Desia Kaharuddin
Laboratorium Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGGUNAAN TEPUNG MAGGOT BSF (Hermetia illucens) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN AYAM PETELUR JANTAN : The Use of BSF Maggot Meal (Hermetia Illucens) in Rations on the Growth Performance of Male Laying Hens Susanto, Jepri; Kaharuddin, Desia; Kususiyah
Wahana Peternakan Vol. 8 No. 1 (2024): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v8i1.1257

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengunaan tepung maggot BSF (Hermetia illucens) dalam ransum terhadap performa pertumbuhan ayam petelur jantan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dengan 5 ulangan dan setiap ulangan menggunakkan 8 ekor ayam petelur jantan strain Lohmann Brown. Faktor pembeda antar perlakuan adalah level penggunaan tepung maggot dalam ransum, yaitu: 0% (P0), 4% (P1), 8% (P2), dan 12% (P3). Variabel pengamatan yaitu konsumsi ransum, bobot badan, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung maggot berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap performa pertumbuhan ayam petelur jantan. Konsumsi ransum, bobot badan dan pertambahan bobot badan P0 dan P1 nyata lebih tinggi dibandingkan P2 dan P3, sedangkan konversi ransum P0, P1, dan P2 lebih rendah dibandingkan P3. Dapat disimpulkan bahwa tepung maggot dapat digunakan sampai level 4% tanpa menurunkan konsumsi ransum, bobot badan dan pertambahan bobot badan, sedangkan efisiensi ransum menurun pada level 12%.   Kata kunci : Ayam Petelur Jantan, Performa Pertumbuhan, Tepung Maggot.
Pengaruh Suplementasi Kunyit (Curcuma domestica) yang Dicampurkan dalam Pakan terhadap Performa Produksi Ayam Petelur Septiana, Septiana; Kaharuddin, Desia; Kususiyah; Kususiyah, Kususiyah
Buletin Peternakan Tropis Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.4.2.114-118

Abstract

Supplementation of turmeric powder (TK) mixed into the feed was carried out with the aim of evaluating its effect on the production performance of laying hens. This study meets the requirements for using RAL treatments consisting of four with 10 replications. P0 is without TK supplementation (control), P1 is 0.75% TK supplementation; P2 is 1,5% TK, and P3 supplementation is 2.25% TK. In this study, the variables observed were feed consumption, egg mass produced, egg weight, total production, egg production (%) and feed conversion. TK supplementation in feed up to 2.25% results showed no significant effect (P>0.05) on feed consumed, mass of eggs produced, egg production (%) and ration conversion, but the results had a significant effect (P>0.05 ) on total egg production and weight. This research concluded that TK (Curcuma domestica) supplementation up to a level of 2.25% could maintain feed consumption, mass production, egg production (%) and feed conversion. This supplementation reduced total egg production and increased egg weight.   Key words: Laying chickens, Turmeric flour, Production performance   ABSTRAK Suplementasi  TK  yang dicampurkan dalam pakan dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi pengaruhnya  terhadap performa produksi ayam petelur. Penelitian ini memenuhi syarat untuk mengggunakan RAL perlakuan terdiridari empat  dengan ulangan berjumlah 10. P0 adalah tanpa suplementasi TK (kontrol), P1 adalah  suplementasi  TK 0,75 %; P2 adalah   1,5 % TK, dan P3 suplementasi TK 2,25 %.  Pada penelitian ini peubah yang diamati adalah  pakan yang konsumsi, massa telur yang diproduksi, berat telur, total produksi,  produksi telur (%)  dan konversi pakan. Suplementasi TK dalam pakan sampai 2,25% hasilnya menunjukkan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap pakan yang dikonsumsi,  massa telur yang produksi,  produksi telur (%) dan konversi ransum, tetapi hasilnya nyata berpengaruh (P>0,05) terhadap total produksi dan  berat telur. Penelitian ini disimpulkan bahwa suplementasi TK (Curcuma domestica) sampai level 2,25% dapat mempertahan konsumsi pakan, produksi massa,  produksi telur (%) dan konversi pakan suplementasi ini menurunkan total produksi telur dan meningkatkan berat telur.   Kata kunci: Ayam petelur, Tepung kunyit, Performa produksi
Penggunaan Terasi Dedak terhadap Performa dan Berat Organ Dalam pada Ayam Broiler Aprilinita, Widia; Kaharuddin, Desia; Santoso, Urip
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.1.8-14

Abstract

This study aims to evaluate the use of shrimp paste fermented rice bran (terasi dedak) on broilers' performance and internal organ weight. One hundred and sixty broilers were grouped into five treatments. The five treatment groups were P1= ration without terasi dedak (control), P2= ration with 5% terasi dedak, P3= ration with 10% terasi dedak, P4= ration with 15% terasi dedak, P5= ration with 20% terasi dedak. The use of terasi dedak had no significant effect on feed intake, body weight gain, feed conversion ratio, liver, gizzard, intestine, heart and cecum weights. So, terasi dedak could be used up to 20% in broiler chickens.   Key words: Shrimp Paste Fermented Rice Bran, Performance, Internal Organs, Broiler   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan terasi dedak terhadap performa dan berat organ dalam broiler. Seratus enam puluh broiler dikelompokkan ke dalam 5 perlakuan. Kelima kelompok perlakuan tersebut adalah P1= ransum 0% tanpa terasi dedak (kontrol), P2= ransum dengan 5% terasi dedak, P3= ransum dengan 10% terasi dedak, P4= ransum dengan 15% terasi dedak, P5= ransum dengan 20% terasi dedak. Penggunaan terasi dedak berpengaruh tidak nyata terhadap konsumsi pakan, pertambahan berat badan, konversi pakan, berat hati, gizzard, usus, jantung dan sekum.  Jadi, terasi dedak dapat digunakan sampai dengan 20% pada ayam broiler.   Kata kunci: Terasi Dedak, Performa, Organ Dalam, Broiler
Effect of shrimp paste rice bran on fat deposition in broiler chickens: Pengaruh Terasi Dedak terhadap Deposisi Lemak pada Ayam Broiler Pratama, Rohfiko Pajri; Santoso, Urip; Kaharuddin, Desia
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.2.124-129

Abstract

This study aims to evaluate the effect of providing shrimp paste rice bran on fat deposition in broilers. One hundred and sixty broilers (Lohmann strain) aged 15 days were distributed into 5 treatments with 4 replications namely control diet (P1), 5% shrimp paste rice bran (P2), 10% shrimp paste rice bran (P3), 15% shrimp paste rice bran (P4) and, 20% shrimp paste rice bran (P5). The results showed that the use of shrimp paste rice bran in the ration had a significant effect (P<0.05) on abdominal fat, ventricular fat (P<0.05), but had no significant effect (P>0.05) on proventriculus fat, heart fat, neck fat and sartorial fat. It can be concluded that giving 15-20% shrimp paste rice bran reduces abdominal and ventricular fat deposition in broiler chickens.
The Effect of Moringa Leaf Extract (Moringa oleifera L) as Feed Additive in Drinking Water on Growth Performance and Percentage of Broiler Internal Organs: Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L) sebagai Feed Additive dalam Air Minum terhadap Performa Pertumbuhan dan Persentase Organ dalam Broiler Fenita, Yosi; Kaharuddin, Desia; Nurmeiliasari, Nurmeiliasari; Azis, Arif Rahman; Kumalasari, Widia
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.2.221-233

Abstract

This study aims to evaluate the impact of giving 70% ethanol extract of Moringa leaves as a feed additive in drinking water on growth performance and percentage of internal organs in broilers. The design applied was a completely randomized design (CRD) with four treatments and five replicates, where each replicate consisted of eight broilers. The treatments given varied in the levels of moringa leaf extract in drinking water, namely: P0 (drinking water without moringa leaf extract), P1 (0.45 g moringa leaf extract in 1 liter of drinking water), P2 (0.9 g moringa leaf extract in 1 liter of drinking water), and P3 (1.35 g moringa leaf extract in 1 liter of drinking water). The observed variables included ration consumption, body weight gain, final weight, ration conversion, as well as the percentage and weight of internal organs such as liver, heart, intestine, and cecum length and percentage. The results showed that the provision of moringa leaf extract at various doses had no significant effect (P > 0.05) on ration consumption, body weight gain, final weight, ration conversion, percentage and weight of liver, heart weight, intestinal weight, intestinal length, or percentage and length of broiler cecum. Based on these results, it can be concluded that the provision of Moringa leaf extract in drinking water at doses of 0.45 g to 1.35 g does not have a significant impact on the performance of growth and internal organs of broilers.
Performa Fase Awal Produksi pada Ayam Ketarras dan Ayam Arab Betina Kaharuddin, Desia; Kususiyah, Kususiyah; Saputra, Mulya Adi
Buletin Peternakan Tropis Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.1.1.25-34

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa fase awal produksi pada ayam Ketarras dan ayam Arab betina. Penelitian terdiri 2 perlakuan dan 25 ulangan. Faktor jenis ayam digunakan sebagai perlakuan, yaitu : P1 = ayam Ketarras betina dan P2 = ayam Arab betina. Setiap ulangan menggunakan 1 ekor ayam, yang ditempatkan pada kandang batteray individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan umur dewasa kelamin ayam Ketarras lebih cepat dibandingkan dengan umur dewasa kelamin ayam Arab. Berat dewasa kelamin ayam Ketarras dan ayam Arab berbeda tidak nyata. Rataan berat dewasa kelamin ayam Ketarras lebih ringan dari berat dewasa kelamin ayam Arab. Rataan berat telur pertama ayam Ketarras dan ayam Arab nyata lebih tinggi. Konsumsi ransum kumulatif ayam Ketarras nyata lebih tinggi dari Arab. Rataan produksi telur selama penelitian ayam Ketarras nyata lebih tinggi dari ayam Arab. Rataan berat telur kumulatif pada ayam Ketarras nyata lebih tinggi dari ayam Arab berbeda nyata lebih tinggi. Berat telur pada ayam Ketarras lebih tinggi dibandingkan. Nilai konversi ransum awal pada masing-masing jenis ayam relatif lebih tinggi, untuk selanjutnya konversi ransum cenderung menurun diakhir penelitian ayam Ketarras dan ayam Arab. Warna kerabang telur ayam Ketarras 92,65% berwarna putih kecoklatan. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dewasa kelamin ayam Ketarras lebih cepat, dengan berat dewasa kelamin lebih ringan, berat telur pertama lebih berat, konsumsi ransum tidak berbeda nyata, produksi telur lebih tinggi serta konversi ransum lebih rendah dibandingkan ayam Arab, kerabang telur ayam Ketarras 92,65% berwarna putih kecoklatan.
Performa Produksi Telur Ayam Ketarras dan Ayam Arab Umur 28 - 40 Minggu Kususiyah, Kususiyah; Kaharuddin, Desia; Surnoto, Aditya Ananda Dwi
Buletin Peternakan Tropis Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.1.2.40-47

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi performa produksi telur ayam Ketarras dan ayam Arab umur 28 – 40 minggu. Lima puluh ekor ayam umur 28 minggu dikelompokkan menjadi 2 kelompok sebagai perlakuan. Kelompok pertama adalah ayam Ketarras dan kelompok kedua adalah ayam Arab. Masing masing kelompok terdiri 25 ekor sebagai ulangan. Ayam dipelihara pada kandang batteray individu. Variabel yang diamati meliputi konsumsi ransum, produksi telur (butir), ukuran telur (g/butir), produksi massa telur (g/ekor), dan konversi ransum. Data yang diperoleh diuji t. Hasil uji t menunjukkan konsumsi ransum, dan konversi ransum berbeda nyata (t hitung > t tabel), sedangkan produksi telur (butir), ukuran berat telur (g/butir) serta produksi massa telur (g/ekor) berbeda tidak nyata (t hitung < t tabel). Konsumsi ransum umur 28-40 minggu ayam Ketarras 8703,04 g/ekor, sedangkan ayam Arab 7777,52 g/ekor. Produksi telur ayam Ketarras 56,12 butir/ekor, sedangkan ayam Arab 52,52 butir/ekor. Ukuran berat telur ayam Ketarras 46,7 g/butir, sedangkan ayam Arab 41,24 g/butir. Produksi massa telur ayam Ketarras 2622,16 g/ekor, sedangkan ayam Arab 2169,72 g/ekor. Konversi ransum kumulatif ayam Ketarras 3,32 sedangkan ayam Arab 3,58. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsumsi ransum dan produksi massa telur serta ukuran berat telur ayam Ketarras umur 28 – 40 minggu lebih tinggi dengan konversi ransum lebih baik dibanding ayam Arab. Produksi telur ayam Ketarras cenderung lebih tinggi meskipun berbeda tidak nyata dibanding dengan ayam Arab.
Pengaruh Seleksi terhadap Sifat Reproduksi dan Produksi Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Kaharuddin, Desia; Kususiyah, Kususiyah
Buletin Peternakan Tropis Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.2.1.61-64

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh seleksi berdasarkan berat badan umur 4 mg terhadap sifat reproduksi dan produksi puyuh Generasi 1 dan Generasi 2. Penelitian ini dilaksanakan di kandang unggas Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Materi dasar yang digunakan adalah puyuh lokal jantan asal Payakumbuh dan betina asal Bengkulu. Hasil persilangannya dinamakan puyuh parental yang akan menghasilkan puyuh G1. Pada umur empat minggu puyuh G1 diseleksi berdasarkan berat badan pada umur empat minggu. 60% puyuh betina tertinggi dan 20% puyuh jantan tertinggi digunakan sebagai tetua untuk generasi berikutnya seleksi dilakukan sampai generasi ketiga. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa performa reproduksi puyuh yang diseleksi pada umur empat minggu, fertilitasnya puyuh G1 – G6 lebih dari puyuh parental   91,74% dengan daya tetas 88,50%, rataan berat telur tetas 11,21±0,57g dengan berat tetas 6,53±0,43g. Seleksi juga meningkat performans pertumbuhan, Berat badan puyuh umur 2, 4 dan 6 minggu yang diseleksi umur empat minggu 43,12±5,23; 85,32±6,75 dan 116,34±3,51 dengan pertambahan berat badan umur 2, 4 dan 6 minggu berturut-turut adalah 33,34±4,31; 42,20±4,80 dan 31,02±2,16. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seleksi dapat meningkat performan reproduksi dan produksi pada puyuh.
Suplementasi Tepung Kunyit (Curcuma domestica) dalam Ransum terhadap Kualitas Telur Ayam Ras Petelur Sari, Mariati Komala; Kaharuddin, Desia; Warnoto, Warnoto
Buletin Peternakan Tropis Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.2.2.83-89

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh suplementasi tepung kunyit dalam ransum terhadap kualitas telur ayam ras petelur.  Empat puluh ekor ayam umur 36 minggu didistribusikan secara Acak ke dalam empat perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri 10 ulangan, rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan (P0) tanpa suplementasi tepung kunyit, perlakuan lainnya adalah suplementasi tepung kunyit ( P1: 0,75%, P2 : 1,5% dan P3 : 2,25%). Variabel  diamati warna kuning telur, indeks kuning telur, indeks albumen, haugh unit, dan tebal kerabang. Pengamatan kualitas telur dilakukan pada minggu ke Sembilan. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Of Variance  (ANOVA), apabila terdapat pengaruh nyata (P<0,05) dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, suplementasi tepung kunyit berpengaruh nyata (P <0,05) terhadap rataan warna kuning telur dengan skor tertinggi 7,9 yang dihasilkan oleh P3 (2,25% tepung kunyit), dan hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi tepung kunyit sampai 2,25% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap variable lainnya; indeks kuning telur, indeks albumen, haught unit dan tebal kerabang. Rataan indeks kuning telur 0,45 - 0,50, rataan indeks albumen 0,120 - 0,135, rataan haugh unit 96,53 - 99,58, rataan tebal kerabang 0,38 - 0,41.  Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan suplementasi tepung kunyit dalam ransum sampai level 2,25% dapat meningkatkan warna kuning telur, tetapi tidak dapat meningkatkan indeks kuning telur, indeks albumen, haugh unit dan tebal kerabang.
Kualitas Fisik Telur Ayam Arab, Ayam Kampung dan Ayam Ketarras serta Akseptabilitas Telur Ayam Ketarras Setara Telur Ayam Kampung Marlya, Okta; Kususiyah, Kususiyah; Kaharuddin, Desia
Buletin Peternakan Tropis Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.2.2.103-111

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas fisik telur ayam Arab, ayam Kampung dan ayam Ketarras serta akseptabilitas telur ayam Ketarras. Uji kualitas fisik telur menggunakan 3 jenis telur; yaitu 20 butir telur ayam Arab, 20 butir telur ayam Kampung dan 20 butir telur ayam Ketarras. Uji akseptabilitas telur ayam Ketarras menggunakan 10 butir telur ayam Arab, 10 butir telur ayam Kampung dan 10 butir telur ayam Ketarras dan diletakkan secara acak pada karpet telur. Responden diminta untuk menilainya.  Data yang diperoleh ditabulasi dan dibahas secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur ayam Arab, ayam Kampung, dan ayam Ketarras berturut-turut  mempunyai berat telur 39,82±2,34 g, 40,36±3,48 g dan 43,29±3,18 g, indeks telur (%)  76,53±3,03, 74,34±3,63 dan 77,63±6,37, skor warna kerabang telur 1,25±0,04, 1,80±0,42 dan 2,10±0,3, tebal kerabang telur (mm) 0,34±0,01, 0,33±0,02 dan  0,34±0,01,  indeks yolk 0,44±0,05, 0,40±0,04 dan 0,46±0,03, indeks albumen 0,05±0,02, 0,07±0,03, dan 0,07±0,02, skor warna yolk 7,60±0,60, 8,90±2,02 dan 7,50±0,83), HU 62,08±11,90, 71,83±13,02 dan 74,82±7,08, persentase kerabang telur (%) 12,59, 11,35 dan 13,09, persentase yolk (%) 30,60, 35,38, dan 27,64, persentase albumen (%) 56,81, 53,27 dan 59,28. Akseptabilitas telur ayam Ketarras setara telur ayam Kampung sebesar 86,21%. Disimpulkan bahwa warna kerabang telur ayam Ketarras adalah putih kecoklatan seperti warna kerabang telur ayam Kampung dengan tingkat akseptabilitas setara telur ayam Kampung sebesar 86,21%.  Berat telur, indeks telur, indeks yolk, HU, persentase kerabang telur dan albumen ayam Ketarras lebih tinggi dibanding ayam Arab dan Ayam Kampung. Tebal kerabang telur ayam Ketarras sama dengan telur ayam Arab dengan indek albumen sama dengan telur ayam Kampung.  Skor warna dan persentase yolk ayam Ketarras lebih rendah dibanding telur ayam Arab dan ayam Kampung.