Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

THE PRODUCTION OF BREADFRUIT FLOUR: EFFECT OF HEATER TEMPERATURE TO THE DRYING RATE AND TIME OF THE BREADFRUIT Sari, Denni Kartika; Lestari, Retno Sulistyo Dhamar
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 6, No 1 (2017): June 2017 [Nationally Accredited]
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v6i1.7168

Abstract

The composition of mineral and vitamin from breadfruit is particularly known of having benefits compared to rice which is a main source of carbohydrate consumed by societies. The process of drying is one of the factors that affects foodstuffs quality. The aim of this research was to provide an understanding of drying phenomena from data experiment and discover the influence of drying air temperature to breadfruit drying time and rates. This research was conducted in several stages which are material preparation (breadfruit) by through downsizing process, then weigh the material (breadfruit) once every 5 minutes on each drying air  temperature variations (50 ºC, 60 oC, 70 oC, and 80 oC). The research were conducted using breadfruit with the best drying time which is obtained at 60 0C for 100 minutes. The lowest water content obtained was 0.4%, while the highest drying rate was 0.00144 Kg2/m2.s at 80 ºC of temperature.
Pembuatan dan Karaktersasi Karbon Aktif Tempurung Kelapa dengan Aktivator Asam Fosfat serta Aplikasinya pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas Dhamar Lestari, Retno Sulistyo; Sari, Denni Kartika; Rosmadiana, Afriyanti; Dwipermata, Bening
TEKNIKA Vol 12, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nilai guna tempurung kelapa dapat ditingkatkan dengan menjadikannya sebagai bahan baku dalam pembuatan karbon aktif yang dapat digunakan sebagai adsorben dalam proses pemurnian minyak goreng bekas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk karakterisasi produk karbon aktif tempurung kelapa sesuai Standar Industri Indonesia No.0258-79 meliputi uji kadar zat mudah menguap, kadar air, kadar abu, dan kadar karbon terikat serta menentukan pengaruh ukuran partikel karbon aktif terhadap proses adsorpsi minyak goreng bekas. Metode penelitian meliputi pembuatan dan uji karbon aktif menggunakan furnace electric serta analisa bilangan asam pada minyak goreng sebelum dan sesudah adsorpsi. Hasil terbaik diperoleh pada karbon aktif 80 mesh pada konsentrasi asam fosfat 8% dengan kadar zat mudah menguap 2,9%, kadar air 1%, kadar abu 0,34%, dan kadar karbon terikat 96,7% serta penurunan bilangan asam menjadi 0,56 mgKOH/g. Adapun perbandingan luas permukaan karbon aktif sebelum aktivasi yaitu 46,247 m2/g, sedangkan setelah aktivasi sebesar 61,821 m2/g.
Pengrauh Ekstraksi Berbantu Gelombang Ultrasonik dan Variasi Pengeringan terhadap Sintesis Nanopartikel Perak Sari, Denni Kartika; Dhamar Lestari, Retno Sulistyo; Kustiningsih, Indar
TEKNIKA Vol 12, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nanopartikel perak memiliki karakteristik yang unik dan dapat diaplikasikan pada berbagai bidang seperti obat,katalisis,industry tekstil maupun pada bidang pengolahan limbah. Tujuan dari penelitian ini adalah biosintesis hijau dari nanopartikel perak menggunakan rumput laut Kappahycus alvarezi/Eucheuma Cottonii. Biosintesis nanopartikel dari bahan natural dari AgNPs memiliki banyak keuntungan diantaranya biosintesis AgNPs dari bahan alam lebih stabil, dan dapat mengurangi ion perak dalam pembentukan nanopartikel perak. Penggunaan gelombang ultrasonik diharapkan dapat meningkatkan yield dan mempersingkat waktu ekstraksi, penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan tahap pertama ekstraksi rumput laut dengan pengeringan oven adalah memvariasikan waktu 2,4,6, dan 8 menit, rasio ekstrak rumput laut dan AgNO3 1:10,1:151:20 , tahap kedua ekstraksi rumput laut dengan pengeringan sinar matahari memvariasikan waktu 2,4,6, dan 8 menit, rasio ekstrak rumput laut dan AgNO3 1:10,1:151:20. Tahap ketiga selanjutnya sebagai pembanding adalah sintesis nanopartikel perak dengan maserasi dan pemanasan dengan perbandingan 1:10,1:15 dan 1:20 . hasil menunjukan pada keseluruhan tahapan dan variasi menunjukkan terbentuknya ion perak dengan range panjang gelombang antara 210 hingga 310 nm. Namun belum membuktikan keberadaan nanopartikel perak. Hasil pengujian (Scanning Electron Microscopy) SEM menunjukkan ukuran partikel mencapai 20μm setelah dicoating. Hasil uji kandungan total fenolik terbaik pada pengeringan berbantu sinar matahari dengan lama ekstraksi berbantu ultrasonic selama 15 menit 0,02302 mg GAE/ekstrak.
Pengaruh Laju Alir Udara Pengering Terhadap Pengeringan Kulit Manggis Sari, Denni Sulistyo; Dhamar Lestari, Retno Sulistyo
TEKNIKA Vol 12, No 1 (2016): Juni
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit buah manggis diketahui memiliki banyak manfaat dalam dunia pengobatan dan kesehatan. Pengeringan merupakan proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah yang relatif kecil dari material dengan menggunakan panas. Penelitian ini inidilakukan untuk membandingkan pengaruh laju alir udara terhadap laju pengeringan kulit manggis dengan variasi tekanan udara 16,5 mmH2O, 20 mmH2O, 23,5 mmH2O dan 27 mmH2O. Metode yang dilakukan dalam studi ini menggunakan alat pengering dengan suhu pengeringan 110 ℃ dan sampel kulit manggis dengan massa 50 gram. Pengurangan kadar air dalam kulit manggis diamati setiap 3 menit. Hasil dari studi ini di dapatkan nilai massa sampel setelah pengeringan pada tekanan udara 16,5 mmH2O, 20 mmH2O, 23,5 mmH2O dan 27 mmH2O masing masing 18,1 gram, 20,3 gram, 20,3 gram dan 222,2 gram, dengan waktu pengeringan masing masing selama 186 menit, 150 menit, 150 menit dan 144 menit dan kadar airnya masing-masing turun dari 62,8 % (basis basah) menjadi 2,76% , 8,37% , 8,37% , 16,22%. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa semakin besar laju alir udaranya, maka laju pengeringan pun akan semakin besar.
Pengaruh Penambahan Surfaktan terhadap Karakteristik Mikrokapsul Melamin Urea Formaldehid Dhamar Lestari, Retno Sulistyo; Sari, Denni Kartika
TEKNIKA Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mikroenkapsulasi merupakan salah satu cara untuk mengatur pelepasan bahan aktif dan melindungi bahan aktif yang dapat melarut secara konvensional dengan pelapisan dari bahan semi permeable, tidak larut dalam air, atau bahan berpori yang permeable. Dengan mengatur ketebalan dari dinding mikrokapsul, difusi dari senyawa aktif yang dienkapsulasi dapat terkontrol. Penelitian ini terfiri dari 2 tahap, yaitu pembuatan resin melamin urea formaldehid dan pembuatan mikrokapsul. Yang dipelajari dari penelitian ini adalah mendapatkan karakter dari mikrokapsul Melamin Urea Formaldehid (MUF) yang dibuat dengan kondisi proses yang berbeda.Pembuatan mikrokapsul MUF dilakukan dengan metode in-situ polimerisasi pada suhu 50 ˚C, pH 3, waktu homogenisasi 30 menit, dan waktu mikroenkapsulasi 2 jam dengan bahan yang digunakan terdiri dari larutan resin prepolimer melamin urea formaldehid, diazinon, minyak kelapa sawit, serta surfaktan sodium dodecyl sulfat (SDS) dan polivinil alkohol (PVA). Karakterisasi terhadap produk mikrokapsul yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrokapsul MUF memiliki kisaran diameter 50 sampai 160 μm. Tanpa penambahan surfaktan, hasil mikrokapsul memiliki ketebalan 13,8 μm dan dengan penambahan SDS dan PVA tebal mikrokapsul yang dihasilkan sebesar 7,55 μmKata kunci : mikroenkapsulasi, mikrokapsul melamin urea formaldehid, diazinon
Pengaruh Suhu dan Waktu Pengeringan terhadap Mutu Rumput Laut Kering Sari, Denni Kartika; Kustiningsih, Indar; Dhamar Lestari, Retno Sulistyo
TEKNIKA Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai salah satu penghasil rumput laut Eucheuma cottoni terbesar di Dunia maka di perlukan pengembanagn dalam penaganan hasil dari rumput laut yang dihasilkan salah satunya adalah tahap pengeringan rumput laut. Kandungan rumput laut merupakan salah satu bagian yang harus diperhatikan dalam pemrosesesan rumput laut. Mengingat manfaat rumput laut yang luas dalam industri kosmetik, pangan dan obat-obatan.Hasil penelitian ini bertujuan untuk menngetahui waktu dan suhu operasi dalam proses pengeringan serta memahami proses pengeringan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan massa kering rumput laut dalam 150 gram sebesar 12,75 gram serta kondisi optimum dalam proses pengeringan rumput laut, yaitu lama waktu pengeringan 4 jam dengan suhu 65 oC yang dinyatakan dengan nilai moisture content sebesar 0,16 kg H2O/kg RL dengan laju pengeringan sebesar 3,63 kg H2O/m2.jam dan sisa kadar air dalam rumput laut sebesar 1,36%
THE PRODUCTION OF BREADFRUIT FLOUR: EFFECT OF HEATER TEMPERATURE TO THE DRYING RATE AND TIME OF THE BREADFRUIT Sari, Denni Kartika; Lestari, Retno Sulistyo Dhamar
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 6, No 1 (2017): June 2017 [Nationally Accredited]
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v6i1.7168

Abstract

The composition of mineral and vitamin from breadfruit is particularly known of having benefits compared to rice which is a main source of carbohydrate consumed by societies. The process of drying is one of the factors that affects foodstuffs quality. The aim of this research was to provide an understanding of drying phenomena from data experiment and discover the influence of drying air temperature to breadfruit drying time and rates. This research was conducted in several stages which are material preparation (breadfruit) by through downsizing process, then weigh the material (breadfruit) once every 5 minutes on each drying air  temperature variations (50 ºC, 60 oC, 70 oC, and 80 oC). The research were conducted using breadfruit with the best drying time which is obtained at 60 0C for 100 minutes. The lowest water content obtained was 0.4%, while the highest drying rate was 0.00144 Kg2/m2.s at 80 ºC of temperature.
PEMBUATAN DAN KARAKTERSASI KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA DENGAN AKTIVATOR ASAM FOSFAT SERTA APLIKASINYA PADA PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS Retno Sulistyo Dhamar Lestari; Denni Kartika Sari; Afriyanti Rosmadiana; Bening Dwipermata
Jurnal Teknika Vol 12, No 2 (2016): Edisi November 2016
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v12i2.6607

Abstract

Nilai guna tempurung kelapa dapat ditingkatkan dengan menjadikannya sebagai bahan baku dalam pembuatan karbon aktif yang dapat digunakan sebagai adsorben dalam proses pemurnian minyak goreng bekas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk karakterisasi produk karbon aktif tempurung kelapa sesuai Standar Industri Indonesia No.0258-79 meliputi uji kadar zat mudah menguap, kadar air, kadar abu, dan kadar karbon terikat serta menentukan pengaruh ukuran partikel karbon aktif terhadap proses adsorpsi minyak goreng bekas. Metode penelitian meliputi pembuatan dan uji karbon aktif menggunakan furnace electric serta analisa bilangan asam pada minyak goreng sebelum dan sesudah adsorpsi. Hasil terbaik diperoleh pada karbon aktif 80 mesh pada konsentrasi asam fosfat 8% dengan kadar zat mudah menguap 2,9%, kadar air 1%, kadar abu 0,34%, dan kadar karbon terikat 96,7% serta penurunan bilangan asam menjadi 0,56 mgKOH/g. Adapun perbandingan luas permukaan karbon aktif sebelum aktivasi yaitu 46,247 m2/g, sedangkan setelah aktivasi sebesar 61,821 m2/g.
Microencapsulation of red ginger oleoresin in maltodextrin and carrageenan using spray drying Jayanudin Jayanudin; Retno Sulistyo Dhamar Lestari; Aldi Fathurohman; Seta Dewo
Jurnal Teknika Vol 17, No 2 (2021): Available Online in November 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v17i2.12704

Abstract

The purpose of this study was to determine the encapsulation efficiency and cumulative release of red ginger oleoresin from microcapsules with different wall materials. Red ginger oleoresin was added to the maltodextrin solution, followed by a tween 80. The mixture formed was transferred to a spray dryer for the drying process. Other materials used are carrageenan and a combination of maltodextrin and carrageenan in a ratio of 1:1, 2:1, and 1:2. Red ginger oleoresin microcapsules were analyzed for encapsulation efficiency and release test using phosphate buffer medium pH 7.4, then determine release kinetics using zero-order, first-order, Higuchi model, Korsmeyer-Peppas model, and Peppas-Shalin model. The highest encapsulation efficiency was 78.6%, and the lowest cumulative was 58.46% from microcapsules with a wall material of a mixture of maltodextrin and carrageenan with a ratio of 1:2. The release kinetics best fit the Korsmeyer-Peppas and Peppas-Shalin models with anomalous transport (non-Fickian) and Fickian diffusion release mechanisms. Tujuan penelitian ini adalah menentukan efisiensi enkapsulasi dan kumulatif rilis oleoresin jahe merah dari mikrokapsul dengan bahan dinding yang berbeda-beda. Oleoresin jahe merah ditambahkan ke larutan maltodektrin dilanjutkan denganpenambahan tween 80. Campuran yang terbentuk dialirkan ke spray dryer untuk proses pengeringan. Bahan lain yang digunakan adalah karagenan dan perpaduan maltodektrin dan karagenan dengan rasio 1:1, 2:1, dan 1:2. Mikrokapsul oleoresin jahe merah dianalisis untuk efisiensi enkapsulasi dan uji rilis menggunakan medium buffer fosfat pH 7.4, kemudian menentukan kinetika rilis menggunakan model order nol, order pertama, model Higuchi, model Korsmeyer-Peppas, dan Peppas-Shalin. Efisiensi enkapsulasi tertinggi sebesar 78.6% dan kumulatif terendah sebesar 58.46% dari mikrokapsul dengan bahan dinding perpaduan maltodektrin dan karagenan dengan rasio 1:2. Kinetika rilis dengan fitting terbaik dari model Korsmeyer-Peppas dan Peppas-Shalin dengan mekanisme rilis anomalous (non-Fickian) transport dan Fickian diffusion.
Pengaruh Laju Alir Udara Pengering terhadap Pengeringan Kulit Manggis Denni Kartika Sari; Retno Sulistyo Dhamar Lestari
Jurnal Teknika Vol 12, No 1 (2016): Edisi Juni 2016
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v12i1.6614

Abstract

Kulit buah manggis diketahui memiliki banyak manfaat dalam dunia pengobatan dan kesehatan. Pengeringan merupakan proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah yang relatif kecil dari material dengan menggunakan panas. Penelitian ini ini dilakukan untuk membandingkan pengaruh laju alir udara terhadap laju pengeringan kulit manggis dengan variasi tekanan udara 16,5 mmH2O, 20 mmH2O, 23,5 mmH2O dan 27 mmH2O. Metode yang dilakukan dalam studi ini menggunakan alat pengering dengan suhu pengeringan 110 ℃ dan sampel kulit manggis dengan massa 50 gram. Pengurangan kadar air dalam kulit manggis diamati setiap 3 menit. Hasil dari studi ini di dapatkan nilai massa sampel setelah pengeringan pada tekanan udara 16,5 mmH2O, 20 mmH2O, 23,5 mmH2O dan 27 mmH2O masing masing 18,1 gram, 20,3 gram, 20,3 gram dan 222,2 gram, dengan waktu pengeringan masing masing selama 186 menit, 150 menit, 150 menit dan 144 menit dan kadar airnya masing-masing turun dari 62,8 % (basis basah) menjadi 2,76% , 8,37% , 8,37% , 16,22%. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa semakin besar laju alir udaranya, maka laju pengeringan pun akan semakin besar.