Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Modifikasi Kimia Pati Haryadi Haryadi
agriTECH Vol 4, No 1 (1984)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.153 KB) | DOI: 10.22146/agritech.18969

Abstract

.
Identifikasi Hidrolisat Asam dari Pati Hidroksipropil dengan HPLC Haryadi Haryadi
agriTECH Vol 8, No 3 (1988)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3922.28 KB) | DOI: 10.22146/agritech.19029

Abstract

Hidrolisat pati hidroksipropil dipisahkan dengan HPLC menggunakan uPoracil menjadi enam komponen, yaitu berturut-turut 1,2-0- propilin-D- glukofuranosa, 1,2-0-(R)-propilin-alpha-D-glukopiranosa, 1,2-0-propilin-D-glukosa , 2-0- hidroksipropil-D-glukosa tercampur sedikit 3-0-hidroksipropil-D-glukosa, dan 6-0-hidroksipropil- D-glukosa.
Kajian Tentang Distribusi Substitusi Pati Hidroksipropil dengan HPLC Haryadi Haryadi
agriTECH Vol 8, No 4 (1988)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1357.246 KB) | DOI: 10.22146/agritech.19033

Abstract

Hidrolisat asam dari Pati hidroksipropil dari gandum, jagung, jagung waxy dan jagung amilose tinggi dipisahkan dengan HPLC menggunakan kolom uPoracil menjadi enam komponen. Senyawa model hidroksipropil D-glukosa disintesa dengan cara hidroksipropilasi glukosa yang lebih dahulu diblok. Komponen hidrolisat pati hidroksipropil dianalisa dengan menggunakan senyawa model. Hasilnya menunjukkan bahwa substitusi pada C2 lebih dari 82% dan sekitar 6% pada C6 pada unit glukose pada derifatif pati gandum; lebih dari 87% pada C2 dan lebih dari 30% pada C6 pada pati jagung. Penentuan subsitusi molar dengan HPLC memberi hasil yang mirip dengan penentuan menggunakan spektrofotometer.
Penentuan Letak Hidrolisis Pati Hidroksipropil dengan Analisis HPLC Haryadi Haryadi
agriTECH Vol 9, No 2 (1989)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1185.152 KB) | DOI: 10.22146/agritech.19043

Abstract

Monosakarida yang didapatkan dari hidrolisis pati hidroksipropil oleh α-amilase maupun glukoamilase ialah glukosa. Hidroksipropil glukosa tidak ditemukan pada hidrolisat. Bagian ujung-ujung pereduksi pada hidrolisat juga tidak ditemukan anhidroglukosa tersubstitusi. Kenyataan-kenyataan ini menunjukkan bahwa ikatan glukosida pada satuan hidroksipropil anhidroglukosa dengan satuan anhidroglukosa pada pati hidroksipropil tidak bisa dipecah oleh kedua enzim tersebut. 
Beberapa Bukti Struktur Granula Pati Haryadi Haryadi
agriTECH Vol 9, No 4 (1989)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (964.01 KB) | DOI: 10.22146/agritech.19052

Abstract

Pati jagung ketan, jagung normal dan jagung amilosa tinggi dikaji struktur granulanya dengan pengujian-pengujian kedapatcernaan secara in vitro menggunakan a -amilase, tingkat substitusi turunan hidroksipropil pati dan kemudahan hidrolisis dengan asam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makin banyak kandungan amilosa pati jagung makin sukar dicerna, makin sedikit tingkat substitusi tetapi terjadi multisubstitusi, dan makin sat dilakukan hidrolisis dengan asam. Kenyataan tersebut mendukung teori bahwa amilosa pada granula pati tersusun dalam ikatan-ikatan yang lebi h kompak daripada arnilopektinnya.
Penentuan Struktur Hidroksipropil Glukosa dengan Cara H-NMR Haryadi Haryadi
agriTECH Vol 10, No 1 (1990)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1024.529 KB) | DOI: 10.22146/agritech.19055

Abstract

Hasil hidrolisis pati hidroksipropil dengan asam dilakukan fraksinasi dengan HPLC menggunakan kolom μ Poracil semi-preparatif. Dua komponen utama yang diperoleh diuji dengan spektrometri ' HNMR dalam bentuk turunan perasetat. Penentuan struktur dipertegas dengan menggunakan pembanding senyawa model hldroksipropil glukosa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa turunan perasetat dan komponen hidroksipropil glukosa yang pertama adalah campuran diasterosomer-anomer 2-0-(2-hidroksipropil)-D-glukopiranosa tercampur sedikit dengan 3-0-(2-hidroksipropil)-D-glukopiranosa perasetat dan yang kedua adalah campuran diasterioisomer-anomer 2-0-(2-hidroksipropil)-D-glukopiranosa perasetat.
Penetapan Struktur Turunan Hidroksipropil Glukosa Bukan Pereduksi dengan Cara H-NMR Haryadi Haryadi
agriTECH Vol 10, No 3 (1990)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1387.118 KB) | DOI: 10.22146/agritech.19064

Abstract

Fraksinasi terhadap hidrolisat asam dari pati hidroksipropil dengan HPLC menggunakan kolom μ Poracil semi-preparatif menghasilkan tiga fraksi bukan pereduksi yang tertahan dalam waktu lebih pendek daripada dua fraksi pereduksi yang Iebih banyak jumlahnya. Tiga fraksi bukan pereduksi diuji dengan spektrometri 1N-MNR dalam bentuk turunan perasetat. Hasilnya menunjukkan bahwa turunan perasetat tersebut adalah 1,2-0-(1,2-(R)-propilen)-α-D-glukofuronosa tri-asetat bercampur dengan sedikit diasterioisomer (S). campuran diasterioisomer (R) dan (S) 1,2-0-(1,2-propilen)-α- D-glukopiranosa tri-asetat dan campuran 1.2-0-propilen-D-glukosa tri-asetat
13C-NMR Spectrometric Identification of Acid Hydrolysed Hydroxypropyl Starch Components Haryadi Haryadi
agriTECH Vol 11, No 1 (1991)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2266.408 KB) | DOI: 10.22146/agritech.19215

Abstract

The products of acidic hydrolysis of hycroxypropyl starch (molar substitution 0.28) were isolated by HPLC using an amine treated μ Poracilcoloumn. Based on the 13C-NMR Spectral data the Individual fractions were assigned 1,2-0-[1.2-(S)-propyiene]-a-Dglucofuranose, 12-0-[1 ,2-(R) and (S)-propylene]-a-D-glucopyranose, 2-0-[2-hydroxypyl-(R) and (S)]-α,B-D-glucopyranose, and 6-0-[2-(R) and (S)-hydroxypropyI]-α,B-D-glucopyranose, respectively.
Dasar-Dasar dan Pemanfaatan Ilmu dan Teknologi Pati Haryadi Haryadi
agriTECH Vol 13, No 3 (1993)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2408.307 KB) | DOI: 10.22146/agritech.19272

Abstract

.
Beberapa Karakteristik Kerupuk Ikan yang Dibuat Dengan Variasi Rasio Ikan Nila:Tapioka dan Lama Perebusan Adonan Agus Pamudji Rahardjo; Haryadi Haryadi
agriTECH Vol 17, No 2 (1997)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1603.898 KB) | DOI: 10.22146/agritech.19326

Abstract

'Keropok' crackers preparation was varied in the ratio of fish added to tapioca starch, and the length of dough-like mixture cooking. The fish used was in the form of ground red 'nila' fish (Orcochromis niloticus) meat. The ratios of fish to starch were 30:70, 40:60, 50:50, and 60:40. The ground fish and starch and other ingredients were mixed to get dough-like mixture which was then stuffed into a plastic bag having 5 cm diameter and 20 cm length. The stuffed rolls were then cooked in boiling water for 45, 60 and 75 min, cooled immediately, sliced, and dried. The crackers were analyzed for moisture, and charac-terized for thermal properties, acceptability, objective texture , degree of expansion, and hygroscopicity. The results indicated that higher ratio of fish to starch needed higher energy to melt. Higher ratio of fish to starch gave lower `keropok' cracker acceptability. Higher ratio and longer cooking time resulted in decrease in the degree of expansion during frying. However, any samples showed no difference in hygroscopicity. The crackers expanded well during frying when the initial moisture content ranged from 8,53 to 11,19%. Hardness of the acceptable fish crackers were 31,24 - 40,77 N. Based on the high acceptability, and economic reason relating to lower ratio of fish to tapioca starch and shorter cooking time, methods of preparation involving addition of fish to starch at ratio 30:70 and dough-like cooking for 60 min and at ratio 40 : 60 and cooking for 45 min were considered best.