Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PERENCANAAN GEDUNG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO Syahrun, Syahrun; Ornam, Kurniati
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gedung merupakan salah satu fasilitas penting dalam dunia pendidikan, Seperti halnya sebuah fakultas dalam perguruan tinggi. Untuk menjaga stabilitas pendidikan maka fasilitas didesain dengan memperhatikan standard dan aturanyang ada agar tercipta suasana yang nyaman, aman, dan memiliki nilai estetika. Dalam Perencanaan Fakultas Kesehatan Masyarakat sebegai fasilitas pendidikan memperhatikan standard-standar gedung pendidikan tinggi seperti kebutuhanruang, besaran ruang, kelengkapan bangunan, dan sirkulasi gedung. Selain untuk menaati norma atau aturan dalam sebuah institusi pemerintah dalam dunia pendidikan, hal ini dilakukan untuk menghasilkan suatu desain yang mampu menciptakan rasa nyaman, aman, dan memiliki nilai estetika secara arsitektural dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Fasiltas pendidikan yang memenuhi standard kenyaman dapat menciptakan stabilitas pendidikan yang baik dalam upaya mewujudkan cita-cita Bangsa dan Negara. Terciptanya insan-insan terdidik sebagai ikon yang memiliki integritas dan daya saing yang tinggi untuk bersaing dalam dunia internasional serta mampu mengelola daerah sendiri khususnya ilmu terapan dalam bidang Kesehatan Masyarakat.
PERENCANAAN FASILITAS BIOSKOP DALAM PUSAT PERBELANJAAN DENGAN PENEKANAN PADA SARANA EVAKUASI KEBAKARAN DI KOTA KENDARI Irwansyah, Muhammad; Ornam, Kurniati
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bioskop sebagai fasilitas hiburan yang terletak biasanya pada lantai atas dalam gedung pusat perbelanjaan memiliki resiko kebakaran yang tinggi. Penempatan ini ditinjau dari segi keselamatan mempunyai resiko tinggi karena secara fisik dan mental, pengguna bioskop memiliki karakteristik yang berbeda untuk menyelamatkan diri dalam keadaan darurat. Pengunjung bioskop biasanya tidak mengenal kondisi fisik bangunan secara jelas. Karakteristik bioskop dengan penggunaan bahan akustik seperti: material dinding, tempat duduk, dan lantai merupakan bahan mudah terbakar, sehingga pada peristiwa kebakaran akan menyebabkan api berkembang cepat dan mempunyai nilai pelepasan panas yang tinggi.Perencanaan fasilitas bioskop dalam pusat perbelanjaan dengan penekanan pada sarana evakuasi kebakaran adalah salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengakomodasi semua kesatuan sistem dan mewadahi fungsi-fungsi yang terkait dengan peayanan jasa perdagangan dan pelayanan pertunjukan film yang aman dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Berdasarkan studi literatur, data yang telah terkumpuln kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Perencanaan Fasilitas bioskop dalam Pusat Perbelanjaan dengan penekanan pada Sarana Evakuasi Kebakaran di Kota Kendari adalah bangunan low rise building. Tampilan bangunan lebih dipengaruhi oleh ciri dan karakter serta aktifitas yang terjadi dalam bangunan sehingga bentuk bangunan lebih ke Integrated Mall atau penggabungan Mall terbuka dan Mall tertutup. Kata Kunci: bioskop, pusat perbelanjaan, evakuasi kebakaran
PERENCANAAN RUMAH SAKIT IBU & ANAK DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT DI KOTA KENDARI Fitriani, Nur; Ornam, Kurniati
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.732 KB)

Abstract

Rumah sakit Ibu & Anak merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan perawatan dan pengobatan medis kepada ibu hamil baik pra ataupun pasca melahirkan dan anak usia 0-12 tahun. Rumah sakit Ibu & Anak dengan pendekatan Healing Environment sebuah bangunan desain lingkungan terapi yang memadukan antara unsur alam, indra dan psikologis sehingga para pasien yang datang secara psikologi menjadi lebih rileks dan diharapkan dapat membantu proses penyembuhan (Healing Environment).  Unsur alam dapat dirasakan melalui indra. Dengan indra dapat membantu melihat, mendengar dan merasakan keindahan alam yang didesain. Hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi psikologis pasien. Selain itu bentuk bangunan pada rumah sakit ibu & anak dirancang dengan proses pendekatan karakter ibu dan anak yakni lembut dan ceria, hal ini untuk menghilangkan kesan rumah sakit yang menakutkan dan monoton. Secara psikologis, pasien akan merasakan kenyamanan dan keamanan dalam diri mereka. Ketiga aspek tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi lingkungan terapi yang dirancang. Contoh aplikasi dari konsep ini yaitu penerapan elemen air seperti air mancur, kolam, akuarium ataupun gambar-gambar latar yang menggambarkan pemandangan alam, serta perpaduan warna pada interior rumah sakit dan perpaduan warna pada tanaman yang digunakan untuk membuat taman pada eksterior rumah sakit Konsep Healing Environment pada rumah sakit Ibu dan Anak di Kota Kendari diterapkan pada ruang dalam utama seperti lobby, Instalasi  Rawat Jalan , Instalasi Kebidanan &  kandungan, Rehabilitasi Medik serta rawat inap ibu dan anak serta ruang luar yang berupa taman-taman yang membantu pemulihan (healing garden). Kata Kunci: rumah sakit, bentuk bangunan, interior, healing environment
REDESAIN KAWASAN TAMAN BUDAYA SULAWESI TENGGARA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR DI KOTA KENDARI Regina, Ayu; Ornam, Kurniati
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman Budaya dapat diartikan sebagai wadah untuk seniman daerah dan masyarakat untuk berekspresi dan berkreasi sesuai dengan nilai-nilai seni dan budaya lokal yang ada. Taman Budaya Sulawesi Tenggara yang ada di Kota Kendari belum mewadahi seniman daerah dan masyarakat untuk berkespresi dan berkreasi sesuai dengan nilai-nilai seni dan budaya lokal yang ada di Sulawesi Tenggara. Keseluruhan fasilitas/ bangunan yang ada pada Taman Budaya Sulawesi Tenggara tersebut sudah dalam kondisi rusak dan tidak layak untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Data dari Taman Budaya yang sebelumnya telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu penelitian berupaya menggambarkan, mencatat, menganalisa dan menginterpretasikan aspek redesain Kawasan Taman Budaya. Pada redesainkawasan Taman Budaya ini mengadopsi bentuk rumah adat Tolaki sebagai bentuk gedung-gedung yang ada dengan penggunaan material modern dan mengalami perubahan sesuai dengan aktivitas yang diwadahi untuk memperkuat konsep bangunan yang direncanakan yakni arsitektur Neo-Vernakular untuk melestarikan arsitektur tradisional Sulawesi Tenggara. Fungsi yang diwadahi pada kawasan taman budaya bukan hanya sebagai wadah berekspresi dan berkreasi, namun juga sebagai sebagai tempat promosi dan pemasaran wisata budaya. Oleh sebab itu untuk memenuhi fungsi maka taman budaya ini memiliki fasilitas gedung pertunjukan, gedung pengelola, gedung pameran, wisma, perpustakaan, musholah, sanggar-sanggar, amphitheatre, cafetaria, dantempat penjualan souvenir.
PERENCANAAN PONDOK PESANTREN MODERN TERPADU DI KENDARI Ari Saputra, Irwan Catur; Ornam, Kurniati
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1464.842 KB)

Abstract

ABSTRAKUpaya pengembangan sistem pendidikan nasional dilaksanakan bertolak dari kandungan nilai-nilai sosial budayabangsa, terutama dari realita kependidikan yang telah hidup membudaya dalam kehidupan bangsa Indonesia, agar tidaktercabut dari akarnya dan dengan demikian terdapat kesinambungan antara tradisional dan yang modern sebagai satukesatuan yang berkelanjutan. Salah satu realita kependidikan yang telah membudaya di kalangan bangsa, terutama dikalangan sebagian besar umat Islam yang merupakan golongan mayoritas dari bangsa Indonesia ini ialah pondok pesantren.Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan dimana sistem pendidikannya menjadi inspirator bagiterbentuknya ragam lembaga pendidikan yang ada di indonesia. Bahkan, banyak dari lembaga pendidikan lainmengadopsi beberapa konsep serta kurikulumnya, yang memang sudah lama diterapkan ol eh pondok pesantren.Perencanaan Pondok Pesantren Modern Terpadu merupakan sebuah suatu proses merencana bangunan pendidikan islamyang bersih dan fungsional serta berteknologi modern yang berkesinambungan dimulai dari jenjang pendidikan usia Dini,Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas yang terkumpul/berkelompok di dalam satukompleks pendidikan dilengkapi dengan fasilitasnya dalam kegiatan pembelajaran dan pengelolaan pendidikan bertujuansiswa/murid bermukim di tempat tersebut yang berlokasi di kota Kendari Sulawesi Tenggara.Kata Kunci : Pendidikan, Pondok pesantren, Perencanaan.
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR METAFORA PADA GEDUNG PUSAT LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN DI KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Muhammad, Fadel; Ornam, Kurniati; Umar, Muhammad Zakaria
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDi Kota Kendari kualitas pendidikan dan sumber daya manusia cenderung rendah. Kota Kendari membutuhkan suatu tempat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia. Dengan demikian, pusat lembaga kursus dan pelatihan dibutuhkan oleh masyarakat. Pusat lembaga kursus ini ditujukan sebagai pusat kegiatan pendidikan kursus dan pelatihan. Penelitian ini ditujukan sebagai berikut: (1) untuk membuat desain proses arsitektur; (2) untuk membuat konsep perancangan arsitektur dan; (3) untuk mentranformasikan konsep pada desain fisik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Data dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian. Data diambil dengan cara observasi, survei, dan studi literatur. Data dianalisis dengan teknik analisis triangulasi. Penelitian ini disimpulkan sebagai berikut; (1) desain proses didapatkan dengan tema book align with flexibility (buku selaras dengan fleksibilitas); (2) book align with flexibility ditransformasikan pada konsep perancangan arsitektur; (3) konsep book align with flexibility ditransformasikan ke bentuk bangunan dengan konsep arsitektur metafora.Kata kunci: metafora, pusat lembaga kursus dan pelatihan Kata Kunci: Metafora, pusat lembaga kursus dan pelatihan ABSTRACT In Kendari City the quality of education and human resources tends to be low. Kendari City needs a place to improve the quality of education and human resources. Thus, the center of the course and training institutions is needed by the community. The center of the institution is intended as a center for training courses and training activities. This research is intended as follows: (1) to make architectural process designs; (2) to make architectural design concepts and; (3) to transform concepts in physical design. This study uses a qualitative method with a grounded theory approach. Data is collected in accordance with the research objectives. Data is taken by observation, survey and literature study. Data were analyzed by triangulation analysis techniques. This research is summarized as follows; (1) process design is obtained with the theme book align with flexibility; (2) book align with flexibility is transformed into architectural design concepts; (3) the concept of book align with flexibility is transformed into building forms with the concept of metaphoric architecture.Key words: metaphoric, the course and training institutions Keywords: Metaphoric, the course and training institutions
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU PADA PERENCANAAN PUSAT KEBUGARAN DAN RELAKSASI DI KOTA KENDARI Hanafy, Ilham Ali Asri; Ornam, Kurniati
GARIS Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKOlahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kesehatan dan memperkuatotot-otot tubuh. Sarana yang biasanya digunakan untuk olahragapun kini telah bervariasi lapangan dan ruang terbuka hijaumisalnya dapat dimanfaatkan untuk berolahraga. Namun berolahraga di lapangan maupun ruang terbuka hijau itu terbataspada kondisi cuaca setempat, Pada saat musim kemarau, olahraga di tempat-tempat seperti ini tidaklah menjadi masalahnamun apabila musim hujan datang maka berolahraga di ruang terbuka hijau ini terbatas dikarenakan kondisi cuaca yangtidak begitu memungkinkan, karenanya perlu sarana olahraga indoor yang nyaman agar bisa terhindar dari masalah cuacadi waktu olahraga. Salah satu sarana olahraga indoor adalah pusat kebugaran dan relaksasi. Namun bila dikaji lebih dalamlagi terdapat dua jenis olahraga yang berbeda yaitu pusat kebugaran memiliki intensitas irama tinggi sedangkan relaksasicenderung dengan intensitas irama yang rendah. Oleh karena itu perlu di jabarkan bagaimana caranya agar kedua jenisaktifitas ini dapat disatukan dalam sautu arsitektural fisik. Perencanaan gedung pusat kebugaran dan relaksasi inimenggunakan pendekatan arsitektur hijau. Artikel ini bertujuan untuk menerapkan pendekatan arsitektur hijau padaperencanaan bangunan pusat kebugaran dan relaksasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatankualitatif. Data diambil dengan cara pengumpulkan data dengan observasi lapangan dan studi literatur yang berlandaskanteori yang bersumber dari buku, jurnal dan internet. Perencanaan ini disimpulkan bahwa penerapan arsitektur hijau padabangunan Pusat Kebugaran dan Relaksasi yaitu dengan penekanan pada aspek tampilan dan teknis bangunan sehinggadapat menghasilkan bangunan yang nyaman dan hemat energi.Kata kunci: Pusat kebugaran dan relaksasi, arsitektur hijauABSTRACTSports is a physical activity carried out with the aim of maintaining health and strengthening the muscles of the body.Facilities that are usually used for sports have now varied fields and green open spaces, for example can be used for sports.But exercise in the field and green open space is limited to local weather conditions. During the dry season, sports inplaces like this are not a problem, but when the rainy season comes, exercising in this green open space is limited due toweather conditions that are not so possible. Therefore, comfortable indoor sports facilities are needed to avoid weatherproblems during sports. One of the indoor sports facilities is a fitness and relaxation center. However, if examined moredeeply there are two different types of exercise, namely the fitness center has a high rhythm intensity while relaxation tendsto be of low rhythm intensity. Therefore, it is necessary to describe how the two types of activities can be put together in aphysical architectural system. The planning of the fitness and relaxation center building uses a green architectureapproach. This article aims to apply the green architecture approach to planning the building of a fitness and relaxationcenter. The method used is descriptive method with a qualitative approach. Data is taken by collecting data with fieldobservations and literature studies based on theories sourced from books, journals and the internet. This plan concludedthat the application of green architecture to the building of the Fitness and Relaxation Center was emphasized on theappearance and technical aspects of the building so that it could produce buildings that were comfortable and energyefficient.Keywords: Fitness and relaxation center, green architecture
KAJIAN KOORDINASI SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN PADA RUANG BACA PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS HALUOLEO) KURNIATI ORNAM
UNITY - Jurnal Arsitektur Vol 1, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.428 KB)

Abstract

Telah dilakukan kajian koordinasi sistem pencahayaan alami dan buatan pada ruang baca perpustakaan pusat Universitas Haluoleo. Metode yang digunakan adalah dengan pengukuran menggunakan Lux meter (Merk Hioli, Lux Hi – Tester type 3421). Tujuan dari kajian ini untuk melihat intensitas cahaya yang memenuhi standar pencahayaan yang direkomendasikan Badan Standarisasi Nasional untuk ruang baca serta mencari koordinasi sistem pencahayaan yang paling efisien dalam pemakaian energi. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa koordinasi yang paling tepat adalah untuk pagi hari menggunakan tirai untuk menutup seluruh bukaan jendela sedangkan yang jauh dari bukaan jendela dikoordinasikan dengan menyalakan beberapa titik lampu. Untuk siang hari yaitu menggunakan tirai untuk menutup seluruh bukaan jendela tanpa dikoordinasikan dengan sistem pencahayaan buatan. Sedangkan pada sore hari yaitu dengan membuka seluruh bukaan jendela/tanpa tirai dan yang terletak jauh dari bukaan jendela dikoordinasikan dengan penyalaan lampu. Kata kunci: pencahayaan alami, pencahayaan buatan, koordinasi sistem pencahayaan
KAJIAN TENTANG PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN JIWA TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN PADA PERANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN MAL MANDONGA KENDARI KURNIATI ORNAM
UNITY - Jurnal Arsitektur Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.951 KB)

Abstract

Pada peristiwa kebakaran, perancangan bangunan pusat perbelanjaan yang berlantai banyak memiliki resiko yang tinggi terhadap keselamatan jiwa. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi rancangan sarana penyelamatan jiwa pusat perbelanjaan Mal Mandonga Kendari terhadap nilai keamanan dari bahaya kebakaran. Jenis penelitian ini deskriptif eksploratif, dimana data kualitatif berupa kondisi manajemen kebakaran (fire Safety management) diperoleh melalui hasil survey/wawancara sedangkan data kuantitatif menyangkut nilai keamanan bangunan menggunakan parameter penilaian NFPA (National Fire Protection Association) 101 life safety code (evaluation for business occupancy) melengkapi SNI dan Kep.Men PU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi bangunan pusat perbelanjaan Mal Mandonga Kendari termasuk dalam kategori tidak aman terhadap bahaya kebakaran khususnya bagi keselamatan jiwa penghuninya. Hal ini disebabkan oleh faktor perancangan bangunan yakni: ketidakmampuan bangunan mengurung api dan asap pada tiap lantai bangunan, ketidakmampuan bangunan dalam memadamkan api secara mandiri, dan ketidakamanan dalam penyelamatan jiwa (evakuasi) penghuni serta tidak adanya manajemen pengendalian dari bahaya kebakaran (fire safety management). Kata kunci: Sistem keselamatan jiwa, perancangan bangunan, Mal Mandonga, keamanan bangunan
PENERAPAN GROUNDED THEORY DALAM PENELITIAN ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN BINAAN Kurniati Ornam; Iwan Sudrajat; Sugeng Triyadi; Surjamanto Wonorahardjo; Masykur Kimsan
Jurnal Sosioteknologi Vol. 21 No. 1 (2022): March 2022
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2022.21.1.1

Abstract

Grounded theory pada prinsipnya merupakan salah satu pendekatan penelitian kualitatif yang sangat dinamis, di mana proses yang cair dan kompleks akan memberikan hasil temuan berdasarkan inovasi dan kekokohan sudut pandang teori yang dibangun. Penerapan grounded theory dalam bidang arsitektur dan lingkungan binaan masih terbatas sehingga penelitian ini membahas tentang upaya penerapan grounded theory dalam penelitian arsitektur dan lingkungan binaan. Metode penelitian yang digunakan melalui kajian literatur dari berbagai sumber pustaka berdasarkan teori, data dan hasil penelitian di bidang arsitektur dan lingkungan binaan kemudian dikaji dengan pendekatan penelitian kualitatif grounded theory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menghasilkan dan mengaktualisasikan konsep teori baru dalam bidang arsitektur dan lingkungan binaan, pendekatan grounded theory menjadi sangat relevan untuk dikembangkan karena sejalan dengan paradigma desain arsitektur saat ini yang berorientasi pada faktor kenyamanan psikologis, ekonomi, energi, keberlanjutan, mitigasi bencana, lingkungan hidup, dan teknologi yang terus berkembang. Sedangkan tantangan penerapan grounded theory dalam penelitian arsitektur dan lingkungan binaan adalah kesulitan penentuan level jenuh dan perbedaan latar belakang responden/informan yang memberikan hasil sebaran yang beragam sehingga perlu dianalisis dan dipahami secara rinci lebih mendalam sebagai suatu kesatuan dalam desain penelitian