Mufti Kamaruddin
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DALIN PEPAYA PADA AYAM: II. RESPON PATOFISIOLOGIK HEPAR = THE EFFECTS OF PAPAYA LEAF EXTRACT ON CHICKENS: II. PATHOPHYSIOLOGIC AL CHANGES OF LIVER Mufti Kamaruddin; M. Nur Sabo
Jurnal Sain Veteriner Vol 20, No 1 (2002): Juli
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3117.884 KB) | DOI: 10.22146/jsv.319

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian air perasan dam pepaya dengan berbagai tingkatan dosis terhadap respon patofisiologik hepar ayam buras. Penelitian menggunakan 20 ekor ayam buras yang berumur 3 bulan dengan berat badan rata-rata (± SD) adalah 577 ± 69,97 gram. Hewan percobaan dikelompokkan secara acak merata dalam lima kelompok perlakuan, tiap-tiap kelompok terdiri dari empat ekor. Kelompok pertama sebagai kontrol hanya diberikan aquades (P0); kelompok kedua sampai kelompok lima diberi air perasaan daun pepaya dosis tunggal sebagai berikut: 1,5 ml (P1), 2,0 ml (P2), 2,5 nil (P3) dan 3,0 ml (P4). Untuk pembuatan perasan daun pepaya digunakan 400 g daun pepaya yang diekstraksi secara sederhana. Empat hturi setelab perlakuan ayam dikorbankan, dinekropsi dan dilakukan pemeriksaan hepar. Pemeriksaan dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik. Preparat mikroskopik dibuat dengan metode parafin dan diwarnai dengan hematoksilineosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan perubahan patologik pada hepar pada kelompok perlakuan P2„ P3 dan P4. Secara makroskopik pada hepar terlihat membengkak dan hiperemik, sedangkan secara mikroskopik struktur hepatositus teijadi degenerasi dengan gambaran inti pucat, hiperemi, hemoragi, dan koloni sel polimorfonuklear. Pada kelompok Po dan Pl tidak terlihat adanya perubahan makroskopik dan mikroskopik pada hepar ayam. Dari basil penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis air perasan daun papaya 1,5 ml tidak menimbulkan perubahan patofisiologik, sedangkan pemberian pada dosis 2,0 nil, 2,5 ml dan 3,0 mi memperlihatkan perubahan patofisiologik pada hepar ayam buras. Semakin tinggi dosis pemberian air perasan daun pepaya yang diberikan pada ayam semakin besar perubahannya. Kata kunci: Air perasan daun pepaya; patofisiologik hepar
PENGARUH PEMBERIAN AIR PERASAN DAUN PEPAYA PADA AYAM: RESPON TERHADAP PATOFISIOLOGIK GINJAL = THE EFFECTS OF PAPAYA LEAF EXTRACT ON CHICKENS: III. KIDNEY PATHOPHYSIOLOGICAL RESPONSE Mufti Kamaruddin; M. Nur Salim
Jurnal Sain Veteriner Vol 20, No 1 (2002): Juli
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4994.734 KB) | DOI: 10.22146/jsv.320

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian air perasan daun pepaya dengan berbagai tingkatan dosis terhadap respon patofisiologik ginjal ayam buras. Penelitian menggunakan 20 ekor ayam buras yang berumur 3 bulan dengan berat badan rata-rata (± SD) adalah 577 ± 69,97 gram. Hewan percobaan dikelompokkan secara acak merata dalam lima kelompok perlakuan, tiap-tiap kelompok terdiri dari empat ekor. Kelompok pertama sebagai kontrol hanya diberikan aquades (Po); kelompok kedua sampai kelompok lima diberi air perasaan daun pepaya dosis tunggal sebagai berikut: 1,5 ml (P1), 2,0 ml (P2), 2,5 nil (P3) dan 3,0 ml (P4). Untuk pembuatan perasan daun pepaya digunakan 400 g daun pepaya yang diekstraksi secara sederhana. Empat hari setelah perlakuan ayam dibedah bangkai, dinekropsi dan dilakukan pemeriksaan ginjal. Pemeriksaan dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik. Preparat mikroskopik dibuat dengan metode parafin dan diwamai dengan hematoksilin-eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan perubahan patologik pads ginjal pada kelompok perlakuan P2, P3 dan P4. Secara makroskopik pada ginjal terlihat membengkak dan hiperemik, dan secara mikroskopik struktur ginjal terjadi degenerasi epitel tubulus, hiperemi, hemoragi, dan koloni sel polimorfonuklear. Pada kelompok Po dan P1 tidak terlihat adanya perubahan makroskopik dan mikroskopik pada ginjal ayam. Dan basil penelitian dapat disinapulkan bahwa dosis air perasan daun pepaya 1,5 ml tidak menirnbulkan perubahan patofisiologik, sedangkan pemberian pada dosis 2,6 ml; 2,5 ml dan 3,0 ml memperlihatkan perubahan patofisiologik pada ginjal ayam buras. Semakin tinggi dosis pemberian air perasan daun pepaya yang diberikan pada ayam semakin besar perubahan pada ginjal. Kata kunci: Air perasan daun pepaya; patofisiologik ginjal
PENGARUH PEMBER1AN AIR PERASAN DAUN PEPAYA PADA AYAM1. RESPON PATOFISIOLOG1K DUODENUM Mufti Kamaruddin
Jurnal Sain Veteriner Vol 18, No 1 (2000)
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.404

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian air perasan daun pepaya dengan berbagai tingkatan dosis terhadap respon patofisiologik duodenum ayam buras. Penelitian menggunakan 20 ekor ayam buras yang berumur 3 bulan dengan berat badan rata-rata (± SD) 577 ± 69,97 g. Hewan percobaan dilcelompokkan secara acak merata dalam lima kelompok perlalcuan, tiap-tiap kelompok terdiri dari empat ekor. Kelompok pertarna sebagai kontrol hanya diberi akuades (Po); kelompok kedua sampai kelompok' lima diberi air perasan daun papaya dosis tunggal sebagai berilait: 1,5 ml (P1), 2,0 ml (P2), 2,5 nil (P3) dan 3,0 ml (P4). Untuk pembuatan perasan daun papaya digunakan 400 g daun pepaya dan diekstraksi secara sederhana. Empat had setelah perlakuan ayam dikorbankan, dibedah bangkai, dilalcukan pemeriksaan duodenum. Pemeriksaan dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik. Preparat mikroskopik dibuat dengan metode paraffin dan diwarnai dengan hematoksilin-eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan perubahan patologik pada duodenum pada kelompok perlakuan P2, P3 dan P4. Secara makroskopik pada duodenum terlihat gambaran hiperemi dan hemoragi difusa. Sedangkan secara mikroskopik duodenum ayam pada ketiga kelompok perlakuan P2, P3 dan P4 terjadi erosi pada lapisan epitel mukosa, hiperemi, dan hemoragi pada lamina propria. Sedangkan pada kelompok kontrol dan Pi tidak terlihat adanya perubahan makroskopik maupun mikroskopik. Dari hash penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis air perasan daun papaya 1,5 ml tidak menimbulkan perubahan patofisiologik, sedangkan pemberian pada dosis 2,0 ml, 2,5 ml dan 3,0 ml memperlihatkan perubahan patofisiologik pada duodenum ayam buras. Sernakin tinggi dosis pemberian air perasan daun pepaya yang diberikan semakin besar perubahannya.
Produksi dan Isolasi Protein Membran Stadium Bradizoit Toxoplasma gondii : Suatu Usaha untuk Mendapatkan Material Diagnostik dalam Mendiagnosa Toksoplasmo Muhammad Hanafiah; Wisnu Nurcahyo; Mufti Kamaruddin; Fadrial Karmil
Jurnal Veteriner Vol 10 No 3 (2009)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.57 KB)

Abstract

A study was conducted to isolate the membrane protein of Toxoplasma gondii at bradyzoid stage forthe development of intradermal diagnostic test in livestock infected by the parasite. Toxoplasma wasinitially collected from meat of goat serologically positive to the parasite. The infected meat was then fedinto uninfected cat to obtain oocyst. The oocyst was inoculated into the stomach of mice to produce tachyzoitwhich in turn produce cyst in tissue known as bradyzoit . The membrane protein was then isolated from thebradyzoit. The protein was analysed by sodium dodecyl sulfate electrophoresis (SDS-PAGE). The dataobtained were presented descriptively. The protein concentration isolated from each mouse infected at thedose of 1x107 oocysts was 11.91 mg. Two protein bands specific for bradyzoit were identified at 97.72 kDaand 67.60 kDa.
INTENSITAS CEMARAN LARVA NEMATODA GASTROINTESTINAL PADA RUMPUT GEMBALAAN TERNAK DOMBA DI ACEH BESAR Mufti Kamaruddin; Muhammad Hanafiah; Nurdianti -
Jurnal Veteriner Vol 8 No 1 (2007)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang intensitas cemaran larva nematoda dan jenis larva yang dominan pada rumput pengembalaan ternak domba di Aceh Besar. Sampel rumput diambil dari 4 desa, yaitu Meunasah Papeun, Lamreung, Leung Ie dan Cot Leupan. Pengambilan sampel dilakukan dengan membuat plot berbentuk huruf W pada sampel rumput yang akan diperiksa.