Nosakros Arya
Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Siswa Kelas 1-5 Dan Pra Sekolah, Di Sekolah Kebangsaan Seri Makmur, Maran, Pahang, Malaysia Fuad Husain Akbar; Awaluddin Awaluddin; Nosakros Arya
Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020: Maret
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.26 KB) | DOI: 10.20956/jpmh.v1i1.9582

Abstract

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada anak kelompok sekolah dan pra sekolah perlu mendapat perhatian khusus sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Melalui program penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam meningkatkan upaya pelihara diri. Tujuan penelitian ini adalah memberikan pengetahuan kepada anak mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Jenis penelitian ini menggunakan metode penyuluhan video animasi dan model peraga gigi. Dalam kegiatan penyuluhan ini peserta ikut aktif dalam mengikuti instruksi yang diberikan oleh pelatih sehingga kegiatan ini berjalan dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa penyuluhan demonstrasi video dan penyuluhan dengan peraga gigi efektif untuk digunakan dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak.Kata Kunci : Kesehatan gigi, Mulut, Penyuluhan, pengetahuan
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Eksplorasi Potensi Desa Dan Evaluasi Kinerja Infrastruktur Desa Berbasis Internet Di Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan Samsuddin Amin; Purwanto Purwanto; Nosakros Arya
Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin (JPMH) Vol. 1 No.1 2020: Maret
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.611 KB) | DOI: 10.20956/jpmh.v1i1.9584

Abstract

Secara umum permasalahan yang dialami oleh 3 lokasi kegiatan (Kelurahan Tappanjeng, Letta, dan Lamalaka) khususnya dalam bidang infrastruktur permukiman, yakni, masih terdapat kinerja infrastruktur permukiman yang bernilai rendah, masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk bersama-sama memperbaiki dan memelihara infrastruktur permukiman yang ada, dan tidak tersedianya informasi dan media advokasi yang memadai dalam rangka turut berpartisipasi dalam memperbaiki, dan memelihara infrastruktur permukiman yang ada. Eksplorasi potensi desa/kelurahan dan evaluasi kinerja infrastruktur merupakan upaya-upaya yang dilakukan dalam meminimalisir pemukiman kumuh pada 3 kelurahan tersebut. Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut program kerja utama yang dilakukan antara lain Pembuatan Lorong Percontohan, Pelatihan Pengelolaan Website, Pendataan Data Potensi dan MBR, Penyelesaian RPLP, Penyelesaian DED, dan lain-lain. Metode pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi dan pendampingan langsung kepada masyarakat berupa pelatihan pembuatan RPLP, DED, dan website yang ditindaklanjuti dengan pendampingan dalam proses penyelesaainnya. Dampak dari program-program tersebut signifikan bagi pengetahuan masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan infrastruktur serta peningkatan kapasitas dalam bidang infrastruktur.Kata Kunci: infrastruktur; website; permukiman
KOMODIFIKASI KEMISKINAN DALAM TELEVISI INDONESIA Nosakros Arya; Hafied Cangara; Andi Alimuddin Unde
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.2 No.2 April - Juni 2013
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v2i2.361

Abstract

Abstrak Kemiskinan bukan hanya persoalan sosial, tetapi kemiskinan telah menjadi komoditas yang ‘seksi’ di media televisi Indonesia. Tujuan penelitian ini ; (1) menganalisis proses representasi kemiskinan yang ada pada program “Jika Aku Menjadi” dan “Bedah Rumah”, (2) menganalisis bentuk komodifikasi kemiskinan yang berlangsung pada kedua program tersebut, dan (3) menganalisis perbedaan (komparasi) secara signifikan antara kedua program tersebut dalam merepresentasikan bentuk komodifikasi kemiskinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian campuran. Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis bentuk komodifikasi kemiskinan yang ditampilkan dalam kedua program. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk membandingkan frekuensi kemunculan bentuk komodifikasi kemiskinan di antara kedua program tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program “Jika Aku Menjadi” dan “Bedah Rumah” secara kualitatif merepresentasikan proses komodifikasi kemiskinan dalam momen dramatis yang terdiri dari gambaran situasi kemiskinan, sensasi kegembiraan, mengundang simpati dan rasa haru bagi pemirsanya, dan merangsang syaraf tawa bagi pemirsanya. Kedua program tersebut juga mempraktikkan bentuk komodifikasi, antara lain: komodifikasi pekerja, komodifikasi khalayak, dan komodifikasi isi. Dan dengan menggunakan teknik statistik uji beda chi kuadrat, dihasilkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kedua program dalam merepresentasikan bentuk-bentuk komodifikasi kemiskinan.Abstract Poverty is not only as a social issue, but also become a ‘sexy’ commodity in Indonesian electronic media, television. The aims of this study were: (1) to analyze the representation of poverty that was showed in the “Jika Aku Menjadi” and “Bedah Rumah” programs, (2) to analyze the form of poverty commodification on the both programs, and (3) to analyze the significant differences (comparisons) between the two programs in the representing the form of poverty commodification. This study used a mixed research methods. Qualitative methods were used to analyze the form of poverty commodification which was shown in the both programs. On the other hand, quantitative methods were used to compare the frequency of occurrence in the form of poverty commodification between the both programs. The results showed that the program “Jika Aku Menjadi” and “Bedah Rumah” represented qualitatively the process of poverty commodification in the dramatic moments. They consisted of the picture the poverty situation, sensation of excitement, sympathy and compassion for the viewers, and stimulate nervous laughter to the viewers. The both programs also practiced a form of commodification, among others: the commodification of labor, commodification of audiences, and commodification of content. In addition, there was a significant difference both of programs in representing the form of poverty commodification by using different statistical techniques “chi square” test. 
Analisis Makna Simbolik Tradisi Pakkio’ Bunting Pada Perkawinan Adat Suku Makassar Nosakros Arya Arya; Teguh Ardiansyah Sabir; Dhia Naufalia Ilmi; Akhyar
Connected: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 2 No. 2 Desember 2021
Publisher : Connected: Jurnal Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.945 KB)

Abstract

Marriage is an essential thing for a person—likewise, the views of the Bugis people. According to the opinion of the Bugis people, marriage is not the union of the two brides and groom in a husband-wife relationship. Still, marriage is a ceremony that aims to unite two prominent families that have previously become closer or deeper. The depth of the meaning of marriage for Bugis makes a series of ceremonies to respect the perka. In the customary marriage of the Bugis Makassar, there is a tradition that the community has carried out. One of those traditions is "Pakkio' Bunting." Pakkio 'Buntter' consists of two words, namely pakkio, 'which means the caller or welcome, and the pregnant bride or groom. Pakkio' Bunting poetry is tribal oral literature in a series of poetic lines used in the welcoming procession. When the groom and his entourage arrive at the bride's house, a man will say the Pakkio' pregnant poem. The research aims to practice the pakkio' pregnant tradition in Bugis Makassar traditional marriages today, which causes the Pakkio' Bunting tradition in Bugis customary marriages. Then identify the most reasonable efforts to maintain the Pakkio' Bunt tradition in the Makassar Bugis marriage tradition. The location of this research is Biringbulu District, Kab. Gowa, South Sulawesi Province. This research will use a qualitative descriptive approach. Based on the research results, the meaning of the pregnant pakkiok is related to the atmosphere of the newlyweds navigating the household ark, such as being responsible, respecting each other, accepting each other, and understanding each other.