Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Kajian Performa Passive Residual Heat Removal System (PRHRS) pada System-Integrated Advanced Modular Reactor (SMART) Putu Brahmanda Sudarsana; Wayan Nata Septiadi; Mulya Juarsa
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 23, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2021.23.2.6337

Abstract

SMART (System-Integrated Advanced Modular Reactor) merupakan desain reaktor multifungsi Generasi III+ tipe SMR (Small Modular Reactor) yang dikembangkan oleh KAERI (Korean Atomic Energy Research Institute) dengan kapabilitas produksi listrik 107 MWe dan energi termal 365 MWt. Sistem SMART meliputi berbagai fitur keselamatan untuk mengatasi LOCA (Loss of Coolant Accident) dan skenario kecelakaan lainnya. Salah satu dari fitur tersebut adalah Passive Residual Heat Removal System (PRHRS) atau sistem pembuang sisa panas pasif yang bekerja tanpa membutuhkan sumber daya elektrik. Sistem ini bekerja sesuai dengan prinsip sirkulasi alam sehingga bergantung pada aspek termal, tekanan, dan pengaruhnya terhadap aliran massa. Ketiga aspek tersebut dapat mempengaruhi kapabilitas pembuangan panas pada sistem. Data performa PRHRS reaktor SMART pada beberapa kondisi kecelakaan yang diperoleh melalui studi eksperimental maupun simulasi termohidrolika dianalisis pada kajian ini. Hasil analisis menunjukkan unjuk kerja pembuangan sisa panas yang baik oleh PRHRS SMART dengan waktu aktuasi yang tepat dan pendinginan yang stabil. Dengan kapabilitas multifungsi dan kemampuan pendinginan yang baik pada berbagai skenario kecelakaan, SMART memiliki potensi tinggi untuk kelak diterapkan di Indonesia.
Distribusi Ukuran Droplet Bahan Bakar Minyak Jelantah Sepanjang Region Semburan Nosel Seberhana I K.G. Wirawan; Ainul Ghurri; W. N. Septiadi
JURNAL MECHANICAL Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/mech.v9.i1.201803

Abstract

Biodiesel adalah bahan bakar ramah lingkungan karena merupakan sumber energi bersih dan terbarukan. Pemakaian minyak jelantah (waste cooking oil / WCO) sebagai bahan baku biodiesel terus meningkat karena ketersediannya berlimpah, aman untuk disimpan, dan mudah ditangani. Semburan bahan bakar digunakan dalam proses pembakaran untuk tujuan mendapatkan energi dan tenaga. Viskositas rendah dan tekanan injeksi tinggi akan dihasilkan diameter droplet kecil, sudut kerucut semburan besar dan pembentukan mendekati campuran homogen selama pembakaran. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan injeksi dan temperatur pemanasan awal dengan terhadap karakteristik daerah semburan droplet. Minyak jelantah sebagai bahan penelitian diambil dari hotel dan restauran yang ada di Bali. Minyak ini dikumpulkan oleh Yayasan Lengis Hijau. Percobaan diawali dengan memasukkan minyak jelantah ke tabung melalui fuel intake. Udara bertekanan diinjeksikan ke dalam tabung. Katup dibuka pelan-pelan sehingga minyak jelantah mengalir melalui pipe line menuju pemanas awal berbetuk spiral pada temperatur 350oC dan tekanan 3 bar. Selanjutnya minyak jelantah mengalir menuju main body dan menyembur di ujung nosel Semburan WCO ini ditangkap menggunakan kamera. .Percobaan ini diulang dengan tekanan dan temperatur masing-masing 4, 5 bar dan 360,370,380, 390oC. Hasil dari penelitian ini adalah jarak semburan nosel semakin jauh, maka ukuran rata-rata droplet yang didapat semakin kecil. Kenaikan tekanan menyebabkan penurunan ukuran rata-rata droplet. Ukuran rata-rata droplet minimal didapat masing-masing pada temperatur 360oC dan tekanan 5 bar.                           
Pengaruh variasi lebar alur berbentuk segi empat pada permukaan silinder terhadap koefisien drag Si Putu Gede Gunawan Tista; Wayan Nata Septiadi; Kadek Papin Prayoga
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 10 No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.642 KB)

Abstract

Abstrak Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya tentang ilmu mekanika fluida telah berkembang pesat.Ilmu mekanika fluida telah banyak memberikan kontribusi terhadap aspek kehidupan manusia, sebagai contoh adalah aliran fluida melintasi suatu silinder. Dalam aplikasi engineering banyak ditemukan peralatan menggunakan silinder seperti cerobong asap, tiang penyangga jembatan dan sebagainya. Peralatan-peralatan ini mengalami hembusan udara setiap saat sehingga kekuatan konstruksinya mengalami penurunan, hal ini disebabkan adanya drag yang arahnya searah aliran. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi drag adalah dengan memanipulasi medan aliran. Manipulasi medan aliran dilakukan dengan membuat alur berbentuk segi empat pada permukaan silinder. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh variasi lebar alur berbentuk segi empat pada permukaan silinder terhadap koefisien drag. Penelitian ini dilakukan pada wind tunnel yang terdiri dari blower, pipa pitot, inclined manometer, U manometer, timbangan digital, dan silinder. Benda uji berupa silinder berdiameter 60 mm dan panjang 420 mm diletakkan vertikal di dalam wind tunnel. Lebar alur pada permukaan silinder divariasikan yaitu 3 mm, 4 mm, dan 5 mm. Pengujian distribusi tekanan diperoleh dengan mengukur tekanan permukaan silinder pada 36 titik dengan interval 10o. Pengujian gaya drag dilakukan dengan menggunakan timbangan digital yang mencatat besarnya massa, untuk mendapatkan gaya drag dikalikan dengan gravitasi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan koefisien drag pada silinder beralur dibandingkan tanpa alur. Nilai koefisien terendah terjadi pada lebar alur 4 mm besarnya CD = 0,3734. Besarnya penurunan drag adalah 22,3 % dibandingkan tanpa alur. Kata kunci: pengurangan drag, lebar alur, alur segi empat, silinder Abstract Advances in science and technology, especially on the science of fluid mechanics has been growing. Science of fluid mechanics has contributed a lot of aspects of human life, for example, fluid flow across a cylinder. In many engineering applications using cylindrical found equipment such as a chimney, a pillar of the bridge, and so on. The equipment is undergoing a puff of air at all times so that the strength of the construction has decreased, this is due to drag him in the direction of flow. Efforts are being made to reduce drag is by manipulating the flow field. Manipulation of the flow field is done by making rectangular-shaped grooves on the surface of the cylinder. The purpose of this study was to analyze the influence of variations in width rectangular-shaped grooves on the surface of the cylinder to the coefficient of drag. This research was conducted in wind tunnel consisting of a blower, pitot pipe, inclined manometer, U manometer, digital scales, and cylinders. The test object in the form of a cylinder diameter of 60 mm and a length of 420 mm is placed vertically in the wind tunnel. The width of the grooves on the surface of the cylinder varied which is 3 mm, 4 mm and 5 mm. The pressure distribution is obtained by measuring the surface pressure cylinders at 36 points with 10o intervals. Drag force testing done using digital scale that records the amount of mass, to get the drag force multiplied by gravity. The results showed a decline in the coefficient of drag on a grooved cylinder compared without grooves. Lowest coefficient values occurred in the magnitude of 4 mm groove width CD = 0.3734. The amount of reduction in drag is 22.3% compared without grooves. Keywords: drag reduction, the width of the groove, rectangular groove, cylindrical
Pengukuran Fluks Kalor Prosessor dengan Metode Simulasi Fluks Kalor Plat Datar Wayan Nata Septiadi; Nandy Putra; Engkos K; Raldi Artono Koestoer
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 7 No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.457 KB)

Abstract

Metode pengukuran dalam suatu penelitian di bidang perpindahan kalor khususnya pipakalor merupakan suatu hal yang sangat penting untuk bisa mendapatkan suatu data yangmemang akurat. Penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi temperatur dan flukskalor pada permukaan plat pemanas yang mampu mewakili kondisi temperature dan flukskalor pada permukaan prosessor atau CPU. Penelitian ini meliputi tahap uji quasi steadystate, kalibrasi termokopel, pengukuran temperature permukaan CPU, karakterisasi platpemanan dan karakterisasi palt simulator. Dalam hal ini parameter yang dijadikan acuanpada plat simulator adalah temperature permukaan prosessor.Kata kunci: Pengukuran, Fluks kalor, ProsessorMeasurement methods in a research of the heat transfer especially the heat pipe is veryimportant to be able to get a really accurate data. This research is to obtain the conditions oftemperature and heat flux on the surface of the heating plate that capable of representingthe conditions of temperature and heat flux on the surface of the processor or CPU. Thisresearch includes the quasi steady state test phase, thermocouple calibration, CPU surfacetemperature measurement, characterization and characterization of heater plate andsimulator plate. In this case the parameters are used as reference in the simulator plate isthe surface temperature of processor..Keywords: Measurement, heat flux, processor
STUDI EKSPERIMENTAL ORIFICE FLOW METER DENGAN VARIASI TEBAL DAN POSISI PENGUKURAN BEDA TEKANAN ALIRAN MELINTASI ORIFICE PLATE Nata Septiadi Wayan
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 3, No.1 Juni 2008
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.756 KB)

Abstract

Pengujian orifice flow meter telah dilakukan dengan menggunakan plat orifis dan pipa berbahan akrilik. Plat orifis dibuat dengan memberikan sedikit bevel pada bagian sisi masuknya dengan rasio diameter (?) = 0.5; 0.6; dan 0.7 dengan tebal plat orifis 10 mm dan 20 mm. Pengujian dilakukan dengan rentang kapasitas aliran yang memiliki bilangan Reynolds ± 9333.33 sampai ± 28000. Pengujian dilakukan dengan mengalirkan air melintasi plat orifis. Kapasitas aktual dari orifice flow meter dapat diukur pada V-notch weir dan sight glass. Sedangkan untuk kapasitas teoritis dari orifice flow meter dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase irrecoverable pressure drop semakin turun jika kapasitas aliran semakin besar. Pada rasio diameter (?)= 0.7 tebal 10 mm irrecoverable pressure drop terhadap maximum pressure drop mencapai nilai yang cukup rendah yaitu (<40%) pada bilangan Reynolds ±13000 sedangkan untuk orifice flow meter yang tebalnya 20 mm pada rasio diameter (?)= 0.7 irrecoverable pressure drop terhadap maximum pressure drop mencapai nilai yang cukup rendah yaitu (<40%) pada bilangan Reynolds ±15000. Cd (discharge coefficient) untuk orifice flow meter yang tebalnya 10 mm berkisar antara 1.17÷0.88 dan tebal 20 mm nilainya berkisar 1.048÷0.94 dengan nilai untuk rasio diameter 0.5 semua lebih besar dari1. Nilai ini menyerupai nilai Cd nozzle namun trend atau fluktuasinya masih tetap seperti trend orifice flow meter. Sedangkan posisi pengukuran yang menghasilkan kapasitas teoritis yang paling mendekati kapasitas aktualnya adalah yang menggunakan posisi pengukuran D - 0.
Charpy impact test pada kampas rem hybrid komposit phenolic resin matrik dengan penguat serbuk basalt-Alumina-kulit kerang I N. G. Suma Wijaya; I D. G. Ary Subagia; Wayan Nata Septiadi
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 9 No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.962 KB)

Abstract

Abstrak:Penelitian ini adalah difokuskan untuk mengamati ketahanan impact dari material kampas rem kendaraan bermotor. Kampasrem yang diujikan adalah kampas yang terbuat dari material hybrid komposit dengan penguat serbuk basalt – serbuk kulitkerang dan alumina dan pengikat phenolic resin. Material kampas rem hibrid komposit diproses melalui proses sinteringdengan penekanan 2 ton, temperatur 150ºC selama 30 menit. Tujuan penelitian adalah menginvestigasi kekuatan impact daripada bahan hybrid komposit untuk masing – masing variasi terhadap perlakuan impact charpy yang didasarkan pada standarASTM D6110–04. Pengujian dilakukan dengan menganalisa nilai energy yang mampu diserap oleh bahan akibat bebanimpact, selanjutnya patahan impact charpy dianalisa dengan SEM. Diperoleh hasil pengujian charpy impact untuk masing –masing variasi hybrid komposit adalah nilai kekuatan yang tinggi terjadi pada hibrid komposit variasi 2 (HK2) dengan nilai0,000339547 J/mm2, ini disebabkan karena mempunyai ikatan antara metrik dan basalt yang lebih kuat dan sempurnadibandingkan dengan hibrid komposit lainnya. Untuk nilai hibrid komposit variasi 1 (HK1) adalah 0,000304851 J/mm², hibridkomposit variasi 3 (HK3) adalah 0,000334516 J/mm², hibrid komposit variasi 4 (HK4) adalah 0,000325059 J/mm², hibridkomposit variasi 5 (HK5) adalah 0,0003327 J/mm². (2) Dari perbandingan antara kampas rem dipasaran dengan kampas remhibrid komposit maka didapat nilai kekuatannya berbeda pada hibrid komposit variasi 2 (HK2) dengan kampas pembanding(KP) yang memiliki nilai kekuatannya lebih besar yaitu, 0,000374867 J/mm².Kata kunci : Kampas rem, Impact charpy, Hibrid komposit, Basalt, Aluminium, Kulit KerangAbstract:This research is focused to observe the impact resistance of motor vehicles brake lining material. Brake tested are canvasmade of hybrid composite materials with basalt powder reinforced – seashells, alumina powder, and a phenolic resin matrix.Hybrid composite brake material processed through the sintering process with emphasis 3 tons at curing temperatures of 150ºCat lest 30 minutes. The research objective was to investigate the impact strength of the hybrid composite material for eachvariation to the treatment charpy impact based on the standard ASTM D6110-04. Testing was carried out by analyzing thevalue of energy that can be absorbed by the material due to the impact load, impact charpy subsequent fracture was analyzedby SEM. The results of charpy impact’s test for each variation of hybrid composites are high strength values that occurred invariation of hybrid composite 2 (HK2) with a value is 0.000339547 J / mm2, is due to have ties between metric and basaltstronger and more perfect than the hybrid composite more. For hybrid composite value variation 1 (HK1) is 0.000304851 J /mm², hybrid composite variation 3 (HK3) is 0.000334516 J / mm², hybrid composite variation 4 (HK4) is 0.000325059 J / mm²,hybrid composite variation 5 (HK5) is 0.0003327 J / mm². For hybrid composite value variation 1 (HK1) is 0.000304851 J / mm²,hybrid composite variation 3 (HK3) is 0.000334516 J / mm², hybrid composite variation 4 (HK4) is 0.000325059 J / mm², hybridcomposite variation 5 (HK5) is 0.0003327 J / mm².Keywords: Brake, Charpy Impact, Hybrid composite, Basalt, Aluminium, Kulit Kerang
Karakterisasi Konduktivitas Termal Nanofluida Oksida Berbasis Fluida Dasar H2O Wayan Nata Septiadi; Nandy Putra; Rosari Saleh
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 8 No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.621 KB)

Abstract

Abstrak:Sejak nanofluida mulai diperkenalkan untuk peningkatan konduktivitas termal, hal ini memberikan suatu harapan yang besar bagi bidang perpindahan kalor. Penelitian dan pengaplikasian nanofluida terus mengalami perkembangan dan peningkatan. Pendispersian partikel nano ke dalam fluida dasar sehingga membentuk suatu suspense nanofluida tentunya memiliki karakteristik konduktivitas termal yang berbeda beda antara penggunaan nano partikel satu dengan nano partikel lainnya. Penggunaan nano partikel oksida juga mulai banyak digunakan sebagai fluida kerja alternative baik sebagai fluida kerja alat penukar kalor maupun sebagai fluida kerja pada pipa kalor dan teknologi pendingin lainnya. Hal ini menjadi sangat penting untuk mengetahui karakteristik konduktivitas termal nanofluida oksida pada fraksi volume rendah dan fraksi volume tinggi. Penelitian dilakukan dengan mendispersikan partikel nano CuO, Al2O3 dan TiO2 yang masing masing berukuran 20 nm ke dalam fluida dasar air (H2O) dan dilakukan sonifikasi menggunakan ultrasonic prosessor selama 30 menit. Fraksi volume dibuat dalam fraksi volume rendah yakni 0.1% sampai dengan 0.9% dan fraksi volume tinggi 1% sampai dengan 10%. Pengujian konduktivitas termal nanofluida oksida pada fraksi volume rendah dan fraksi volume tinggi dilakukan dengan menggunakan metode KD2 yang diukur pada temperatur 25oC. Hasil pengujian menunjukkan karakterisasi konduktivitas termal nanofluida oksida yang dalam hal ini adalah CuO-Air, Al2O3-Air dan TiO2-Air masing-masing memberikan peningkatan konduktivitas termal yang signifikan pda fraksi volume rendah. Konduktivitas termal CuO-Air baik pada fraksi volume rendah maupun pada fraksi volume tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan konduktivitas termal Al2O3-Air dan TiO2-Air. Kata kunci: Konduktivitas termal, nanofluida, oksida, fraksi volume.Abstract:Since nanofluids was introduced to increase the thermal conductivity, it gives great hope for the field of heat transfer. Research and application of nanofluids continues to experience growth and improvement. Dispersing nanoparticles into the base fluid to form a suspense nanofluids certainly has the different characteristics of a thermal conductivity. The use of nano-oxide particles are also widely used as a good alternative working fluid as the working fluid heat exchanger as well as the working fluid in the heat pipes and other cooling technologies. Its very important to know the characteristics of the thermal conductivity of nanofluids oxide at low and high volume fraction. The study was conducted by dispersing nanoscale particles of CuO, Al2O3 and TiO2 are each measuring 20 nm in a base fluid water (H2O) and doing sonification using ultrasonic processor for 30 minutes. Fraction volume created in volume fraction lower at 0.1% to 0.9% and a high volume fraction of 1% to 10%. Thermal conductivity of nanofluids testing oxides at low volume fraction and a high volume fraction KD2 done using a method that is measured at a temperature of 25oC. The test results show the characterization of thermal conductivity of nanofluids oxide in this case is CuO- Water, Al2O3-Water and TiO2-Water each provide a significant increase in thermal conductivity at low volume fraction. The thermal conductivity of CuO-water nanofluid higher at low and high volume fraction than the thermal conductivity of Al2O3-Water and TiO2-Water. Keywords: Thermal conductivity, nanofluids, oxide, volume fraction.
Characteristics of Screen Mesh Wick Heat Pipe with Nano-fluid as Passive Cooling System W.N. Septiadi; N. Putra; M. Juarsa; I.P.A Putra; R. Sahmura
Atom Indonesia Vol 39, No 1 (2013): April 2013
Publisher : PPIKSN-BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2435.19 KB) | DOI: 10.17146/aij.2013.220

Abstract

The heat pipe is one of the cooling media which is potential to be developed for the passive cooling system for nuclear reactors. To enhance the performance of the heat pipe, nanofluids have been used as the working fluid for the heat pipe. This paper studies the characteristics of nanofluids as the working fluid of heat pipe with screen mesh wick, which was the mixture of nano-sized particles (Al2O3 and TiO2) with water as the base fluid. The nanoparticles have average diameter of 20 nm, made with 1% to 5% volume fraction. The heat pipe thermal performance was tested using heater with different heat load. The experimental result shows the use of 5% Al2O3-water improve the thermal performance by reducing the temperature at evaporator side as much as 23.7% and the use of TiO2-water reduce the temperature at evaporator side as much as 20.2% compared to the use of water. The use of nanofluid also decreases the thermal resistance of heat pipe. As the use of nanofluid improves thermal performance of heat pipe, it has a potential for applications along with heat pipes at nuclear reactors.Received: 04 December 2012, Revised: 13 February 2013, Accepted: 25 February 2013
Analisa Pengaruh Temperatur Lingkungan Terhadap Akurasi Pompa Bahan Bakar Minyak Komang Ayu Ratnawati; I Ketut Suarsana; I Wayan Nata Septiadi
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 2 No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak (BBM) masih relative tinggi terutama untuk transportasi darat. BBM dapat diperoleh di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Pelayanan SPBU menggunakan Pompa BBM yang wajib diuji secara berkala oleh instansi metrology daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku.  Mengingat pentingnya akurasi pompa BBM untuk melindungi konsumen, maka penulis melakukan penelitian terhadap pengaruh temperature lingkungan terhadap akurasi pompa BBM, apakah terjadi perbedaan akurasi pompa pada temperatur 28°C, 31°C dan 33°C. Pengujian dilakukan dengan Bejana Ukur Standar 20 liter dengan batas kesalahan sebesar ±0,5% atau ±100 ml. Dari pengujian yang dilakukan pada SPBU di Kabupaten Buleleng, diperoleh bahwa temperature lingkungan memiliki pengaruh sangat kecil terhadap akurasi pompa BBM. Pada temperatur 28°C error sebesar-0,165%, pada temperatur 31°C  error -0,168% dan pada temperatur 33°C error -0,250%.Community needs to fuel oil (BBM) is still relatively high, particularly for ground transportation. Fuel can be obtained at the General Fuel Filling Station (Gas Station). Service gas stations use fuel pumps that must be tested periodically by regional metrology institutions in accordance with applicable regulations. Given the importance of the accuracy of the fuel pump to protect the consumer, the authors conducted a study of the influence of environmental temperature on the accuracy of fuel pumps, pump accuracy whether there is a difference in temperature 28°C, 31°C and 33°C. Testing is done with a standard 20 liter gauging vessels with a margin of error of ± 0.5% or ± 100 ml. From the tests carried out at a gas station in Buleleng, found that the environmental temperature has very little effect on the accuracy of fuel pumps. At temperatures of 28°C error of -0.165%, at a temperature of 31°C error -0.168% and at a temperature of 33°C error -0.250%.
Kinerja Termal Pipa Kalor Tembaga pada Fluida Kerja Air David Febraldo; Wayan Nata Septiadi; Ketut Astawa
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 5 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2019.v05.i01.p07

Abstract

Pipa kalor (Heat pipe) merupakan salah satu teknologi penukar kalor dua fase sistem pasif, pipa kalor itu sendiri memiliki struktur dengan konduktivitas termal tinggi, hal ini memungkinkan transportasi panas dengan mempertahankan perbedaan suhu sehingga seragam di sepanjang bagian yang dipanaskan dan didinginkan. Kinerja termal pipa kalor dapat ditentukan dari nilai hambatan panas. Ketika hambatan panas bernilai kecil, maka laju perpindahan kalor meningkat begitu pula sebaliknya. Pengujian kinerja termal pipa kalor tembaga pada fluida kerja air telah dilakukan. Kinerja termal dapat diamati dari hasil pengambilan data temperatur dan pengolahan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan temperatur antara temperatur pemanas dan dan temperatur fluida terus meningkat dengan kenaikan laju perpindahan panas dari variasi beban pemanasan 70 volt, 90 volt, 110 vot, 130 volt, dan 150 volt. Heat pipe is a passive two-phase heat exchanger technology, heat pipe itself has a structure with high thermal conductivity, this allows heat transportation by maintaining a uniform temperature difference along the heated and cooled part. Thermal performance of heat pipes can be determined from the value of heat resistance. When heat resistance is small, the heat transfer rate increases and vice versa. Testing the thermal performance of copper heat pipes on the working fluid of water has been carried out. Thermal performance can be observed from the results of temperature data collection and data processing. The results of this study indicate the temperature difference between heating temperature and fluid temperature continues to increase with increasing heat transfer rates from variations in heating loads of 70 volts, 90 volts, 110 vot, 130 volts, and 150 volts.