Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Total Bakteri Asam Laktat, Aktivitas Antioksidatif, dan Daya Terima Yoghurt Herbal Sinbiotik Jelly Drink Dengan Penambahan Ekstrak Daun Salam Ninik Rustanti; Nuryanto Nuryanto; Tio Fajarini
Jurnal Gizi Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Gizi Unimus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.507 KB) | DOI: 10.26714/jg.6.2.2017.%p

Abstract

The incidence of metabolic syndrome can be minimized by consuming functional foods and various spices. The sinbiotik herbal jelly yogurt drink with the addition of bay leaf extract can affect the lactic acid bacteria, the antioxidant activity and the level of acceptance of herbal sinbiotik yoghurt jelly drink. The objective of this research is to determine the effect of addition of bay leaf extract to total lactic acid bacteria, antioxidant activity and the level of acceptance of sinbiotik herbal jelly yogurt drink. This was true experimental research with one factor completerandomized design, specifically the addition of indonesian bay leaf extract 0%, 0.13%, 0.3%, and 0.6% in the sinbiotik herbal jelly yoghurt drink. Analysis of total lactic acid bacteria using total plate count test, the antioxidant activity using 1-1-diphenyl-2-picrylhydrazyl test (DPPH), while the acceptance test were analyzed by hedonic test. The addition of bay leaf extract had no significant effect to the total lactic acid bacteria. The highest antioxidant activity on bay leaf extract 0.6% at 49.33%. In the acceptance test give effect to the aroma, color and flavor, butdoes not affect the texture.Keyword  :herbal yoghurt, Indonesian bay leave, antioxidant activity, lactic acid bacteria
Acceptability and Nutrient Content of Wet Noodles Fortified with Inorganic or Organic Iron and Provitamin A from Pumpkin (Cucurbita moschata) Ninik Rustanti; Retno Murwani; Syaiful Anwar
MEDIA MEDIKA INDONESIANA 2011:MMI Volume 45 Issue 3 Year 2011
Publisher : MEDIA MEDIKA INDONESIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.01 KB)

Abstract

ABSTRACTBackground: Iron fortification of wet noodles is a choice among many others, to reduce iron deficiency anemia. Organic andinorganic iron interact with provitamin A. An experiment was conducted to fortify wet noodles with organic and inorganic iron and provitamin A from pumpkin, and to study its effect on acceptance and its iron and provitamin A content.Methods: Six groups were used in this experiment to test optimal level of iron fortification (100 ppm, 150 ppm, 200 ppm of FeSO4 or organic iron). As for pumpkin, 10%, 15% and 20% were used. To test iron and provitamin A content, 5 groups were employed: wet noodle alone, wet noodle + (FeSO4), + (organic Fe), + (FeSO4 & pumpkin), and + (organic Fe & pumpkin) respectively. Data were evaluated by one-way ANOVA and continued by Duncan’s test with 95% CI.Result: Noodle fortified with 200 ppm iron was acceptable in term color, taste and texture. Adding 15% pumpkin improved texture optimally compared to 10% and 20%. In term color and taste, 10%, 15% and 20% pumpkin addition gave similar acceptance. Fortification of iron and provitamin A from pumpkin didn’t affect the moisture, protein, fat, fiber, and carbohydrate content but increased iron, ash and betacarotene content. Highest content of iron and provitamin A were found in noodles + (FeSO4 + pumpkin) and noodles + (organic Fe + pumpkin).Conclusion: Iron and provitamin A fortified wet noodles can serve as a choice for eliminating iron deficiency anemia in Indonesia. Further studies to see the bioavailability and effectiveness of fortified wet noodles to reduce anemia are needed.Keywords: Fortification, organic iron, inorganic iron, provitamin A pumpkin, wet noodlesABSTRAKDaya terima dan kandungan gizi mie basah yang difortifikasi zat besi anorganik dan organik serta provitamin A labu kuning (Cucurbita moschata)Latar belakang: Fortifikasi mie basah merupakan salah satu pilihan untuk menanggulangi permasalahan anemia gizi besi. Besi organik dan anorganik dapat berinteraksi dengan provitamin A. Penelitian ini bertujuan untuk memfortifikasi mie basah dengan besi organik dan anorganik serta provitamin A labu kuning, dan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap daya terima, kadar besi dan provitamin A pada mie basah.Metode: Enam perlakuan digunakan dalam penelitian untuk optimasi kadar besi fortifikan (100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm FeSO4 atau Fe organik). Labu kuning yang digunakan 10%, 15%, dan 20%. Untuk mengetahui kadar besi dan provitamin A digunakan 5 perlakuan: mie basah, mie basah + (FeSO4), + (Fe organik), + (FeSO4 & labu kuning), dan + (Fe organik & labu kuning). Data dianalisis dengan one-way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan 95% CI.Hasil: Mie yang difortifikasi dengan 200 ppm zat besi dapat diterima dari sisi warna, rasa dan tekstur. Penambahan labu kuning 15% memberikan tekstur yang lebih baik dibandingkan 10% dan 20%. Dari sisi warna dan rasa, penambahan labu kuning 10%, 15% dan 20% mempunyai daya terima yang sama. Fortifikasi besi dan provitamin A labu kuning tidak mempengaruhi kadar air, protein, lemak, serat dan karbohidrat tetapi meningkatkan kadar besi, abu dan betakaroten. Kadar besi dan provitamin A tertinggi terdapat pada mie + (FeSO4 +labu) dan mie + (Fe organik + labu).Simpulan: Mie basah yang difortifikasi besi dan provitamin Aberupa labu kuning dapat menjadi alternatif untuk mengatasianemia gizi besi di Indonesia. Diperlukan penelitian lanjutanuntuk mengetahui bioavailabilitas dan keefektifan mie yangdifortifkasi untuk mengurangi anemia.
PENGARUH PEMBERIAN YOGHURT DAN SOYGHURT SINBIOTIK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DAN TOTAL KOLESTEROL PADA TIKUS PRA-SINDROM METABOLIK Galuh Dwi Astuti; Deny Yudi Fitranti; Gemala Yudi Anjani; Diana Nur Afifah; Ninik Rustanti
GIZI INDONESIA Vol 43, No 2 (2020): September 2020
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v43i2.448

Abstract

Dyslipidemia is one of the metabolic syndrome risk factors characterized by elevated triglyceride serum and total cholesterol. The yoghurt and soyghurt cinnamon contain lactic acid bacteria, fiber, and bioactive components which play a role to improve triglyceride serum and total cholesterol. The study aimed was to determine the effect of yoghurt and soyghurt symbiotic cinnamon on triglyceride serum and total cholesterol in pre-metabolic syndrome rats. This research was experimental with pre and post control group design. 15 male Sprague Dawley rats that were divided into 5 healthy rats as a negative control group (K) and 10 pre metabolic syndrome rats which were induced with high fat and fructose diet for P1 (yogurt) and P2 (soygurt) which 5 rats per group. The intervention was given for 28 days with a dosage of 0,017ml/BW. P2 (25,50 %) showed reduction of triglyceride higher than P1 (11,34%) and K (12,37%). The total cholesterol reduction in P1 (5,65%) and P2 (7,10%) was lower than K (7,80%). There is no effect of yoghurt and soyghurt synbiotic cinnamon on triglyceride and total cholesterol in pre-metabolic syndrome rats. The other study which has a higher dosage and longer duration in subject with 2 criteria of pre syndrome metabolic is needed. ABSTRAKDislipidemia merupakan faktor risiko sindrom metabolik ditandai kadar trigliserida dan kolesterol total diatas batas normal. Yoghurt dan soyghurt sinbiotik kayu manis mengandung bakteri asam laktat, serat, serta komponen bioaktif yang dapat memperbaiki kadar trigliserida dan kolesterol total pada pra sindrom metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian yoghurt dan soyghurt sinbiotik kayu manis terhadap kadar trigliserida dan kolesterol total tikus pra sindrom metabolik. Penelitian ini merupakan true experimental dengan rancangan pre-post test control group. Subjek merupakan 15 tikus Sprague Dawley jantan yang dibagi menjadi 5 tikus normal sebagai kontrol (K) dan 10 tikus pra sindrom metabolik dengan diet tinggi lemak dan fruktosa untuk kelompok P1 (yoghurt) dan P2 (soyghurt) masing-masing 5 tikus. Intervensi yoghurt dan soyghurt diberikan sebanyak 0,017ml/gBB selama 28 hari. Uji beda sebelum dan setelah perlakuan menggunakan Paired t-test atau Wilcoxon. Uji perbedaan antar kelompok menggunakan uji One-Way ANOVA atau Kruskal Wallis. Tidak terdapat penurunan kolesterol total dan trigliserida secara signifikan pada masing-masing kelompok (p0.05). Penurunan kadar trigliserida pada P2 (25,50%) lebih tinggi daripada K (12,37%) dan P1 (11,34%). Penurunan kadar kolesterol total pada P1 (5,65%) dan P2 (7,10%) lebih rendah daripada K (7,80%). Tidak terdapat pengaruh pemberian yoghurt maupun soyghurt sinbiotik kayu manis terhadap penurunan serum trigliserida dan kolesterol total. Diperlukan penelitian pada kondisi pra sindrom metabolik dengan dua kriteria yang sama, dengan dosis yang lebih tinggi atau durasi yang lebih lama.
DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN ZAT GIZI BISKUIT BAYI SEBAGAI MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN TEPUNG IKAN PATIN (Pangasius sp.) Ninik Rustanti; E R Roer; Nurhidayati Nurhidayati
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 1, No 3 (2012): Agustus 2012
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.599 KB)

Abstract

Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk biskuit diharapkan dapat mendampingi ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan merangsang keterampilan makan bayi. Biskuit bayi dapat disubstitusi dengan bahan yang kaya betakaroten yaitu labu kuning dan bahan yang kaya protein seperti ikan patin untuk mendapatkan MP-ASI yang tinggi protein dan betakaroten. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan tepung labu kuning dan tepung ikan patin yang disubstitusikan pada biskuit bayi terhadap daya terima meliputi  warna, rasa, tekstur, aroma, serta kandungan zat gizi meliputi lemak, protein, air, abu, karbohidrat, serat total dan betakaroten.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap satu faktor yaitu perbandingan substitusi tepung labu kuning dan tepung ikan patin (1:3, 1:1, 3:1) dengan 3 ulangan. Analisis statistik menggunakan uji One Way ANOVA CI 95% dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan tepung labu kuning dan tepung ikan patin yang disubstitusikan pada biskuit bayi berpengaruh nyata terhadap kadar lemak, protein, air, karbohidrat, dan betakaroten, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap daya terima meliputi warna, rasa, tekstur, aroma serta kadar abu dan serat total. Konsumsi satu takaran saji (60 g) biskuit bayi yang disubstitusi dengan perbandingan tepung labu kuning dan tepung ikan patin 1:3 dapat memenuhi 241,6% AKG protein dan 67,9% AKG vitamin A.