Articles
Perubahan Makna serta Benturan Klaim akan Ruang Kota pada Kawasan Taman Kencana Bogor
Karya Widyawati;
Nia Suryani
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 16, No 1 (2018)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2126.69 KB)
|
DOI: 10.21776/ub.ruas.2018.016.01.1
Taman Kencana Bogor be a witness of the development of the city of Bogor from the colonial period as a residential area for researchers and government employees. Since the development of Bogor this area has drastic changes. Utilization of buildings as a place of business has changed the structure of many urban space. In addition, the more famous Taman Kencana as a culinary tourist point in Bogor also gives impact to this place. To reveal the impact of the development of this region, conducted with qualitative data collection, archival research, and interviews and observations on a regular basis. This situation also indicates a relationship of attraction between the interests of the function area as a residential area and culinary tourism, and there was a clash of claims to space.
RUANG BERJALAN: SEJARAH PERENCANAAN PEDESTRIAN DI JAKARTA
Ratu Arum Kusumawardhani;
Karya Widyawati
Lakar: Jurnal Arsitektur 2020: Edisi Khusus Agustus
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (422.293 KB)
|
DOI: 10.30998/lja.v0i0.7005
Ketika manusia bertinggal di suatu kota, ia harus mendapatkan akses yang mudah untuk berpindah ke segala penjuru. Kota selalu berkembang begitu pula sistem jaringan yang ada di dalamnya, tetapi kebutuhan manusia untuk berpindah dengan menggunakan kaki akan selalu ada. Jalur pedestrian menjadi sistem jaringan untuk perpindahan tersebut dan keberadaannya juga turut berkembang mengikuti kebutuhan dan pertumbuhan kota. Tulisan ini mengulas bagaimana perkembangan perencanaan jalur pedestrian di Jakarta dari masa ke masa melalui pendekatan aspek kesejarahan. Paradigma apa saja yang melatari perencanaan jalur pedestrian di tiap periode dan prioritas yang diambil oleh pemegang keputusan pada tiap masa. Perkembangan seperti apa yang terjadi yang membawa Jakarta semakin dekat ke arah kota yang ramah bagi para pejalan kaki dan menjadikan jalur pedestrian di Jakarta menjadi ruang aspirasi masyarakatnya. Metode interpretasi digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data berita daring sebagai sumber utama. Proses yang terjadi di Kota Jakarta ini penting untuk diketahui mengingat posisinya sebagai ibu kota negara dan setiap perencanaan serta kebijakan yang terjadi akan selalu menjadi barometer perencanaan dan kebijakan bagi kota kota lain di Indonesia.
Perancangan Workshop dan Galeri Seni Rupa dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Jakarta Selatan
Misbahudin Misbahudin;
Soepardi Harris;
Karya Widyawati
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 1, No 1 (2018): Lakar: Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1289.655 KB)
|
DOI: 10.30998/lja.v1i1.3168
Berisi tentang pendekatan dalam proses perancangan untuk menciptakan sebuah bangunan galeri seni rupa yang bisa menjadi daya tarik masyarakat.
PERANCANGAN STASIUN TANAH ABANG DENGAN METODE TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)
Mustofa Mustofa;
Karya Widyawati;
Indah Yuliasari
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 2, No 2 (2019): Lakar : Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1213.685 KB)
|
DOI: 10.30998/lja.v2i2.4993
Stasiun Tanah Abang merupakan stasiun besar di Jakarta dengan kawasan pusat kegiatan primer dan merupakan stasiun transit yang menghubungkan kota Tanggerang, Bogor dan Jakarta Pusat. Pertumbuhan penumpang yang setiap tahunnya terus bertambah dan perkembangan sistem transportasi di Jakarta seperti; MRT, LRT, dan KA – bandara, menuntut pelayanan sistem transportasi di stasiun Tanah Abang dapat terpenuhi bagi masyarakat pengguna jasa kereta api. Pengembangan dengan sistem beroientasi transit dengan metode Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep pengembangan sistem terintergrasi dengan moda transportasi masal lainya agar dapat mempercepat waktu transit dan menunjang mobilitas masyarakat menuju perkantoran dan pusat kegiatan ekonomi lainnya.
PERENCANAAN RESORT HOTE DI PANTAI MENGANTI KEBUMEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN
Teguh Heru Winarso;
Atie Ernawati;
Karya Widyawati
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 2, No 01 (2019)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1410.806 KB)
|
DOI: 10.30998/lja.v2i01.3290
E. Keindahan pantai Menganti memiliki kondisi alamnya yang cukup potensial untuk di jual kepada wisatawan,namun obyek wisata tersebut belum di kemas dalam paket wisata yang profesional seperti tidak adanya sarana akomodasi di kawasan tersebut. Melihat kondisi ini perlu adanya upaya peningkatan sarana akomodasi guna lebih memperbanyak jumlah wisatawan yang menginap. Masih banyak peluamg obyek dan daya tarik wisata yang dapat digali daro Pantai Menganti,mengingat fasilitas yang tersedia saat ini masih minim terutama pada sarana akomodasi sehingga dengan kehadiran resort hotel ini maka menjadi peluang investasi dalam rangka pengembangan obyek wisata pantai Menganti. Tujuan penelitian adalah untuk merencanakan sarana akomodasi berupa Resort Hotel di Pantai Menganti dengan menggunakan tema terasering karena letak dari resort ini yang berada di perbukitan, selain itu penulis berharap agar pembaca lebih memahami isi dari penelitian ini.Metode perancangan dengan menggunakan arsitektur modern sehingga akan menambah daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara sehingga mampu meningkatkan bidang pariwisata di Kebumen terutama pantai Menganti
PENGEMBANGAN KAMPUS BNGKEL TEATER W.S RENDRA DI KOTA DEPOK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR
Ahmad Rizky Chaidir;
Karya Widyawati;
Nia Suryani
Lakar: Jurnal Arsitektur 2020: Edisi Khusus Agustus
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1014.71 KB)
|
DOI: 10.30998/lja.v0i0.7072
Pengembangan kampus Bengkel Teater W.S Rendra di Kota Depok Dengan Pendekatan Arsitektur Neovernakular yaitu suatu bangunan cagar budaya yang kembangkan oleh sang Sastrawan Dr. Willibrordus Surrendra Broto Rendra, SS., M.A atau di kenal sebagai W.S Rendra. Bengkel Teater itu sendiri berperan sebagai wadah perestarian seni theater bagi seniman maupun masyarakat dan pelajar. Wadah yang menyediakan sarana pelatihan sanggar tari, theater, event-event kebudayaan seni sangat berpengaruh bagi masyarakat local, dengan menerapkan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular yang bernuansakan budaya local setempat yang menghasilkan sumber ilmu pengetahuan seni budaya dan kerharmonisan setiap budaya local setempat dalam bangunan Bengkel Teater W.S Rendra ini, perlu adanya konsep yang selaras agar tercapai suatu bangunan yang mampu memberikan pemberajaran dan keharmonisan pada wilayah bangunan sekitar.
Perancangan Pusat Batik Pesisir dengan Pendekatan Arsitektur Eklektik di Lasem
Kunardi Kunardi;
Karya Widyawati;
Ukti Lutvaidah
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 2, No 2 (2019): Lakar : Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1633.759 KB)
|
DOI: 10.30998/lja.v2i2.5371
Kota Lasem merupakan salah satu pusat industri batik pesisir dengan wilayah strategis di Pantai Utara Pulau Jawa, dengan adanya Perencanaan Pusat Batik Pesisir di Lasem diharapkan akan dapat mewadahi aktivitas perdagangan batik bagi pengrajin batik di Lasem, menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda sebagai penerus pengrajin batik, serta menjadi tempat edukasi dan rekreasi bagi pengunjung. Selain sebagai pusat industri batik, Lasem juga dikenal dengan kota Pecinan, untuk menjadikan Pusat Batik Pesisir sebagai landmark kota Lasem, maka konsep yang diambil dalam perancangan bangunan ini adalah Arsitektur eklektik yaitu mencampurkan antara gaya Pecinan dan gaya Modern.
PERANCANGAN RUMAH SAKIT PARU-PARU KELAS A DI JAKARTA TIMUR: KONSEP ARSITEKTUR ORGANIK
Muhamad Adiallah Hafiz;
Rita Laksmitasari Rahayu;
Karya Widyawati
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 3, No 2 (2020): Lakar: Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (871.048 KB)
|
DOI: 10.30998/lja.v3i2.7160
Kecenderungan meningkatnya angka penderita Tuberculosis (TBC) sebagai salah satu penyakit paru paru di Jakarta. Jakarta belum memiliki rumah sakit khusus paru paru, maka DKI Jakarta membutuhkan rumah sakit khusus paru-paru. Selain besarnya angka penderita penyakit paru paru di Jakarta sebagai Ibukota negara Indonesia dan memungkinkan rumah sakit khusus paru paru direncanakan di Jakarta maka Rumah Sakit Khusus Paru paru direncanakan dengan klasifikasi kelas A. Fasilitas kesehatan ini memadai baik dalam kapasitas, kualitas dan kuantitas. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dan metode perancangan menggunakan konsep arsitektur organik. Penggunaan konsep arsitektur organik mampu membantu meningkatkan kesembuhan pasien. Penerapan konsep organik dipilih karena mengacu pada keselarasan dengan alam sekitarnya, menciptakan satu kesatuan yang harmonis, dapat bertahan sepanjang waktu dengan bentuknya yang dinamis dengan alam. Hasil penelitian dan perancangan ini tersebut menjadikan konsep organik memiliki kecocokan yang baik apabila diterapkan dalam bangunan pelayanan kesehatan terutama rumah sakit paru-paru dalam segi konsep yang diterapkan dalam desainnya.
Pattern Language dan Quality Without Name pada Resto Bangi Kopitiam Kota Tua Jakarta
Nia Suryani;
Fery Mulya Pratama;
Karya Widyawati
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 1, No 1 (2018): Lakar: Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (938.03 KB)
|
DOI: 10.30998/lja.v1i1.3106
Resto Bangi Kopitiam Kota Tua Jakarta seolah mengembalikan puing-puing kisah di masa lalu saat kawasan ini banyak digunakan sebagai pusat pemerintahan kolonial. Bangi Kopitiam berhasil menggugah rasa dan membentuk sebuah kualitas yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata namun selalu merindukan untuk dikunjungi atau dikenal dengan quality without name. Kualitas yang dihadirkan selain memanggil memori di masa penjajahan serta sebagai tempat menghabiskan waktu luang (sebagai resto) dan mengingatkan kita bahwa bangunan tua ini adalah aset yang tak lekang oleh waktu juga selalu meminta untuk dijaga dan dirawat dari segala hal yang mengancam termasuk bencana. Saat mengunjungi tempat ini, selalu ada rasa takut kehilangan. Quality without name seolah tak bisa digambarkan namun bisa dirumuskan ke dalam sebuah bahasa pola atau pattern language. Bahasa pola ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam merancang sebuah ruang publik sebagai produk arsitektur yang dapat menggugah rasa dan selalu dirindukan untuk dikunjungi.
PERANCANGAN GEDUNG CONVENTION HALL DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL DI KABUPATEN PURWAKARTA
Novita Novita;
Karya Widyawati;
Marselly Dwiputri
Lakar: Jurnal Arsitektur 2020: Edisi Khusus Agustus
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (729.791 KB)
|
DOI: 10.30998/lja.v0i0.7073
Tujuan Perancangan Gedung Convention Hall dengan pendekatan arsitektur kontekstual di Kabupaten Purwakarta yaitu sebagai wadah fasilitas gedung-gedung pertemuan yang mencukupi dari segi kapasitas serta gedung yang representatif sebagai fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan-kegiatan seminar, pameran, pertunjukan/pagelaran seni dan pertukaran informasi yang akan menjadikan Kabupaten Purwakarta semakin meningkat dalam bidang pembangunan. Metode perancangan yang dipilih dalam pembangunan Convention Hall di Kabupaten Purwakarta adalah metode kontekstual yaitu metoda desain yang mempertimbangkan dan memberikan tanggapan terhadap berbagai karakter di sekitarnya (lingkungan) tanggapan terhadap konteks lingkungan meliputi, gaya arsitektur lokal, struktur lingkungan fisik, iklim dan budaya (culture) masyarakat (ikhwanuddin, 2004:158).