Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Operasi Craniotomi dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Ruang Intensif Care Unit (ICU) S Sulasmi; Isma Yuniar
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.765 KB)

Abstract

Latar belakang Pada 3 pasien yang mengalami tindakan operasi craniotomy setelah dilakukan suction dengan tekanan 100 mmHg mengalami perubahan saturasi oksigen. Tindakan post Craniotomy adalah setelah dilakukannya operasi pembukaan tulang tengkorak untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan perdarahan, yang mengakibatkan penurunan kesadaran dan ketidakmampuan mengeluarkan secret di jalan nafas secara mandiri. Bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan membersihkan sekresi dan obstruksi dari saluran nafas, sehingga diperlukan tindakan suction dengan tekanan terendah 100 mmHg dalam 10 detik dengan memperhatikan adanya perubahan SPO2. Nilai saturasi oksigen 100 mmHg mengalami penurunan saturasi oksigen 2%. Tujuan: Menganalisis asuhan keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas yang diberikan pada klien pada pasien post operasi Craniotomy di ruang Intensive Care Unit Prof.Dr.Margono Soekardjo Purwokerto. Metode: Asuhan keperawatan pada 3 responden, suction tekanan 100 mmHg dalam 10 detik, pulse oximeter (SPO2) Hasil: Berdasarkan hasil observasi pada 3 pasien setelah dilakukan suction saturasi oksigen mengalami peningkatan, Tn.A SPO2 sebelum dilakukan suction 92% setelah suction menjadi 93%. Tn.R sebelum dilakukan suction 92% setelah dilakukan suction 93%. Tn.T sebelum dilakukan suction 89% setelah dilakukan suction 90%. Kesimpulan: Terdapat perubahan saturasi oksigen mengalami peningkatan sebelum dilakukan tindakan keperawatan dan setelah dilakukan tindakan keperawatan. Rekomendasi: Melakukan tindakan suction sesuai SOP dengan tekanan 100 mmHg dalam 10 detik.
Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Nyeri Post Operasi Fraktur di RS PKU Muhammadiyah Gombong Isma Yuniar; Ima Muhimatul Marlis; Barkah Waladani
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.745 KB)

Abstract

Latar belakang: Kejadian fratur karena kecelakaan lalu lintas di Indonesia cukup tinggi. Salah satu manifestasi klinik paling menonjol pada penderita fraktur adalah nyeri. Nyeri yang dirasakan pasca operasi disebabkan karena terjadinya manipulasi jaringan dan organ. Dukungan keluarga mampu memberikan kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri melalui perasaan. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga terhadap tingkat nyeri post operasi fraktur di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik korelasional. Responden pada penelitian ini adalah pasien post operasi fraktur di RS PKU Muhammadiyah Gombong yang berusia 20-60 tahun, hari rawat kedua setelah operasi fraktur sebanyak 54 responden. Hasil: penelitian ini menunjukkan dukungan keluarga dengan kategori sedang (48,1%) dan tingkat nyeri pada pasien post operasi fraktur juga dalam kategori sedang (51,9%), sehingga didapatkan adanya hubungan dukungan keluarga dengan tingkat nyeri pada pasien post operasi fraktur di RS PKU Muhammadiyah Gombong dengan nilai p=0,000. Kesimpulan: dukungan keluarga mempunyai peran dalam mengurangi tingkat nyeri, sehingga perawat perlu bekerja sama dengan keluarga untuk meningkatkan dukungan keluarga bagi pasien post operasi fraktur.
SOSIALISASI GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) DI DESA TANURAKSAN Isma Yuniar; Ery Purwati; Ning Iswati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.209 KB)

Abstract

Data pada Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen menyebutkan bahwa penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, menduduki tiga penyakit tertinggi. Penyakit tidak menular ini merupakaan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO, 2010). Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berperilaku sehat, serta sadar akan pentingnya kesehatan. Pemerintah juga meluncurkan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS). Pencegahan penyakit dan promosi kesehatan merupakan upaya esensial di saat masih tingginya kejadian penyakit menular juga diiringi dengan semakin meningkatnya masalah penyakit tidak menular. Oleh sebab itu, untuk mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang baru dicanangkan oleh pemerintah, perlu dilakukan mobilisasi masyarakat dalam membiasakan hidup sehat sesuai dengan tujuan program GERMAS. Desa Tanuraksan yang berada di wilayah Puskesmas Kebumen III merupakan salah satu desa yang masih memiliki PHBS yang belum optimal, fasilitas sanitasi yan masih minim (Depkes Kebumen, 2016), disamping itu juga belum tersosialisasinya GERMAS pada masyarakat. Tim Pengabdian Masyarakat Stikes Muhammadiyah Gombong melakukan Sosialisasi GERMAS untuk mengatasi masalah yang ditemukan dengan beberapak kegiatan yaitu penyuluhan tentang personal higienen-cuci tangan, nutrisi seimbang, latihan senam SKJ dan pemeriksaan kesehatan. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah melalui penyuluhan, diskusi bersama dalam kelompok serta praktek langsung terkait pemeriksaan kesehatan. Setelah dilakukan kegiatan ini didapatkan hasil adanya peningkatan pengetahuan masyarakat desa tanuraksan tentang GERMAS khususnya tentang kebersihan diri, cuci tangan, nutris seimbang dan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin, karena didapatkan data dari hasil pemeriksaam, sekitar 10% masyarakat beresiko terkena penyakit. Setelah kegiatan tersebut diharapkan masyarkat dapat mengimplementasikan GERMAS dalam kehidupan sehariharinya, yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PEMBERIAN DUKUNGAN EMOSIONAL PERAWAT DI RUANG INSTALASI RAWAT INTENSIF (IRI) RSUD dr SOEDIRMAN KEBUMEN Nur Mulyaningsih; Isma Yuniar; Endah Setyaningsih
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.106 KB)

Abstract

Latar Belakang: Komunikasi, sikap caring dan empati tetap diberlakukan walaupun pasien dalam kondisi kritis. Bagi keluarga, komunikasi memberikan keluarga kesempatan untuk memilih terkait dengan perawatan pasien. Patient Center Care (PCC) adalah metode baru yang memposisikan pasien sebagai center dari pelayanan kesehatan di RS. PCC untuk membina hubungan timbal balik antara penyedia layanan dan pasien sehingga akan mengurangi konflik selama ini yang timbul akibat sedikitnya komunikasi dan informasi. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan pemberian dukungan emosional perawat di ruang Instalasi Rawat Intensif (IRI) RSUD dr Soedirman Kebumen Metode Penelitian: Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian perawat di ruang IRI sejumlah 43 responden, dengan teknik total sampling. Instrument penelitian menggunakan 10 pertanyaan pengetahuan dan 34 pertanyaan dukungan emosional. Hasil penelitian: Teknik analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dengan menampilkan tabel distribusi frekuensi. Hasil karakteristik responden perawat IRI lebih banyak perempuan 28 (65,1%), pendidikan terakhir S1 Keperawatan/Ners 28 (65,1%), lama kerja ≥5 tahun 25 (58,1%), umur 36 – 45 tahun 24 (55,8%), status pernikahan 39 (90,7%). Hasil pengetahuan perawat menunjukkan bahwa sebagian besar cukup tentang PFCC 22 (51,2%), dan dukungan emosional pada kategori cukup 40 (93,0%). Kesimpulan: Penelitian ini dijadikan dasar untuk pengetahuan dan dukungan emosional dalam dimensi patient family centered care yang sebagian besar masuk kategori cukup. Rekomendasi: Untuk peneliti selanjutnya yang memiliki tema berhubungan dengan penelitian ini diharapkan ada observasi ke perawat mengenai PFCC.