Hanni Prihhastuti Puspitasari
Faculty Of Pharmacy Universitas Airlangga Surabaya Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

SURVEI FAKTOR PENYEBAB PEROKOK REMAJA MEMPERTAHANKAN PERILAKU MEROKOK Fitri Almaidah; Saarah Khairunnisa; Intan Purnama Sari; Chaza Deidora Chrisna; Anisa Firdaus; Zakiyatul Hurroh Kamiliya; Ni Putu Williantari; Achmad Naufal Maulana Akbar; Luh Putu Ariyani Pratiwi; Kiki Nurhasanah; Hanni Prihhastuti Puspitasari
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.945 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v8i1.21931

Abstract

Jawa Timur menempati peringkat ke-16 se-Indonesia dengan tingkat perokok usia remaja yang cukup tinggi. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi alasan remaja di Surabaya berusia 15-19 tahun mempertahankan perilaku merokok. Metode yang digunakan adalah observasional cross sectional dengan accidental sampling dan dianalisis menggunakan program SPSS. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner berisi tentang pengalaman perilaku merokok, pengetahuan bahaya merokok, sikap mempertahankan merokok dan perilaku setelah mengetahui bahaya merokok. Sejumlah 103 remaja berpartisipasi dalam penelitian ini yaitu remaja yang masih merokok sampai saat ini (80,6%) maupun yang pernah merokok (19,4%). Sumber pengaruh terbesar remaja mencoba merokok berasal dari teman (62,65%). Bahaya merokok yang paling banyak diketahui adalah kanker paru (87,4%). Informasi ini paling banyak diketahui dari bungkus rokok (60,2%). Sebagian besar responden telah mengetahui bahaya merokok, tetapi tetap mempertahankan sikap merokok (62,2%). Hal ini dipengaruhi oleh aspek psikologi seperti dapat melepaskan stress (69,9%) dan merasa tenang ketika merokok (69,0%). Perilaku merokok dipertahankan untuk memenuhi kepuasan pribadi.
Identifikasi Pengetahuan Masyarakat Usia Produktif mengenai Obat Tradisional sebagai Imunomodulator di Masa Pandemi COVID-19 Muhammad Nashrullah; Siti Umi Anisah; Salsa Lina Agustin; Brenda Norton Sudjaya; Muhammad Nur Fathoni; Febe Harum Asmoro; Luh Karlina Febriyani Putri Angkasa; Elsa Safira Prameswari; Muhammad Aji Syahbana; Syarifa Dyfianti; Hanni Prihhastuti Puspitasari
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 9 No. 1 (2022): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.935 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v9i1.24142

Abstract

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang menjadi krisis kesehatan dunia dikarenakan penyebarannya yang sangat cepat. COVID-19 bisa dicegah dengan kondisi imun yang baik. Imunitas yang baik juga dapat mempercepat penyembuhan pasien COVID-19. Salah satu upaya untuk meningkatkan imunitas ialah dengan menjaga pola hidup sehat. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengkonsumsi imunostimulan yang bisa meningkatkan imunitas tubuh. Imunostimulan juga dapat diperoleh dari tanaman herbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan masyarakat usia produktif mengenai obat tradisional sebagai imunomodulator di masa pandemi COVI-19. Metode yang digunakan yaitu survei menggunakan kuesioner. Hasil survei yang dilakukan pada 133 responden menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai pengertian jamu secara umum dan jamu sebagai imunomodulator masih kurang. Frekuensi konsumsi jamu selama pandemi COVID-19 lebih tinggi dibandingkan periode sebelum pandemi terutama dalam bentuk jamu racikan. Sementara itu, pengetahuan masyarakat terkait pengolahan jamu dinilai cukup.
Arti Penting Kepuasan Kerja Bagi Apoteker: Antara Bertahan Atau Keluar Dari Pekerjaan Muhammad Khalid Rijaluddin; Wahyu Utami; Zulhabri Othman; Eddy Yusuf; Hanni Prihhastuti Puspitasari; Andi Hermansyah
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 7 No. 1SI (2020): Special Issue: Seminar Inovasi Teknologi dan Digitalisasi pada Pelayanan Kefa
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v7i1SI2020.39-47

Abstract

Pendahuluan: Apoteker di komunitas merupakan elemen penting dalam kesehatan masyarakat. Semakin meningkatnya jumlah apotek ditambah dengan tingginya permintaan masyarakat terhadap layanan kefarmasian yang berkualitas menyebabkan tekanan yang besar kepada praktek apoteker. Alhasil, kepuasan apoteker menjadi titik kritis untuk mengevaluasi kualitas pelayanan farmasi dan imbasnya terhadap keinginan untuk keluar atau bertahan dari pekerjaan saat ini. Tujuan: Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan karir apoteker serta niat mereka untuk meninggalkan pekerjaan saat ini. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian lintang potong dengan menggunakan kuesioner online dan melibatkan apoteker di komunitas sebagai responden. Data kemudian dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling Partial Least Squares (SEM-PLS) Hasil: Terdapat 292 apoteker berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebagian besar adalah perempuan (77,39%) dengan pengalaman kerja kurang dari 5 tahun (51,03%). Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa faktor ekstrinsik dan instrinsik mempengaruhi kepuasan kerja apoteker (3,120 dan 4,981), sedangkan pada aspek niat meninggalkan pekerjaan (intention to leave) hanya dipengaruhi secara signifikan oleh faktor ekstrinsik (1,974). Karakteristik responden hanya berpengaruh signifikan terhadap niat untuk meninggalkan pekerjaan (3,929). Sementara itu, kepuasan kerja berpengaruh pada niat meninggalkan pekerjaan (4,083). Kesimpulan: Faktor ekstrinsik dan intrinsik mempengaruhi kepuasan apoteker, tetapi hanya faktor ekstrinsik yang mempengaruhi niat untuk pergi.
Pengetahuan Lansia tentang Pengelolaan dan Keamanan Obat Bahan Alam dan Obat Moderen Ana Yuda; Anila Impian Sukorini; Hanni Prihhastuti Puspitasari; Lailatul Maghfiroh
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 9 No. 2 (2022): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfk.v9i2.29211

Abstract

Kelompok lansia merupakan kelompok dengan penggunaan obat paling banyak termasuk penggunaan obat bahan alam. Hal ini sehubungan dengan munculnya beberapa gangguan kesehatan yang berkaitan dengan penuaan. Kondisi ini perlu kewaspadaan lebih karena obat bahan alam yang digunakan bisa jadi menimbulkan efek samping, kontra indikasi, atau berinteraksi dengan obat modern yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan lansia dengan pemberian intervensi berupa booklet yang memuat informasi tentang pengelolaan dan keamanan obat bahan alam. Pemilihan responden secara nonrandom sampling dengan cara mendatangi satu persatu lansia di rumah masing-masing. Kunjungan pertama adalah pengisian pre-test dan pemberian intervensi, kemudian dilakukan kunjungan kedua 3 hari berikutnya untuk pengisian post-test. Responden yang berpartisipasi adalah 100 lansia di beberapa wilayah Surabaya dengan rentang usia 55-88 tahun. Rerata jumlah jawaban benar pada pre-test adalah 5,93±1,76, sementara rerata jumlah jawaban benar post-test adalah 9,12±1,96. Pada pengujian paired t-test didapat hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna antara skor pre-test dan post-test dengan p<0,001, yang mengartikan bahwa dengan adanya pemberian intervensi berupa booklet dapat meningkatkan pengetahuan dari responden lansia terhadap pengelolaan dan keamanan obat bahan alam dan obat modern.
Pengetahuan Masyarakat terkait Pengelolaan Vitamin di Rumah Tangga pada Era Pandemi COVID-19 di Pulau Jawa Alexander Wijaksana; Adinda Nabila Sahera; Ananda Kurnia Wardani; Bella Triesnoveline Sianturi; Claudia Agustyandini Wahyuningwidhi; Feira Sekar Arum; Galuh Yala Pramesthi; Iffatur Rosyidah; Lailisa Afifah Nikmaturrohmi; Paulin Tevandra Mileni N.; Risqi Adinda Putri H.; Sienny Dewi Hermi; Soleha Noer Amalia; Tiara Nurul Aina; Hanni Prihhastuti Puspitasari
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 9 No. 2 (2022): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfk.v9i2.32933

Abstract

Berbagai intervensi telah dilakukan untuk menekan pertumbuhan kasus COVID-19, salah satunya adalah mengonsumsi vitamin yang dapat meningkatkan imunitas. Pemanfaatan vitamin dapat dioptimalkan apabila masyarakat juga memahami bagaimana cara pengelolaan vitamin yang baik, yaitu dengan penerapan DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan vitamin di rumah tangga pada era pandemi COVID-19 khususnya di Pulau Jawa. Survei online dilakukan dengan pendekatan cros-sectional menggunakan metode snowball sampling untuk mengidentifikasi dan mengambil sampel. Sebanyak 225 responden berpartisipasi pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 macam vitamin yang sering digunakan yaitu vitamin C (40,1%), multivitamin (20,3%) dan vitamin D (15,5%). Dari hasil survei pengetahuan pengelolaan vitamin, diperoleh hasil bahwa responden dengan pengetahuan kategori tinggi sebanyak 18%, sedang sebanyak 47%, dan rendah sebanyak 35%. Persentase responden menjawab tepat pada subtopik Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang berturut-turut sebesar 92,0%, 86,6%, 60,8% dan 55,4%. Oleh karena itu, perlu dilakukan promosi kesehatan terkait pengelolaan vitamin yang berfokus pada sub-topik Simpan dan Buang.
Pengetahuan Masyarakat terhadap Penggunaan Jamu untuk Meningkatkan Imunitas Penderita COVID-19 yang Pernah Menjalani Isolasi Mandiri Darwin Riyan Ramadhan; Dzihni Nahdliyyati; Tasya Ananda Salsabillah; Anak Agung Sagung Dyah Pramesti; Fitriah Salsabila; Fitria Ramadanti; Metha Artanadya Eka Putri; Dainty Mutia Jayalalitha; Rahma Nugrahesi; Riko Setiawan; Dwi Nur’Aini Hidayati; Gogik Desy Putri Kurnia Dewi; Jasmine Rissa Ayudya; Eka Evita Syayidah; Hanni Prihhastuti Puspitasari
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 9 No. 2 (2022): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfk.v9i2.32937

Abstract

Isolasi mandiri merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19. Setiap orang dituntut menjaga imunitas tubuh agar terhindar dari paparan virus. Obat tradisional, salah satunya jamu, dapat menjadi alternatif untuk menjaga imunitas tubuh. Oleh karena itu, perlu diteliti tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan jamu sebagai peningkat imunitas pada penderita COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri. Sebuah survei dilakukan menggunakan kuesioner online (google form) terhadap masyarakat di Indonesia yang mengalami gejala COVID-19 dan mengonsumsi Jamu selama isolasi mandiri. Sebanyak 172 responden berpartisipasi pada surei ini. Dari hasil penelitian didapatkan 5,3% responde memiliki tingkat pengetahuan yang rendah; 84% sedang; dan 10,4% tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, diperlukan adanya promosi kesehatan guna memperbaiki pengetahuan masyarakat terkait cara penggunaan jamu racikan yang benar untuk meningkatkan imunitas saat menjalani isolasi mandiri.
Perspectives of Pharmacists, Doctors, and Nurses on Collaborative Management of Hypertension in Primary Health Centers Nia Mariana Siregar; Hanni Prihhastuti Puspitasari; Wahyu Utami
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 10 No. 2 (2023): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v10i22023.246-256

Abstract

Background: Puskesmas is a primary healthcare facility that conducts chronic disease management, such as hypertension. The role of pharmacists in team collaboration includes that of managerial and clinical pharmacies. However, doctors and nurses still need to be fully aware of the role of pharmacists, particularly in clinical pharmacies. Objective: This study aimed to determine the perspectives of pharmacists, doctors, and nurses on the collaborative management of hypertension in health centres across the Central Lombok Regency. Methods:  observational qualitative method with a maximum variation sampling technique was used. Data saturation was achieved after interviewing 27 participants between April and June 2023. Participants were pharmacists, doctors, and nurses responsible for managing hypertension in the selected primary healthcare centers. Results: Five main themes were identified. The first was a perspective on pharmacists' managerial and clinical pharmacy roles. Almost all participants agreed that pharmacists played more roles in ensuring the availability of hypertension drugs than clinical pharmacies. Four themes were derived from a conceptual framework related to team readiness to  collaborate: cognitive, affective/relational, behavioral, and leadership aspects. In general, doctors and nurses need to be made aware of pharmacists' role in the area of clinical pharmacy; meanwhile, pharmacists need to improve their clinical pharmacy knowledge. Meanwhile, team collaboration has not run optimally because each team member works individually rather than as a team member. Conclusion: Pharmacists need to improve their clinical pharmacy role, be more involved in team collaborations, and be more engaged in team collaborations; efforts are required to prepare for team collaboration.
Pengetahuan dan Penggunaan Sunscreen pada Anak Usia Sekolah di Surabaya Antya Putri Sakina; Berlian Irnadianis Ifada; Chika Prasasti Aulia Kusuma; Devina Putri Ariyani; Hawin Nabila; Ida Ayu Putu Rummika Padmawati; Khadijah Arina Shalihah; Maritza Jelita Nurfitri; Shofiyah Yasmin Annadhiroh; Soraya Putri Hidayat; Usva'atul Vernanda Umi Sholeqah; Hanni Prihhastuti Puspitasari
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 11 No. 2 (2024): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfk.v11i2.44883

Abstract

Radiasi sinar matahari (ultraviolet) yang berlebihan menyebabkan terjadinya kerusakan terhadap kulit sehingga perlu dilakukan perlindungan dari bahaya sinar UV, salah satunya dengan menggunakan sunscreen. Dilaporkan penggunaan sunscreen pada anak usia sekolah masih kurang. Faktanya anak usia sekolah menerima sinar matahari tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa sehingga memiliki risiko terjadi sunburn dan kanker kulit pada masa dewasa. Rendahnya penggunaan sunscreen dapat dipengaruhi oleh minimnya pengetahuan mereka terkait bahaya radiasi UV. Oleh karena itu, dilakukan survei untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan penggunaan sunscreen anak usia sekolah dan juga untuk mengetahui perbedaan pengetahuan antara jenjang pendidikan serta korelasi antara pengetahuan dengan penggunaan. Responden dari penelitian merupakan anak usia sekolah dari beberapa SD kelas 4-6, SMP dan SMA di Surabaya dengan jumlah 253 siswa. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel secara non-randomized sampling. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner melalui media Google Form dan cetak fisik. Hasil penelitian ini dianalisis dengan uji Chi-Square dan Spearman. Berdasarkan hasil uji Chi-Square, terdapat perbedaan pengetahuan antara jenjang pendidikan (p<0,001), yaitu semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin meningkat pengetahuannya. Sementara itu, hasil uji Spearman menunjukkan adanya korelasi antara pengetahuan dengan penggunaan (p<0,001), yaitu semakin meningkat pengetahuannya, maka semakin baik penggunaan terhadap sunscreen. Oleh karena itu, dilakukan promosi kesehatan kepada anak usia sekolah terkait penggunaan sunscreen sebagai upaya melindungi kulit dari sinar UV dan terhindar dari efek buruknya.