Muhammad Ramli Ahmad
Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Parecoxib Terhadap Kadar Il-6 dan Intensitas Nyeri Pascabedah Laparotomi Ginekologi Heriady Haeruddin; Muhammad Ramli Ahmad
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 5, No 2 (2013): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.256 KB) | DOI: 10.14710/jai.v5i2.6408

Abstract

Latar Belakang : Nyeri pascabedah masih merupakan masalah dalam periodepascabedah. Sekitar 80% pasien yang menjalani pembedahan mengalami nyeri akutpascabedah. Interleukin-6 (IL-6) merupakan sitokin proinflamasi yang berperanpenting dalam fisiologi nyeri.Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengukur kadar IL-6 dan intensitas nyeripascabedah pada penggunaan kombinasi Parecoxib 40 mg intravena dengananalgesia epidural bupivacain dan fentanyl pada pasien yang menjalani laparotomiginekologi.Metode : Dilakukan penelitian eksperimental secara acak pada 50 pasien yang dibagimenjadi dua kelompok, masing-masing 25 subyek yang menjalani bedah laparotomiginekologi. Sebelum dan 12 jam setelah pembedahan Kelompok Parecoxibmendapatkan Parecoxib 40 mg sedangkan Kelompok Kontrol mendapatkan plasebo.Pada kedua kelompok mendapatkan anestesi selama pembedahan dengan anestesiepidural bupivacain 0,5% dan fentanyl dilanjutkan analgesia epidural pascabedahkontinu dengan bupivacain 0,125% dan fentanyl 2 ug/ml 5 ml/jam. Penilaian nyeridengan NRS diam bergerak dan dilakukan pada 2 jam, 12 jam, dan 24 jampascabedah.Hasil : Pada IL-6 serum pada kedua kelompok mengalami peningkatan dengan kadarpuncak pada pengukuran 24 jam pascabedah. Tidak ada perbedaan peningkatankadar IL-6 antara kedua kelompok (p>0,05). Demikian pula pada penilaian skalanyeri dengan NRS diam dan bergerak, tidak ditemukan perbedaan antara keduakelompok.Kesimpulan : Kombinasi analgesia parecoxib 40 mg iv dengan analgesia epiduralbupivacain 0,125% tidak dapat menurunkan kadar IL-6 serum pada pasien yangmenjalani laparotomi ginekologi.
Perbandingan Efek Pemberian Ketamin 0,15 Mg/Kgbb Iv Prainsisi dan Ketamin 0,15 Mg/Kgbb Iv Pascabedah terhadap Kebutuhan Analgesik Morfin Pascabedah pada Pasien Operasi Ortopedi Ekstremitas Bawah Asyikun Nasyid Room; Andi Husni Tanra; Muhammad Ramli Ahmad; Syafri Kamsul Arif; Ilhamjaya Ilhamjaya
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.695 KB) | DOI: 10.14710/jai.v6i1.6647

Abstract

Latar Belakang : Ketamin telah digunakan sebagai analgesia perioperatif sejak lama. Namun cara pemberian yang efektif masih belum jelas.Tujuan : membandingkan efek pemberian ketamin prainsisi, selama operasi dan 24 jam pascabedah dengan pemberian ketamin selama 24 jam pascabedah terhadap kebutuhan morfin pascabedah.Metode : Penelitian ini merupakan uji tersamar acak ganda. Total sampel 50 dibagi dalam 2 kelompok pasien dengan operasi ortopedi ekstremitas bawah dengan anestesi spinal. Kelompok pertama, mendapatkan ketamin 0,15 mg/kgBB IV prainsisi + 0,1 mg/kg/jam selama operasi dan 24 jam pascabedah.  Kelompok kedua mendapatkan ketamin 0,15 mg/kgBB IV pascabedah + 0,1 mg/kg/jam selama 24 jam pascabedah. Kedua kelompok mendapatkan analgesia pascabedah morfin via patient-controlled analgesia dengan loading dose 2 mg, bolus dose 1 mg dan lockout interval 7 menit. Jangka waktu pemberian morfin pertama pascabedah dihitung dari akhir operasi hingga saat pemberian morfin loading dose atas permintaan pasien; konsumsi morfin pascabedah dihitung dalam 24 jam.Hasil : Tidak ada perbedaan yang bermakna di antara kedua kelompok baik dalam waktu pemberian analgesik pertama (p=0,055) maupun konsumsi morfin dalam 24 jam (p=0,351).Simpulan : Ketamin tidak memiliki efek analgesia preventif pada pasien yang menjalani anestesi spinal.
Pengaruh Preventif Multimodal Analgesia Terhadap Dinamika Kadar Il - 1β, Intensitas Nyeri Pada Pascabedah Laparotomi Ginekologi Muhammad Hisyam; Burhanuddin Bahar; Muhammad Ramli Ahmad
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 5, No 2 (2013): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.222 KB) | DOI: 10.14710/jai.v5i2.6416

Abstract

Latar Belakang: Nyeri pascabedah merupakan permasalahan sangat penting yangdihadapi pasien pascabedah. Meskipun pengetahuan kita tentang mekanisme nyeripascabedah sudah mengalami banyak kemajuan, namun pengelolaan nyeripascabedah belum optimal dan masih sering terabaikan. Interleukin (IL) 1β adalahsalah satu sitokin proinflamasi yang kadarnya akan meningkat bila terjadi prosesinflamasi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar IL-1β, skala NRS, padakelompok yang mendapatkan epidural bupivakain 0,125% kombinasi parecoxib 40 mgdengan kelompok yang mendapatkan epidural bupivakain 0,125% yang digunakansebagai multimodal preventif analgesia pascabedah laparotomi ginekologi.Metode: Penelitian eksperimental dilakukan secara acak pada 50 pasien denganstatus fisik (ASA PS) II yang akan menjalani prosedur laparotomi ginekologi dengananestesi epidural. Subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok perlakuan, yaknikelompok pertama dengan kombinasi parecoxib 40 mg (n=25) dan kelompok keduadengan kombinasi plasebo NaCl 0,9% (n=25). Kedua kelompok tersebut mendapatkananestesi epidural selama operasi dan sebagai analgesia pascabedah. Pengambilansampel darah pasien dilakukan 35 menit sebelum pembedahan untuk pengukurankadar IL-1 β, selanjutnya dilakukan pada 2 jam dan 24 jam pascabedah. Analisisstatistik menggunakan uji Mann-Whitney U dan Levane test.Hasil: Rerata kadar IL-1β prabedah pada kelompok parecoxib 1,05±1,25 pg/ml, 1,24± 1,54 pg/ml untuk 2 jam pascabedah dan 1,82 ± 2,16 pg/ml pada 24 jam pascabedah.Kelompok kontrol, kadar IL-1β prabedah 1,65±1,69 pg/ml, 2,55±2,77 pg/ml untuk 2jam pasca bedah pg/ml, dan 1,96±1,97 pg/ml pada 24 jam pascabedah. Tidak adaperbedaan bermakna rerata skor NRS diam dan bergerak 2 jam, 12 jam, dan 24 jampascabedah diantara kedua kelompok sampel (p>0,05).Kesimpulan: Kombinasi epidural bupivakain 0,125% dengan parecoxib 40 mg dapatmenurunkan kadar IL-1β pada 2 jam pascabedah.