Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE ISKEMIK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO TAHUN 2012-2013 Patricia, Heidy; Kembuan, Mieke A. H. N.; Tumboimbela, Melke J.
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i1.7402

Abstract

Abstract: Stroke is rapidly developing clinical signs of focal or global disturbance of cerebral function, with symptoms lasting 24 hours or longer or leading to death, with no apparent cause other than of vascular origin. This study aimed to know characteristic of ischemic stroke patients hospitalized at Prof.Dr.R.D.Kandou hospital in 2012-2013. This research is descriptive retrospective research using secondary data, including the ischemic stroke patient’s medical record. The results showed the highest percentage ischemic stroke patients at 45-54 year age group (36%), male (52%), high school education (52%), who work as housewifes (40%). The highest of modifiable risk factors are hypertension (74,70%), followed by increases in total cholesterol (41,30%), who had Diabetes mellitus (17,30%), who had sodium imbalance (12%), who had potassium imbalance (16%), who had chloride imbalance (18,70%), alcoholic (28%), and smoking history (44%). Based on the results of this research concluded that the most risk factor is hypertensionKeywords: ischemic stroke, characteristic, risk factorsAbstrak: Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita stroke iskemik yang di rawat inap di RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado tahun 2012-2013. Metode yang digunakan bersifat deskriptif retrospektif yaitu dengan mengambil data sekunder penderita stroke iskemik tahun 2012-2013 di bagian rekam medik RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase terbanyak pasien stroke berumur 45-54 tahun (36%), jenis kelamin laki-laki (52%), pendidikan terakhir SMA (52%), yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (40%). Faktor risiko yang dapat diubah tertinggi adalah hipertensi (74,70%), diikuti oleh kolesterol total meningkat (41,30%), yang memiliki penyakit diabetes melitus (17,3%), yang memiliki ketidakseimbangan natrium (12%), ketidakseimbangan kalium (16%), ketidakseimbangan klorida (18,70%), yang memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol (28%), dan merokok (44%). Berdasarkan hasil penilitian ini disimpulkan bahwa faktor risiko terbanyak yang ditemui adalah hipertensi.Kata kunci: stroke, karakteristik, faktor risiko
PROFIL PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI YAYASAN-YAYASAN MANULA DI KECAMATAN KAWANGKOAN Mongisidi, Rachel; Tumewah, Rizal; Kembuan, Mieke A. H. N.
e-CliniC Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v1i1.3297

Abstract

Background: The cognitive impairment in elderly people is the major cause of the inability to execute the daily activity and of the major reason of the happening of care-dependence. There has not been any research about the profile of cognitive functions impairment in the District of Kawangkoan. Thus, the purpose of this research was to obtain the profile of cognitive functions impairment in the District of Kawangkoan. Methods: This was a descriptive survey with the design of cross-sectional study, which rolls out, the results of MMSE, TMT A, TMT B and CDT; the age, sex, education, occupations, family history of cognitive decline, marital status, the number of children, and the history of stroke and DM, and also the smoking profile of the participants. The subjects of this research were the elderly people that were the members of the old people foundations in the District of Kawangkoan. Results: There were 61 participants of this research, consisting of four males (6.6%) and 57 (94.4%) females participants. The result of this research shows that the MMSE scores were mostly normal (72.1%), the TMT A and the TMT B scores were both mostly abnormal (95.1% and the latter 72.1%), the CDT scores mostly normal (67.2%). In all these three instruments have the absolute result that was, the elderly people with older age has more numbers of participants with cognitive functions impairment than the younger age. The result also shows that the group of subjects with higher education has less numbers of cognitive decline subjects than the group of subjects with lower education. The subjects that had a former occupation as a teacher have the normal cognitive functions as the results of all the tests. Subjects that were married and have children, and do not have a history of stroke, DM and smoking got the score of normal cognitive functions. Conclusions: The cognitive functions of elderly people based on the MMSE and CDT scores, show that most of them have a normal cognitive functions where as the result of the TMT part A and the TMT part B show the opposite result that is most of the participants have an abnormal score. Key words: Cognitive functions impairment – Elderly peopleLatar Belakang: Penurunan fungsi kognitif pada lansia merupakan penyebab terbesar terjadinya ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas normal sehari-hari, dan juga merupakan alasan tersering yang menyebabkan terjadinya ketergantungan terhadap orang lain untuk merawat diri sendiri. Belum pernah ada penelitian tentang profil penurunan fungsi kogntif di Kec. Kawangkoan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui profil penurunan fungsi kognitif pada lansia di Kecamatan Kawangkoan. Metode: Penelitian survey deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang, yang memaparkan data hasil pemeriksaan MMSE, TMT A, TMT B, CDT, umur, jenis kelamin; riwayat pendidikan, pekerjaan, keluarga dengan penurunan fungsi kognitif, status pernikahan dan jumlah anak, riwayat penyakit stroke, diabetes mellitus dan merokok. Subjek penelitian adalah para lansia yang menjadi anggota dari yayasan-yayasan manula yang ada di Kec. Kawangkoan. Hasil: Terdapat 61 sampel dari total 65 subjek penelitian. Sampel terdiri dari 4 orang berjenis kelamin laki-laki (6.6%) dan 57 perempuan (94.4%). Penelitian menunjukkan hasil pemeriksaan MMSE menunjukkan 72.1% normal, TMT A 95.1% tidak normal, pemeriksaan TMT B 72.1% tidak normal dan CDT67.2% normal. Pada hasil pemeriksaan ditemukan hasil absolut pada ketiga jenis pemeriksaan ini yaitu lebih banyak terdapat penurunan fungsi kognitif pada lansia dengan umur yang lebih tua. Profil fungsi kognitif berdasarkan riwayat pendidikan menunjukkan bahwa sampel dengan pendidikan kurang dari sembilan tahun sebagian besar mengalami penurunan fungsi kogntif. Riwayat pekerjaan guru seluruhnya memiliki hasil fungsi kognitif yang normal sedangkan sampel yang riwayat pekerjaannya petani lebih banyak mengalami penurunan fungsi kognitif. Sampel yang tidak menikah dan tidak memiliki anak memiliki hasil penurunan fungsi kognitif yang dominan daripada yang menikah dan memiliki anak. Pada hasil ditemukan bahwa sampel yang memiliki riwayat stroke, DM dan merokok positif memiliki hasil penurunan fungsi kognitif yang dominan disbanding yang tidak memiliki riwayat stroke, DM dan merokok. Kesimpulan: Hasil pemeriksaan fungsi kognitif berdasarkan pemeriksaan MMSE dan CDT menunjukkan bahwa sebagian besar lansia masih memiliki fungsi kogntif yang normal sedangkan pada TMT A dan TMT B ditemukan hasil sebaliknya di mana ditemukan hasil sebagian besar mengalami penurunan fungsi kognitif. Kata Kunci: Penurunan fungsi kognitif – Lansia
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN KEPARAHAN STROKE Sekeon, Sekplin A. S.; Kembuan, Mieke A. H. N.
e-CliniC Vol 3, No 3 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.3.3.2015.10445

Abstract

Abstract: Sleep problems are commonly found in stroke patients. The risk for stroke is higher in patients with sleep disorders. Sleep-awake disorders prevalence is 20-40% among stroke patients. Sleep quality could influence the level of severity of stroke. In Indonesia, there is limited publication about the influence of sleep quality to the severity of acute stroke. This study aimed to obtain the relationship between sleep quality before stroke and the severity of acute stroke. This was a cross-sectional study. All stroke patients treated in Neurological wards were selected with inclusion and exclusion criteria. Sleep quality was measured with Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Levels of severity of acute stroke were determined with NIHSS score. Univariate data were descriptively analysed. Bivariat data were conducted to compare sleep quality (good/poor) and level of severity (mild/moderate/severe). Chi square test was applied with a p<0.05 of significancy level. The results showed that of 102 patients, the average age was 59.4 year (SD 11.6), age range was 28-87 years old. Male patients were 55% of all cases. The average of GCS score was 13.31 (SD 2.6). Based on PSQI criteria, we found 21.8% of patients with good sleep quality and 78.2% with poor sleep quality. Based on NIHSS score we found 25.5% of patients with mild, 58.8% with moderate, and 15.7% with severe disability. The chi-square test showed a p value 0.762 (>0.05). Conclusion: There was no significant relationship between sleep quality and the severity of acute stroke.Keywords: sleep quality, NIHSS, acute strokeAbstrak: Stroke merupakan masalah besar bagi kesehatan masyarakat. Risiko terkena stroke lebih besar terjadi pada pasien dengan gangguan tidur. Prevalensi gangguan tidur-bangun dilaporkan sebesar 20-40% pada pasien yang terkena stroke. Kualitas tidur memengaruhi keparahan dan prognosis stroke. Di Indonesia, masih sedikit data yang dipublikasi mengenai pengaruh kualitas tidur terhadap keparahan stroke akut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur sebelum stroke dengan tingkat keparahan stroke akut. Desain penelitian ini ialah potong lintang. Seluruh pasien yang dirawat di seluruh ruang Neurologi dijadikan subyek penelitian dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kualitas tidur diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Tingkat keparahan stroke akut dinilai dengan skor NIHSS. Metode statistik deskriptif dikerjakan pada data-data univariat. Analisis bivariat dilakukan untuk mendapatkan hubungan kualitas tidur (baik/buruk) dengan derajat defisit neurologi (ringan/sedang/berat). Digunakan uji Chi square dengan acuan signifikansi p<0.05. Hasil penelitian memperlihatkan rerata usia pasien 59,46 tahun (SD 11,6) dengan kisaran usia 28-87 tahun. Pasien laki-laki ditemukan sebesar 55%. Rerata GCS 13,31 (SD 2.6). Pada pengukuran kualitas tidur menurut kriteria PSQI didapatkan kualitas tidur baik sebesar 21,8% dan kualitas tidur buruk sebesar 78,2%. Berdasarkan derajat defisit neurologik menurut nilai NIHSS didapatkan defisit neurologik ringan sebesar 25,5%, sedang 58,8%, dan berat 15,.7%. Uji Chi-square menunjukkan nilai p 0,762 (>0.05). Simpulan: Tidak ditemukan hubungan bermakna antara kualitas tidur sebelum stroke dengan tingkat keparahan stroke akut.Kata kunci: kualitas tidur, NIHSS, stroke akut
GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK YANG DIRAWAT INAP NEUROLOGI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2012 - JUNI 2013 Kabi, Glen Y. C. R.; Tumewah, Rizal; Kembuan, Mieke A. H. N.
e-CliniC Vol 3, No 1 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.3.1.2015.7404

Abstract

Abstract: Ischemic stroke is a clinical sign of dysfunction or brain tissue damage caused by lack of blood flow to the brain that disrupts the need for blood and oxygen to the brain. WHO defines stroke as a rapidly developing clinical signs of focal brain due to interference (or global) with symptoms - that last for 24 hours or more- and can cause death without any other obvious cause other than vascular. This study aimed to obtain an overview of risk factors in ischemic stroke patients in the Inpatient Neurology Department of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado period July 2012 - June 2013. Data were taken by collecting data of ischemic stroke patients medical records. There were 60 patients during that period. Patients affected by stroke were aged between 51 - 65 years and had histories of hypertension.Keywords: risk factors, ischemic stroke.Abstrak: Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di otak. WHO mendefiniskan stroke merupakan suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala - gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang faktor resiko pada pasien stroke iskemik di rawat inap Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2012 - Juni 2013. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data pasien yang terkena stroke iskemik di bagian rekam medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Didapatkan 60 pasiem selama periode Juli 2012 ? Juni 2013. Berdasarkan hasil yang didapat maka disimpulkan bahwa pasien yang sering terkena stroke adalah pasien yang berumur antara 51-65 tahun, dan pasien yang memiliki riwayat hipertensi.Kata kunci: faktor risiko, stroke iskemik
PROFIL KUALITAS TIDUR PADA PASIEN STROKE AKUT DI BAGIAN NEUROLOGI RSUP PROF. DR. R. D KANDOU MANADO PERIODE NOVEMBER 2013 – DESEMBER 2013 Mambrasar, Marcos; Tumboimbela, Melke J.; Kembuan, Mieke A. H. N.
e-CliniC Vol 2, No 2 (2014): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.2.2.2014.4695

Abstract

Abstract : Stroke is one of the primary causes of deaths and neurological disabilities in Indonesia. This brain condition is a medical emergency that has to be treated rapidly and accordingly. This study aims to determine the sleep quality of acute stroke patients that has been treated at neurological department in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from November 2013-December 2013. This study uses a prospective descriptive method with PSQI survey (Pittsburgh Sleep Quality Index). This study has 20 samples. The data obtained by interview using the PSQI survey. This study suggests that the majority of the respondents are having a poor quality of sleep by 80%. Conclusion : most of the stroke patients treated are having a poor sleep quality (80%) and the remains are having a good one (20%). Keywords: stroke, neurogic, medical emergency, PSQI.     Abstrak : Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis utama di Indonesia. Serangan otak ini merupakan kegawat-daruratan medis yang harus ditangani secara cepat dan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas tidur pada pasien stroke akut yang dirawat di bagian neurologi RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado periode November 2013 ? Desember 2013. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif prospektif dengan menggunakan kuesioner PSQI (Piitsburgh Sleep Quality Index) Sampel yang diambil sebanyak 20 orang. Data diperoleh dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner PSQI (Piitsburgh Sleep Quality Index). Hasil penelitian bahwa pada penelitian ini mayoritas responden mengalami kualitas tidur yang buruk yaitu sebanyak (80%).  Simpulan : Sebagian besar pasien stroke akut yang dirawat mengalami kualitas tidur yang buruk, yakni (80%) dan (20%) mengalami kualitas tidur yang baik. Kata kunci : stroke, neurologis,  kegawat-daruratan medis, PSQI
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keterlambatan Kedatangan Pasien Stroke di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Barahama, Derrel V.; Tangkudung, Gilbert; Kembuan, Mieke A. H. N.
e-CliniC Vol 7, No 1 (2019): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.7.1.2019.22177

Abstract

Abstract: Stroke is a global health problem. Ensuring the arrival of patients to the hospital to get medical treatment in a timely manner is vital in a stroke event. The late arrival of stroke patients at the hospital is the main reason for delayed medical treatment. Age, gender, education level, site of residence, distance of residence, and ambulance usage are some of the factors associated with the late arrival of stroke patients to the hospital. This study was aimed to determine the relationship between age, gender, educational status, distance of residence, residence site, as well as ambulance usage and the late arrival of stroke patients at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was an analytical retrospective study using patients’ medical record data. Samples were obtained by using purposive sampling technique with a minimum number of 226 samples. Data were analyzed by using the chi-square test which showed that of the 231 samples the P values were, as follows: age (P=0.711), gender (P=0.879), education level (P=0.010), residence site (P=0.303), distance of residence (P=0.458), and ambulance usage (P=0.469). Conclusion: There was a significant association between education level and the late arrival of stroke patients at Prof. R. D. Kandou Hospital Manado.Keywords: stroke, late arrivalAbstrak: Stroke merupakan masalah kesehatan global. Memastikan kedatangan pasien ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis secara tepat waktu merupakan hal yang vital pada suatu kejadian stroke. Keterlambatan kedatangan pada pasien stroke sebelum tiba di rumah sakit merupakan alasan utama terjadinya keterlambatan penanganan medis pada kasus stroke. Usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jarak tempat tinggal, letak tempat tinggal dan pengguanaan ambulans merupakan beberapa faktor yang berhubungan dengan keterlambatan kedatangan pasien stroke ke rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, letak tempat tinggal, jarak tempat tinggal dan penggunaan ambulans dengan keterlambatan kedatangan pasien stroke di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah analitik retrospektif menggunakan data rekam medik pasien. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah minimal 226 sampel yang memenuhi kriteria penelitian. Hasil uji chi-square dari 231 sampel mendapatkan nilai P sebagai berikut: usia (P=0,711), jenis kelamin (P=0,879), tingkat pendidikan (P=0,010), letak tempat tinggal (P=0,303), jarak tempat tinggal (P=0,458) dan penggunaan ambulans (P=0,469). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan keterlambatan kedatangan pasien stroke di RSUP Prof. R. D. Kandou ManadoKata kunci: stroke, keterlambatan kedatangan
GAMBARAN KUALITAS TIDUR PADA PERAWAT DINAS MALAM RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Thayeb, Ricky R. T. A.; Kembuan, Mieke A. H. N.; Khosama, Herlyani
e-CliniC Vol 3, No 3 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.3.3.2015.10457

Abstract

Abstract: Sleep is one of the primary needs of the basic requirement for human survival. Sleep disorders can cause some effects in humans. It is estimated that 60-80% of workers with shift work system have impaired sleep quality. This results in a decrease in work productivity and an increase in the occurence of accidents. This study aimed to obtain the sleep quality of nurses in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado in 2013. This was a descriptive and observational study by using questionnaires. The study population was nurses in the Neurology Department and the Emergency Department (ED) with samples of 52 people. The results showed that the subjective sleep qualities as perceived by the nurses themselves were as follows: good enough (44.23%) and poor (36.54%). Respondents that had sleep disturbance less than once a week were 30.77%, and respondents that had sleep disturbance 1-2 times a week were 59.62%. Most nurses (69.24%) did not use sleeping pills. Respondents that experienced some disruption of their activities during the day over the past 1 month as many as 1-2 times a week were 55.77%. Conclusion: The quality of sleep of night shift nurses in Prof. Dr. R. D Kandou Hospital Manado belonged to poor quality.Keywords: night shift nurse, sleep qualityAbstrak: Tidur merupakan salah satu kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan hidup manusia. Gangguan tidur dapat menimbulkan beberapa efek pada manusia. Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah 60-80% pekerja dengan system kerja shift mengalami gangguan kualitas tidur. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas kerja dan dapat menyebabkan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur perawat di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dan pemberian kuesioner. Populasi ialah perawat Instalasi inap neurologi dan Instalasi gawat darurat (IGD dengan sampel berjumlah 52 orang. Hasil penelitian memperlihatkan kualitas tidur subjektif menurut persepsi perawat itu sendiri ialah cukup baik (44,23%) dan kurang baik (36,54%); gangguan tidur kurang dari sekali dalam seminggu (30,77%); dan gangguan tidur 1-2 kali dalam seminggu (59,62%). Mengenai penggunaan obat tidur, sebagian besar perawat (69,24%) tidak menggunakan obat tidur. Mengenai perawat yang mengalami gangguan beberapa aktifitas di siang hari selama 1 bulan terakhir sebanyak 1-2 kali dalam seminggu yaitu sebesar 55,77%. Simpualn: Kualitas tidur perawat dinas malam di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado tergolong kualitas tidur yang buruk.Kata kunci: perawat dinas malam, kualitas tidur
GAMBARAN GANGGUAN KADAR NATRIUM SERUM PADA PASIEN STROKE DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO Kembuan, Mieke A. H. N.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 2 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.2.2013.2589

Abstract

Abstract: World-wide, stroke is a main public health problem. It is one of the leading causes of chronic disability and death. Both hyponatremia and hypernatremia have a negative influence on the outcome of strokes. Hyponatremia is associated with increased mortality and complication rate, meanwhile hypernatremia is often found in the treatment of cerebral oedema in strokes. There are scarce data about natrium level disorders in acute strokes, especially from developing countries. This study aimed to describe the incidence of natrium disorders among acute stroke patients, and the difference of means of natrium based on the severity of the stroke and on GCS at admission. This was a hospital-based cross-sectional study. Samples consisted of 82 patients that met the inclusion criteria. The data of natrium levels were obtained from the hospital medical records. The results showed that the incidence of natrium disorders among acute stroke victims was 30%. The mean natrium level was 138.01 Meq/L (95% CI, 135.83-140.20). The incidence of hyponatremia was 28% while hypernatremia was 2%. There was no difference of mean-natrium-levels based on the severity of strokes (P > 0.05) and of GCS (P > 0.05). Conclusion: The incidence of natrium disorders among acute stroke patients was high but there was no difference between mean natrium levels based on the severity of strokes and of GCS. Keywords: natrium, natrium level disorders, acute stroke.     Abstrak: Stroke termasuk dalam masalah kesehatan utama di masyarakat dan merupakan penyebab utama kecacatan kronik dengan angka mortalitas tertinggi ke-2 di seluruh dunia. Baik hiponatremia maupun hipernatremia memberikan pengaruh negatif terhadap keluaran stroke. Hiponatremia meningkatkan angka kematian dan komplikasi, sedangkan hipernatremia sering terdeteksi bersamaan dengan penanganan edema serebral pada stroke. Data mengenai insidens gangguan kadar natrium pada stroke akut masih sangat kurang, terutama dari negara-negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan insidens gangguan kadar natrium pada pasien stroke akut dan deskripsi perbedaan rerata kadar natrium pada berbagai derajat defisit neurologi dan GCS saat masuk rumah sakit. Penelitian ini bersifat potong lintang berbasis rumah sakit dengan jumlah sampel sebanyak 82 dan kriteri inklusi tertentu. Hasil penelitian memperlihatkan angka insidens gangguan kadar natrium pada stroke akut sebesar 30%. Rerata kadar natrium 138.01 Meq/L (95% CI, 135,83-140,20). Hiponatremia didapatkan pada 28% kasus sedangkan hipernatremia pada 2% kasus stroke akut. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata kadar natrium berdasarkan beratnya stroke dan GCS (P > 0,05). Simpulan: Insidens gangguan kadar natrium pada stroke akut tinggi. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara rerata kadar natrium berdasarkan beratnya stroke dan GCS. Kata kunci: natrium, gangguan kadar natrium, stroke akut.
HUBUNGAN ANTARA KADAR GULA DARAH SEWAKTU DENGAN DISFUNGSI EKSEKUSI PADA CEDERA KEPALA Sekeon, Sekplin A. S.; Kembuan, Mieke A. H. N.; Pertiwi, Junita M.
KESMAS Vol 7, No 1 (2018): Volume 7, Nomor 1, Januari 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Cedera Kepala merupakan masalah kesehatan masyarakat global, sebagian besar disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Mayoritas penelitian cedera kepala berfokus pada keluaran motorik, komplikasi dan kematian. Masih sedikit informasi mengenai disfungsi eksekutif dalam hubungan dengan kadar glukosa darah pada kasus cedera kepala. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar glukosa darah sewaktu dengan kejadian disfungsi eksekutif pada pasien cedera kepala akut. Metode: Penelitian di disain potong lintang berbasis rumah sakit yang dilakukan selama 6 bulan di instalasi gawat darurat (IGD) RSUP Prof. R. D. Kandou. Populasi penelitian adalah seluruh pasien cedera kepala/CK yang dirawat pada fase akut. Sampel penelitian didapatkan sebanyak 76 orang setelah memenuhi kriteria penyertaan. Disglikemia bila kadar GDS dibawah 80 mg/dl (hipoglikemia) atau diatas 200 mg/dl (hiperglikemia). Disfungsi eksekutif jika didapatkan nilai diluar normal pada tes TMT-A dan B. Dilakukan analisis data univariat dan bivariat. Hubungan antar variabel dianalisis dengan uji chi square dan analisis odd ratio menggunakan perangkat lunak SPSS. Batas kemaknaan ditetapkan jika p<0,05. Hasil: Mayoritas cedera kepala terjadi pada laki-laki (80,3%). Usia dibawah 21 tahun merupakan segmen yang terbanyak (31,6%). Onset sampai 3 jam sejak kejadian saat tiba di RS sebesar 38,2%. Gejala penurunan kesadaran sebesar 65,8%. Sebagian besar kasus tergolong cedera kepala ringan (65,8%). Proporsi kejadian disglikemia adalah 3,9%. Proporsi gangguan fungsi eksekutif adalah sebesar 28,9%. Pada kelompok disglikemia didapatkan proporsi disfungsi eksekutif sebesar 33,3%, sedangkan pada non-disglikemia sebesar 28,8%. Pada uji statistik didapatkan OR 1,23 (95% CI 0,10 ? 14,39), p=0,86. Simpulan: Tidak didapatkan hubungan bermakna antara kadar glukosa darah sewaktu dengan kejadian disfungsi eksekutif pada cedera kepala akut.Kata kunci: Kadar Glukosa Darah, Disfungsi Eksekutif, Cedera KepalaABSTRACTIntroduction: Head injury is a global public health problem, commonly due to traffic accidents. Researches on head injury are mostly focused on motoric outcome, complication and mortality. There is lack of study about executive dysfunction among the victims, especially in relationship to blood glucose level. The objective of this study was to analyze the association between random blood glucose level and executive dysfunction in acute head trauma. Method: This was a hospital-based cross-sectional study for a-six-months period of research at local provincial tertiary hospital. Study population were head injury patients admitted to hospital in acute phase. We recruited consecutively 76 samples based on specific inclusion criteria. Dysglycemia was defined as random blood glucose was below 80 mg/dl (hypoglycemia) or above 200 mg/dl (hyperglycemia). Executive dysfunction was defined as abnormal score on TMT-A and B. We applied Chi square with Odd Ratio (OR) analysis to reach statistical conclusion. P-value less than 0,05 were significant. Result: Most of the patients were male (80,3%). Majority of cases were in group age of less than 21 years old (31,6%). Almost half of the patients (38,2%) were reach hospital within 3 hours after the accident. Most of them with unconsciousness as chief complaint (65,8%). Mild head injury were 65,8% of all cases. We found proportion of dysglycemia was 3,9%. Executive dysfunction was 28,9%. Among dysglycemic patients, we found the proportion of executive dysfunction was 33,3%, while in non-dysglycemia group executive dysfunction was 28,8%. In statistical analysis, we found OR 1,23 (95% CI 0,10 ? 14,39), p = 0,86. Conclusion: There was no significant association between blood glucose level and executive dysfunction among head injury due to traffic accidents.Keywords: Executive Dysfunction, Dysglycemia, Glucose Level, Head Trauma
Penanganan Stroke Iskemik Akut di Masa Pandemi COVID-19 Lengkong, Erlika; Warouw, Finny; Kembuan, Mieke A. H. N.
e-CliniC Vol 9, No 1 (2021): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.9.1.2021.32421

Abstract

Abstract: When the pandemic corona virus disease (COVID-19) occurs, emergency services and hospitals are finally disrupted. One of the medical emergencies which can cause death and disability as well as other problems if being ignored, especially in productive age patients is stroke. This study was aimed to obtain the management of ischemic stroke during COVID-19 pandemic. This was a literature review study using three databases, namely Clinical Key, PubMed and Google Scholar. The keywords used in data search were acute AND stroke AND pandemic. The results showed that the treatment of acute ischemic stroke during COVID-19 pandemic consisted of three stages, namely pre-hospitalization (public education, contacting medical assistance, use of personal protective equipment, pre-notification), hospitalization (emergency room, imaging room, neuroradiology unit, ICU and IMCU), and post hospitalali-zation (integrated team approach). In conclusion, the management of acute ischemic stroke during COVID-19 pandemic begins before the medical personnel take action until the action is carried out. The main things in the management of acute ischemic stroke during COVID-19 pandemic are handling fast and precisely, using adequate personal protective equipment (PPE), and using communication tools or long-distance medical care (telemedicine).Keywords: acute ischemic stroke, COVID-19, pandemic Abstrak: Saat terjadi pandemi corona virus disease (COVID-19), layanan kegawatdaruratan dan rumah sakit megalami perubahan. Salah satu kasus kegawatdaruratan medik yang menjadi penyebab kematian dan kecacatan serta dapat menimbulkan masalah lainnya jika diabaikan terutama pada pasien usia produktif ialah stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penanganan stroke pada masa pandemic COVID-19. Jenis penelitian ialah literature review yang menggunakan tiga database yaitu Clinikal key, PubMed dan Google Scholar. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian data ialah acute AND stroke AND pandemic. Hasil penelitian mendapatkan penanganan stroke iskemik akut di masa pandemi COVID-19 terdiri dari 3 tahapan yakni prahospitalisasi (edukasi masyarakat, menghubungi bantuan medis, penggunaan alat pelindung diri, pranotifikasi rumah sakit), hospitalisasi (ruang gawat darurat, ruang pencitraan, unit neuroradiologi, ICU dan IMCU), dan pasca hospitalisasi (pendekatan tim terpadu). Simpulan penelitian ini ialah penanganan stroke iskemik akut di masa pandemi COVID-19 dimulai dari sebelum tenaga medis melakukan tindakan sampai setelah tindakan dilaksanakan. Hal utama dalam penanganan stroke iskemik akut di masa pandemi COVID-19 ialah penanganan yang cepat dan tepat, penggunaan alat pelindung diri (APD) yang memadai, dan pemanfaatan alat komunikasi atau perawatan medis jarak jauh.Kata kunci: stroke iskemik akut, pandemi, COVID-19