Herleeyana Meriyani
Universitas Mahasaraswati Denpasar

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Penggunaan dan Resistensi Antibiotik di Instalasi Rawat Intensif Rumah Sakit Umum Daerah di Bali: Studi Ekologikal selama 3 Tahun Herleeyana Meriyani; Dwi A. Sanjaya; Ni Wayan Sutariani; RR. Asih Juanita; Nyoman B. Siada
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2021.10.3.180

Abstract

Resistensi bakteri yang terjadi di Intensive Care Unit (ICU) disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah penggunaan dan pemilihan antibiotik yang tinggi dan selektif. Perlu dilakukan studi tentang tingkat penggunaan antibiotik dan resistensi bakteri terhadap antibiotik di ICU yang dapat menjadi dasar evidence untuk merencanakan program guna mengontrol tingkat penggunaan antibiotik yang berdampak terhadap resistensi bakteri di ICU. Penelitian ini merupakan penelitian ekologikal yang dilakukan di rumah sakit umum daerah di Bali dengan menggunakan data retrospektif selama tahun 2017–2019. Data yang digunakan yaitu data penggunaan antibiotik sistemik (dinyatakan dalam defined daily doses (DDD) per 100 hari rawat), dan data persentase sensitivitas bakteri di ICU. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan korelasi rank Spearman. Segmen penggunaan antibiotik terbanyak ditetapkan menggunakan drug utilization 90% (DU90%) dan kategori fenotipik bakteri ditetapkan berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh antibiotik yang masuk dalam segmen DU90%, yaitu levofloksasin, seftriakson, ampisilin, sefotaksim, siprofloksasin, ampisilin-sulbaktam, dan gentamisin. Enam bakteri Gram-negatif terbanyak di ICU yaitu: Acinetobacter baumannii, Enterobacter cloacae, Enterococcus faecalis, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa. Terdapat lima bakteri dengan kategori multi drug resistant (MDR) yaitu A. baumannii, E. cloacae, E. coli, K. pneumonia dan P. aeruginosa. Terdapat dua spesies bakteri yang termasuk dalam kategori carbapenem resistant (CR) dan extended-spectrum cephalosporin-resistant (ESCR) yaitu A. Baumannii dan E. cloacae. Hanya bakteri E. coli yang menunjukkan korelasi yang signifikan dengan arah negatif antara penggunaan antibiotik dan persentase sensitivitas bakteri di ICU (r=–0,543; p=0,024). Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi penggunaan antibiotik menyebabkan penurunan sensitivitas bakteri terhadap antibiotik. Kata kunci: Carbapenem resistant, DDD, extended-spectrum cephalosporin-resistant, MDR, resistensi bakteri, studi ekologikal Antibiotic Use and Resistance at Intensive Care Unit of a Regional Public Hospital in Bali: A 3-Year Ecological StudyAbstractAntibiotic resistance at Intensive Care Unit (ICU) has been impacted by several factors, including high utilization and selectivity. The consumption rate and its selective pressure appear very extensive, with regular opportunities for cross-transmissions. In addition, ICU patients are susceptible to carriage acquisition and subsequent infections with high resistant bacteria. Therefore, this study investigates the relationship between the use and resistance of antibiotics in the ICU of a regional public hospital. The results potentially serve as confirmations for planning programs necessary to control ICU-related antibiotic consumption levels. This ecological analysis was also based on inpatient retrospective data from a regional public hospital in Bali from 2017–2019. Subsequently, the amount of intake expressed as daily doses (DDDs) per 100 patient days, and percentage of resistant bacterial isolates were examined using Spearman rank correlation. The largest segment of the antibiotics was determined by drug utilization 90% (DU90%) and the phenotypic class was defined by Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Similarly, the most predominantly applied antibiotics were levofloxcacin, ceftriaxone, ampicillin, cefotaxime, ciprofloxacin, ampicillin-sulbactam and gentamycin. Meanwhile, the major gram-negative bacteria were Acinetobacter baumannii, Enterobacter cloacae, Enterococcus faecalis, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia and Pseudomonas aeruginosa. Furthermore, 5 multi drug resistant (MDR) bacteria were observed, including A. baumannii, E. cloacae, E. coli, K. pneumonia and P. aeruginosa, while A. baumannii and E. cloacae occurred as carbapenem resistant (CR) and extended-spectrum cephalosporin-resistant (ESCR), respectively. However, only E. coli showed a negative significant correlation between antibiotic utilization and the percentage of ICU bacterial sensitivity (r=–0,543; p=0,024). Therefore, higher consumption of antibiotics decreases its percentage susceptibility. Keywords: Antibiotic resistance, carbapenem resistant, DDD, ecological study, extended-spectrum cephalosporin-resistant, MDR
FAKTOR – FAKTOR KOMUNIKASI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN TERHADAP TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN Ni Putu Udayana Antari; Herleeyana Meriyani; Ni Made Dharma Shantini Suena
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i2.431

Abstract

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker yang dibantu oleh Tenaga Tekhnis Kefarmasian (TTK). Menurut hasil survei terhadap 50 konsumen Apotek, didapatkan hasil bahwa hanya 8 konsumen Apotek yang memilih tenaga kefarmasian untuk membantu memilihkan obat dalam swamedikasi. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TTK sebagai salah satu tenaga kefarmasian. Penelitian dibatasi pada faktor-faktor dari segi komunikasi khususnya di Apotek. Ditemukannya informasi-informasi yang diperlukan untuk pengembangan kompetensi TTK, khususnya dalam bidang komunikasi dengan pasien akan sangat membantu upaya peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian. Penelitian ini menggunakan rancangan survei cross-sectional, dengan menggunakan sistem purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner terstruktur kepada 100 konsumen apotek. Kuesioner terdiri dari pertanyaan terkait faktor-faktor komunikasi eksternal (daya tarik fisik apotek, daya tarik fisik TTK, familiarity, empati, dan kedekatan) dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TTK di Apotek. Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji korelasi Spearman dan analisis multivariat menggunakan regeresi linear. Ada lima faktor yang diuji, yaitu; daya tarik fisik TTK, daya tarik fisik Apotek, empati, familiarity, dan kedekatan. Menurut hasil analisis bivariat semua faktor berpengaruh pada tingkat kepercayaan pasien kecuali faktor familiarity. Sedangkan jika diuji secara simultan menggunakan regresi linear, hanya faktor empati dan daya tarik fisik apotek yang dianggap cukup berpengaruh terhadap persamaan yang dihasilkan.
PENGARUH PENGGUNAAN ANTIANEMIA TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK Herleeyana Meriyani; Ni Kadek Ayu Sartikawati; I Made Agus Sunadi Putra
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i2.665

Abstract

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan pada pasien gagal ginjal kronis. Pemeriksaan hemogloblin rutin sangat disarankan pada pasien gagal ginjal kronis dengan anemia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan antianemia terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada pasien gangguan ginjal kronis dengan komplikasi anemia. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data rekam medis di RSUD Wangaya periode 2018. Untuk melihat pengaruh penggunaan antianemia dilakukan dengan membandingkan hemoglobin sebelum dengan sesudah terapi. Pasien gagal ginjal kronis yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu berjumlah 64 orang. Sampel terdiri atas 64% laki laki dan 36 % perempuan. Berdasarkan profil penggunaan obat antianemia, sebanyak 95, 29% menggunakan obat asam folat; 1,57% menggunakan kombinasi eritropoetin-Fe sucrose-asam folat; sebanyak 1,57% menggunakan eritropoetin-asam folat; dan 1,57% menggunakan ferrous sulfat-asam folat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa penggunaan antianemia pada pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya periode 2018 dapat meningkatkan kadar hemoglobin pasien gagal ginjal kronis (p<0.05). dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan antianemia telah efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin pasien dengan gagal ginjal kronis.
STUDI RETROSPEKTIF PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TETES MATA DENGAN DEKSAMETASON DAN TANPA DEKSAMETASON DALAM MENGATASI KONJUNGTIVITIS Herleeyana Meriyani; Ni Wayan Ciptawati; Ni Nyoman Wahyu Udayani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v6i1.746

Abstract

Konjungtivitis adalah inflamasi yang terjadi pada konjungtiva yang secara umum dapat disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus), gangguan system imun, gangguan mekanik, maupun neoplastic. Saat ini konjungtivitis masih menjadi masalah kesehatan mata di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan waktu sembuh 2 sediaan yang sudah sering digunakan di Indonesia, dimana sediaan pertama mengandung Neomycin sulphate polymixin B sulphate dan gramicidin dan sediaan kedua mengandung Neomycin sulphate, Polymyxin B sulphate dan dexamethasone dalam mengatasi konjungtivitis. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yaitu Cross Sectional dengan pengambilan data secara retrospektif di salah satu rumah sakit pemerintah di Bali. Sample diambil dengan teknik purposive sampling dan pengambilan data dilakukan menggunakan data sekunder yaitu catatan rekam medis. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 56 orang yang terdiri atas 53,57% laki-laki dan 46,43% perempuan. Dilihat dari usia subjek terbanyak ada pada rentang usia 17-30 tahun (28,60%), mayoritas subjek menderita konjungtivitis di salah satu mata sebanyak 51,8%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan penggunaan sediaan yang mengandung Neomycin sulphate, Polymyxin B sulphate dan dexamethasone memiliki waktu sembuh yang lebih cepat dibandingkan dengan Neomycin sulphate polymixin B sulphate dan gramicidin (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tetes mata antibiotic dikombinasi dengan dexamethasone lebih efektif untuk mengatasi konjungtivitis dibandingkan dengan tetes mata tanpa dexamethasone dilihat dari waktu sembuh.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SINBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRI GASTROENTERITIS DI RSUD MANGUSADA Herleeyana Meriyani; Ni Nyoman Wahyu Udayani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i1.832

Abstract

Gastroenteritis merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis saat ini masih menjadi masalah kesehatan di Negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengunaan sinbiotik pada pasien pediatri penderita gastroenteritis di RSUD Mangusada. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yaitu Cross Sectional dengan pengambilan data secara retrospektif di RSUD Mangusada periode januari 2016 sampai dengan Juni 2017. Sample diambil dengan teknik purposive sampling dan pengambilan data dilakukan menggunakan data sekunder yaitu catatan rekam medis. Pada penelitian ini efektivitas penggunaan sinbiotik dinilai dari lama rawat inap/ length of stay (LOS). Berdasarkan hasil penelitian terdapat 296 penderita gastroenteritis pada pasien pediatri di RSUD Mangusada pada periode penelitian. Pasien yang menjadi peserta dalam penelitian ini yaitu sebanyak 80 orang yang terdiri atas 40 pasien dengan menggunankan sinbiotik dan 40 pasien lainya yang tidak mengunakan sinbiotik. Pasien berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 71,25%. Rentang usia terbanyak yaitu bayi 1 bulan – 2 tahun 62,50%. Dari hasil uji statistik Mann Whitney yang telah dilakukan diperoleh data yang menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawat inap pasien yang memperoleh sinbiotik dan tanpa sinbiotik (p > 0,935).
GAMBARAN BIAYA PASIEN UMUM RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT UMUM ARI CANTI PERIODE TAHUN 2017 Fitria Megawati; Herleeyana Meriyani; I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani; Ni Putu Wintariani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i1.836

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas, prevalensinya pun akan terus meningkat serta membutuhkan biaya pelayanan yang cukup besar. Kesadaran masyarakat masih tergolong rendah untuk memiliki Asuransi Kesehatan. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui rata-rata biaya pengobatan serta mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi total biaya pengobatan secara statistik pada pasien rawat inap umum Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Ari Canti periode tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan melakukan pengamatan langsung dimana pengambilan data dilakukan secara retrospektif didasarkan pada catatan pengambilan obat yang terdapat pada Rekam Medik serta bagian keuangan. Teknik sampling yang dipakai pada penelitian ini yakni purposive sampling, dimana teknik ini didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yakni pasien-pasien yang memenuhi kriteria insklusi dan eksklusi. Dari penelitian yang dilakukan di RSU Ari Canti Gianyar, rata-rata komponen biaya pengobatan pada pasien umum rawat inap Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Ari Canti Periode Tahun 2017 sebesar Rp. 8.615.291 dengan rata rata lama perawatan 5 hari, sedangkan faktor yang mempengaruhi total biaya pengobatan berdasarkan Uji Statistik Spearman yang memiliki korelasi bermakna hanya lama perawatan (P < 0,001) dengan kekuatan korelasi kuat dan arah korelasi positif (r = 0,774).
UJI MUTU FISIK DAN UJI HEDONIK BODY BUTTER MASERAT BERAS MERAH JATILUWIH Ni Made Dharma Shantini Suena; Herleeyana Meriyani; Ni Putu Udayana Antari
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v6i1.843

Abstract

Jatiluwih merupakan salah satu tujuan wisata andalan Kabupaten Tabanan Bali. Beras merah hasil pertanian dari Jatiluwih terkenal sebagai beras merah organik bermutu tinggi. Beras merah dikenal memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, sehingga komoditi tesebut sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sediaan body butter. Dengan dasar pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji mutu fisik dan kenyamanan penggunaan melalui uji hedonik body butter maserat beras merah. Formulasi body butter dilakukan dengan membuat empat jenis formula body butter beras merah (F1, F2, F3, F4). Uji mutu fisik yang dilakukan meliputi uji organoleptis, pH, daya serap, daya sebar, homogenitas, dan daya lekat. Uji hedonik dilakukan terhadap aroma, penampilan fisik, tekstur, dan kenyamanan saat menggunakan body butter maserat beras merah. Kenyamanan saat penggunaan body butter meliputi: kemampuan melembabkan kulit, kelengketan saat digunakan, tingkat kesulitan saat dibersihkan, dan kemampuan body butter menyerap dengan baik ke dalam kulit. Hasil penelitian menunjukkan setiap Formula (F1, F2, F3, F4) memiliki kestabilan yang baik. Berdasarkan uji hedonik didapatkan bahwa formula F3 adalah formula yang terbaik dengan total nilai 100 (dari nilai tertinggi 120). Berdasarkan uji mutu fisik, formula yang terbaik adalah formula F3 karena memiliki daya serap paling tinggi (5,15 ml), daya sebar yang baik (6,12 cm) dan daya lekat yang baik (1,48 detik) yang tidak berbeda bermakna dengan daya lekat produk pembanding.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETENSI PASIEN METADON DI UPT PUSKESMAS KABUPATEN BADUNG Ni Nyoman Wahyu Udayani; Woro Enjang Santi Prihatin; Herleeyana Meriyani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v6i2.878

Abstract

HIV dan Narkoba merupakan persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia. Penularan HIV di kalangan penasun menjadi salah satu modus penularan HIV di Indonesia. Berdasarkan kondisi ini, pemerintah melaksanakan pengembangan pengurangan dampak buruk (harm reduction) bagi penasun. Salah satu strategi yang dikembangkan adalah program terapi rumatan metadon (PTRM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi pasien Program Terapi Rumatan Metadon di salah satu Puskesmas Kabupaten Badung sebagai indikator keberhasilan program. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi pasien terapi rumatan metadon. Data diperoleh dari melihat rekam medis dan data formulir asesmen wajib lapor dan rehabilitasi medis. Subjek penelitian ini adalah semua pasien di salah satu Puskesmas di Kabupaten Badung. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian dilakukan terhadap 40 responden penelitian. Analisis data dilakukan secara statistic dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasilnya menunjukkan bahwa bahwa pasien di salah satu Puskesmas Kabupaten Badung sebagian besar memiliki retensi ≥ 1 tahun yaitu 36 pasien (90%) dan retensi < 1 tahun yaitu 4 pasien (10 %). Berdasarkan hasil uji fisher diketahui terdapat dua faktor yang berhubungan signifikan dengan retensi yaitu pekerjaan dan dosis (p < 0,05).
Studi Retrospektif Gambaran Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik: Ni Kadek Sukertiasih; Fitria Megawati; Herleeyana Meriyani; Dwi Arymbhi Sanjaya
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.2177

Abstract

Menurut Center for Disease Control and Prevention resistensi bakteri terhadap antibiotik masih menjadi masalah kesehatan global. Tingginya angka kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik maka perlu dilakukan suatu upaya pengendalian penggunaan antibiotik. Pengendalian penggunaan antibiotik bertujuan memberikan informasi pola penggunaan antibiotik lebih bijak yang dapat dilakukan dengan cara audit jumlah penggunaan antibiotik di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persentase resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara restrospektif dari data peta kuman pada periode 2019 – 2020. Penelitian ini di lakukan di Rumah Sakit Umum Pemerintah di Denpasar. Sampel penelitian ini adalah data peta kuman periode 2019- 2020. Hasil penelitian ini bakteri Gram-positif, Gram-negatif, tiga bakteri penyebab infeksi terbanyak pada bakteri Gram-positif yaitu Staphylococus Coagulase Negatif (43%), Enterococus. sp (10%), Staphylococcus aureus (36%). Dan pada bakteri Gram-negatif yaitu Escherichia coli (32%), Pseudomonas aeruginosa (12%) dan Klebsiella pneumoniae (12%). Pada bakteri Gram-positif antibiotik yang masih dapat di rekomendasikan untuk terapi yaitu antibiotik ampisilin sulbaktam, siprofloksasin dan levofloksasin. Sedangkan pada bakteri Gram-negatif antibiotik yang masih dapat di rekomendasikan untuk terapi yaitu Sefoperason Sulbaktam dan Sefepim
Studi Retrospektif Penggunaan Obat dan Potensi Interaksi Obat Pasien Systemic Lupus Erythematosus Siluh Putu Astini; Ni Nyoman Wahyu Udayani; Herleeyana Meriyani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i2.2271

Abstract

Systemic Lupus Erythematosus is a complex autoimmune disease involving multiple organs with various clinical manifestations and prognoses. The complexity of treatment and the emergence of drug-related problems demands a greater role of pharmacy in conducting pharmaceutical care. The aim of this study was to explore drug use and to identify potential drug interactions in SLE outpatients at one hospital in Denpasar. This study was a retrospective and observational study collection. The study used secondary data in medical records during January-December 2019. There were 210 SLE people consisting of 12.86% males and 87.14% women. 29.05% of the patients were aged 17-25 years. The most immunosuppressants used were methylprednisolone (48.93%), the most analgetic used was acetaminophen (88.46%). 12.10% of patients had a potentially serious drug interaction, 80.40% had a moderate and 7.5% had minor drug interaction.