Articles
PERKEMBANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI ANAK USIA MI
Darmiah Darmiah
PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Prodi PGMI FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh bekerjasama dengan PW PERGUNU Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/pjp.v8i2.6230
Perasaan dan emosi adalah bagian dari keseluruhan aspek psikis manusia. Sebagai fungsi psikis perasaan dan emosi mempunyai pengaruh terhadap fungsi psikis yang lain seperti, pengamat, tanggapan ,pemikiran dan kemauan.Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian.Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah pada seseorang ataupun takut terhadap sesuatu. Emosi terbagi menjadi dua yaitu, emosi negative dan emosi positif. Emosi tersebut akan terlihat dari pengalaman, pengamatan, dan tanggapannya. Emosi manusia mengalami perkembangan yang dimulai sejak lahir hingga dewasa.Dengan bertambahnya usia anak, reaksi emosinyapun akan semakin beragam.Tak sulit bagi orang tua untuk menggali berbagai reaksi emosi anak. Tapi yang paling penting adalah menyikapi emosi anak dengan tepat.Seorang anak dalam perkembangan memiliki banyak keunikan yang terkadang mengejutkan .keunikan dalam perkembangan tersebut sulit dimengerti oleh orang dewasa.Sehingga banyak kejadian orang tua bersikap kasar kepada anaknya ketika anak memunculkan beberapa sifat khasnya.
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH LANJUTAN MENENGAH ATAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBANGUNAN KARAKTER
Darmiah Darmiah
PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Prodi PGMI FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh bekerjasama dengan PW PERGUNU Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/pjp.v6i1.3365
Strategi pembelajaran adalah suatu hal yang penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi ini idealnya dipilih sesuai dengan sifat atau karakter materi pelajaran itu sendiri. Pendidikan Agama Islam adalah satu salah mata pelajaran wajib di sekolah lanjutan menengah atas. Tujuan utama mata pelajaran ini adalah untuk membekali siswa dengan nilai-nilai ajaran Islam sehingga anak didik memiliki karakter yang islami. Pendidikan agama memiliki strategi yang tersendiri disamping strategi-strategi yang umum digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran lain. Disamping itu pelajaran agama Islam juga memiliki tujuan khusus dalam pembentukan sikap disamping mencerdaskan akal. Sedangkan dalam mengevaluasi keberhasilannya pembelajaran agama Islam juga tidak hanya menilai kemampuan kognitif dan psiokomor saja, tetapi penilaian sikap lebih dipentingkan. Hal dapat dilakukan melalui teknik non test.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERDAPAT DALAM KISAH UWES AL QARNI
darmiah darmiah
PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Prodi PGMI FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh bekerjasama dengan PW PERGUNU Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/pjp.v7i2.3867
Rumah Merupakan tempat pendidikan pertama bagi pewarisan anak, karakter pertama kali dibentuk oleh orang tua termasuk pengetahuan anak tentang Ketuhanan. Apabila orang tua berkata lembut kepada anak , maka anak juga demikian terhadap orang tuanya.Namun jika orang tua terbiasa berkata kasar kepada anaknya, maka besar kemungkinan anak juga akan demikian.Ada suatu kisah dalam Islam yang menarik untuk dipelajari nilai-nilai pendidikan yang terkait dengan birrul walidain. Uwes Al-Qarni adalah seorang pemuda yang tinggal di kota Yaman. Dia lahir ketika peristiwa hijrah Rasulullah saw. Ke Madinah. Dia hidup yatim bersama ibunya yang sangat mencintainya dan dicintainya. Uwes Al-Qarni adalah sosok pemuda yang mempunyai kepribadian yang baik. Tidak pernah menyakiti orang lain dan suka menolong tetangganya.Uwee Al-Qarni adalah orang yang jujur, Zuhud dan juga orang yang menyembunyikan keistimewaannya.Dia lebih suka dalam keadaan biasa-biasa saja.Tetapi berbakti kepada ibunya selalu dilasanakan sesuai dengan yang diperintahkan ibunya.Uwe Al-Qarni juga seorang yang sangat hormat dan taat kepada ibunya , sebagian hidupnya dihabiskan untuk merawat dan mendampingi ibunya yang sangat dia sayangi.Dalam kisah Uwes Al-Qarni terdapat beberapa nilai-nilai pendidikan yaitu,berbicara lemah lembut terhadap kedua orang tua,bersikap baik terhadap keduanya, dan juga ikhlas dalam menghadapi segala cobaan.
Konsep Belajar Menurut Islam
Darmiah Darmiah
PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Prodi PGMI FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh bekerjasama dengan PW PERGUNU Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/pjp.v5i1.162
Dalam perspektif Islam, kecakapan yang konstruktif ini bisa dilihat misalnya, individu yang tidak mampu atau belum bisa melaksanakan wudhu dan shalat. Setelah melalui proses belajar, individu yang bersangkutan menjadi terampil dan terbiasa melaksanakan wudhu dan shalat1. Cara pembentukan sikap berbeda dengan cara pembentukan kebiasaan. Untuk membentuk kebiasaan dapat dilakukan melalui latihan, meniru dan pengulangan secara terus menerus2. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar perspektif psikologi, dalam konteks Islam maknanya lebih dalam, karena perubahan perilaku dalam Islam indikatornya adalah akhlak yang sempurna. Akhlak yang sempurna mesti dilandasi oleh ajaran Islam. Dengan demikian, perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah perilaku individu muslim yang paripurna sebagai cerminan dari pengamalan terhadap seluruh ajaran Islam. Dalam pendidikan Islam, proses belajar yang pertama bisa kita lihat pada kisah Nabi Adam di mana Allah mengajarkan berbagai nama benda kepadanya. Dalam Alqur‟an dijelaskan bahwa Allah Swt. telah mengajarkan kepada Nabi Adam tentang nama-nama benda, tabiat dan sifat-sifatnya, dan Adam disuruh mengulangi pelajaran tersebut di hadapan para Malaikat. Peristiwa yang terjadi pada Nabi Adam ditegaskan dalam surat Al-Baqarah: 33 yang artinya: “Wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini……†Teori pengulangan sebagai salah satu teori belajar telah dinyatakan dengan jelas dalam Alqur‟an di mana Allah Swt. menyuruh Adam mengulangi menyebut nama-nama benda. Hal yang sama juga terjadi ketika Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk membaca. Secara berulang-ulang Allah Swt. menyebut kata “Iqra†dan memerintahkan Nabi Muhammad mengulanginya (Thohirin, 2005: 56).
Perkembangan Pendidikan Anak Usia Balita
Darmiah Darmiah
PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Prodi PGMI FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh bekerjasama dengan PW PERGUNU Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/pjp.v4i1.154
Bayi yang baru lahir dan sehat itu dengan cepat belajar menyesuaikan dirinya, dan melakukan tugas-tugas perkembangan tertentu. Ada tugas-tugas aktivitas yan harus dilatihnya setiap waktu, agar bayi/anak mampu melakukan adaptasi social (penyesuaian diri terhadap lingkungan social) dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.1 Begitu lahir bayi belajar pengenalan ajaran agama dengan cara isyarat yang dilakukan oleh orang tuanya yang ditemukan dalam penjelasan kitab-kitab pendidikan agama yaitu memperdengarkan Azan dan Iqamat saat dia lahir.2 Nah di sini jelas bahwa anak baru lahir sudah mentauhidkan Allah SWT dengan kalimat Azan dan Iqamat.
PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA MI
Darmiah Darmiah
PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Prodi PGMI FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh bekerjasama dengan PW PERGUNU Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/pjp.v9i1.7151
Perkembangan kognitif anak usia MI adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, menalar, berpikir, dan berbahasa. Proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak-kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal. Jadi intinya perkembangan kognitif anakusia MI harus disesuaikan dengan kemampuan belajar dan menerima pembelajaran dari setiap pendidik. Pendidik pun harus dapat menyesuaikan sampai dimana kemampuan otak para peserta didik dapat menerima pembelajaran, jadi jangan sampai materi yang jauh di atas kemampuan mereka membuat motivasi belajar dan merusak struktur kognitif mereka.
HAKIKAT ANAK DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Darmiah Darmiah
Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam Vol 11, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/jm.v11i1.9333
Etymologically, students are students who are taught science. In terminology, students are students or individuals who experience developmental changes so that they still need guidance and direction in shaping their personality and as part of the structural education process. Students are one of the important components in an Islamic education process. Learners are people who take part in the educational process. These people take part in a certain system or type of education to grow and develop themselves. There are also those who define students as people who study in educational institutions, can be referred to as students, students, or students. Formally students are people who are in a phase of growth and development both physically and psychologically, growth and development are characteristics of a participant. students who need guidance from an educator. Growth involves physical, psychological development. Learners seeking the values of life must receive full guidance from educators because according to Islamic teachings when children are born weak and holy/fitrah, the natural surroundings will give color to the values of life. on the religious education of students
Pendidikan Menurut Ibnu Maskawaih
Darmiah Darmiah
Jurnal Mudarrisuna: Media Kajian Pendidikan Agama Islam Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/jm.v1i1.4152
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MIN LAMTAMOT ACEH BESAR
Aida Oktariza;
Misbahul Jannah;
Darmiah Darmiah
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 5, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK V 2017
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (286.62 KB)
|
DOI: 10.3126/pbio.v5i1.2209
Penggunaan model yang tepat dalam proses belajar mengajar akan menjadikan suasanan belajar yang menyenangkan. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru diharapkan dapat memberikan pengajaran yang mudah dipahami oleh siswa. Untuk itu perlu diterapkan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan dapat menyelesaikan permasalahan dalampembelajaran IPA. Salah satu model yang digunakan dalam pelajaran IPA adalah model Kooperatif Tipe Think Pair Share. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui aktivitas guru dengan menggunakan model kooperatif tipe think pair share, (2) Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe think pair share, (3) Untuk hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe think pair share pada materi sumber daya alam kelas IV semester Genap. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan subjek siswa kelas IV MIN Lamtamot Aceh Besar tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 24 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi (guru dan siswa) dan soal tes hasil belajar dengan menggunakan analisis rumus persentase. Berasarkan hasi analisis data penelitian didapatkan bahwa (1) Aktivitas guru pada siklus I sebesar 57,77% berada pada katagori cukup, dan meningkat pada siklus II sebesar 73% (katagori baik), (2) Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 58,88% berada pada katagori cukup, dan meningkat pada siklus II sebesar 72% (katagori baik), (3) Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 66,66% katagori cukup, dan meningkat pada siklus II sebesar 83,33% (katagori baik). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada pelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MIN Lamtamot Aceh Besar sudah tercapai.
Hakikat Metode dalam Pendidikan Islam
Darmiah Darmiah
Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/jm.v12i2.14775
This method is the most appropriate way to determine the goal. Mastering the method will facilitate the path to achieving all goals, including Islamic education. In this case the method is a very important tool that can be used to achieve educational goals, so teachers need to understand the types of methods that support learning. The term method consists of two words, meta and hodos. Meta means pass and hodos means way. Therefore, this method can be understood as a path that must be taken to achieve a certain goal. In Al-Ghazali's view which is basically empirical, this is reflected in the desired way to emphasize the attitudes and behavior of educators in education, including: Teachers must love their students like their own children. Teachers do not expect a salary from their homework. Teachers should advise students to approach Allah SWT instead of studying for pride or personal gain. Teachers should encourage students to seek useful knowledge. Knowledge that can bring happiness in the hereafter is religious knowledge. The teacher must be a good example and a beautiful example in the eyes of students, just as children like to imitate their behavior.