Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Antioxidant Properties of Different Types of Torbangun Herbal Tea Intan Cidarbulan Matita; Titri Siratantri Mastuti; Smita Maitri
Reaktor Volume 20 No.1 March 2020
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.145 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.20.1.18-25

Abstract

In this study, Torbangun leaves are processed into three different types varying in their oxidation degree, namely unoxidized, semioxidized and oxidized Torbangun leaves. Each type is then brewed into herbal tea and analyzed in terms of its total phenolic, total flavonoid and antioxidant activity. Unoxidized Torbangun herbal tea shows higher content of total phenolic (44.22 mg GAE/g) and total flavonoid (17.02 mg QE/g) compared to oxidized (24.66 mg GAE/g total phenolic content and 8.61 mg QE/g total flavonoid content) and semioxidized (33.83 mg GAE/g total phenolic content and 10.68 mg QE/g total flavonoid content) Torbangun herbal tea. In terms of the antioxidant activity, processing the Torbangun leaves into herbal tea tremendously decreased the antioxidant activity based on the IC50 value of 1400.89 ɥg/mL for unoxidized Torbangun herbal tea, 3211.71 ɥg/mL for semioxidized Torbangun herbal tea and 4504.78 ɥg/mL for oxidized Torbangun herbal tea. However, steam blanching used in the preparation of unoxidized Torbangun leaves is proven to increase the total phenolic and flavonoid content of raw or unprocessed Torbangun leaves from 39.02 to 44.22 mg GAE/g and an increase of total flavonoid from 10.32 to 17.02 mg QE/g.Keywords: antioxidant; flavonoid; herbal tea; phenolic; torbangun
PENYULUHAN PEMBUATAN KAMABOKO DI UMKM TANGSEL BERKIBAR TANGERANG SELATAN, BANTEN wenny silvia loren sinaga; Tagor M. Siregar; Nuri Arum Anugrahati; Melanie Cornelia; Intan Cidarbulan Matita
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.398 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1177

Abstract

Kondisi pandemi COVID-19 telah mengakibatkan jumlah pengangguran semakin meningkat. Hal ini mendorong berbagai usaha untuk memperluas lapangan usaha. Salah satu usaha memperluas lapangan usaha adalah memperdayakan masyarakat melalui penguatan usaha kecil dan menengah. Komunitas usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Berkibar merupakan salah satu UMKM di wilayah Tangerang Selatan. Namun usaha makanannya belum dikembangkan ke bidang usaha produk olahan perikanan. Berdasarkan hal tersebut, maka Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pelita Harapan (UPH) akan melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dalam bentuk penyuluhan. Tujuan PkM adalah untuk memberikan informasi tentang bahan dan cara pembuatan kamaboko. Kamaboko yang berasal dari ikan tenggiri dan merupakan bahan yang sudah sering digunakan oleh mitra untuk kegiatan usaha. Metode PkM yang dilakukan adalah penyuluhan secara daring yang meliputi pemaparan materi, penayangan video, dan tanya jawab. Diharapkan dengan melakukan kegiatan tersebut, maka UMKM Berkibar Tangerang Selatan dapat memperluas bidang usahanya di bidang olahan perikanan dan memberdayakan masyarakat sekitar.
PELATIHAN PEMBUATAN NUGGET BERBASIS KEDELAI DI SMA DIAN HARAPAN CIKARANG Intan Cidarbulan Matita; Adolf Parhusip; Yuniwaty Halim; Julia Ratna Wijaya; Raphael Dimas Tri Nugroho
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1671

Abstract

Pandemi COVID-19 mendorong masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat yang dapat mengubah pola makan. Perubahan pola makan yang saat ini terlihat adalah meningkatnya jumlah produk pangan berbasis nabati sebagai alternatif yang berdampak positif terhadap kesehatan. Salah satu bahan pangan nabati yang umum digunakan sebagai alternatif bahan pangan hewani adalah kacang kedelai. Selain mengandung banyak asam amino esensial, kedelai juga merupakan bahan pangan sumber serat. Nugget merupakan makanan ringan yang banyak digemari masyarakat karena rasa, tekstur dan bentuk yang mudah dikonsumsi. Nugget yang umumnya dibuat dari daging memiliki kalori, kadar lemak jenuh dan kadar sodium yang tinggi. Oleh karena itu, kedelai dapat digunakan sebagai pengganti daging untuk membuat nugget yang lebih sehat. Pelatihan pembuatan nugget berbasis kedelai dilakukan bagi siswa SMA Dian Harapan Cikarang untuk meningkatkan pengetahuan siswa akan produk pangan alternatif dan karakteristiknya serta meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan pengolahan produk pangan. Karena pandemi COVID-19, pelatihan dilakukan secara daring. Siswa lalu diberi kesempatan untuk membuat nugget berbasis kedelai di rumah secara individu maupun berkelompok dan mendokumentasikannya dalam bentuk video yang kemudian dievaluasi. Antusiasme siswa peserta PKM dapat dilihat dari banyaknya jumlah video pembuatan nugget yaitu sebanyak 11 video. Meskipun pelatihan ini dilakukan secara daring, ketertarikan dan manfaat yang diperoleh siswa tidak berkurang karena 100% siswa merasa bahwa kegiatan PKM ini bermanfaat dan menarik. Selain itu, 100% siswa juga menyatakan keinginan untuk mengikuti kembali kegiatan yang serupa.
PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU DALAM PEMBUATAN ES KRIM SUSU ALMOND DENGAN VARIASI JENIS BAHAN PENSTABIL [UTILIZATION OF PURPLE SWEET POTATO IN ALMOND MILK ICE CREAM USING DIFFERENT TYPES OF STABILIZERS] Jessica Prisella; Intan Cidarbulan Matita
FaST - Jurnal Sains dan Teknologi (Journal of Science and Technology) Vol 7, No 1 (2023): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jstfast.v7i1.6682

Abstract

Ice cream is generally made with cow’s milk which contains high levels of saturated fat and cholesterol. Plant ingredients such as almond nuts can be processed and used as a substitute for cow’s milk in ice cream formulation. In Indonesia, one of the local ingredients that can be easily found is purple sweet potato. The use of purple sweet potato in almond milk ice cream can be done to increase the functional value of the ice cream due to the anthocyanin content of purple sweet potato. In addition, the right type of stabilizer and amount of water need to be studied to obtain desirable texture of the almond milk ice cream. In this study, the almond milk ice cream was made with the addition of purple sweet potato puree was made using a purple sweet potato mash ratio and water 70:30, 80:20, 90:10, 100:0 with various types of stabilizer, namely carboxymethyl cellulose, carrageenan, and guar gum. The purple sweet potato contained 171.36±0.18 mg/100 g of anthocyanin. The selected almond milk ice cream is the one with the ratio of 90:10 using guar gum as stabilizer. The almond milk ice cream had total anthocyanins 34.08±0.30 mg/100 g, total solids 33.32±0.66%, overrun 20.35±1.89%, viscosity 3165.00±48.48 cP, and melting time 50.79±1.11 minute/10 g. Bahasa Indonesia Abstract:Es krim pada umumnya dibuat dengan bahan dasar susu sapi yang mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi. Bahan pangan nabati seperti kacang almond dapat diolah sebagai bahan pengganti susu sapi dalam pembuatan es krim. Di Indonesia, salah satu bahan pangan yang mudah didapat adalah ubi jalar ungu. Penggunaan ubi jalar ungu dalam formulasi es krim susu almond ini dapat menghasilkan es krim dengan nilai tambah karena kandungan antosianin dalam ubi jalar ungu. Selain itu, jenis bahan penstabil dan jumlah air yang tepat dapat membantu membentuk tekstur es krim susu almond. Es krim susu almond pada penelitian ini dibuat dengan penambahan pure ubi jalar ungu dan air dengan rasio 70:30, 80:20, 90:10, 100:0 dan variasi jenis bahan penstabil yaitu CMC, carrageenan, dan guar gum. Pada penelitian ini, mash ubi jalar ungu yang digunakan memiliki total antosianin sebesar 171,36±0,18 mg/100 g. Es krim susu almond terpilih adalah es krim dengan penambahan mash ubi jalar ungu dan air dengan rasio 90:10 dan bahan penstabil guar gum. Es krim susu almond terpilih memiliki total antosianin 34,08±0,30 mg/100 g, total padatan 33,32±0,66%, overrun 20,35±1,89%, viskositas 3165,00±48,48 cP, dan waktu leleh 50,79±1,11 menit/10 g.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA CIBUGEL MELALUI USAHA PENINGKATAN MUTU ALPUKAT BEKU TEROLAH MINIMAL Parhusip, Adolf; Cidarbulan Matita, Intan; Halim, Yuniwaty; Wijaya, Julia Ratna; Tri Nugroho, Raphael Dimas
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.2217

Abstract

Desa Cibugel merupakan salah satu desa di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang memiliki jumlah penduduk sekitar 12.069 jiwa dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai wiraswasta atau pedagang. Usaha yang telah dirintis oleh salah satu kelompok masyarakat Desa Cibugel adalah usaha buah beku (frozen fruit) dari alpukat. Namun, dalam pelaksanaan produksi usaha ini, masyarakat Desa Cibugel belum memiliki kesadaran akan pentingnya pengetahuan dalam penanganan pasca panen buah alpukat dan pengolahan buah alpukat beku yang benar. Hal ini terlihat dari perlakuan pekerja terhadap buah alpukat tersebut, seperti belum diaplikasikannya hygiene pekerja dan sanitasi area kerja, serta prosedur kerja yang kurang tepat. Penanganan yang belum optimal dapat meningkatkan risiko kontaminasi yang tidak diinginkan dan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas pada buah alpukat beku. Berdasarkan informasi dan permasalah yang telah diperoleh, maka tim PKM Teknologi Pangan UPH melakukan kegiatan penyuluhan sanitasi pangan dan prosedur kerja untuk produk alpukat terolah minimal agar memberdayakan masyarakat Desa Cibugel melalui usaha peningkatan mutu buah alpukat beku. Kegiatan PKM ini dilakukan melalui survei, wawancara/diskusi, penyuluhan, pemberian video panduan, dan pemberian peralatan penunjang pada pelaku usaha alpukat terolah minimal (beku). Antusiasme peserta PKM dapat dilihat melalui sesi diskusi yang interaktif. Hasil evaluasi dari 84% responden menyatakan bahwa 100% peserta PKM merasa kegiatan PKM ini bermanfaat dan ingin mengikuti kembali kegiatan PKM yang serupa.
Utilization of Chia Seeds Powder in Wet Noodle Substituted with Modified Cassava Flour Intan Cidarbulan Matita; Lucia Crysanthy Soedirga; Irene Andriani
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture Vol 39, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/carakatani.v39i1.77711

Abstract

The Indonesian food industry needs to utilize local food commodities as an alternative to wheat, supporting local farmers as part of sustainable agriculture. Modified cassava flour (MOCAF) has similar characteristics to wheat flour yet it lacks gluten and has low protein content. Chia seeds have the potential to improve the textural characteristics of gluten-free products due to their gel-forming ability and are a good source of plant-based protein. This study aims to utilize chia seed powder in the formulation of wet noodles substituted with MOCAF to possibly obtain wet noodles with equal textural characteristics and protein content to 100% wheat flour noodles. In this study, different ratios of wheat flour to MOCAF (100:0, 90:10, 80:20, 70:30, 60:40) and different amounts of chia seed powder (0%, 5%, 10%, 15%) are studied in terms of cooking quality (cooking loss and water absorption), textural properties (hardness, cohesiveness, and chewiness), color (brightness and hue angle). Higher MOCAF substitution resulted in higher water absorption and cooking loss, as well as undesirable (harder) textural properties. Incorporation of chia seeds powder successfully lowers the cooking loss and higher water absorption of the MOCAF-substituted noodles and noodles with 100% wheat flour without chia seeds powder. Chia seed powder can reduce the hardness while maintaining and increasing the chewiness of the MOCAF-substituted noodles. In the MOCAF-substituted noodles, comparable protein content to that of 100% wheat flour noodles can be achieved with the use of 10 to 15% chia seeds powder at a maximum 80:20 substitution ratio.
TONGKOL JAGUNG SEBAGAI SOLUSI PENGGANTI SERBUK KAYU DALAM BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH Dipakalyano, Dipakalyano; Irawati, Wahyu; Parhusip, Adolf Jan Nexson; Matita, Intan Cidarbulan
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 7 (2024): PKMCSR2024: Kolaborasi Hexahelix dalam Optimalisasi Potensi Pariwisata di Indonesia: A
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v7i0.2565

Abstract

Kebutuhan masyarakat akan jamur tiram putih mengalami peningkatan sebagai sumber protein pengganti protein hewani dengan harga yang lebih terjangkau. Produksi jamur tiram putih di Tangerang mengalami penurunan akibat peningkatan harga dari bahan baku pembuatan baglog yakni serbuk kayu sebagai media jamur. Permasalahan ini juga terjadi di mitra dalam pengolahan jamur tiram putih. PkM dilaksanakan di Oemah Jamur Tangerang yang berlokasi di Desa Kemuning, Gang Mulya, Legok, Kabupaten Tangerang. Tujuan dari pelaksanaan PkM ini adalah memperoleh formulasi medium pertumbuhan optimum dengan memanfaatkan limbah pertanian untuk meningkatkan produksi jamur tiram putih dengan harga yang terjangkau. Metode pelaksanaan yaitu sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi, serta perencanaan keberlanjutan program. Pembuatan baglog menggunakan limbah pertanian yakni tongkol jagung, ampas kopi, kelaras pisang, sekam padi dan gabah padi. Melalui hasil dari pelaksanaan PkM ini dapat disimpulkan bahwa formulasi pembuatan baglog menggunakan limbah pertanian yang terbaik adalah dengan menggunakan tongkol jagung sebanyak 100% sebab memiliki pertumbuhan miselium jamur tiram putih yang paling banyak dan paling cepat.
PENGARUH PURE UBI JALAR UNGU DAN JENIS PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK ES SKRIM SUSU KEDELAI [EFFECT OF PURPLE SWEET POTATO PUREE AND STABILIZER TYPES ON PHYSICOCHEMICAL AND ORGANOLEPTIC PROPERTIES OF SOY MILK ICE CREAM] Larasati, Bernadette; Matita, Intan Cidarbulan; Mastuti, Titri Siratantri
FaST - Jurnal Sains dan Teknologi (Journal of Science and Technology) Vol. 8 No. 2 (2024): NOVEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jstfast.v8i2.8976

Abstract

Ice cream is one of the food products widely consumed by the public. Generally, ice cream is made from cow's milk, which has a high fat content and cannot be consumed by individuals with lactose intolerance. Therefore, ice cream made from soy milk and purple sweet potato puree has been developed as a healthier alternative to enhance food product diversification. Soy milk ice cream is made by adding purple sweet potato puree with different ratios of purple sweet potato and water (100:0, 90:10, 80:20, 70:30) as well as different types of stabilizers (CMC, carrageenan, guar gum). The ice cream was analyzed for overrun, melting time, anthocyanin content, and organoleptic properties (hedonic). The results of this study concluded that the addition of purple sweet potato puree decreased overrun while increasing anthocyanin content, the panelists' preference for color, and overall acceptance of the ice cream. The use of different types of stabilizers resulted in differences in melting time, anthocyanin content, and organoleptic characteristics of the ice cream, which include preferences for taste, color, and texture among the panelists.Bahasa Indonesia Abstract:Es krim merupakan salah satu produk pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Pada umumnya, es krim dibuat dari susu sapi yang memiliki kadar lemak tinggi dan tidak dapat dikonsumsi oleh penderita intoleransi laktosa. Oleh karena itu, dikembangkan es krim yang terbuat dari susu kedelai dan pure ubi jalar ungu sebagai alternatif yang lebih menyehatkan dan meningkatkan diversifikasi produk pangan. Es krim susu kedelai dibuat dengan penambahan pure ubi jalar ungu dengan rasio mash ubi jalar ungu dan air (100:0, 90:10, 80:20, 70:30) serta jenis bahan penstabil (CMC, karagenan, guar gum) yang berbeda. Es krim dianalisis overrun, waktu leleh, kadar antosianin, dan organoleptik (hedonik). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penambahan pure ubi jalar ungu menurunkan overrun serta meningkatkan kadar antosianin, tingkat kesukaan panelis terhadap warna, dan penerimaan keseluruhan es krim. Penggunaan jenis bahan penstabil yang berbeda menyebabkan perbedaan waktu leleh, kadar antosianin, serta karakteristik organoleptik es krim yang meliputi tingkat kesukaan rasa, tingkat kesukaan warna, dan tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur.
PEMANFAATAN KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata L.) DALAM PEMBUATAN FROZEN DESSERT Zefanya Aurelia; Intan Cidarbulan Matita
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 10 No. 3 (2025): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/23yhkw21

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik kimia kacang tunggak (Vigna unguiculata L.), menentukan  rasio kacang tunggak dan air terbaik (1:2, 1:4, dan 1:6), serta mengevaluasi jenis dan konsentrasi penstabil (CMC, karagenan,  dan guar gum pada konsentrasi 0,25; 0,5; dan 0,75%) yang paling optimal dalam pembuatan frozen dessert. Penilaian dilakukan berdasarkan karakteristik kimia sari kacang tunggak, yaitu kadar lemak, protein, dan total padatan; serta  berdasarkan karakteristik fisikokimia dan sensoris frozen dessert, yaitu overrun, waktu pelelehan (melting time), kadar lemak,  protein, total padatan, dan uji hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio kacang tunggak dan air terbaik adalah 1:2,  dengan kadar lemak 0,23±0,03%; protein 3,60±0,87%; dan total padatan 9,83±0,48%. Penstabil terbaik adalah CMC pada  konsentrasi 0,25%, yang menghasilkan kadar lemak 0,44±0,08%; protein 2,81±0,15%; total padatan 66,11±1,07%; waktu  pelelehan 49,74±3,60 menit; dan overrun sebesar 0,57±7,11%. Uji hedonik menunjukkan tingkat kesukaan “agak suka”  terhadap atribut rasa, aroma, mouthfeel, kelelehan, dan keseluruhan dengan skor berturut-turut sebesar 4,90±1,43; 4,87±1,27; 4,95±1,40; 4,63±1,44; dan 4,90±1,28. 
FORMULASI BAGLOG DARI TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ALTERNATIF SERBUK KAYU DALAM BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH Parhusip, Adolf Jan Nexson; Dipakalyano; Matita, Intan Cidarbulan; Irawati, Wahyu; Silalahi, Ramses
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 5 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i5.2367

Abstract

Kebutuhan masyarakat akan jamur tiram putih mengalami peningkatan sebagai sumber protein yang menjadi alternatif pengganti protein hewani dengan harga yang lebih terjangkau. Produksi jamur tiram putih di Tangerang mengalami penurunan akibat kenaikan harga bahan baku yang digunakan dalam pembuatan baglog yakni serbuk kayu sebagai media jamur. Permasalahan ini juga terjadi pada mitra dalam pengolahan jamur tiram putih. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Oemah Jamur Tangerang yang berlokasi di Desa Kemuning, Gang Mulya, Legok, Kabupaten Tangerang. Tujuan dari pelaksanaan PkM ini adalah memperoleh formulasi medium pertumbuhan optimum dengan memanfaatkan limbah pertanian untuk meningkatkan produksi jamur tiram putih dengan harga yang terjangkau. Metode pelaksanaan yaitu sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi, serta perencanaan keberlanjutan program. Penerapan teknologi dengan pembuatan baglog menggunakan limbah pertanian yakni tongkol jagung, ampas kopi, kelaras pisang, sekam padi dan gabah padi. Pemanfaatan limbah pertanian dalam pembuatan baglog diharapkan dapat meningkatkan produksi jamur tiram putih dengan memberikan alternatif bahan baku. Hasil dari pelaksanaan PkM menunjukkan bahwa formulasi baglog menggunakan limbah pertanian tongkol jagung sebanyak 100% menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram putih menjadi cepat dengan yield yang lebih tinggi dibandingkan baglog lain sehingga disimpulkan formulasi tongkol jagung 100% merupakan rekomendasi terbaik dalam pengolahan baglog jamur tiram putih.