Rani Agustina Wulandari
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengendalian Mutu Benih Tebu (Saccharum officinarum L.) Mata Tunas Tunggal Menggunakan Pengaturan Kadar Lengas Media Serbuk Abu Sekam Padi Henricus Tegar Panuntun; Taryono Taryono; Rani Agustina Wulandari
Vegetalika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.921 KB) | DOI: 10.22146/veg.25985

Abstract

Bibit tebu mata tunas tunggal memiliki umur simpan yang relatif pendek. Apabila tanpa perlakuan, daya kecambah mata tunas tunggal sudah menurun pada umur simpan 2 hari. Oleh karena itu, dibutuhkan metode penyimpanan yang tepat untuk memperpanjang umur simpan, sehingga kualitasnya masih baik saat akan ditanam di lahan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar lengas media simpan dan umur simpan tebu terbaik untuk mempertahankan mutu bibit tebu mata tunas tunggal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan perlakuan faktorial 3 × 4 + 1 dalam rancangan lingkungan acak lengkap (RAL). Faktor pertama adalah media simpan yang terdiri dari media simpan serbuk abu sekam padi dengan penambahan kadar lengas media 0, 20, 40 dan 60 %. Faktor kedua adalah klon tebu yang terdiri dari klon Kidang Kencana, klon Bululawang, dan klon VMC. Pengamatan dilakukan pada umur simpan 0, 4, 8, 12 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara media simpan dan klon yang digunakan pada  jumlah mata tunas mati, jumlah mata tunas tumbuh, indeks vigor (IV), tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang sedangkan pada pengamatan lainnya, media simpan dan klon tebu tidak memberikan pengaruh yang nyata.  Penyimpanan menggunakan media dengan kadar lengas 20% secara umum sedikit menurunkan kualitas benih. Klon VMC menunjukkan perkecambahan benih paling baik dilihat dari gaya berkecambah dan indeks vigornya. Dari pengamatan mutu benih diketahui penambahan kadar lengas mampu memperpanjang masa simpan hingga umur simpan 12 hari , sedangkan pada mutu bibit penambahan kadar lengas mampu memperpanjang masa simpan hingga 8 hari.
Pendugaan Parameter Genetik Komponen Hasil untuk Seleksi Tidak Langsung Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Berdaya Hasil Tinggi M. Mujadid Faiqon; Supriyanta Supriyanta; Rani Agustina Wulandari
Vegetalika Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.828 KB) | DOI: 10.22146/veg.26168

Abstract

Seleksi langsung terhadap daya hasil seringkali sulit dilakukan karena sifat alami hasil yang kompleks dan besarnya pengaruh lingkungan terhadap hasil. Seleksi tidak langsung mendasarkan pada komponen hasil yang berkorelasi terhadap hasil dapat dilakukan sebagai solusi untuk masalah tersebut. Pendugaan parameter genetik dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai komponen hasil yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil per hektar. Sembilan genotipe padi  diasumsikan  berdistribusi  random  ditanam  mengikuti  rancangan RCBD di dua lokasi, Klaten dan Sleman. Komponen varian dan kovarian yang diduga melalui ANOVA dan ANCOVA digunakan untuk menduga heritabilitas, korelasi genetik, koheritabilitas, dan rasio nilai harapan CRA/RA. Analisis lebih lanjut untuk korelasi genetik dilakukan dengan analisis lintas untuk memperoleh informasi tambahan  mengenai hubungan  antara hasil dengan komponen hasil. Tinggi tanaman, panjang daun bendera, umur berbunga, umur panen, bobot 100 butir biji, jumlah malai per rumpun, panjang malai, dan kerapatan malai diketahui memiliki heritabilitas tinggi (lebih dari 0,7) dan lebih tinggi dibandingkan heritabilitas hasil per hektar (0,55 di Klaten dan 0,42 di Sleman). Jumlah malai per rumpun memiliki korelasi genetik positif dan tinggi dengan hasil per hektar sementara panjang daun bendera dan umur berbunga memiliki pengaruh langsung positif dan tinggi terhadap hasil per hektar di lokasi Klaten. Bobot 100 butir biji dan panjang malai memiliki korelasi genetik yang positif dan tinggi terhadap hasil per hektar sementara tinggi tanaman dan jumlah biji per malai memiliki pengaruh langsung yang tinggi dan positif. Akan tetapi, tidak terdapat komponen hasil yang memiliki rasio nilai harapan CRA/RA lebih tinggi dari 1 yang menunjukkan bahwa tidak ada komponen hasil yang dapat meningkatkan kemajuan genetik hasil per hektar melalui seleksi tidak langsung. Seleksi langsung terhadap daya hasil lebih efektif dibandingkan dengan seleksi tidak langsung melalui komponen hasil tertentu.
Pengaruh Pemeraman Eksplan Daun dengan Kolkisina Secara In Vitro terhadap Keberhasilan Pembentukan Terung Tetraploid Fathin Nabihaty; Taryono Taryono; Rani Agustina Wulandari
Vegetalika Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (937.085 KB) | DOI: 10.22146/veg.33555

Abstract

Perbaikan tanaman untuk meningkatkan daya tawar terung dapat dilakukan melalui poliploidisasi. Pemberian kolkisina secara in vitro berpeluang meningkatkan efisiensi poliploidisasi. Penelitian dilakukan untuk mengkaji pengaruh pemeraman eksplan daun dengan kolkisina secara in vitro terhadap keberhasilan poliploidisasi dan pembentukan terung tetraploid (4x), serta mendapatkan tetraploid berdasarkan ciri morfologi planlet dan jumlah kromosom. Tiga aras periode peram dengan 2,5 mM kolkisina (24, 48, dan 72 jam) dan satu perlakuan pemeraman tanpa kolkisina sebagai pembanding, diujicobakan pada lima jenis terung (Rimbang, Lokal Bantul, Pipit, Hijau Malang, dan Limao) menggunakan rancangan acak lengkap. Tahap utama yang dilalui eksplan yaitu pra-pemeraman, pemeraman dengan kolkisina, regenerasi, penggantian media tanam 1-6 kali, pengakaran, dan regenerasi ulang hingga 2 kali. Tata cara ini berhasil membentuk Terung Rimbang poliploid yang terdiri dari 2x+3x dan 3x+4x. Jumlah individu poliploid diperkirakan sebanyak 59%, sisanya 41% merupakan diploid. Planlet yang memiliki sel tetraploid sekaligus ploidinya tertinggi diperoleh dari pemeraman kolkisina selama 72 jam.
Pengembangan Metode Penyaringan Klon Tebu Tahan Kering Menggunakan Metode Pengendalian Kadar Lengas Yasinta Pinilih; Taryono Taryono; Rani Agustina Wulandari
Vegetalika Vol 8, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.263 KB) | DOI: 10.22146/veg.38433

Abstract

Tebu merupakan salah satu tanaman pengahasil gula yang digunakan di Indonesia. Luas areal tebu di lahan sawah beririgasi di Jawa semakin berkurang. Kini areal tebu di lahan sawah tinggal sekitar 40 %, selebihnya telah beralih ke lahan kering. Pada fase perkecambahan,  kebutuhan air tanaman rendah, kemudian mulai meningkat pada fase pertunasan dan mencapai puncaknya pada fase pemanjangan batang. Tujuan penelitian ini, akan dilihat ketahanan bibit tebu terhadap cekaman saat fase perkecambahan dan proses beradaptasinya kembali tebu saat fase pertumbuhan tunas dari kondisi tercekam. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga September 2016 di Kebun Percobaan Banguntapan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Rancangan Percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu kadar lengas yang terdiri dari 4 aras yaitu 100%, 80%, 60%, dan 40%. Faktor kedua adalah klon tebu yaitu klon PS 862, PS 864, Kidang Kencana (KK), Bululawang (BL), dan VMC 76-16. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan pengaturan kadar lengas mampu mempengaruhi pertumbuhan tebu dengan menurunnya angka pertumbuhan beberapa klon ketikakadar lengas diturunkan hingga 40%. Klon KK menjadi klon yang memiliki hasil terendah dan kurang tahan terhadap perlakuan cekaman kekeringan
Heterosis dan Anilisis Lintas Beberapa Komponen Hasil Padi Hibrida Rani Agustina Wulandari
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 13, No 1 (2006): Maret
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ipas.59930

Abstract

-
Heterosis dan Anilisis Lintas Beberapa Komponen Hasil Padi Hibrida Rani Agustina Wulandari
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 13, No 1 (2006): Maret
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ipas.59930

Abstract

-
Pengaruh Kombinasi Pemupukan Organik dan Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Flavonoid Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) varietas Bangkok dan varietas Serimpi Nanda Firdauzia Nooraminah; Rani Agustina Wulandari; Haviah Hafidhotul Ilmiah
Vegetalika Vol 12, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.82224

Abstract

Penurunan kesuburan tanah dapat terjadi karena penggunaan pupuk anorganik secara masif yang tidak diimbangi dengan pupuk organik. Pemupukan berfungsi dalam mengganti unsur hara yang hilang dan menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi penggunaan pupuk kandang sapi dan pupuk urea terhadap pertumbuhan dan kandungan flavonoid kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Penanaman dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada yang beralamat di Jalan Flora, Bulaksumur, Depok, Sleman, Yogyakarta pada bulan Maret sampai April 2022. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dua faktor, faktor pertama adalah varietas kangkung darat yang terdiri dari varietas Bangkok dan varietas Serimpi dan faktor kedua adalah pemberian kombinasi pupuk kandang sapi dan urea yang terdiri dari pupuk kandang sapi 0 ton.ha-1 + pupuk urea 0 kg.ha-1, pupuk kandang sapi 5 ton.ha-1 + pupuk urea 50 kg.ha-1, pupuk kandang sapi 10 ton.ha-1 + pupuk urea 25 kg.ha-1, dan pupuk kandang sapi 20 ton.ha-1 + pupuk urea 12,5 kg.ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang memberikan pertumbuhan terbaik adalah dengan pemberian kombinasi dosis pupuk kandang sapi 5 ton.ha-1 + pupuk urea 50 kg.ha-1. Penggunaan jenis varietas serta pemberian kombinasi pupuk kandang sapi dan urea tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan flavonoid simplisia kangkung darat.