Asrul Asrul
Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) Asrul Asrul; Dede Rival Novian
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 7, No 2 (2020): Biodiversitas on Asian Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1206.848 KB) | DOI: 10.33772/biowallacea.v7i2.14429

Abstract

One of the main problems in the world of livestock is the high cost of feed. About 50-70% of the farm's operational costs are used up for the provision of feed. One alternative animal feed that can be used is the Azolla plant. Azolla plant is known as a fern plant that generally floats on water and is one of the plants that has a high protein content. East Nusa Tenggara (NTT), especially Kupang regency, is known as one of the beef cattle producing areas, but over time the availability of feed has decreased. Therefore there needs to research on the potential of Azolla which lives in the Kupang district to be used as animal feed. Morphological identification, proximate analysis of nutrient content, and watercontent of Azolla were the methods used in this study. The result is that the type of Azolla found is the type of Azolla microphylla. The proximate test showed that the crude protein content was 16,81%, crude fat was 2,80%, the extract without nitrogen (BETN) was 24,03%, and the crude fiber was 24,03. The water nutrient analysis showed that Azolla microphylla lived water with an average pH of 7,85, with a dissolved oxygen content of 7,4 ppm, NO2-N 0,004 ppm, and PO4-P with a level of 0,135 ppm. Azolla microphylla that lives in Kupang district, East Nusa Tenggara (NTT), has the potential to be used as animal feed.AbstrakSalah satu persoalan utama dalam dunia peternakan adalah tingginya biaya untuk pakan. Sekitar 50-70% biaya operasional peternakan habis untuk penyediaan pakan. Salah satu alternatif pakan ternak yang bisa digunakan adalah tanaman azolla. Tanaman azolla dikenal sebagai tanaman paku-pakuan yang umumnya mengapung diatas air dan merupakan salah satu tanaman yang kandungan proteinnya tinggi. Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya kabupeten Kupang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil sapi potong, namun seiring berjalannya waktu ketersedian pakan semakin menurun. Oleh karena itu perlu ada penelitian tentang potensi Azolla yang hidup di kabupaten Kupang untuk dijadikan pakan ternak. Identifikasi morfologi, analisis proksimat kandungan nutrient dan anilisis kandungan air azolla merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya jenis azolla yang ditemukan merupaka tipe Azolla microphylla. Uji proksimat menunjukkan kandungan protein kasarnya 16,81%, lemak kasar 2,80%, bahan ekstrak tampa nitrogen (BETN) 24,03%, dan serat kasarnya 24,03. Analisis nutrien airnya menunjukkab bahwa Azolla microphylla hidup air yang pH nya rata rata 7,85 dengan kandungan oksigen terlalut 7,4 ppm, NO2-N 0,004 ppm dan PO4-P dengan kadar 0,135 ppm. Azolla microphylla yang hidup di kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mempunyai potenis untuk dijadikan sebagai pakan ternak. Kata kunci: Pakan Ternak, Azolla. Nusa Tenggara Timur (NTT)
OPTIMASI PERTUMBUHAN AZOLLA SEBAGAI PAKAN HIJAUAN TERNAK DENGAN PENAMBAHAN UNSUR HARA ORGANIK DI MEDIA TUMBUHNYA Asrul Asrul; Devi A. J. Ndolu
Agrienvi: Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 16 No. 1 (2022): Agrienvi : Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Agrienvi: Jurnal Ilmu Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pakan hijaun merupakan jenis pakan yang paling umum digunakan oleh peternak. Pakan hijuan seperti rumput rumputan dan leguminosa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali memproduksi bagian bagian organiknya untuk dimakan oleh ternak. Salah satu tanaman hijuan yang mempunyai daya regenerasi pertumbuhan organik yang tinggi adalah Azolla.. Azolla yang tumbuh di daerah Tarus-Tilong, Kabupeten Kupang mempunyai kadar protein yang masih rendah jika dibandingkan dengan azolla lain yang pernah diteliti. Hal ini berimbas pada pertumbuhan biomassanya juga tidak maksimal. Tujuan penelitian ini yaitu mengoptimasi kandungan protein dan biomassa azolla dengan penambahan bahan organik (feces ayam dan sapi). Adapun perlakuan pemberian feces sapi dan ayam yaitu P0 (kontrol)= tidak diberikan feces dan perlakuan P1-P4, masing masing diberikan feces sapi/ayam berturut turut 5, 10. 15 dan 20 gram dalam 1 liter air. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa azolla yang diberikan feces ayam pada takaran 10, 15 dan 15 gram berbeda nyata kandungan nitrogenmya (protein) dengan yang kontrol, dan adapun pada azolla yang diberikan feces sapi tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan kontrol, namun kecendrungan pertambahan kadar nitrogen ( protein) pada azolla terlihat pada azolla yamg diberikan feces sapi. Hasil penimbangan berat kering menunjukkan pemberian feces sapi meningkatkan biomassa azolla secara signifikan khususnya pada pemberian feces sapi pada takaran 10, 15 dan 20 gram. Adapun pada biomassa pada feces ayam tidak memperlihatkan hasil yang berbeda nyata dengan kontrol.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PELARUT FOSFAT DARI TANAH RHIZSOSFER KELAPA SAWIT (Eleis guineensis) Asrul Asrul; I Nyoman Pugeg Aryantha
LUMBUNG Vol. 19 No. 1 (2020): Februari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.479 KB) | DOI: 10.32530/lumbung.v19i1.204

Abstract

Bakteri sebagai salah satu agent penyubur tanah, masih sangat minim diketahui petani. Kenyataannya bakteri mampu menyediakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman, contohnya fosfat. Fosfat di tanah umumnya dalam bentuk terikat, baik yang berbentuk anorganik (Ca-P, Fe-P dan Al-P) maupun organik (asam nukleat dan fosfolipida). Mengeksresikan asam organik, merupakan cara umum bakteri untuk melarutkan fosfat terikat khususnya yang anorganik. Isolasi bakteri pelarut fosfat dilakukan di tanah rhizosper Kelapa Sawit (Eleis guineensis) PT Astra Agro Lestari dengan menggunakan media pikovskaya yang di dalamnya terdapat kalsium fosfat (Ca-P). Hasilnya ada 6 bakteri yaitu A2, B5, C7, F1, F2, dan K1 yang mampu melarutkan kalsium fosfat (Ca-P). Uji kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer 410 nm, pada supernatant pikovskaya cair menunjukkan bakteri A2 mampu melarutkan fosfat 20,40 ppm paling baik jika dibandingkan dengan bakteri, C7= 7,69 ppm, F1= 5,77 ppm, F2= 5,53 ppm, B5= 1.19 ppm dan K1= 0,46 ppm. Identifikasi partial sequences 16s rRNA menunjukkan bakteri A2 putative Amycolatopsis albidoflavus.