Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pembangunan Model Tiga-Dimensi Candi Borobudur dengan Ragam Tingkat Kedetilan (Multilevel of Detail) Menggunakan Foto Udara Format Kecil dan Foto Rentang Dekat Muhammad Mukhlisin; Deni Suwardhi; Agung Budi Harto
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Candi Borobudur merupakan peninggalan yang berharga bagi dunia. Bahkan pemerintah Indonesia dan UNESCO telah beberapa kali mengambil langkah untuk perbaikan monumen ini dalam proyek besar antara tahun 1975 dan 1982. Untuk turut melestarikan bangunan bersejarah ini metode yang dapat digunakan dengan cara memodelkan kompleks candi Borobudur. Untuk pembuatan model permukaan bumi dari candi Bororbudur dapat menggunakan teknik foto udara format kecil menggunakan pesawat tanpa awak sebagai wahana pengambilan gambar. Pesawat tersebut dipasangi kamera digital format kecil yang kemudian dikendalikan dengan sistem kendali jarak jauh. Kemudian dari gambar yang telah diperoleh dibentuklah model dengan menggunakan persepsi kedalaman dan prinsip kesegarisan. Sedangkan untuk pemodelan 3D bagian candi lainya seperti patung, relief dan stupa dapat menggunakan teknik fotogrametri rentang dekat yang menggunakan prinsip yang serupa dengan teknik foto udara. Kemudian dengan menggabungkan kedua hasil diatas didapatkanlah model 3D dengan ragam tingkat kedetilan. Dengan menggunakan model ini sebagai rujukan dalam perawatan candi Borobudur, rekonstruksi dari bentukan candi Borobudur khususnya pada saat diadakan pemugaran ataupun pada saat terjadi bencana alam yang menyebabkan bagian candi rusak dan harus direkonstruksi kembali dapat dilakukan.
Pembuatan Peta Zonasi Risiko Tsunami Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Wilayah Pesisir Pangandaran Muhammad Nurul Fahmi; Ketut Wikantika; Agung Budi Harto
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Pada tahun 2007 telah terjadi tsunami berskala kecil yang menerjang wilayah pesisir Kabupaten Pangandaran. Meskipun begitu setidaknya tsunami tersebut mengakibatkan 500 korban jiwa. Banyaknya korban jiwa disebabkan kekurangsiapan masyarakat terhadap bencana tsunami. Kekurangsiapan ini dipengaruhi oleh belum meratanya tindakan mitigasi bencana tsunami. Salah satu upaya mitigasi yang diperlukan berupa peta zonasi risiko tsunami. Peta risiko tsunami pada penelitian ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana dengan beberapa modifikasi. Berdasarkan peraturan tersebut ditentukan beberapa parameter seperti tingkat ancaman, kerentanan, kapasitas, dan risiko bencana tsunami. Untuk memperoleh peta kerentanan pada penelitian ini dilakukan penghitungan kepadatan penduduk menggunakan metode land use density. Metode ini menggunakan data citra Quickbird sebagai sumber data utama. Selain itu pada penelitian ini juga digunakan data Digital Elevation Model (DEM). Kemudian ditambahkan data jarak dari garis pantai sebagai modifikasi untuk mengetahui zonasi ancaman tsunami. Peta risiko tsunami yang dihasilkan menunjukkan bahwa wilayah pesisir Pangandaran menjadi wilayah yang berisiko terkena tsunami. Untuk menentukan zona kapasitas digunakan data kapasitas bencana tsunami di wilayah penelitian. Dari peta zonasi risiko tsunami diperoleh bahwa Desa Pananjung merupakan desa yang memiliki tingkat risiko paling tinggi yang 81,20% wilayahnya memiliki tingkat risiko tinggi. Sedangkan Desa Cintakarya merupakan desa yang memiliki tingkat risiko paling rendah dengan 96,85% wilayahnya memiliki tingkat risiko rendah.
The Potential of Remote Sensing Data for Oil and Gas Exploration in Indonesia: a Review Tri Muji Susantoro; Suliantara; Agung Budi Harto; Herru Lastiadi Setiawan; Gatot Nugroho; Danang Surya Candra; Adis Jayati; Sayidah Sulma; M Rokhis Khomarudin; Rahmat Arief; Ahmat Maryanto; Yohanes Fridolin Hestrio; Kurdianto
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 46 No. 1 (2023): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/scog.46.1.317

Abstract

Oil and gas are important commodities in Indonesia and remain the main source for energy in various sectors. Therefore, the government aim to produce 1 million barrels of oil per day (BOPD) by 2030. To achieve this goal, exploration work is needed to discover new reserves and maintain production in existing fields. This study reviews the experience of oil and gas exploration in Indonesia using remote sensing data and the potential of using remote sensing data for oil and gas exploration through surface anomalies. Surface anomalies are changes or deviations that occur on the surface as the result of the presence of oil and gas underneath. These anomalies included vegetation growing stunted, yellowing or dying, changes in the quantity and composition of clay minerals, iron oxide, increased concentrations of hydrocarbons, helium, radon, carbon dioxide, microbes, and the presence of paraffin dirt formation, as well as geomorphological changes. This study aims to assess and explain the capabilities of remote sensing data in Indonesia for oil and gas exploration. The results show that remote sensing can be used for the initial exploration of oil and gas by delineating areas of potential oil and gas traps based on topographical anomalies and geological mapping integrated with gravity data and increasing confidence in the presence of oil and gas in the subsurface based on surface anomalies. These results are expected that the usefulness of remote sensing can be used to support oil and gas exploration in Indonesia and can be recognized and used for oil and gas activities by utilizing existing methods and discovering methods for data processing and their applications.