Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa

TELAAH KANDUNGAN ASAM LEMAK ESENSIAL DALAM EMPAT JENIS MINYAK IKAN KONSUMSI DI JAWA BARAT Indra Topik Maulana; Rizka Wulan Sari; Rinda Sri Partina; Isnaeni Nur Azizah
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v3i2.5977

Abstract

Penelitian terkait telaah kandungan asam lemak esensial dari empat jenis minyak ikan konsumsi di Jawa Barat telah selesai dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data ilmiah terkait kandungan asam lemak esensial didalam empat jenis ikan konsumsi. Bahan ikan yang digunakan adalah ikan mujair (Oreochromis mossambicus), ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan gurami (Osphronemus goramy), dan ikan Bandeng (Chanos chanos). Minyak dari setiap jenis ikan diekstraksi dengan metode ekstraksi sinambung. Selanjutnya minyak ditransesterifikasi menjadi FAME kemudian dianalisis dengan menggunakan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa. Data hasil penelitian menunjukkan ikan mujair memiliki rendemen paling tinggi yaitu 8,57 + 0,06 % dari total bahan kering tanpa kepala dan ekor.  Ikan nila mengandung minyak paling rendah yaitu 0,28 + 0,09 %. Berdasarkan penggolongan asam lemak, Minyak ikan mujaer mengandung SFA 35,36 + 4,86 %, MUFA 31,55 + 1,79 %, PUFA 19,15 + 2,05 %. Minyak ikan bandeng mengandung SFA 38,12 + 4,86 %, MUFA 36,64 + 2,21 % dan PUFA 18,4 + 2,02 %. Minyak Ikan gurami mengandung SFA 41,65 + 2,35   %, MUFA 40,29 + 1,13 %. Minyak Ikan Nila mengandung SFA 34,11 + 1,73%, MUFA  27,47  + 2,11 %, dan PUFA 38,43 + 2,81 %. Asam lemak esensial utama yang ditemukan pada penelitian ini diantaranya adalah ARA(ω-6), EPA(ω-3), dan DHA(ω-6).
Isolasi Glukosamin Dari Eksoskeleton Kecoa Madagaskar (Gromphadorhina portentosa) Fairuz Rifdah Permanasari; Indra Topik Maulana; Livia Syafnir
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v1i1.3115

Abstract

Pendahuluan: Kecoa Madagaskar (Gromphadorhina portentosa) merupakan salah satu jenis kecoa yang banyak dimanfaatkan sebagai pakan burung,ikan arwana, tarantula dll. Kecoa ini berukuran lebih besar, tidak memiliki sayap, tidak berbau, jinak, dan bergerak lambat. Eksoskeleton kecoa Madagaskar mengandung senyawa kitin yang berpotensi untuk dijadikan sumber glukosamin yang bermanfaat dalam produksi cairan synovial serta mencegah destruksi tulang. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan glukosamin dari eksoskeleton kecoa Madagaskar. Metode Penelitian: Glukosamin diperoleh melalui proses deproteinasi, demineralisasi, deasetilasi yang kemudian dilanjutkan dengan proses hidrolisis kimiawi dengan HCl 32%. Kesimpulan Hasil: Rendemen glukosamin yang dihasilkan adalah sebesar 22,16%  dengan nilai LoD 0,917%. Spektrum FTIR menunjukkan adanya pita serapan pada daerah NH, OH, C-N, C-H, C-O, gugus Amina Sekunder, dan Glikosida
Isolasi Fraksi Senyawa Aktif Antibakteri Staphylococcus epidermidis Dari Chlorella vulgaris B Sebagai Bahan Aktif antiseptik Nur Azizah Suhara; Elsya Nurul Mauludiyah; Lu'lu Ulul Albab; Nur Alifah Suhara; Indra Topik Maulana
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v3i1.4889

Abstract

Infeksi kulit dapat disebabkan oleh patogen yang bervariasi, salah satunya adalah bakteri. Infeksi kulit yang diakibatkan oleh bakteri tidak hanya berupa infeksi primer tetapi bisa juga menyebabkan infeksi sekunder. Mikroalga hijau (Chlorella vulgaris B) merupakan bahan alam yang mengandung senyawa yang memiliki potensi sebagai senyawa antibakteri, khususnya bakteri penyebab infeksi kulit. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antibakteri Staphylococcus epidermidis dari ekstrak dan fraksi dari mikroalga hijau (Chlorella vulgaris B) penyebab infeksi kulit. Untuk mengetahui kandungan senyawa di dalam mikroalga hijau (Chlorella vulgaris B) dilakukan penapisan fikokimia, yang menunjukkan adanya kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, monoterpen/seskuiterpen, polifenolat, steroid, tannin, dan antrakuinon. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang dihasilkan sebesar 119,3145 gram. Fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair, menghasilkan fraksi n-heksana sebesar 4,7885 gram, fraksi etil sebesar 0,7852 gram, dan fraksi air sebesar 16,675 gram. Hasil pengujian aktivitas antibakteri penyebab infeksi kulit dari fraksi dengan menggunakan metode difusi agar menghasilkan zona hambat.
REVIEW : PENGARUH MODIFIKASI NUTRISI MEDIA KULTUR DUNALIELLA SALINA TERHADAP AKTIVITAS SITOTOKSIK ANTIKANKER Indra Topik Maulana
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v4i2.7971

Abstract

Dunaliella salina merupakan mikroalga halotolerant yang mampu bertahan dan tumbuh pada kondisi lingkungan yang ekstrim. Upaya Dunaliella salina untuk bertahan adalah dengan meningkatkan produksi senyawa karotenoid serta senyawa lainnya. Tingkat salinitas yang tinggi, defisiensi Nitrogen, serta pengaruh suhu dan pencahayaan terbukti memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan Dunaliella salina serta meningkatkan produksi β-karoten. Tingginya kadar β-karoten memiliki hubungan erat terhadap peningkatan aktivitas sitotoksik Dunaliella salina terhadap sel kanker. Beberapa penelitian telah membuktikan (baik melalui uji invitro maupun invivo) bahwa Dunaliella salina baik yang dikultur pada media normal maupun hasil modifikasi mampu menghambat pertumbuhan sel kanker melalui beragam mekanisme. 9-Cis- β-Carotene (9CβC) merupakan jenis β-karoten yang banyak diproduksi secara alami oleh Dunaliella salina dan terbukti memiliki aktivitas sitotoksik lebih baik dibandingkan dengan β-karoten sintetik yang memiliki bentuk geometri All Trans β-Carotene (ATβC). Meskipun memiliki aktivitas sitotoksik, namun Dunaliella salina tetap aman dan selektif dalam menghambat pertumbuhan sel.