Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengembangan Sari Nanas Tinggi Aktivitas Antioksidan Menggunakan Pendekatan Half Factorial Design Indra Topik Maulana; Budi Prabowo Soewondo; Abdul Kudus
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 3 No. 3 (2021): JUNE
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v3i3.4461

Abstract

Nanas (Ananas comosus L.) subang memiliki potensi untuk dibuat menjadi pangan fungsional sari nanas yang memiliki aktivitas antioksidan. Untuk menghasilkan produk yang tahan lama dan memiliki aktivitas antioksidan, maka sari nanas dibuat dengan melewati empat faktor perlakuan yaitu pemilihan bahan, penambahan gula, blansing, dan pemasakan dengan masing–masing terdiri dari dua variabel yaitu positif dan negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh empat faktor perlakuan tersebut terhadap aktivitas antioksidan dari sari nanas. Pembuatan sari nanas didesain melalui pendekatan half design experiment. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel yang disimpan pada suhu kamar mengalami fermentasi kurang dari 7 hari pengujian, sedangkan seluruh sampel yang disimpan pada suhu dingin lebih tahan lama sehingga dilanjutkan pada pengujian selanjutnya. Diagram pareto menunjukkan pemilihan bahan, konsentrasi gula, dan durasi waktu blansing secara nyata memberikan pengaruh terhadap peningkatan aktivitas antioksidan dari sari nanas. Namun demikian, durasi waktu pemasakan masih perlu dianalisis lebih lanjut.
PENENTUAN PARAMETER TERMODINAMIKA PEMBENTUKAN KOMPLEKS INKLUSI IBUPROFEN-β-SIKLODEKSTRIN DAN PENGARUH KONSENTRASI BETASIKLODEKSTRIN TERHADAP KELARUTAN IBUPROFEN Fitrianti Darusman; Tia Aulia Silvianti; Budi Prabowo Soewondo
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v3i2.5812

Abstract

Ibuprofen merupakan turunan asam propionat bersifat analgetik yang mempunyai daya antiinflamasi dan termasuk ke dalam Biopharmaceutic Classification Systems (BCS) kelas II yang mempunyai kelarutan praktis tidak larut dalam air dimana laju pelepasan ibuprofen menjadi penentu absorbsi obat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kelarutan ibuprofen yaitu dengan pembentukan kompleks inklusi menggunakan β-siklodekstrin. β-siklodekstrin merupakan turunan siklodekstrin yang paling ekonomis dan non toksik saat diberikan secara oral serta ukuran rongganya sesuai untuk banyak obat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan parameter termodinamika (ΔH, ΔG dan ΔS) dan pengaruh konsentrasi β-siklodekstrin terhadap kelarutan ibuprofen berdasarkan harga tetapan stabilitas kompleks pada proses pembentukan kompleks inklusi ibuprofen-β-siklodekstrin. Pembentukan kompleks inklusi antara ibuprofen dengan β-siklodekstrin dilakukan pada 2 kondisi pH yaitu dapar sitrat pH 5,2 dan dapar fosfat pH 7,2 serta 3 kondisi suhu yaitu 32°, 37°, dan 42°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibuprofen dapat berinteraksi dengan β-siklodekstrin membentuk kompleks inklusi. Interaksi yang terjadi pada pH 5,2 dan 7,2 berlangsung secara eksotermik (ΔH<0), proses terjadi secara spontan (ΔG negatif) dan terjadi penurunan ketidakteraturan sistem (ΔS negatif) serta kelarutan ibuprofen meningkat dengan meningkatnya kadar β-siklodekstrin dimana harga tetapan stabilitas kompleks pada pH 5,2 sebesar 297,012 M-1 lebih besar dari pada pH 7,2 sebesar 50,137 M-1.Kata kunci : 
Kajian Pustaka Potensi Nanofiber Kolagen sebagai Bahan Aktif dalam Proses Penyembuhan Luka Trimaulani Anggraeni; Ratih Aryani; Budi Prabowo Soewondo
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.591 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4190

Abstract

Abstract. Wound healing is a multifactorial process whose healing process can be done traditionally. However, its healing takes a long time so it is less effective. So the researchers conducted research related to new medical engineering for wound healing, namely tissue engineering using collagen. Collagen has a large particle size so it is necessary to reduce the size of the particle to increase its effectiveness, namely with nanofibers. To validate the wound healing effect on collagen nanofibers, a study based on literature review was carried out through library searches at reputable publishers such as Science Direct, Pubmed, Research gate, NBCI, Taylor & Francis, Hindawi, Spinger – Verlag, and Google Scholar by taking into account the inclusion and exclusion criteria. The results of the literature search show: 1. The formula used for the manufacture of collagen nanofibers is HFIP as a solvent for collagen and other additives that support the formation of nanofibers. 2. The method used for the manufacture of collagen nanofibers is electrospinning. 3. Good nanofibers are nanofibers that are smooth, dense, have a diameter of 100-500 nm and an tensile strength of 1-40 Mpa. 4. Collagen nanofibers have been shown to have good effectiveness in wound healing, which is indicated by an increase in average wound closure of up to 64% on day 7 and an average wound closure of up to 79% on day 14 in in vivo animal testing. Abstrak. Penyembuhan luka merupakan suatu proses multifaktorial yang proses penyembuhan nya dapat dilakukan secara tradisional. Namun, penyembuhan nya membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga kurang efektif. Sehingga peneliti melakukan penelitian terkait dengan rekayasa medis baru untuk penyembuhan luka yaitu rekayasa jaringan dengan menggunakan kolagen. Kolagen mempunyai ukuran partikel yang besar sehingga diperlukan pengecilan ukuran partikel untuk meningkatkan efektivitasnya yaitu dengan nanofiber.Untuk memvalidasi adanya efek penyembuhan luka pada nanofiber kolagen dilakukan penelitian berbasis study literature review melalui penelusuran pustaka pada penerbit bereputasi seperti Science Direct, Pubmed, Research gate, NBCI, Taylor&Francis, Hindawi, Spinger – verlag, serta google scholar dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelusuran pustaka menunjukkan: 1. Formula yang digunakan untuk pembuatan nanofiber kolagen yaitu HFIP sebagai pelarut kolagen dan bahan tambahan lain yang menunjang pembentukan nanofiber. 2. Metode yang digunakan untuk pembuatan nanofiber kolagen yaitu electrospinning. 3. Nanofiber yang baik yaitu nanofiber yang halus, padat, memiliki diameter 100 – 500 nm serta kekuatan daya tarik 1 – 40 Mpa. 4. Nanofiber kolagen terbukti memiliki efektivitas yang baik dalam menyembuhkan luka yang ditandai dengan adanya peningkatan penutupan luka rata – rata hingga 64% pada hari ke 7 dan penutupan luka rata – rata hingga 79% pada hari ke 14 pada pengujian terhadap hewan secara in vivo.
Pelatihan Diversifikasi Produk Madu di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat melalui Kolaborasi Luar Negeri dengan Thammasat University Taufik Muhammad Fakih; Lina Jamilah; Liza Dzulhijjah; Adryan Fristiohady; Aulia Fikri Hidayat; Budi Prabowo Soewondo; Gita Cahya Eka Darma; Rizki Nuzulfikri; Faqih Radina; Robby Prayitno
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): April-Juni
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.064 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v4i2.1748

Abstract

The main problems found in the Malaya Farmer Group in Pasirjambu District which are partners, are problems related to honey bee harvesting techniques and the diversification of honey products. Some of the methods applied to achieve the target are coordination with domestic and foreign partners through outreach, discussions, identification of problem solutions, selection of alternative solutions to problems, and formulation of implementation stages. Then the implementation of training on honey bee harvesting techniques, the practice of making diversified honey products, and marketing the results of diversified honey products. The achievement of this community service has obtained data in the form of honey product diversification including Honey Combination Soap, Honey Ginger Candy, and Honey Milk Coffee Drinks with the MAZALI brand. In addition, through this community service, training on honey bee harvesting techniques was successfully carried out with the title Trigona Honey Bee Cultivation Training with the theme of Harvesting Techniques, Quality Assessment, and Diversification of Trigona Honey Products. It is hoped that this community service can provide benefits for the development of science, especially in order to help improve skills in honey bee harvesting techniques and develop various diversifications of honey products so that they can become superior in Pasirjambu District.
Optimasi Transcutol dan Propilenglikol Sebagai Peningkat Penetrasi dalam Gel Natrium Diklofenak Menggunakan Simplex Lattice Design Sani Ega Priani; Muhammad Taufik Septian; Budi Prabowo Soewondo
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i1.307

Abstract

Penggunaan natrium diklofenak sebagai analgetik dan antiinflamasi topikal dibatasi oleh stratum korneum sebagai barrier penetrasi kulit sehingga dibutuhkan penambahan zat peningkat penetrasi. Transcutol dan propilenglikol merupakan senyawa yang diketahui mampu meningkatkan penetrasi perkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan transcutol dan propilenglikol serta kombinasinya terhadap penetrasi natrium diklofenak dalam sediaan gel. Rancangan formula sediaan ditentukan dengan metode Simplex Lattice Design (SLD). Terhadap semua formula sediaan gel hasil desain SLD  dilakukan uji difusi in vitro sebagai pengukuran profil respon dengan sel difusi Franz.  Profil respon berupa nilai flux difusi dianalisis kembali dengan SLD untuk mengetahui pengaruh kombinasi dan juga formula optimum. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa penambahan transcutol dan propilenglikol mampu meningkatkan penetrasi natrium diklofenak dalam bentuk sediaan gel. Penambahan transcutol dan propilenglikol dalam bentuk kombinasi, memberikan efek peningkat penetrasi yang lebih rendah, dibandingkan dengan penggunaan tunggal. Penggunaan propilenglikol tunggal sebagai peningkat penetrasi lebih baik dibandingkan dengan penggunakan kombinasi ataupun penggunaan transcutol tunggal.  Formula optimum berdasarkan SLD adalah formula dengan perbandingan transcutol dan propilenglikol 0:1, yang memberikan nilai flux 416,33 ±13,89 ?g/cm2.menit yang tidak berbeda bermakna secara statistik dengan hasil prediksi software.
Analisis, pengembangan, dan sertifikasi produk madu trigona hasil budidaya masyarakat Taufik Muhammad Fakih; Aulia Fikri Hidayat; Budi Prabowo Soewondo; Gita Cahya Eka Darma; Rizki Nuzulfikri; Faqih Radina; Robby Prayitno
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 6 No 3 (2023): Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v6i3.19680

Abstract

Permasalahan pokok yang dihadapi oleh Desa Tenjolaya, yang menjadi mitra dalam Program Pengembangan Produk Unggulan Mitra (P3UM), melibatkan tantangan terkait praktik budi daya lebah madu serta mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-PIRT) dan Sertifikat Halal dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Dalam rangka mencapai hasil yang diharapkan, rencana kegiatan P3UM telah dirancang dan melibatkan beberapa tahap penting, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengajuan produk yang telah bersertifikat, tahap pemantauan dan evaluasi aktivitas, serta tahap pelaporan. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan tersebut, sejumlah pencapaian signifikan telah berhasil diperoleh. Pertama, melalui proses identifikasi lebah madu, spesies lebah tersebut diidentifikasi sebagai Tetragonula drescheri. Selanjutnya, dalam analisis kualitas madu dari sampel Madu Trigona, hasil menunjukkan bahwa produk ini memenuhi standar kualitas madu budidaya sesuai dengan ketentuan SNI 8664:2018. Selain itu, pelatihan dalam rangka membangun pengetahuan tentang Budidaya Lebah Madu Trigona diadakan, dengan fokus pada potensi wirausaha di bidang ini. Terakhir, produk Madu Trigona dinamai MAZALI dan telah melewati proses pengemasan serta berhasil mendapatkan SPP-PIRT dengan nomor pendaftaran P-IRT 1073204010491-27. Semua pencapaian ini mendukung aspirasi agar produk MAZALI mampu menjadi salah satu produk unggulan yang mewakili Desa Tenjolaya.
Studi Pemodelan Formulasi Etosom dengan Zat Aktif Aktif Antijamur Golongan Azol Menggunakan Response Surface Methodology (RSM) Asyifa Mughnitiyas; Mentari Luthfika Dewi; Budi Prabowo Soewondo
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8674

Abstract

Abstract. Antifungal azole is a class of synthetic antifungal agents used to prevent or treat fungal infections. It is the first-line treatment for prophylactic and therapy of invasive fungal infections. Topical formulations of azole drugs in conventional dermatological products have been shown to possess limited skin penetration. This can result in reduced therapeutic effects. One method of topical drug delivery is the use of nanocarriers, such as ethosomes, which are vesicular lipid-based delivery systems. The critical points in ethosome formulations include determining the optimal concentrations of ethanol and phospholipids to produce desirable ethosome characteristics. The investigation aimed to study the impact of ethanol and phospholipid concentrations on the characteristics of ethosome formulations containing azole antifungal agents using a Response Surface Methodology (RSM) approach. This study was conducted employing a Systematic Literature Review (SLR) methodology. Azole antifungal agent formulations have shown that increasing ethanol concentration and decreasing phospholipid concentration reduce vesicle size. This is accompanied by an increase in %EE when both ethanol and phospholipid concentrations are elevated. Simultaneously, a decrease in both ethanol and phospholipid concentrations reduces %PI. Furthermore, decreasing phospholipid concentration will increase %ZP and %DR. Keywords: Ethosome, Antifungal, Skin Abstrak. Antijamur golongan azol merupakan golongan antimikotik sintetik yang umumnya merupakan lini pertama untuk profilaksis dan terapi infeksi jamur invasif. Sediaan topikal obat golongan azol pada produk dermatologis konvensional memiliki efek penetrasi obat yang kurang ke dalam kulit, sehingga efek terapeutik berkurang. Salah satu sistem penghantaran obat topikal berbasis nanocarrier yaitu etosom merupakan sistem penghantaran vesicular berbasis lipid. Pada formulasi etosom memiliki titik kritis diantaranya konsentrasi etanol dan fosfolipid yang optimum agar menghasilkan karakteristik etosom yang baik. Upaya untuk mengetahui pengaruh konsentrasi etanol dan fosfolipid terhadap karakteristik etosom yang baik dapat menggunakan pemodelan terhadap formula etosom menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi etanol dan fosfolipid dalam formulasi etosom dengan zat aktif antijamur golongan azol terhadap karakteristik etosom menggunakan Response Surface Methodology sehingga dapat memberi petunjuk untuk menghasilkan formulasi yang memberikan efek terapeutik yang maksimum. Kajian ini dilakukan dengan metode Systematic Literatur Review (SLR). Hasil kajian pemodelan pada formulasi etosom dengan zat aktif antijamur golongan azol menunjukkan peningkatan konsentrasi etanol dan penurunan konsentrasi fosfolipid akan menurunkan ukuran vesikel, peningkatan konsentrasi etanol dan fosfolipid akan meningkatkan %EE, penurunan konsentrasi etanol dan fosfolipid akan menurunkan %PI, penurunan konsentrasi fosfolipid akan meningkatkan %ZP dan %DR. Kata Kunci: Etosom, Antijamur, Kulit
Potensi Ekstrak Daun Tin (Ficus carica L.) Sebagai Antibakteri Syavina Nur Zahira; Ratih Aryani; Budi Prabowo Soewondo
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8932

Abstract

Abstract: The most common infection in humans is a bacterial infection that can potentially cause severe disease, septic shock, and multiorgan dysfunction. Disease-causing bacteria include Escherichia coli and Staphylococcus aureus. Treatment of bacterial infections is done using antibiotics. However, the irrational use of antibiotics can lead to antibiotic resistance. Antibiotic resistance can lead to failure in treating various infectious diseases, so alternative treatments are needed from natural ingredients with antibacterial mechanisms. Fig leaf extract contains different secondary metabolites which can be used as antibacterials. This study aims to determine the antibacterial activity of fig leaf extract against E.coli and S.aureus bacteria and determine the compounds contained in fig leaf extract that have the potential as antibacterial agents. The method used in this study is the Systematic Literature Review (SLR) method from research journals that have been published. The results showed that fig leaf extract had better antibacterial activity in inhibiting gram-positive bacteria such as S.aureus. The best antibacterial activity of fig leaf extract was n-hexane extract because, at a concentration of 0.2%, it inhibited E.coli and S.aureus bacteria by 9 mm (medium) and 12 mm (strong), respectively. Fig leaf extract contains flavonoids, tannins, and terpenoids, which have an antibacterial mechanism. Abstrak: Infeksi yang paling umum terjadi pada manusia adalah infeksi bakteri yang berpotensi menyebabkan terjadinya infeksi berat, syok septik, dan disfungsi multiorgan. Bakteri penyebab penyakit diantaranya adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Pengobatan infeksi bakteri dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Namun, pengunaan antibiotik yang irasional dapat menimbulkan terjadinya resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik dapat mengakibatkan kegagalan dalam pengobatan berbagai jenis penyakit infeksi, sehingga diperlukan alternatif pengobatan yang bersumber dari bahan alam yang memiliki mekanisme sebagai antibakteri. Ekstrak daun tin memiliki berbagai kandungan metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun tin terhadap bakteri E.coli dan S.aureus, serta mengetahui senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun tin yang berpotensi sebagai antibakteri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Systematic Literature Review (SLR) dari jurnal-jurnal penelitian yang telah dipublikasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun tin memiliki aktivitas antibakteri yang lebih baik dalam menghambat bakteri gram positif seperti S.aureus. Aktivitas antibakteri ekstrak daun tin terbaik adalah ekstrak n-heksan karena pada konsentrasi 0,2% dapat menghambat bakteri E.coli dan S.aureus berturut-turut sebesar 9 mm (sedang) dan 12 mm (kuat). Senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun tin adalah flavonoid, tanin, dan terpenoid yang memiliki mekanisme sebagai antibakteri.
Identifikasi Struktur Protein Spike Varian Baru SARS-CoV-2 secara Bioinformatika dalam Pengembangan Kandidat Terapi COVID-19 Taufik Muhammad Fakih; Dwi Syah Fitra Ramadhan; Aulia Fikri Hidayat; Budi Prabowo Soewondo
Jurnal Riset Kimia Vol. 14 No. 2 (2023): September
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v14i2.552

Abstract

Despite the relatively slow evolutionary rate of SARS-CoV-2 in comparison to other RNA viruses, the extensive and rapid transmission during the COVID-19 pandemic has led to the emergence of significant genetic diversity since the virus first infected the human population. This has resulted in various variants, such as Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1), among others. Of particular concern are the Delta Variant and newly recognized Variants of Concern (VOCs), including lineages of B.1.617.2, as well as other VOCs discovered through local transmission, such as Epsilon (B.1.427/29-US) and B1.1.7/E484K-UK. The interactions between these variants and the spike protein of SARS-CoV-2, as well as the Angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), have become a primary focus in understanding the infection and spread of the SARS-CoV-2 virus. This research aims to comprehensively identify, evaluate, and explore the structural characteristics of the macromolecular spike protein of SARS-CoV-2 in the Beta, Gamma, and Delta variants using bioinformatics approaches. The methods employed in this study include homology modeling, molecular docking simulations, and molecular dynamics simulations. The research findings indicate that the spike protein of SARS-CoV-2 in the Gamma variant exhibits a strong affinity for ACE2. Therefore, this study is expected to serve as a reference for designing effective vaccine or antiviral candidates targeting various SARS-CoV-2 variants in the treatment of COVID-19 infections.
Perancangan dan Evaluasi Sifat Kimia Fisika Amilopektin Talas Beneng Termodifikasi Agung Setiawan; Diar Herawati; Budi Prabowo Soewondo
Jurnal Riset Farmasi Volume 4, No. 2, Desember 2024, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrf.v4i2.5195

Abstract

Abstract. The study objective in this paper is to design and evaluate the physico-chemical properties of modified amylopectin of beneng taro (Xanthosoma undipes K. Koch) used as an alternative raw material for capsule shells. The starch used was modified by the acid hydrolysis method, and amylopectin isolation was carried out using heating. The results of the characterization of modified starch that meets the requirements of SNI 3451: 2011 include organoleptic, water content test, and ash content test. The results showed that amylopectin of beneng taro starch can be used as an alternative raw material for capsule shells. Amylopectin of beneng taro is able to form starch granules and expand well to produce a gel solution that can bind other materials well to produce capsule shells with various characteristics. The capsule shell produced in this study has the fastest crushing time of about 3 minutes 45 seconds and the slowest of about 10 minutes 42 seconds. Then, the specifications of the capsule shell have met the standards, including the length, weight, and diameter of the capsule shell. Abstrak. Tujuan penelitian pada paper ini yaitu untuk merancang dan mengevaluasi sifat fisika kimia amilopektin talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) termodifikasi digunakan sebagai bahan baku alternatif cangkang kapsul. Pati yang digunakan, dimodifikasi dengan metode hidrolisis asam, isolasi amilopektin dilakukan menggunakan cara pemanasan. Hasil karakterisasi pati termodifikasi yang memenuhi syarat dari SNI 3451:2011 meliputi organoleptis, uji kadar air dan uji kadar abu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa amilopektin pati talas beneng dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif cangkang kapsul dengan kombinasi karagenan sebagai pembentuk gel dan gliserin sebagai plasticizer. Amilopektin talas beneng mampu membentuk granula pati dan mengembang dengan baik sehingga menghasilkan larutan gel yang dapat mengikat bahan lain dengan baik sehingga menghasilkan cangkang kapsul dengan berbagai karakteristik. Cangkang kapsul yang dihasilkan pada penelitian ini memiliki waktu hancur paling cepat sekitar 3 menit 45 detik dan paling lambat sekitar 10 menit 42 detik. Kemudian spesifikasi cangkang kapsul telah memenuhi standar meliputi panjang, berat, dan diameter cangkang kapsul.