Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Self-evaluation in perspective of Surah Al-Isrā verse 14th Kasmah Usman; Achmad Abubakar; Muhsin Mahfudz
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 25, No 2 (2021)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v25i2.44961

Abstract

This paper describes, knows, understands, and analyzes self-evaluation from the perspective of surah Al-Isrā verse 14. Self-evaluation in psychology is called self-introspection, which means self-correction, while in Islam, it is called muḥāsabah or muḥāsabah al-nafṣ. Muḥāsabah, in the person of a Muslim in particular, is an attempt to count and evaluate himself, how many sins he has committed and what good he has not done. This study is qualitative research under the literature study method, which focuses on the question of self-evolution from the perspective of surah Al-Isra verse 14. The data source comes from the ministry of religious affairs' translation of the Qur'an, and books related to self-evaluation contain self-evaluation from surah Al-Isra' verse 14. Data were analyzed using the qualitative data analysis method. Self-evaluation in QS Al-Isra': 14 refers to the word al-ḥisāb, if an evaluation may be done by oneself on all the deeds that have been done. Explaining this, in surah Al-Isrā' verse 14, Allah evaluates His creatures on the day of reckoning (the trial of the Here-after). Therefore, it is a man who is commanded to judge his own deeds. If it is associated with the point of evaluation of education, the meaning of al-ḥisāb indicates that the assessment results depend on the intensity of the subject in completing the exam question. Therefore, the task of educators is to motivate the subject of the learner to learn and maximum when completing the exam question seriously.
IMPLIKASI PEMAHAMAN TAFSIR AL-QUR’AN TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN Muhsin Mahfudz
Jurnal Tafsere Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.253 KB)

Abstract

Aktivitas penefsiran al-Qur’an bukan sekedar implementasi metodologi untuk memahami kandungan al-Qur’an, tetapi dalam kenyataannnya, tafsir dapat berimplikasi terhadap sikap keberagamaan seseorang. Artikel ini mendiskusikan bagaimana kecenderungan pemikiran tafsir al-Qur’an terbaca dalam mengekspresikan keberagamaan masyarakat atau kelompok dalam Islam. Setidaknya, kesimpulan dari kajian ini adalah bahwa dari sekian banyak ragam penafsiran terhadap al-Qur’an, akhirnya dapat didudukkan pada dua mainstream yaitu penafsiran yang bersifat Skripturalis (formalistic) danpenafsiran yang bersifat Subtansialis (terbuka). Perbedaan tersebut, mungkin, sulit diidentifikasi pada level wacana karena keduanya merupakan akumulasi kecenderungan seorang penafsir yang mencakup motifasi, latar belakang intelektual dan wawasannya. Meskipun sulit diidentifikasi pada level wacana,sangat mudah dibedakan pada level praktis. Penafsiran Skripturalis umumnya mengekspresikan keberagamaan-nya dengan cara yang kaku dan formalistik, sementara Subtansialis umumnya lebih fleksibel dan esensialis. Sehingga, dalam memperjuangkan ideologinya masing-masing memberi warnayang berbeda 
Sains dalam Perspektif al-Qur'an (Studi Metodologis dalam Buku "The Quranic: Scientific Exegesis," karya Pallacken Abdul Wahid Fathul Mujahidin Al-Anshary; Muhsin Mahfudz; Achmad Abubakar
JOURNAL OF QUR'AN AND HADITH STUDIES Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Qur'an and Hadith Academic Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/quhas.v11i2.25032

Abstract

The main issue discussed in this research was related to the interpretation of the Quranic verses based on a scientific approach in a methodological study on the book of “The Quranic: Scientific Exegesis,” written by Pallacken Abdul Wahid. The methodological approach used in this study was a library research, where the object of the study was the aforementioned book. The scientic approach taken in this research was the Tafseer approach with a modern science. The findings of this research indicated that: 1) The Ilmi Tafseer could be classified into two forms, namely a) knowing the meaning of the Kauniyyah verses through the scientific method and the knowledge related to human civilization. By knowing those knowledges, it is expected that the meaning of the Quranic verses could be well interpreted, b) understanding the true meaning of the kauniyyah verses through a scientific approach so that the interpretation was in line with the scientific problems. 2) Pallacken Abdul Wahid was considerd to be a prominent scholar in conducting research activities by integrating the science  and the Qur’an. this integration led to the development of a computer model of the interpretation (technology) based on the revelations of the Qur’an. 3) In the book of “The Quranic: Scientific Exegesis,” it is found that the Ilmi Tafseer presented in the book will enable people to understand the divine mission of human and the concept of universe rationally and holistically.Artikel ini yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengemukakan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dengan pendekatan saintifik dalam studi metodologis pada buku “The Quranic: Scientific Exegesis” karya Pallacken Abdul Wahid. Jenis penelitian ini adalah kajian pustaka (library research), sedangkan objek materialnya yakni yang tertuju pada salah satu kitab yang ditulis oleh seorang tokoh dengan menekankan pada aspek metodologi terpakai dalam kitab tersebut. Metode pendekatan ini adalah pendekatan Tafsir dengan sains modern. Hasil penelitian dari artikel ini adalah 1) Tafsir Ilmi dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yakni a) mengetahui makna ayat-ayat kauniyyah yang melalui metode saintifik dan ilmu peradaban manusia pada pendekatan tersebut agar menafsirkan maksud kandungan dari ayat-ayat tersebut, b) mengupayakan dalam menemukan keselarasan terhadap ayat-ayat kauniyyah yang melalui pendekatan santifik agar penafsiran itu terasa menarik yang sesuai dengan problematika ilmiah. 2) Pallacken Abdul Wahid pernah aktif terlibat melakukan kegiatan penelitian dalam mengintegrasikan sains dengan al-Qur’an, yang menyebabkan perkembangan model komputer alam semesta (teknologi) yang berdasarkan wahyu dari al-Qur’an. Dan 3) Di dalam buku “The Quran: Scientific Exegesis” ini yang mengungkapkan bahwa Tafsir Ilmi terhadap al-Qur'an yang disajikan dalam buku ini yang akan memungkinkan kita untuk memahami misi ilahi dengan manusia dan alam semesta secara rasional dan holistik.
Hak Kebebasan Jual Beli Online Berbasis Media Sosial Dalam Pandangan Al-Qur’an (Problematika Tiktok Shop Di Indonesia) Asriyana Asriyana; Achmad Abubakar; Muhsin Mahfudz
Economics and Digital Business Review Vol. 4 No. 2 (2023): February - July
Publisher : STIE Amkop Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/ecotal.v4i2.908

Abstract

Artikel ini membahas dimana realitas maraknya berjualan di media sosial kini mendisrupsi peran pasar di tengah kecanggihan teknologi dan cepatnya arus media sosial dan kedepannya akan lebih masif sehingga menimbulkan satu fenomena baru yakni kegagapan pada penjualan konvensional. Pemerintah Indonesia resmi mengambil langkah tegas dengan melarang social commerce Tiktok Shop untuk melakukan transaksi jual beli. Social commerce Tiktok hanya diperbolehkan untuk mempromosikan produk. Hal ini imbas dari banyaknya platform bisnis dan e-commerce yang menjadi ladang berjualan di tanah air sehingga berdampak kepada bisnis UMKM dan usaha tradisional yang mengalami penurunan secara drastis. Atas dasar tersebut, maka tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana Hak kebebasan transaksi jual beli online berbasis media sosial dalam pandangan ekonomi Islam yang dalam hal ini mengutip problematika Tiktok Shop. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap/pandangan yang terjadi didalam masyarakat, pertentangan dua keadaaan atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi ataupun hal lainnya. Regulasi atau aturan yang dibuat pemerintah menjadi hal yang baik, namun hal ini tentunya tidak hanya sebatas larangan dan diberhentikan. Pemerintah harus menyiapkan alternatif-alternatif lain seperti edukasi kepada penjual, bagaimana pola pendampingan penjual konvensional. Pemerintah juga penting melakukan evaluasi terkait keberadaan usaha UMKM hingga pusat-pusat perbelanjaan tradisional yang usianya bertahun tahun. Pemerintah juga harus mulai mengkaji ulang konsep hingga melakukan revitalisasi sehingga keberadaan usaha menjadi daya tarik para pembeli lokal maupun internasional.
Analysis of Gender Issues in Tafsir al-Misbah by M. Quraish Shihab and Turjumān al-Mustafīd by Abd Ra'uf Singkel by Muqāran Method Muhsin Mahfudz; Abdullah Azzam Bishri; Lukman
Pappaseng: International Journal of Islamic Literacy and Society Vol. 1 No. 3 (2022): Pappaseng: International Journal of Islamic Literacy and Society
Publisher : Sao Literasi Publisher, Yayasan Pendidikan Khaerul Munif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56440/pijilis.v1i3.45

Abstract

This paper examines one application of the muqaran technique in Saifuddin and Wardani's readings of the archipelago. This approach compares interpretations and commentators. This research is of the literature review variety. While the employed methodologies and approaches are the muqaran (comparison) method and the interpretation approach. This article indicates that the muqaran approach comprises comparisons of verses with verses containing comparable editorials, comparisons of verses with hadiths that are suggested to be contradictory, and comparisons of mufassir leaders' viewpoints. On the other hand, the comparison method's components depend on the comparison pattern employed. The area of opinion comparison between mufassir figures is expansive. Similarities and differences exist between the comparative technique and the methods employed or utilized in the text. However, the verse grouping and mapping of mufassir viewpoints are distinct.