Claim Missing Document
Check
Articles

Simulasi Efek Ukuran dan Lokasi Kebocoran Pipa Pendingin Reaktor Nuklir Menggunakan Fasilitas Eksperimen UUTR.Mod-l Antariksawan, Anhar R.; Juarsa, Mulya; Prasetyo, Joko; Sumarno, Edy; Kiswanta, Kiswanta; Handoyo, Ismu
MESIN Vol 9, No 2 (2007): MEMINIMALKAN KERUGIAN KAMPUS AKIBAT BANJIR
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Experimental Simulation of The Effect of Size and Location of Coolant Pipe Break inNuclear Reactor Using UUTR.Mod-l. Several experiments of LOCA with various break size andlocations have been conducted using UUTR.Mod-l testfacility. The break sizes studied are 2 mm, 5 mmand 10 mm, each at hot-leg and cold-leg side. The initial conditions ofthe experiment are 1 MWofpower,primary side pressure of 155 bar approximately, coolant flow rate of 9.8 kg/s and only accumulator isfunctioned as emergency coolant. Both at hot-leg and cold-leg, the break size of 2 mm showed slowerpressure decrease rate and the occurrence of temperature increase early after break. For larger breaksize, pressure decrease is faster and showed rod temperature excursion due to rod uncovering.Concerning the breaklocation, in large break area, cold-leg breakshowed heater temperature excursionearly than in case of hot-leg break. Size and location of break determine the timing of event and, asconsequence, different behavior of response system. In any cases to prevent the fuel temperatureexcursion, the addition ofautomatic depressurizationsystem and installation ofinjection system in upperhead ofpressure vessel have been consideredin the nuclearreactor design.
KARAKTERISTIK PENDIDIHAN DALAM CELAH SEMPIT REKTANGULAR VERTIKAL DENGAN VARIASI TEMPERATUR AWAL PLAT Catrawedarma, I Gusti Ngurah Bagus; Indarto, Indarto; Juarsa, Mulya
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 18, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis perpindahan kalor pendidihan untuk mengetahui pengaruh temperatur awal plat utama terhadap karakteristik pendidihan yang meliputi waktu rewetting, pola rewetting, fluks kalor, serta Critical Heat Flux (CHF) telah dipelajari berdasarkan kurva pendidihan dan fluks kalor yang dihitung dari transien temperatur permukaan plat, yang merupakan hasil eksperimen dengan menggunakan 2 plat vertikal dengan celah sempit antar plat utama dan penutup adalah 1 mm. Debit dan temperatur air pendingin ditetapkan sebesar 0,09 lt/detik dan temperatur saturasi. Temperatur awal plat utama divariasikan dari 500oC, 550oC, dan 600oC. Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu rewetting terendah sebesar 30 sekon dan tertinggi sebesar 290 sekon. CHF tertinggi sebesar 750 kW/m2 dan terendah sebesar 400 kW/m2. Semakin tinggi temperatur awal plat, maka semakin lama waktu rewettingnya. Perubahan temperatur awal plat utama tidak mempengaruhi pola rewetting. Semakin tinggi temperatur awal plat, maka nilai CHF-nya semakin rendah. Daerah didih film tidak sesuai dengan kasus pool boiling. Pada daerah transisi, semakin rendah temperatur awal plat, maka semakin mendekati korelasi Murase. Nilai CHF mendekati korelasi Leinhard. Titik Leidenfrost sesuai dengan korelasi Zuber. Daerah didih inti mendekati korelasi Murase untuk superheat vapor.
ANALYSIS OF REWETTING TIME AND TEMPERATURE DISTRIBUTIONS DURING COOLING PROCESS IN VERTICAL RECTANGULAR NARROW CHANNEL Catrawedarma, Bagus; -, Indarto; Juarsa, Mulya; Antariksawan, Anhar Riza
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA Technoscientia Vol 6 No 1 Agustus 2013
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.499 KB) | DOI: 10.34151/technoscientia.v6i1.586

Abstract

Cooling process to analyze effect of gap size to rewetting time and temperature distributions were studied from transient temperature of surface plate. It as result of experiment using two vertical plate with the initial temperature about 600°C. Debit and temperature of cooling water are 0,09 L/s and saturated temperature. The gap sizes were changed from 1 mm, 2 mm, and 3 mm. As the results showed that the smaller the gap size, the longer the rewetting time. Pattern of temperature distribution is similar at initial condition for all of gap sizes and the smaller the gap sizes, the longer the time of decreasing temperature.
ANALISIS KURVA PENDIDIHAN DALAM CELAH SEMPIT VERTIKAL UNTUK KASUS BILATERAL HEATING BERDASARKAN PERUBAHAN TEMPERATUR AWAL PLAT Catrawedarma, IGN Bagus; Indarto, Indarto; Juarsa, Mulya; Handoyo, Ismu; Kiswanta, Kiswanta
MEKANIK: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 1 No 2 (2015): November 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan (ITM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.396 KB)

Abstract

Analisis perpindahan kalor pendidihan untuk mengetahui pengaruh temperatur awal plat utama terhadap karakteristik pendidihan yang meliputi waktu rewetting, pola rewetting, fluks kalor, serta Critical Heat Flux (CHF) telah dipelajari berdasarkan kurva pendidihan dan fluks kalor yang dihitung dari transien temperatur permukaan plat, yang merupakan hasil eksperimen dengan menggunakan 2 plat vertikal dengan celah sempit antar plat utama dan penutup adalah 1 mm. Debit dan temperatur air pendingin ditetapkan sebesar 0,09 lt/detik dan temperatur saturasi. Temperatur awal plat utama divariasikan dari 500oC, 550oC, dan 600oC. Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu rewetting terendah sebesar 30 sekon dan tertinggi sebesar 290 sekon. CHF tertinggi sebesar 750 kW/m2 dan terendah sebesar 400 kW/m2. Semakin tinggi temperatur awal plat, maka semakin lama waktu rewettingnya. Perubahan temperatur awal plat utama tidak mempengaruhi pola rewetting. Semakin tinggi temperatur awal plat, maka nilai CHF-nya semakin rendah. Daerah didih film tidak sesuai dengan kasus pool boiling. Pada daerah transisi, semakin rendah temperatur awal plat, maka semakin mendekati korelasi Murase (2001). Nilai CHF mendekati korelasi Leinhard. dkk (2002). Titik Leidenfrost sesuai dengan korelasi Zuber (1958). Daerah didih inti mendekati korelasi Murase (2001) untuk superheat vapor.
KARAKTERISASI PROTOTIPE HEATER ELEMENT SYSTEM PADA UNTAI UJI RCCS-RDNK MENGGUNAKAN KAMERA INFRA MERAH HARYANTO, DEDY; GIARNO, GIARNO; WITOKO, JOKO PRASETIO; KUSNUGROHO, GREGORIUS BAMBANG HERU; KUSUMASTUTI, RAHAYU; JUARSA, MULYA
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 8, No 2 (2020): ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektro
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v8i2.313

Abstract

ABSTRAKReactor Cavity Cooling System (RCCS) adalah salah satu sistem keselamatan pada Reaktor Daya Non Komersial (RDNK). Untuk mensimulasikan keadaaan tersebut, dibuat prototype Heater Element System (HES) yang merupakan sistem pemanas listrik dan berfungsi untuk memberikan kalor pada simulator dinding RPV (wall) seperti pada acuan RPV tipe HTGR. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh karakteristik temperatur selama pemanasan prototype HES hingga mencapai temperature 400°C berdasarkan posisi vertikal dan horizontal HES. Metode pengamatan dilakukan dengan menggunakan kamera infra merah NEC tipe TH9100ML sebagai alat ukur temperatur dan alat visualisasi ditribusi temperatur. Hasil pengamatan menunjukkan, bahwa kehilangan kalor pada prototipe HES pada posisi vertikal lebih kecil dibandingankan pada posisi horizontal hal ini disebabkan karena luas permukaan pada posisi horizontal sebesar 7,260 cm2 lebih memungkinkan untuk kehilangan kalor lebih besar. Posisi vertikal temperatur yang dicapai pada wall prototipe HES lebih tinggi dibandingkan pada posisi horizontal.Kata Kunci: RCCS, Heater Element System, kamera infra merah, temperatur ABSTRACTReactor Cavity Cooling System (RCCS) is one of the safety systems in Non-Commercial Power Reactors (RDNK). To simulate this situation, a prototype Heater Element System (HES) was made using electric heating system as a heat sources and it serves to provide radiation heat to the RPV wall simulator as the reference of the RPV of HTGR type. The purpose of this study was to obtain the temperature characteristics during the heating of the HES prototype to reach temperatures of 400°C base on HES position, horizontal and vertical positions. The observation method was carried out using a TH9100ML infrared camera NEC type as a temperature measurement and a temperature distribution base on visualization. The observations show that the heat loss in the HES prototype in the vertical position is smaller than in the horizontal position because this is because the surface area in the horizontal position 7.260 cm2 is more likely to lose more heat. The vertical position the temperature achieved on the HES prototype wall is higher than in the horizontal position.Keywords: RCCS, Heater Element System, infrared camera, temperature
ANALYSIS OF REWETTING TIME AND TEMPERATURE DISTRIBUTIONS DURING COOLING PROCESS IN VERTICAL RECTANGULAR NARROW CHANNEL Catrawedarma, Bagus; -, Indarto; Juarsa, Mulya; Antariksawan, Anhar Riza
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA Technoscientia Vol 6 No 1 Agustus 2013
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34151/technoscientia.v6i1.586

Abstract

Cooling process to analyze effect of gap size to rewetting time and temperature distributions were studied from transient temperature of surface plate. It as result of experiment using two vertical plate with the initial temperature about 600°C. Debit and temperature of cooling water are 0,09 L/s and saturated temperature. The gap sizes were changed from 1 mm, 2 mm, and 3 mm. As the results showed that the smaller the gap size, the longer the rewetting time. Pattern of temperature distribution is similar at initial condition for all of gap sizes and the smaller the gap sizes, the longer the time of decreasing temperature.
Karakteristik Perubahan Temperatur Bagian Pendingin Selama Sirkulasi Alam untuk Kondisi Tunak pada Untai Uji FASSIP-02 A.R, Esa Putra; Giarno, Giarno; P, Adhika Enggar; K, G.B. Heru; A.A, Andrea Shevaladze; Juarsa, Mulya
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 5, No 2 (2021): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v5i2.14064

Abstract

Tangki pendingin merupakan salah satu bagian dari fasilitas FASSIP-02 Test Loop Strand yang merupakan sistem pendingin untuk melepaskan panas ke lingkungan. Fasilitas eksperimental skala besar FASSIP-02 Test Loop Strand dibangun untuk pengembangan sistem keamanan berbasis pendinginan pasif yang memanfaatkan aliran sirkulasi alami. Salah satu hal yang menarik untuk dibahas adalah proses pemanasan, tunak, dan pendinginan yang terjadi pada bagian pendinginan selama percobaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik historis dari perubahan suhu selama proses transien pemanasan, keadaan tunak, dan transien pendinginan di bagian pendinginan. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan perubahan kondisi awal setting temperatur air pada bagian pemanasan bervariasi dari 40 0C, 50 0C dan 60 0C. Semua pengukuran dilakukan selama 24 jam menggunakan sistem akuisisi data instrumentasi nasional dengan sampling rate 1 data per detik. Percobaan dilakukan dengan cara memanaskan suhu air di dalam heater sampai mencapai setting suhu yang ditentukan, kemudian mempertahankan suhu pada keadaan tunak selama 5 jam. Selanjutnya, daya listrik ke pemanas dimatikan dan sistem dibiarkan dingin secara alami saat merekam data. Hasil yang diperoleh setelah data percobaan diolah dengan program grafik Orgin 8, dimana diperoleh waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi tunak pada berbagai temperatur 40 0C, 50 0C dan 60 0C adalah 1291 detik, 2392 detik dan 3504 detik, masing-masing. Perubahan temperatur antara inlet dan outlet pada cooler berturut-turut adalah 5,43 0C, 9,67 0C dan 12,62 0C.   ABSTRACT The cooling tank is one part of the FASSIP-02 Test Loop Strand facility which is a cooling system to release heat to the environment. The FASSIP-02 Test Loop Strand large-scale experimental facility was built for the development of passive cooling based safety systems utilizing natural circulating flows. One of the interesting things to discuss is the heating, steady and cooling proCesses that occur in the cooling section during the experiment. The aim of the study was to obtain historical characteristics of temperature changes during the heating transient proCess, steady state and cooling transients in the cooling section. The research method was carried out experimentally with changes in the initial conditions of setting water temperature in the heating section variation from 40 0C, 50 0C and 60 0C. All measurements were carried out for 24 hours using the national instrumensasit data acquisition system with a sampling rate of 1 data per second. The experiment was carried out by heating the water temperature in the heater until it reached the specified temperature setting, then maintaining the temperature at steady state for 5 hours. Next, the electrical power to the heater is turned off and the system is allowed to cool naturally while recording data. The results obtained after the experimental data were proCessed with the Orgin 8 graph program, where it was obtained that the time required to reach steady conditions at various temperatures of 40 0C, 50 0C and 60 0C were 1291 seconds, 2392 seconds and 3504 seconds, respectively. Changes in temperature between the inlet and outlet in the cooler are 5.43 0C, 9.67 0C and 12.62 0C, respectively.
KARAKTERISTIK ENERGI INTERNAL PENUKAR KALOR BERDASARKAN VARIASI TEMPERATUR PEMANAS SIRKULASI ALAM UNTAI UJI FASSIP-02 Giarno Giarno; G. B. Heru K.; Ainur Rosidi; Dedy Haryanto; Adhika E. P.; Mulya Juarsa
Jurnal Teknik Mesin Indonesia Vol 17 No 1 (2022): Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Publisher : Badan Kerja Sama Teknik Mesin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36289/jtmi.v17i1.283

Abstract

Kecelakaan PLTN di Fukushima Dai-ichi, Jepang, pada tahun 2011 telah menunjukkan kegagalan sistem pendingin aktif (pompa) untuk mendinginkan reaktor, yang memicu kajian terkait penerapan sistem pendingin pasif (tanpa pompa) untuk pengembangan manajemen keselamatan di PLTN. Kajian tentang laju aliran sirkulasi alami sebagai dasar sistem pendingin pasif telah dilakukan sejak tahun 2011 di PRTRKKN dengan menggunakan fasilitas eksperimental skala besar yang disebut uji loop FASSIP-02. Fasilitas ini memiliki sistem penukar panas tipe U di tangki pendinginnya, yang merupakan bagian penting dari proses pembuangan ke lingkungan. Dengan demikian, kajian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan energi yang terjadi pada penukar panas selama kondisi tunak. Kajian dilakukan secara eksperimental, dan perhitungan perubahan energi dalam dilakukan dengan menggunakan data suhu dan variasi laju aliran sirkulasi alami yang terjadi pada variasi suhu pada bagian pemanasan yaitu 40°C, 50°C, dan 60°C. Data perbedaan suhu diperoleh dari suhu masuk dan keluar pada heat exchanger dengan menjaga kondisi steady selama 5 jam dari total waktu percobaan 24 jam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perubahan energi dalam meningkat seiring dengan laju aliran sirkulasi alam yang terjadi.
PERHITUNGAN LAJU ALIR PENDINGIN AIR SISI PRIMER PADA UNTAI UJI BETA UNTUK EKSPERIMEN SISTEM PASIF Defri Sulaeman; Surip Widodo; Mulya Juarsa
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 18, No 1 (2014): Februari 2014
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.829 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2014.18.1.1987

Abstract

PERHITUNGAN LAJU ALIR PENDINGIN AIR SISI PRIMER PADA UNTAI UJI BETA UNTUK EKSPERIMEN SISTEM PASIF. Kecelakaan Boiling Water Reactor (BWR) di Fukushima Jepang, menunjukkan kegagalan sistem keselamatan reaktor dalam mengantisipasi bencana besar gempa bumi dan tsunami dan menyebabkan terjadinya SBO (Station Black Out). Peranan sistem keselamatan pasif untuk diterapkan pada desain reaktor nuklir yang menggunakan metode sirkulasi alami dalam meningkatkan keselamatan adalah fokus pada makalah ini. Untuk mempelajari sistempasif sebagai sistem keselamatan dilakukan eksperimen pada fasilitas sistem pasif BETA dengan tujuan untuk mengetahui laju aliran massa air pada sistem pasif dengan air sebagai fluida kerjanya. Eksperimen dilakukan dengan memvariasikan temperatur pada heater dengan variasi temperatur 85 ̊C. Dari hasil eksperimen dan perhitungan korelasi diperoleh laju aliran massa air dengan variasi temperatur 85 ̊C adalah 4,8606 x 10-7 kg/detik.
EFEK VARIASI TEMPERATUR PELAT PADA CELAH SEMPIT REKTANGULAR TERHADAP BILANGAN REYNOLDS Saepudin Saepudin; Yogi Sirodz Gaos; Muhammad Hadi Kusuma; Mulya Juarsa; Edi Marzuki; Gregorius Bambang Heru
SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir Vol 16, No 1 (2012): Februari 2012
Publisher : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.66 KB) | DOI: 10.17146/sigma.2012.16.1.2899

Abstract

Penelitian terkait manajemen keselamatan reaktor khususnya saat terjadi kecelakaanreaktor nuklir, salah satunya yaitu karakteristik bilangan Reynold pada celah sempit rektangular. Celahsempit yang berbentuk rektangular diasumsikan sebagai celah pada lelehan teras reaktor saat terjadi kecelakaanpada suatu reaktor nuklir. Penelitian tersebut perlu dilakukan untuk memahami fenomena pendinginanpada saat terjadinya kecelakaan pada suatu reaktor. Pemahaman yang diperoleh dapat digunakan untuk mengetahuikondisi kecelakaan yang terjadi pada reaktor daya dan reaktor riset. Penelitian ini bertujuan untuk memperolehkarakteristik bilangan Reynold pada celah sempit terhadap efek variasi temperatur pelat. Penelitian inidilakukan dengan 3 variasi temperatur pelat 30oC, 40oC, 60oC, dengan temperatur air masukan 40oC dan debitaliran konstan 0,472 L/s pada celah 2,25 mm. Eksperimen dilakukan dengan cara mengalirkan dengan debitaliran air 0,472 L/s dengan tempertur air 40oC kedalam celah sempit rektangular setelah pelat dipanaskan terlebihdahulu. Perekaman data pada saat eksperimen berlangsung dengan menggunakan sistem akuisisi data NIcDAQdengan laju perekaman 1 data per-detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk keadaan pelat yangdipanaskan dengan temperatur air 40oC, terlihat bahwa bilangan Reynold pada celah semakin meningkat padadebit aliran yang konstan. Bilangan Reynolds tertinggi 37553 pada temperatur pelat 60oC, temperatur air 40oCdan debit aliran air 0,472 L/s. Persentase kenaikan bilangan Reynolds pada saat eksperimen untuk temperaturpelat 30°C didapatkan 0,14%, untuk temperatur pelat 40°C didapatkan persentase 0,07%, untuk temperaturpelat 60°C didapatkan persentase 0,24% dengan debit aliran air 0,472 L/s pada temperatur air masukan 40oC.Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan temperatur pelat mempengaruhi perubahan bilangan Reynoldspada celah sempit rektangular.
Co-Authors A R Antariksawan A. Hafid A.A, Andrea Shevaladze A.R, Esa Putra Abd. Rasyid Syamsuri Adhika E. P. Adhika E. P. Adhika Enggar Pamungkas Ahmad Rofiq Sofyan Ainur R. Ainur Rosidi Ainur Rosidi Ainur Rosidi Ainur Rosidi Ainur Rosidi Ainur Rosidi ainur rosidi Ainur Rosidi, Ainur Almadesya Rinaldi Almira Citra Amelia Amelia, Almira Citra Amirruddin Amirruddin Andi Sofrany Ekariansyah Andrea Shevaladze Al Amin Anggraini, Yeni Anhar R. Antariksawan, Anhar R. Anhar Riza Antariksawan Anhar Riza Antariksawan Anhar Riza Antariksawan Anhar Riza Antariksawan Arno, Giarno Arya Adhyaksa Waskita Baiquny, Ariq Hafizh Bambang Heru Bambang Riyono Budiman, Arif Adtyas Cukup Mulyana Cukup Mulyana D. H. Salimy Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Dedy Haryanto Haryanto Deendarlianto Defri Sulaeman Dian Ariswara Dimas, Dimas Dinan Andiwijayakusuma Dr.Anhar Riza Antariksawan Dwi Yuliaji Edi Marzuki Edi Marzuki Edi Marzuki Edy Marzuki Edy S Edy S. Edy Sumarno, Edy Erlanda Kurnia Fauzi Ahmad Muda G B Heru Kusmoyo G. B. Heru K. G. B. Heru K. G. Bambang Heru K G. Bambang Heru K. G.B. Heru K G.B. Heru K Giarno . Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Giarno Gregorius Bambang Heru Gregorius Bambang Heru Gregorius Bambang Heru Gregorius Bambang Heru Kusnugroho Gunawan, Hyundianto Arif Hendro Tjahjono Hendro Tjahjono Hendro Tjahjono Hendro Tjahjono I Ketut Adi Sugita I Nyoman Suprapta Winaya I. D. Irianto Ign. Djoko Irianto Ignatius Djoko Irianto, Ignatius Djoko IGNB. Catrawedarma Indarto - Indarto - Indarto Indarto Indarto Indarto Intan Parwati Ismu H Ismu H. Ismu Handoyo Januar Akbar Joko P W Joko P.W. Joko Prasetio Joko Prasetio Joko Prasetio Witoko Joko Prasetyo Joko Prasetyo Joko Prasetyo Witoko K, G.B. Heru Keis Jury Pribadi Keis pribadi Kharisma, Sunandi Kiswanta Kiswanta - Kiswanta . Kiswanta Kiswanta, Kiswanta Kusigit Susanto KUSNUGROHO, GREGORIUS BAMBANG HERU Kussigit Santosa Santosa Lovini Gabriella N Lutfi Fitria Ningsih M Hadi Kusuma M. Hadi Kusuma Mahran Noufal Maryadi , Shendy Akbar Maryadi, Shendy Akbar Meikayani, Jentik Mokhamad Nur Khasan Moniaga, Prya Muhamad Yulianto Muhammad Hadi Kusuma Mukhsinun Hadi Kusuma Nandy Putra Nandy Putra Nandy Setiadi Djaya Putra Nasution, Annio Indah Lestari Nathaniel Ezer Putra Darmawan Nitiamijaya, Devita Oktaviandi, Ryan P, Adhika Enggar PAMUNGKAS, ADHIKA ENGGAR Prasetio, Dimas Prayogo, Kukuh Puradwi I W Puradwi Ismu Wahyono Putra, Esa Putra, Muhammad Ganjar Putu Brahmanda Sudarsana Putu Brahmanda Sudarsana Putut Hery Setiawan Rahayu Kusumastuti Rahayu Kusumastuti Rahayu Kusumastuti Kusumastuti Raldi Artono Koestor Renaldy Sharin Lesmana Restiya Maulana Rio Natanael Wijaya Ririn Fitriana Riska Khalisa Rosaldi Pratama Roswandi, Iwan Roy Waluyo Sanda Sanda Sinta Tri Habsari Siti mariam Sri Ismarwanti, Sri Sriyono Sriyono Sriyono Sriyono Suhendra Suhendra Sukmanto Dibyo Sumantri Hatmoko Sumantri Hatmoko Hatmoko Surip Widodo Surip Widodo Surip Widodo Surip Widodo Widodo Susyadi Susyadi Tachli Supriyadi Topan Setiadipura Totok Dermawan Try Hutomo Putra Try Hutomo Putra Veronica Indriati Sri Wardhani, Veronica Indriati Sri Wayan Nata Septiadi WITOKO, JOKO PRASETIO Yadi Yunus Yogi Sirod Gaoz Yogi Sirodz Gaos Yogi Sirodz Gaos, Yogi Sirodz Zuliantoni, Zuliantoni