Miranda H. Hadijah
Department Of Forestry, Faculty Of Agriculture, Universitas Pattimura

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Arbuscular mycorrhizal fungal inoculation improves Nauclea orientalis L. growth dan phosphorus uptake in gold mine tailings soil media Faisal Danu Tuheteru; Asrianti Arif; H Husna; Irdika Mansur; Edy Jamal Tuheteru; J Jusniar; B Basrudin; A Albasri; Miranda Hadiyanti Hadijah; Sedek Karepesina
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2020.073.2193

Abstract

Gold mine tailing soil media is characterized by low soil fertility and heavy metals toxicity. As an effort to improve the condition of gold mine tailing soil media, a revegetation experiment using Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) and soil media from gold mine tailing was conducted in the greenhouse. The objectives were to assess initial growth, P uptake and Pb reduction in Nauclea orientalis L. plants inoculated with indigenous AMF grown on gold mine tailing soil media. Three AMF fungi were used in this study, i.e. Glomus aggregatum, Glomus sp. and Acaulospora delicata. The experiment was conducted in Completely Randomized Design, having four treatments, i.e. control, G. aggregatum, Glomus sp. and A. delicata. The experiment was carried out for 3 months in a greenhouse scale. The results showed that local AMF inoculation significantly increased the height and stem diameter of lonkida by 181-213% and 284-443%, respectively, compared to control. The highest measurements of leaf’s length and width of lonkida seedlings were obtained from Glomus sp. and A. delicata treatments. Glomus sp. and A. delicata each significantly increased P levels in roots and shoots. Inoculation with G. aggregatum reduced Pb in the root and shoots parts by 74-86% and 72-76%, respectively, compared to controls. Local AMFs are potential to be developed as biological fertilizers to support revegetation in degraded lands, such as in gold mine tailing areas.
KAJIAN KEBERLANJUTAN ALIRAN DASAR SUNGAI MELALUI ANALISIS KURVA RESESI HIDROGRAF PADA DAS KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH Bokiraiya Latuamury; Hendrik S.E. Aponno; Miranda H. Hadijah
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 1 No 3 (2017): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.29 KB)

Abstract

The streamflow hydrograph recession curve notes that behavior of the relationship between the aquifer structure and dependencies with the groundwater outflow towards river basin channel. The recession behavior of river basin hydrographs will investigate to understand the hydrology processes of the river basin in the future. This research was conducted with the aim: to analyze the characteristics of the baseflow recession based on the parameters and coefficients of the recession, and the shape of the individual recession curve and the master recession curves both manually and through the processing of genetic algorithms using a linear reservoir model of hydrooffice software package recession curve (RC) 4.0. The results of the visualization of the recession curve shape of the watershed of the research shows there is a very interesting trend in the watershed storage process.The characteristics of the baseflow recession to research watershed with the recession curve slope describe the baseflow recession conditions, especially excellent water storage. The river basin of Keduang have the form of a relatively sloping recession curves, both individual and master recession curve with relatively high recession constant ranged between 0,80 – 0,90 have baseflow recession characteristic is excellent, i.e. the watershed water storage which is the higher volume of water storage.
Pengaruh perbedaan suhu awal air rendaman dan lama perendaman terhadap perkecambahan benih gmelina (Gmelina arborea Roxb.) Miranda H. Hadijah
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 1 (2013)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.1.64-72

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor suhu, lama perendaman dan interaksinya terhadap perkecambahan benih Gmelina arborea Roxb. Penelitian dilakukan dengan percobaan faktorial 3 x 3 dalam RAL. Faktor pertama adalah suhu (50, 60 dan70oC) dan faktor kedua adalah lama perendaman (6, 12 dan 24 jam) dengan 3 kali ulangan dan setiap unit percobaan berisi 20 butir benih. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpegaruh nyata terhadap persen berkecambah, masa berkecambah dan kecepatan berkecambah.
Pengaruh inokulasi mikoriza dan salinitas terhadap pertumbuhan semai Acacia auriculiformis Miranda H. Hadijah
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.7.2.51-59

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh inokulasi mikoriza dan salinitas terhadap pertumbuhan semai A. auriculiformis, mengetahui peran mikoriza pada semai A. auriculiformis  dalam menghadapi cekaman salinitas dan mengetahui tingkat salinitas yang dapat ditoleransi semai A. auriculiformis yang diinokulasi mikoriza. Penelitian ini dilakukanselama 6 bulan menggunakan RAL Berblok yang terdiri atas 2 faktor yaitu inokulasi jamur endomikoriza (I) dan salinitas (S). Parameter yang diukur dan diamati adalah tinggi semai, diameter batang, jumlah daun dan berat basah total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi jamur endomikoriza berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi dan BBT. Salinitas tidak berpengaruh nyata pada pertambahan diameter dan pertambahan jumlah daun sedangkan interaksi antara inokulasi jamur endomikoriza dan salinitas berpengaruh nyata hanya pada pertambahan jumlah daun.
Peran mikoriza pada Acacia auriculiformis yang ditumbuhkan pada tanah salin Miranda H. Hadijah
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.7.1.35-43

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran mikoriza pada semai A. auriculiformis dalam menghadapi cekaman salinitas dan mengetahui tingkat salinitas yang dapat ditoleransi semai A. auriculiformis yang diinokulasi mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semai yang diinokulasi jamur endomikoriza dan diberi cekaman salinitas memiliki kandungan  P dan N lebih tinggi daripada semai yang tidak diinokulasi pada taraf salinitas yang sama tetapi pada konsentrasi yang makin tinggi kadar P dan N mulai menurun. Kandungan K lebih rendah pada semai yang diinokulasi daripada semai yang tidak diinokulasi pada taraf salinitas yang sama begitu juga pada semai yang tidak diberi cekaman salinitas. Tingginya salinitas tanah pada media tumbuh berpengaruh positif terhadap infeksi jamur endomikoriza pada akar semai A. auriculiformis. Serapan Na pada semai yang tidak diinokulasi cenderung lebih tinggi daripada semai yang diinokulasi. Hal ini menunjukkan bahwa jamur endomikoriza membantu semai A. auriculiformis dalam menahan Na di akar agar tidak terangkut ke bagian pucuk.
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Endofit Beberapa Jenis Pohon Berhabitat Basah Ckrisna Nuruwe; Johan M Matinahoru; Miranda H Hadijah
JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN Vol 16 No 1 (2020): Jurnal Budidaya Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jbdp.2020.16.1.65

Abstract

The purpose of this study was to determine the macroscopic and microscopic characteristics of endophytic bacteria that live in the root and leaf tissue of several wet habitat trees, such as: kayu marsegu (Anthocephalus cadamba), ketapang hutan (Terminalia copelandii) and kayu burung (Elaeocarpus ganitrus). This study shows that the results of microscopic identification of 20 samples of bacterial isolates, there are only 11 samples of endophytic bacteria that live in the root and leaf tissue of tree samples. Furthermore, based on microscopic identification with the Gram Staining Method, it was found that there were 17 samples of endophytic bacterial isolates categorized into gram-negative (-), namely: DM1, DM3, DM4, AM1, AM2, AM3, AM4, DKH2, DKH3, DKH4, AKH1, AKH2, AKB1, AKB2, AKB3, DKB3, and DKB4. While 3 other bacterial isolate samples were classified into gram-positive (+), namely: AKH3, AKH4, and AKB4. Based on observations with a microscope with 1000 times the magnification size, all bacteria isolates were categorized as a rounded bacterial group, and therefore they are classified as genera Monococcus, Staphylococcus, and Streptococcus. The study also found that all three genera of bacteria have the ability to live in root and leaf tissue, even though the tree habitat is in a long-wet condition. Keywords: endophytic bacteria, isolation, morphology, wet habitat trees ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik makroskopis dan mikroskopis dari bakteri endofit yang hidup di akar dan jaringan daun dari beberapa pohon habitat basah, seperti: kayu marsegu (Anthocephalus cadamba), ketapang hutan (Terminalia copelandii) dan kayu burung (Elaeocarpus ganitrus). Penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil identifikasi mikroskopis terhadap 20 sampel isolat bakteri, hanya ada 11 sampel bakteri endofit yang hidup di akar dan jaringan daun sampel pohon. Selanjutnya, berdasarkan identifikasi mikroskopis dengan Metode Pewarnaan Gram, ditemukan bahwa ada 17 sampel isolat bakteri endofit yang dikategorikan menjadi gram‑negatif (-), yaitu: DM1, DM3, DM4, AM1, AM2, AM3, AM4, DKH2, DKH3, DKH4, AKH1, AKH2, AKB1, AKB2, AKB3, DKB3, dan DKB4. Sedangkan 3 sampel isolat bakteri lainnya digolongkan kedalam gram-positif (+), yaitu: AKH3, AKH4, dan AKB4. Berdasarkan pengamatan dengan mikroskop ukuran pembesaran 1000 kali, semua isolat bakteri dikategorikan sebagai kelompok bakteri bulat, dan oleh karena itu mereka diklasifikasikan sebagai genus Monococcus, Staphylococcus, dan Streptococcus. Studi ini juga menemukan bahwa ketiga genera bakteri memiliki kemampuan untuk hidup dalam jaringan akar dan daun, meskipun habitat pohon berada dalam kondisi basah yang lama. Kata Kunci: bakteri endofit, isolasi, morfologi, pohon berhabitat basah
Tolerance of lonkida (Nauclea orientalis L.) seedlings inoculated with mycorrhizae against drought and waterlogging stress Faisal Danu Tuheteru; Asrianti Arif; Husna Husna; Basrudin Basrudin; Albasri Albasri; Irdika Mansur; Maman Turjaman; Miranda Hadiyanti Hadijah; Agnitje Rumambi; Budi Prasetya; Armila R Male
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 9, No 4 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2022.094.3725

Abstract

Abiotic stress is a limiting factor for plant growth and development. The use of arbuscular mycorrhizal fungi can reduce the negative effects of abiotic stress. This study aimed to determine the tolerance of Nauclea orientalis inoculated with mycorrhizae to drought and waterlogging stresses. This research was carried out at the Indonesian Mycorrhizal Association’s greenhouse and Forestry laboratory University of Halu Oleo in Kendari City, Southeast Sulawesi Province, Indonesia, from March to June 2019. The study used a factorial completely randomized design consisting of two factors. The first factor was Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) inoculations (A) consisting of a control, AMF types of Acaulospora sp.-1, and Claroideoglomus etunicatum.  The secod factor was environmental stress treatments (B) consisting of a control, soil moisture 25% of field capacity, 50% of field capacity, inundated as high the polybag (9 cm high) and inundated over the polybag. The results showed that local AMF was effective in improving plant growth. Interaction between inoculation of Acaulospora sp.-1 and environmental stress significantly increased AMF colonization on the N. orientalis roots. Inoculation of C.etunicatum significantly improved the N. orientalis growth. The treatment of drought stress with a field of 50% field capacity negatively influenced plant dry weight and the relative growth of the N. orientalis.
Pengaruh perbedaan suhu awal air rendaman dan lama perendaman terhadap perkecambahan benih gmelina (Gmelina arborea Roxb.) Miranda H. Hadijah
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 6, No 1 (2013)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.6.1.64-72

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor suhu, lama perendaman dan interaksinya terhadap perkecambahan benih Gmelina arborea Roxb. Penelitian dilakukan dengan percobaan faktorial 3 x 3 dalam RAL. Faktor pertama adalah suhu (50, 60 dan70oC) dan faktor kedua adalah lama perendaman (6, 12 dan 24 jam) dengan 3 kali ulangan dan setiap unit percobaan berisi 20 butir benih. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpegaruh nyata terhadap persen berkecambah, masa berkecambah dan kecepatan berkecambah.
Pengaruh inokulasi mikoriza dan salinitas terhadap pertumbuhan semai Acacia auriculiformis Miranda H. Hadijah
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.7.2.51-59

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh inokulasi mikoriza dan salinitas terhadap pertumbuhan semai A. auriculiformis, mengetahui peran mikoriza pada semai A. auriculiformis  dalam menghadapi cekaman salinitas dan mengetahui tingkat salinitas yang dapat ditoleransi semai A. auriculiformis yang diinokulasi mikoriza. Penelitian ini dilakukanselama 6 bulan menggunakan RAL Berblok yang terdiri atas 2 faktor yaitu inokulasi jamur endomikoriza (I) dan salinitas (S). Parameter yang diukur dan diamati adalah tinggi semai, diameter batang, jumlah daun dan berat basah total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inokulasi jamur endomikoriza berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi dan BBT. Salinitas tidak berpengaruh nyata pada pertambahan diameter dan pertambahan jumlah daun sedangkan interaksi antara inokulasi jamur endomikoriza dan salinitas berpengaruh nyata hanya pada pertambahan jumlah daun.
Peran mikoriza pada Acacia auriculiformis yang ditumbuhkan pada tanah salin Miranda H. Hadijah
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 7, No 1 (2014)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing LLC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.7.1.35-43

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran mikoriza pada semai A. auriculiformis dalam menghadapi cekaman salinitas dan mengetahui tingkat salinitas yang dapat ditoleransi semai A. auriculiformis yang diinokulasi mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semai yang diinokulasi jamur endomikoriza dan diberi cekaman salinitas memiliki kandungan  P dan N lebih tinggi daripada semai yang tidak diinokulasi pada taraf salinitas yang sama tetapi pada konsentrasi yang makin tinggi kadar P dan N mulai menurun. Kandungan K lebih rendah pada semai yang diinokulasi daripada semai yang tidak diinokulasi pada taraf salinitas yang sama begitu juga pada semai yang tidak diberi cekaman salinitas. Tingginya salinitas tanah pada media tumbuh berpengaruh positif terhadap infeksi jamur endomikoriza pada akar semai A. auriculiformis. Serapan Na pada semai yang tidak diinokulasi cenderung lebih tinggi daripada semai yang diinokulasi. Hal ini menunjukkan bahwa jamur endomikoriza membantu semai A. auriculiformis dalam menahan Na di akar agar tidak terangkut ke bagian pucuk.