Lia Mulyati
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Model Pendidikan Interprofesional Dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Kolaboratif Mahasiswa Kesehatan Mulyati, Lia; ., Mamlukah; Trimarliana, Mala
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol 6 No 2 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.909 KB)

Abstract

The public demand for the quality of health services continues to increase, patients get interventions from various health professions to address their health problems with their respective analysis and intervention, so frequent repeated reviews and multiple interventions will require professional collaboration. The purpose of this study is to analyze the effectiveness of the model of interprofesional education to increase the collaborative skills of health students. Types of research mix methods between quantitative and qualitative. Data collection with triangulation through instrument used questionnaire, FGD guidance and semi structured interview. A sample of 20 people consisting of 8 students of nursing, 5 students of public health and 7 midwifery students by following the process of learning together for eight weeks. Result of improvement of student perception toward interprofesional education with average difference 1.7 (P: 0.02), Collaborative ability happened significant improvement between before and after interprofesional education with difference average 3,4 (P 0.025). Student attitudes towards team work with an average difference of 7.3 (P: 0.003). Interprofesional education with problem based learning methods is very effective for improving collaborative skills, and providing cooperative experience. The success of interprofesional education is strongly supported by clarity of objectives and learning topics as well as the breadth of insights and experiences of tutor or facilitator clinics.
Analisis Faktor yang Memengaruhi Self Management Behaviour pada Pasien Hipertensi Lia Mulyati; Krisna Yetti; Lestari Sukmarini
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 2 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.419 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i2.59

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit kronik yang penanganannya diperlukan kemampuan untuk mengelola perilaku diri sendiri (self management behaviour) dalam kehidupan sehari-hari seperti; pengaturan diet, olah raga, minum obat serta kemampuan mengelola stres. Self management behaviour (SMB) merupakan landasan untuk dapat mengontrol hipertensi dan mencegah terjadinya komplikasi hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi SMB dan menganalisis faktor yang paling dominan memengaruhi SMB pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kuningan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik studi cross sectional, dengan menggunakan uji chi squaredan regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara keyakinan terhadap efektivitas terapi (p=0.005; OR=3,48), self-efficacy(p=0.003; OR=3,67), dukungan sosial (p=0.015; OR=2,87) dan komunikasi antar petugas pelayanan kesehatan dengan pasien (p=0.002; OR=3,27) dengan SMB. Komunikasi antar petugas kesehatan dengan pasien merupakan faktor paling dominan memengaruhi kesuksesan SMB sehingga kemampuan komunikasi sangat diperlukan dalam implementasi asuhan keperawatan.Kata kunci:Hipertensi, kontrol hipertensi, self management behaviour AbstractHypertension is a chronic disease which requires to be controlled with self-management behaviour, such as diet, exercise, medication and stress management. Self-management behaviour (SMB) is the basis for controlling hypertension and preventing complications of hypertension. The purpose of this study was to determine several factors affecting the SMB and to identify the most dominant factor associated with the SMB in patient hypertension in General Hospital 45 Kuningan, West Java. The data were analyzed using chi square and logistic regression tests. The results showed that there were significant relationships between belief in the effectiveness of therapy (p=0.005;OR= 3.48), self-efficacy (p=0.003; OR=3.67), social support (p=0.015; OR=2.87), and communication between health professional and patient (p=0.008; OR=3.27) and the SMB. Communication between health care workers and patients was identified to be the dominant factor affecting the SMB. Therefore, the ability to communicate effectively is a requirement in the nursing care of patients with hypertension. Key words: Hypertension, control hypertension, self management behaviour
Fakor Determinan yang Memengaruhi Budaya Keselamatan Pasien di RS Pemerintah Kabupaten Kuningan Lia Mulyati; Dedy Rachman; Yana Herdiana
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 2 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.951 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i2.241

Abstract

Budaya keselamatan merupakan kunci untuk mendukung tercapainya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam organisasi. Upaya membangun budaya keselamatan merupakan langkah pertama dalam mencapai keselamatan pasien. Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi dalam perkembangan budaya keselamatan yaitu; sikap baik individu maupun organisasi, kepemimpinan, kerja tim, komunikasi dan beban kerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan terciptanya budaya keselamatan pasien di RS Pemerintah Kabupaten Kuningan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan incidental sampling 88 orang perawat pelaksana. Rancangan penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional, uji hipotesis digunakan Chi Square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi terhadap manajemen (p 0.0005, odd rasio 21.3), dukungan tim kerja (p 0.0005, odd rasio 13.34), stress kerja (p 0.006, odd rasio 3.94), kepuasan kerja (nilai p 0. 002) dengan budaya keselamatan pasien. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kondisi kerja dengan budaya keselamatan pasien dengan nilai p 0.507. Berdasarkan analisis multuvariat diperoleh persepsi terhadap manajemen menjadi factor determinan dengan nilai p 0.000 < α 0.05. Simpulan; unsur pimpinan memiliki pengaruh yang signifikan dalam menciptakan budaya keselamatan pasien. Pimpinan memiliki kewenangan dalam menerapkan system yang berlaku dalam organisasi, oleh karena itu gaya kepemimpinan, teknik komunikasi serta kemampuan manajerial merupakan suatu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam menciptakan atmosfer kerja yang kondusif sebagai upaya terciptanya budaya keselamatan pasien. Berdasarkan hasil penelitian bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan model yang sesuai diterapkan untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien, pelatihan keterampilan komunikasi efektif serta pengembangan model pendidikan antar profesi sebagai upaya peningkatan kemampuan kolaborasi.Kata kunci:Budaya keselamatan pasien, stress kerja, kepuasan kerja.Determinant factors that are Influencing Patient Safety Culture in a Government-owned Hospitals in Kuningan Regency AbstractSafety culture is a key to support the achievement of occupational health and safety in an organization. An effort to build safety culture is the first step in ensuring patient safety. There are some factors that contribute in the development of safety culture, namely, individual and organizational attitude, leadership, team work, communication, and work load. This study aimed to identify the determinant factors that are related to achievement of patient safety culture in a government-owned hospital in Kuningan Regency. Eighty eight samples of nurses were recruited using incidental sampling technique. The research design was using cross sectional study, the hypothesis testing were using Chi Square and multiple logistic regression. The results showed that there were significant influenced between perception towards management (p= 0.0005, odd rasio 21.3), team work support (p= 0.0005, odd rasio 13.34), work-related stress (p= 0.006, odd rasio 3.94), work satisfaction (p= 0. 002) with patient safety culture. There was not significant influenced between work condition and patient safety (p= 0.507). The multivariate analysis showed that perception towards management was the determinant factor for patient safety culture (p 0.000 < α 0.05). In conclusion, leaders have significant influence in creating patient safety culture. Leaders have authority to implement systems in the organization. Therefore, leadership style, communication technique, and managerial ability are important in order to create a conducive atmosphere for developing patient safety culture. As recommendation, transformational leadership is a model that is appropriate to be applied in order to increase patient safety culture, trainings of effective communication and inter-professional education model are also needed to increase the collaboration skills among health professionals.Keywords:Patient safety culture, work-related stress, work satisfaction.
Model Pendidikan Interprofesional Dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Kolaboratif Mahasiswa Kesehatan Lia Mulyati; Mamlukah .; Mala Trimarliana
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 6 No. 2 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The public demand for the quality of health services continues to increase, patients get interventions from various health professions to address their health problems with their respective analysis and intervention, so frequent repeated reviews and multiple interventions will require professional collaboration. The purpose of this study is to analyze the effectiveness of the model of interprofesional education to increase the collaborative skills of health students. Types of research mix methods between quantitative and qualitative. Data collection with triangulation through instrument used questionnaire, FGD guidance and semi structured interview. A sample of 20 people consisting of 8 students of nursing, 5 students of public health and 7 midwifery students by following the process of learning together for eight weeks. Result of improvement of student perception toward interprofesional education with average difference 1.7 (P: 0.02), Collaborative ability happened significant improvement between before and after interprofesional education with difference average 3,4 (P 0.025). Student attitudes towards team work with an average difference of 7.3 (P: 0.003). Interprofesional education with problem based learning methods is very effective for improving collaborative skills, and providing cooperative experience. The success of interprofesional education is strongly supported by clarity of objectives and learning topics as well as the breadth of insights and experiences of tutor or facilitator clinics.
Efektivitas Terapi Musik Degung Sunda Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lia Mulyati; Rany Muliany Sudirman
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 6 No. 2 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hypertension is a degenerative disease that becomes an important health problem can cause various complications for the sufferer of one of the stress factors that affect through through the activation of hypotalamic-pituitary axis. Music therapy is one of the non-pharmacological techniques that has the effect of relaxation, which can affect the hypothalamic-pituitary-and adrenal mechanisms. Degung sunda one of the traditional musical instruments has a regular rhythm and rhythm that has a meditative impact. The objective of the study was to identify the effectiveness of Sundanese music therapy on the decrease of blood pressure in hypertensive patients in Pancalang sub-district, Kuningan Regency. Types of quasi experimental research with nonequivalent control group design. Sampling by purposive sampling technique 50 people with paired t-test data analysis. The results of music therapy therapy degu sunda can lower blood pressure, especially in systolic blood pressure (p value 0.02). There was a significant mean difference between systolic blood pressure in the control group and the intervention and no significant difference in mean diastolic blood pressure in the control group and intervention, Sundanese music therapy can lower blood pressure, especially in systolic blood pressure. The need for improved preventive health services in the form of counseling and health education with the provision of degener music intervention in patients with hypertension.
PENGEMBANGAN MODEL BLENDED LEARNING DALAM MENINGKATKAN LEARNING OUTCOME MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN Hendi Rohendi; Ujeng Ujeng; Lia Mulyati
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v11i2.205

Abstract

Praktik klinik keperawatan merupakan elemen penting bagi pendidikan keperawatan. Penempatan yang berkualitas memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk pengembangan keterampilan, sosialisasi ke dalam profesi, dan menjadi jembatan antara pembelajaran akademik dan tempat kerja. Pada kondisi pandemic ini seluruh mahasiswa tidak diperkenankan untuk melakukan praktik klinik keperawatan di rumah sakit untuk mengurangi risiko keterpaparan Covid 19, oleh karena itu pembelajaran dilakukan secara online dan offline di tatanan kampus. Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan menganalisis efektivitas model blended learning dalam praktik klinik keperawatan terhadap peningkatan learning outcome dan tingkat kepuasan mahasiswa program profesi Ners STIKes Kuningan pada departemen Keperawatan Medikal Bedah, dengan membandingkan metode pembelajaran Blended Klinik-Daring dengan metode PBL-Daring serta membandingkan capaian mahasiswa regular dan non regular. Capaian learning outcome dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pre dan post test. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa program profesi ners yang sedang melakukan praktik klinik keperawatan medikal bedah, sejumlah 60 orang. Two way anova dan post hoc test digunakan sebagai analisis lanjutan. Berdasarkan hasil analisis tes metode belajar Blended Preseptorship-Daring lebih efektif dalam pencapaian learning outcome keperawatan medikal bedah dengan N-G score 0.50 dibandingkan dengan pembelajaran Blended PBL-Daring dengan nilai F 5.36 dan nilai p 0.001< 0.05 yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara pembelajaran di kelas mahasiswa reguler dan nonreguler dengan pembelajaran Blended Preseptor-Daring dan PBL-Daring, dan memiliki kekuatan hubungan sangat kuat R 0.822. Hasil kuesioner juga ditemukan tingkat kepuasan mahasiswa dengan pembelajaran blended learning baik dengan PBL maupun klinik merasa puas dan metode ini dapat menjadi solusi selama pembelajaran program profesi Ners di masa pandemi. Kata kunci; Blended learning, problem based learning, praktik klinik.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2022 Mutia Agustiani Moonti; Lia Mulyati; Lilik Umini
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 3 No 01 (2022): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jnpe.v3i01.558

Abstract

Faktor yang mempengaruhi memicu terjadinya hipertensi diantaranya adalah faktor genetik, jenis kelamin, umur, obesitas, konsumsi garam berlebihan, alkohol dan kurangnya aktivitas fisik. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan derajat hipertensi pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Jatitujuh Kabupaten Majalengka tahun 2022. Menggunakan metode analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 145 lansia dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner diamati dengan uji statistik Rank Spearmen. Lansia mengalami stres sedang dengan jumlah sebanyak 59 lansia (40,7%), lansia dengan diet hipertensi patuh yaitu sebanyak 76 lansia (52,4%), Responden dengan aktivitas fisik baik sebanyak 88 lansia (60,7%), lansia dengan derajat hipertensi tingkat 1 sebanyak 57 lansia (39,3%). Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stressdengan derajat hipertensi dengan p-value 0,014, diet hipertensi dengan derajat hipertensi dengan p-value 0,025, aktivitas fisik dengan derajat hipertensi dengan p-value 0,032. Diharapkan selalu memanajemen stres, mengatur pola makan dan melakukan aktivitas fisik secara rutin dan teratur.
HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN GAME ONLINE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA DI DESA GARAWANGI KUNINGAN Lia Mulyati; Andi Sutandi
National Nursing Conference Vol. 1 No. 1 (2020): National Nursing Conference
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/nnc.v1i1.118

Abstract

Fenomena game online menjadi trend masa kini. Dan Indonesia, pengguna game onlinenya 50% sudah tergolong pecandu. Kecanduan game online dapat membuat pemain beresiko mengalami gangguan mental seperti depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecanduan game online dengan tingkat depresi pada remaja di tempat game online Desa Garawangi. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik dengan rancangan cross sectional dengan responden penelitian berjumlah 71 orang yang sudah memenuhi kriteria yang sudah ditentukan yang diambil secara accidental sampling. Data penelitian diolah dan dianalisis menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 orang (26,7%) yang tidak mengalami kecanduan game online, 8 orang (42,1%) tidak mengalami depresi. Sedangkan responden yang mengalami kecanduan game online dari 52 orang (73,2%), sebagian besar mengalami depresi berat yaitu 27 orang (51.9%). Hasil analisis bivariate di dapatkan nilai p 0,028 dengan r 0.261 . Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kecanduan game online dengan tingkat depresi pada remaja. Penanganan yang tepat yaitu dengan melibatkan orang tua, guru, perawat komunitas, serta penjaga warnet game online untuk memperhatikan anak bermain serta membatasi melakukan permainan yang berlebihan serta dapat mengalihkan dengan kegiatan yang lebih penting dan positif lainnya.
PENGALAMAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KUNINGAN : STUDI FENOMENOLOGI Nia Hayati; Lia Mulyati; Neneng Arya
National Nursing Conference Vol. 1 No. 1 (2020): National Nursing Conference
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/nnc.v1i1.119

Abstract

Angka kejadian Kekerasan dalam rumah tangga terus meningkat, dari tahun ke tahun Komnas Perempuan mencatat mengalami peningkatan yang signifikan, peningkatan tersebut belum dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya, karena kejadian KDRT merupakan fenomena gunung es, masih banyak korban KDRT yang tidak melaporkan. Penelitian ini merupakan studi fenomenologi yang mengeksplorasi pengalaman perempuan korban KDRT. Jumlah partisipan 5 orang. Pengambilan sampel dengan snowball. Proses memperoleh partisipan berdasarkan data dari Polres Kuningan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengalaman perempuan korban KDRT. Hasil penelitian diperoleh data bahwa : (1) Jenis KDRT yang dialami sebagian besar partisipan berupa kekerasan fisik, 3 orang mengalami kekerasan psikis, 2 orang mengalami kekerasan ekonomi, dan 1 orang mengalami kekerasan seksual. (2) Faktor penyebab terjadi KDRT faktor ekonomi dan budaya patriarki (3) Dampak yang terjadi terhadap perempuan berupa; memar, patah, dan sampai rahimnya turun. Dampak pada anak berupa; perubahan sikap, agresif dan (4) upaya yang dilakukan berupa; melawan, diam, pasrah, lapor ke polisi, dan bercerai. Simpulan perempuan yang mengalami KDRT sebagian besar jenis kekerasan yang di alami tidak tunggal tidak hanya kekerasan fisik yang diterima namun disertai kekerasan emosional maupun kekerasan secara finansial. Saran untuk mengurangi kejadian KDRT dapat dilakukan dengan memperbaiki pola komunikasi pasangan. Komunikasi merupakan hal mendasar dalam kehidupan berkeluarga. Komunikasi yang baik bisa menjalin hubungan yang baik pula antara suami dan istri, sebaliknya komunikasi yang tidak baik bisa menjadi penyebab terjadinya KDRT. Selain itu perlu dibina mengenai hak-hak perempuan tentang persamaan jender, diantaranya dalam segi ekonomi dan tanggung jawab.
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN SELF CONTROL DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN ARV PADA PASIEN HIV DI RSUD 45 KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2019 Fitri Handayani Putri Setiawan; Lia Mulyati
National Nursing Conference Vol. 1 No. 1 (2020): National Nursing Conference
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Epidemi HIV secara global telah memasuki kondisi kritis. HIV merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan kekhawatiran di berbagi belahan dunia, yang dapat mengancam kehidupan. Karena HIV merupakan penyakit yang belum ditemukan obatnya. Virus yang ada di dalam tubuh penderita HIV tidak bisa keluar, sehingga seseorang harus menjalani pengobatan ARV seumur hidup dan tepat waktu. Jadwal ketat pengobatan ARV diharapkan mampu menekan jumah virus di dalam tubuh. Jika tidak patuh maka obat akan menjadi resisten terhadap tubuh. Kasus HIV di Klinik Edelweis jumlah penderita pada tahun 2019 sampai bulan Maret tercataat sebanyak 306 orang, kasus baru 3 orang dan 73 orang meninggal dunia. Menghentikan pengobatan sebanyak 2 orang, gagal 28 orang, rujuk keluar sebanyak 32 orang. Berdasarkan studi pendahuluan di Klinik Edelweis RSUD 45 Kabupaten Kuningan dengan mengajukan 6 pertanyaan lisan tentang konsep diri dan self control dengan kepatuhan pengobatan ARV pada pasien HIV terhadap 10 responden. Diketahui bahwa konsep diri masih tergolong kurang (33%), self control tergolong Cukup (50%) dan kepatuhan pengobatan ARV tergolong tingkat tidak patuh (50%), Penelitian ini bertujuan mengetahui Hubungan antara Konsep Diri dan Self Control dengan Kepatuhan Pengobatan ARV pada Pasien HIV di Klinik Edelweis RSUD 45 Kabupaten Kuningan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi penelitiaan seluruh penderita HIV dari bulan januari - maret sebanyak 171 orang. Sampel penelitian ini adalah seluruh Pasien HIV di Klinik Edelweis RSUD 45 Kabupaten Kuningan yaitu sebanyak 120 responden dengan menggunakan rumus Slovin dan diambil dengan teknik Purposive Sampling. Data diperoleh melalui kuesioner, data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Rank Sperman. Berdasarkan analisis univariat sebagian besar konsep diri baik (85%), sebagian besar Self Control baik (50,8%) dan sebagian besar tidak patuh (70%). Analisis Bivariat hubungan konsep diri dengan kepatuhan pengobatan ARV dengan ρ value = 0,059 < α (0,05) dan hubungan self control dengan kepatuhan pengobatan ARV dengan ρ value = 0,783 < α (0,05). Kesimpulan penelitiaan ini adalah tidak ada hubungan antara konsep diri dengan kepatuhan pengobatan ARV pada pasien HIV di Klinik Edelweis RSUD 45 Kabupaten Kuningan tahun 2019 dengan ρ value = 0,059 dan tidak ada hubungan antara self control dengan kepatuhan pengobatan ARV pada pasien HIV di Klinik Edelweis RSUD 45 Kabupaten Kuningan tahun 2019 dengan ρ value = 0,783, Saran Bagi responden agar kiranya jangan lupa untuk minum obat antiretroviral (ARV) secara teratur dan tepat waktu sehingga pengobatan ARV tidak resisten