Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Destilat Jahe dan Sirih terhadap Mycoplasma gallisepticum dan Escherichia coli (ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF ETHANOL EXTRACT AND DESTILAT OF GINGERS AND PIPER BETLES AGAINST MYCOPLASMA GALLISEPTICUM AND ESCHERICHIA CO Min Rahminiwati; Aulia Andi Mustika; Agung Zaim; Lina Novianti Sutardi
Jurnal Veteriner Vol 16 No 4 (2015)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.762 KB)

Abstract

Betle and ginger juice extracts have been reported to have antibacterial activity against E. coliand M. gallisepticum. However, fractionation analysis showed the have differences in their antibacterialpotency which appeared to be associated with the nature of the solvent polarity. This study wasconducted to obtain information about antibacterial activity of Piper betles and gingers extract againstE. coli and M. gallisepticum. Three types of betle, P. betle, P. betle var nigra, P. crocatum, wereexamined for their antibacterial activity using disc method and three types of ginger, Zingiber officinale,Z. officinale Linn var rubrum, and Z. majus rumph which were extracted by soxhletation using ethanol30%, 60% and 90% as well as distestillation for three and five hours. Piper betle and P. crocatumconsistently have antibacterial effect against E. coli whereas Z. officinale consistently has antibacterialeffect against M. gallisepticum, either extracted by distillation or soxhletation. Piper betle is potentialyield of distillate and extract that has the highest antibacterial activity against E. coli, and M.gallisepticum with inhibitory zone were 9.76 mm and 22 mm respectively.
Penambatan Molekuler Senyawa Bioaktif Tanaman Metang terhadap Reseptor Estrogen Alfa sebagai Antikanker Agus Saputra; Ietje Wientarsih; Lina Novianti Sutardi; Mohamad Rafi; Silmi Mariya
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 12 No. 3 (2024): November 2024
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.12.3.203-210

Abstract

Breast cancer is a common health problem in women and causes a high mortality rate. Cancer cells can grow and metastasize to other organs and related to estrogen and estrogen receptor alpha (ERα). The search for plant-based bioactive compounds that are antagonistic to ERα is currently being carried out using an in silico approach. Lunasia amara blanco is a medicinal plant that contains quinolone alkaloid compounds and has been known to inhibit DNA Topoisomerase II. This study aims to predict the interaction of lunacrine, graveoline, lunine, lunacridine, and lumarine compounds on the estrogen receptor alpha (ERα) (PDB 1SJ0) by in silico method. Docking will be done with PyRex 0.8 and the result visualization will be done with the BIOVIA Discovery Studio Visualizer. Base on the results of molecular docking, graveoline and lunine compounds have bond energies of -8.4 and -8.0 kcal/mol, approaching the native ligan of tamoxifen, which is -9.7 kcal/mol. The type of interaction with amino acids affects the bond energy. The amino acid residues that formed interactions with all the test compounds were Ala350, Leu387, Met388, Phe404, and Ile424. The stability of the binding of tamoxifen and graveoline is also thought to be due to the amino acids Asp351 and Cys530. The interaction of the two amino acids is not found in other compounds and the interactions formed are in the form of hydrogen bonds or hydrophobicity. Lunamarine has the lowest bond energy and make interactions with different amino acids
Efektivitas Infusa Getah Gambir (Uncaria gambir Roxb.) Sebagai Antidiare pada Mencit (Mus musculus) Alvina Gitacahyani Ardiana; Aulia Andri Mustika; Aryani Sismin Satyaningtijas; Lina Novianti Sutardi
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 3 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.3.1.16-22.

Abstract

Getah gambir sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengatasi berbagai penyakit, salah satunya adalah diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas getah gambir sebagai antidiare dengan menggunakan metode proteksi intestinal yang dilihat dari parameter frekuensi, konsistensi, dan durasi. Penelitian ini juga bertujuan menentukan konsentrasi yang paling efektif dalam memberikan efek antidiare pada mencit dan mengetahui metabolit sekunder yang terkandung dalam getah gambir dengan uji fitokimia. Hewan coba dalam penelitian ini menggunakan mencit sebanyak 30 ekor dengan dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok perlakuan terdiri atas kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan tiga kelompok perlakuan yang diberi infusa getah gambir dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 100% secara oral. Parameter yang dinilai dalam metode proteksi intestinal adalah frekuensi defekasi, konsistensi feses, dan durasi diare. Hasil penelitian menunjukkan getah gambir memiliki metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antidiare seperti alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin pada uji fitokimia. Hasil dari metode proteksi intestinal menunjukkan kelompok perlakuan infusa getah gambir konsentrasi 25%, 50%, dan 100% terbukti mampu menurunkan frekuensi defekasi, memperbaiki konsistensi, dan mempersingkat waktu diare. Kelompok konsentrasi 25% dan 50% menunjukkan aktivitas antidiare lebih baik daripada konsentrasi 100%
Efektivitas Infusa Jintan Putih (Cuminum cyminum) sebagai Antidiare pada Mencit (Mus musculus) Fadiela Salima Putri; Aulia Andi Mustika; Rini Madyastuti Purwono; Lina Novianti Sutardi
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 3 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.3.1.44-50.

Abstract

Jintan putih (Cuminum cyminum) merupakan tanaman yang sudah sejak lama dikonsumsi sebagai bahan masakan dan obat, namun belum terdapat penelitian terkait manfaat jintan putih sebagai antidiare. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas infusa jintan putih sebagai antidiare dan menentukan konsentrasi yang memiliki efek antidiare paling efektif. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui kandungan metabolit sekunder pada jintan putih melalui penapisan fitokimia. Pengujian antidiare dilakukan dengan menggunakan metode proteksi intestinal dengan pemberian sediaan secara peroral. Parameter yang diamati pada metode proteksi intestinal yaitu frekuensi defekasi, konsistensi feses, dan durasi diare. Penelitian ini menggunakan 30 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok terdiri dari kelompok kontrol negatif (Tween-80 [1%]), kontrol positif (Loperamide HCl), dan tiga kelompok perlakuan infusa jintan putih dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 100%. Konsentrasi 25% merupakan konsentrasi jintan putih yang paling efektif, karena menghasilkan durasi diare paling pendek dibandingkan kelompok perlakuan lainnya. Penapisan fitokimia infusa jintan putih menunjukkan bahwa terdapat senyawa metabolit sekunder meliputi alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dengan tanin sebagai senyawa yang paling berpotensi sebagai antidiare.