Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Effect of Young Coconut Husk on the Quality of Goat Manure-Chicken Excreta Bioculture Dwi Ahmad Priyadi; Dyah Triasih; Sefri Ton; Ari Istanti
Buletin Peternakan Vol 44, No 3 (2020): BULETIN PETERNAKAN VOL. 44 (3) AUGUST 2020
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v44i3.51434

Abstract

The negative impact of chemical fertilizers use is soil fertility declining. The situation occurs because of biological, physical, and chemical properties of the soil is decreased. Agricultural waste is a large commodity which utilization can still be optimized, for example by using as raw material for organic liquid fertilizer. Agricultural wastes that have good quality as fertilizer include goat manure, chicken excreta, and coconut husk. The utilization of agricultural waste as organic fertilizer is one way of creating sustainable agriculture. This study aims to test the quality of liquid fertilizer (bioculture) of goat manure and chicken excreta by adding various levels of coconut husk. Bioculture is made by anaerobic fermentation for 21 days. The parameters observed included levels of C-organic, N, P, and K bioculture, as well as germination tests to determine the presence of phytotoxins. The data were analyzed using one way ANOVA. The treatment of P5 (5% coconut husk) showed the highest levels of N and P, while the K content was not significantly different from the treatment of P4 (2.5% coconut husk). The germination test showed no phytotoxin activity in bioculture.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Padi Hitam (Oryza sativa L) Lokal Banyuwangi terhadap Aplikasi Beberapa Jenis Pupuk Kandang Ari Istanti; Diyah Triasih
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.397

Abstract

Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen paling baik, memiliki rasa dan aroma yang baik dengan penampilan yang spesifik dan unik. Beras hitam masih jarang dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat dikarenakan banyak masyarakat yang belum familiar tentang beras hitam, umur tanam padi hitam yang lebih panjang dibandingkan padi putih (bisa mencapai 5-6 bulan), dan produktivitasnya yang lebih rendah dibandingkan padi putih. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kuantitas padi hitam adalah dengan pemupukan, baik organik maupun anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan taraf pupuk organik terbaik yang didapatkan dari pupuk kandang untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil beras hitam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor yaitu jenis pupuk kandang dan taraf pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan yaitu pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, dan pupuk kandang kambing. Taraf pupuk kandang yang digunakan adalah 0% (0 g), 50% (6,25 g), 100% (12,5 g), 150% (18,75 g), 200% (25 g), dan 250% (31,25 g) dengan tiga ulangan. Perlakuan pupuk kandang kambing sebanyak 18,75 g mampu meningkatkan kandungan klorofil hingga 2,67 mg/g.
Utilization of Different Concentration Sugarcane Molasses to the Quality of Goat Feces-Chicken Excreta-Coconut Husk Organic Liquid Fertilizer Dwi Ahmad Priyadi; Sefri Toni; Ari Istanti
Buletin Peternakan Vol 47, No 1 (2023): BULETIN PETERNAKAN VOL. 47 (1) FEBRUARY 2023
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v47i1.80378

Abstract

Indonesia is an agricultural country that certainly has the potential for agricultural waste and by-products. Some of those in Indonesia are livestock manure, coconut husk, and sugarcane molasses. Utilization of this waste is limited, which is causing various environmental problems such as environmental pollution. The study is aimed to determine the quality of organic liquid fertilizer made by raw material from goat feces-chicken excreta-coconut husk with various sugarcane molasses concentrations (P0= 0%; P1= 5%; P3= 15%; P4= 20%; P5= 25%). The fermentation was carried out anaerobically for 21 days. The parameters of temperature, pH, organoleptic (color and odor), levels of C-organic, nitrogen (N) total, phosphorus (P) total, potassium (K) total, and biological tests were observed. Biological tests were conducted in the growth of mung bean (Vigna radiata) and spinach (Amaranthus tricolor). Data were analyzed using one-way ANOVA. Variations in the addition of molasses sugarcane did not affect the liquid fertilizer's temperature and pH during fermentation. However, the treatments had positive effect on organoleptic test, C-organic, N total, P total, K total, and biological tests. The addition of 15% sugarcane molasses (P3) showed a dominating performance toward most of the parameters tested. The P3 treatment produced liquid fertilizer with a pleasant smell, and the contents of C-organic, total N, total P, and total K were 2.12%, 0.25%, 0.13%, and 0.13%,  respectively. and produce spinach as a biological test with plant height, number of leaves, leaf width, stem diameter, and root length were 21.82 cm, 6.66 sheets, 3.59 cm, 4.09 mm, and 14.67 cm, respectively.
Pemberdayaan PKK Desa Tambong dalam Pembuatan Sabun Pencuci Piring Eco-Enzyme Ari Istanti; Sari Wiji Utami; Astri Iga Siska
Warta Pengabdian Vol 17 No 1 (2023): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v17i1.35180

Abstract

Pengelolaan sampah di wilayah perdesaan biasanya dilakukan oleh masyarakat secara on site. Begitupun halnya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tambong, Kecamatan Kabat yang belum mempunyai TPA. Pengelolaan sampah organik rumah tangga secara tepat guna sudah pernah dilakukan oleh masyarakat Desa Tambong. Kelompok PKK sudah berhasil membuat bersama larutan eco-enzyme F1 hingga panen, akan tetapi pemanfaatan dan animo masyarakat untuk mengaplikasikan eco-enzyme masih belum maksimal. Selama ini, hasil panen F1 dari eco-enzyme hanya digunakan sebagai obat luar untuk tubuh oleh beberapa warga. Masih adanya aroma khas fermentasi secara teknis sangat mengganggu, sehingga minat masyarakat untuk menggunakan eco-enzyme lebih lanjut menurun drastis dan cairan yang sudah dipanen terbengkalai. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membuat diversifikasi produk eco-enzyme F1 yang digemari masyarakat dan mempunyai nilai jual. Salah satunya dengan mengembangkan eco-enzyme menjadi sabun pencuci piring cair yang ramah lingkungan. Produk sabun yang dihasilkan dikemas sedemikian rupa sehingga layak untuk dipasarkan. Dengan demikian diharapkan pendapatan masyarakat dapat mengalami peningkatan dan masyarakat akan terus tergerak untuk peduli lingkungan.
Karakteristik Pupuk Cair Eco-Enzyme Berbahan Dasar Limbah Sayur Dan Buah Terhadap Kandungan Nutrisi Dan Bahan Organik Ari Istanti; Aldy Bahaduri Indraloka; Sari Wiji Utami
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 7 No 1 (2023): MARCH
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v7i1.503

Abstract

Sebanyak 60% sampah yang terbuang di TPA adalah sampah organik, dimana pengelolaan yang buruk dapat menimbulkan banyak masalah. Oleh karena itu perlu suatu langkah memanfaatkan limbah tersebut sebagai produk yang bermanfaat dan mempunyai nilai guna seperti eco-enzyme.  Eco-enzyme merupakan fermentasi limbah organik seperti ampas buah dan sayuran, gula dan air yang mengandung berbagai nutrisi penting untuk tanaman seperti N, P, K, dan C-organik. Bentuk eco-enzyme yang berupa cairan membuat aplikasinya sebagai pupuk cair lebih praktis. Pembuatan eco-enzyme sebagai pupuk cair sangat berpeluang untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kombinasi bahan ecoenzim yang menghasilkan nutrisi tinggi sebagai pupuk cair. Rancangan penelitian menggunakan RAL 4 perlakuan (sayur + manggis; sayur + jeruk); sayur + buah naga; sayur) dengan 3 ulangan. Perlakuan kombinasi bahan berpengaruh signifikan terhadap semua parameter pengamatan. Perlakuan sayur + jeruk (P2) memberikan hasil nutrisi terbaik secara keseluruhan.