contextual Teacing and Learning (CTL), the PAIKEM model (Parsipative, Active, Innovative, Creative, Effective and Fun) and a cooperative model that can help students to facilitate the teaching and learning process in the Islamic Education Department of the Tarbiyah Faculty and Teachers of UIN Alauddin Makassar
PERANAN MEDIA SOSIAL DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADIS KELAS VIII MTS MADANI ALAUDDIN PAOPAO KABUPATEN GOWA Abdul Jalil; Erwin Hafid; Muhammad Amri; Risna Mosiba
Inspiratif Pendidikan Vol 10 No 2 (2021): JURNAL INSPIRATIF PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ip.v10i2.25613

Abstract

Peranan media sosial bagi peserta didik kelas VIII pada mata pelajaran Qur’an Hadis MTs Madani Alauddin Pao-pao Kabupaten Gowa yaitu dengan mendayagunakan media sosial whatsApp dan telegram sebagai instrumen komunikasi dan ruang belajar, serta pendayagunaan media sosial youtube sebagai instrumen belajar dan sumber belajar. Motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan media sosial terangkum dalam: Motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan whatsApp dan telegram, motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan youtube dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Peranan media sosial whatsApp dan telegram  meliputi; peserta didik tekun dalam mengerjakan tugas dan menampakkan keuletan dalam belajar mandiri. Peranan media sosial youtube yaitu; meningkatkatkan kreatifitas peserta didik dan membuat peserta didik menyenangi pelajaran Qur’an Hadis. Keterbatasan pembelajaran dengan menggunakan media sosial yakni pembelajaran dengan media sosial betumpuh pada kekuatan signal.
KOMPARASI PEMIKIRAN AHLU SUNNAH DAN AHMADIYAH TENTANG KONSEP KHATAM AL-NABIYYIN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN ISLAM MODERN Amrin Amrin; Muhammad Amri; Andi Aderus
Sulesana Vol 15 No 2 (2021)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep kenabian merupakan hal yang sangat urgen dalam dunia Islam. Salah satu bahasannya adalah khatam al-nabiyyin . Kalimat khatam al-nabiyyin ternyata memiliki beragam makna di kalangan umat Islam. Dua kelompok yang cukup concern dengan masalah ini adalah Ahlu Sunnah dan Ahmadiyah. Keduanya memiliki pemaknaan yang berbeda tentang khatam al-nabiyyin bahkan dianggap saling bertentangan dan mengakibatkan konflik sosial antar umat seagama. Setelah melakukan penelitian tentang perbedaan konsep kenabian antara Ahlu Sunnah dan Ahmadiyah, ditemukan bahwa dalam memahami konsep kenabian, baik Ahlu Sunnah maupun ahmadiyah sama-sama merujuk pada ayat yang sama yaitu pada QS al-Ahzab/33:40. Perbedaannya terletak pada pemaknaan istilah khatam al-nabiyyin pada ayat tersebut. Ahlu Sunnah memaknainya sebagai penutup sementara Ahmadiyah memaknainya sebagai stempel, cincin, perhiasan, dan paling mulia. Tampaknya Ahlu Sunnah memaknai istilah khatam al-nabiyyin tersebut secara literal (haqiqi), sementara Ahmadiyah memaknainya secara metafor (majazi). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang prinsip (ushuli) terhadap kedua pemahaman tersebut melainkan sekedar perbedaan penafsiran objek dalil (nash). Kalau pun terdapat perbedaan yang prinsip (ushul) adalah perbedaan prinsip yang dalilnya masuk kategori dugaan (zhanni). Hal ini cukup beralasan disebabkan masih terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ulama dalam mengkategorikan ayat qat’i (pasti) dan zhanni (dugaan), begitu pula masih umumnya pendefinisian dan pengkategorian persoalan ushuli dan furu’i dalam agama. Implikasi dari penelitian ini adalah a) Pemikiran modern hendaknya menjadi basis bagi pemahaman teologi saat ini. b) Pemikiran modern hendaknya dijadikan dasar bagi pemahaman yang toleran dan terbuka terhadap perbedaan pendapat c) Prinsip pemikiran Muhammad Abduh yang bersifat rasional hendaknya menjadi dasar bagi pemahaman teologi modern.
Pluralitas Makhluk dan Keesaan Khaliq (Telaah Terhadap Konsepsi Para Sufi) Muhamad Firdaus; Muhammad Amri; Mahmuddin Mahmuddin
PILAR Vol 14, No 1 (2023): JURNAL PILAR, JUNI 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pluralitas makhluk dan keesaan khalq adalah dua konsep yang sering dibahas dalam konteks pemahaman agama dan filsafat. Pluralitas makhluk merujuk pada keragaman dan keberagaman makhluk yang ada di dunia ini. keesaan khalq mengacu pada keyakinan akan keesaan Allah SWT sebagai pencipta segala makhluk. konsep pluralitas makhluk dan keesaan khalq sering digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai persatuan, toleransi, dan penghormatan terhadap keberagaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; (1) Konsep pluralitas makhluk dan keesaan khalq, (2) memparkan  Perdebatan dan kritik Konsep pluralitas makhluk dan keesaan khalq dan (3) Mendiskusikan Aplikasi Konsep pluralitas makhluk dan keesaan khalq dalam Praktik Keagamaan. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menelaah sumber-sumber yang ada kaitannya dengan pluralitas makhluk dan keesaan khaliq. Adapun hasil dari penelitian adalah Pluralitas makhluk adalah sebuah kenyataan tentang adanya keragaman makhluk sebagai ciptaan Tuhan. Pluralitas dapat menciptakan kedinamisan juga potensi perbedaan-yang apabila tidak disikapi secara proporsionalakan memunculkan konflik yang dapat membawa korban, kerugian bahkan kehancuran. Pluralitas makhluk dan keesaan Khaliq membawa kesadaran bahwa eksistensi kehidupan yang plural ini berasal dari Tuhan.Kata Kunci: Konsep pluralitas makhluk, Konsep keesaan khalq
Sejarah Teologi Rustam Rustam; Muhammad Amri; Indo Santalia
Jurnal Riset Rumpun Agama dan Filsafat Vol. 2 No. 2 (2023): Oktober : Jurnal Riset Rumpun Agama dan Filsafat
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrafi.v2i2.1489

Abstract

Secara historis pergulatan panjang yang menjadi penyebab tercetusnya aliran teologi yang berbeda dalam umat islam bermula pada persoalan politik tanpa menyinggung agama dan berakhir menjadi perpecahan, bukannya menjadi partai politik belakangan yang timbul adalah partai agama dengan membawa dalil yang mengukuhkan pendapat masing-masing hingga melahirkan sejarah kelam dimana antar sesama umat islam saling memerangi atas dasar perbedaan pandangan politik, dengan membawa dalil yang berbeda. Bermula dari terbunuhnya khalifah Usman bin Affan, berlanjut pada perang saudara Antara Mu’awiyah dan Sahabat Ali yang menyebabkan terbunuhnya khalifah Ali, sehingga menyebabkan perpecahan pada umat islam yang mulanya persoalan imamah dan berakhir pada pergulatan politik agama yang berimbas pada perbedaan pandangan dalam teologi. Untuk memahami sejarah dan latar belakang perkembangan ilmu teologi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam menjelaskan sejarah teologi.
Aspek-Aspek Ketuhanan dalam Teologi Islam: Analisis Tiga Mazhab: Mu’tazilah, Asyariyah, Al-Maturidiyah Syawal Kurnia Putra; Muhammad Amri; Mahmuddin
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 3 (2023): Juli
Publisher : CV Putra Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58540/isihumor.v1i3.239

Abstract

This article discusses the debate over divinity aspects in Islamic theology, using the literature study method. The purpose of this paper is to find out the meaning of monotheism in Islamic theology and debates related to divine aspects in Islamic theology. The results of this writing show that religion is a belief that has long existed throughout human civilization. As for the debate on the divine aspect in Islamic theology related to the nature of God, the Mu`tazilah argue that Allah is All-Knowing with His essence, not with knowledge, power and life, because all of these are attributes while attributes are something outside of matter. While the Asy`ariyah, argue that God has properties. God's justice, according to Asy'ariyah, God does as He wills, so God does not put all people into heaven unjust and if God puts all people into hell God is not unjust. Meanwhile, the understanding of justice for the Mu`tazilah implies obligations that must be respected by God. Regarding the power and will of God's Mutlat, Mu'tazilah argues that God's absolute power has been limited by the freedom that has been given to humans in determining wills and actions. whereas Asy`ari said that God is absolute in His will and power
AHMADIYAH (Analisis Kritis Terhadap Teologi dan Pemikirannya) Riski Ayu Amaliah; Muhammad Amri; Mahmuddin
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 3 (2023): Juli
Publisher : CV Putra Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58540/isihumor.v1i3.249

Abstract

The purpose of this study is to discuss critical analysis of Ahmadiyya theology and thought using literature. The purpose of this writing is to find out about the history of the birth of Ahmadiyah, the life history of Mirza Gulam Ahmad, the understanding of Ahmadiyya which is considered controversial and the development of Ahmadiyya in Indonesia. The results of this paper show that Ahmadiyya emerged in the 19th century when Muslims were experiencing a setback. Ahmadiyah was founded by Mirza Gulam Ahmad who is considered a messenger of Allah SWT, and has even proclaimed himself the promised Messiah and al-Mahdi. Ahmadiyah is divided into two, namely Ahmadiyah Qadian and Ahmadiyah Lahore. Mirza Gulam Ahmad's thoughts are considered heretical by some people, because many of his thoughts are contrary to the values of Islamic teachings. The development of Ahmadiyya in Indonesia started with the establishment of Qadian schools for young people. In addition, its development is also through books and magazine publications originating from abroad.