Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Intervensi untuk Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia dari Aspek Psikologis: Literatur Review Iwan Shalahuddin; Indra Maulana; Udin Rosidin
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.2.2021.333-346

Abstract

Meningkatnya jumlah lanjut usia memunculkan permasalahan paling utama dari segi kesehatan serta kesejahteraan lanjut usia. Permasalahan tersebut bila tidak ditangani akan berkembang jadi permasalahan yang kompleks dari segi fisik, mental serta sosial yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Masalah kesehatan dan kesejahteraan tersebut diakibatkan oleh proses kemunduran akibat proses menua. Sebagian besar penduduk lanjut usia selalu mengalami proses kelemahan, keterbatasan serta ketidakmampuan, sehingga kualitas hidupnya akan mengalami penurunan. Tujuan dari pencarian artikel yaitu untuk mendapatkan artikel dari Indonesia ataupun luar negeri yang membahas mengenai cara meningkatan kualitas hidup lansia pada aspek psikologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode literatur review yang sesuai untuk digunakan dalam studi literatur ini berbentuk scoping review dikarenakan tujuan dari penelitian literatur riview ini adalah untuk mengetahui cara meningkatan kualitas hidup lansia pada aspek psikologi, sehingga dapat digunakan sebagai intervensi alternatif untuk meningkatan kualitas hidup lansia pada aspek psikologi.  Pencerian literatur dengan menggunakan beberapa sumber yaitu Ebscoshot, Google Scholar dan Pubmed sebanyak 2401 artikel, kemudian dilakukan telaahan denga critical appraisal menggunakan instrumen Joanna Briggs Institute (JBI)  . Hasil penelusuran literatur  ada beberapa intervensi yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup lanjut usia dalam aspek kesehatan psikologi atau mental. intervensi tersebut terdiri dari aktivitas fisik, religius, fungsi keluarga, dukungan keluarga, teman sebaya dan home based intervention konseling serta aktivitas fisik, pengaturan pernafasan, psikologi dan Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Kesimpulan bahwa aktivitas fisik dan religi merupakan intervensi yang aplicable, mudah, dan ramah yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas hidup lansia.
Terapi Aktivitas Kelompok menurunkan Tingkat Halusinasi pada Pasien Skizofrenia: Literature Review Indra Maulana; Taty Hernawaty; Iwan Shalahuddin
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.1.2021.153-160

Abstract

Jenis dan karakteristik gangguan jiwa sangat beragam, satu diantaranya yang sering dirawat yaitu skizofrenia. Diperkirakan lebih dari 90% pasien skizofrenia mengalami halusinasi. Untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan halusinasi, dibutuhkan penanganan yang tepat. Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang merupakan upaya untuk memfasilitasi perawat atau psikoterapis terhadap sejumlah pasien pada waktu yang sama. Tujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) terhadap penurunan tingkat halusinasi pada pasien skizofrenia. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode literature review. Penelusuran artikel dilakukan menggunakan beberapa search engine, diantaranya Google Scholar, Pubmed, dan Ebsco. Dalam penelusuran artikel ini digunakan batasan tahun yaitu mulai dari tahun 2015 hingga 2020. dan menghasilkan 27 temuan artikel. Lalu dilakukan penyeleksian  dan  didapatkan 5  artikel. Setelah artikel didapatkan, dilakukan critical appraisal pada kelima artikel tersebut menggunakan instrumen Joanna Briggs Institute (JBI). Kata kunci yang digunakan dalam penelusuran artikel berbahasa Inggris yaitu “Schizophrenia”, “Group Activity Therapy”, “Hallucination”, sedangkan dalam penelusuran artikel berbahasa Indonesia menggunakan kata kunci “Skizofrenia”, “Terapi Aktivitas Kelompok”, “Halusinasi”. Terapi Aktivitas Kelompok memberikan pengaruh yang signifikan dalam mengontrol beberapa penyakit mental seperti halusinasi, skizofrenia, delusi, dan depresi. Intervensi Terapi  Aktivitas Kelompok (TAK) dapat mengontrol halusinasi dan menurunkan halusinasi pada penderita skizofrenia secara signifikan. Kemudian lingkungan kelompok yang kondusif dan rasa saling percaya antar anggota kelompok dapat memutus halusinasi pada klien dengan skizofrenia.
Pendidikan Kesehatan Bahaya Cyberbullying pada Remaja di SMPN 5 Garut Indra Maulana; Iwan Shalahudin; Hesti Platini
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13, No 1 (2022): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v13i1.4214

Abstract

Bullying adalah tindakan negatif yang dilakukan oleh orang lain secara terus menerus atau berulang kali. Tindakan ini sering menyebabkan korban menjadi tidak berdaya, terluka secara fisik dan mental. Dalam aspek etimologis bully atau dalam bahasa Indonesia sering digunakan dalam bahasa "rundung" yang berarti mengganggu, terus-menerus mengganggu, merepotkan. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa intimidasi adalah masalah sepele, terutama jika dilakukan oleh anak-anak, beberapa orang tua menganggapnya sebagai perilaku yang wajar dari anak-anak. Cyberbullying umumnya dilakukan melalui media situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Yahoo Messenger, dan Line. Cara pembulatan bervariasi, mulai dari ancaman, penghinaan, penyebaran isu-isu palsu, bahkan tidak bermoral. Ada juga yang mencuri atau meretas akun email dan/atau situs jejaring sosial milik korban, kemudian memperbarui status dengan kata-kata atau gambar yang tidak senonoh. Pendampingan dilakukan dengan pengawasan langsung dengan bekerja dengan pusat penyuluhan. media yang digunakan untuk konseling adalah infocus dan poster. Metode yang digunakan adalah melalui beberapa tahapan yaitu penentuan tema yang akan digunakan penentuan daerah sasaran, survei daerah sasaran penyusunan bahan penyuluhan rencana perluasan, izin pelaksanaan, sosialisasi program, implementasi program, dan laporan akhir.
BEBAN KERJA MENTAL, FISIK DAN WAKTU PERAWAT DI POLI RSUD dr. SLAMET GARUT Indra Maulana; Ati Surya Mediawati; Egis Permana
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 11 No. 2, Juli 2020
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.529 KB) | DOI: 10.34035/jk.v11i2.441

Abstract

Beban kerja mental merupakan suatu perbedaan antara kapasitas dan kemampuan dalam melakukan pekerjaan atau tugas-tugasnya. Beban kerja yang tinggi bisa menyebabkan beban kerja mental, fisik, dan waktu sedangkan beban kerja yang rendah bisa menyebabkan kebosanan dan kejenuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran beban kerja mental, fisik, dan waktu perawat di ruangan poli RSU dr, Slamet Garut. Metode Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif, Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat di ruangan poli RSU dr Slamet Garut. Teknik pengambilan sampel total sampling, dengan besar sampel yaitu 62 orang perawat. Pengukuran beban kerja mental menggunakan NASA TLX yang dinilai oleh peneliti dari lembar kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskritif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja mental kategori tinggi sebanyak 58 responden (100,0%), beban kerja fisik kategori tinggi sebanyak 57 responden (98,3%), dan beban kerja waktu kategori tinggi sebanyak 57 responden (98,3%). Kesimpulan penelitian ini menggambarkan bahwa beban kerja perawat di ruangan poli RSU dr Slamet Garut kategori tinggi baik beban kerja mental, fisik, dan waktu. Perlunya perbaikan manajemen keperawatan perawat perlu menjaga kondisi fisik dan mental dalam memberikan pelayanan keperawatan karena beban kerja yang tinggi. Mental workload is a difference between capacity and ability to do work or tasks. High workload can cause mental workload, physical, time and low workload can cause boredom and burnout. This study is to find out how the mental, physical and nurse workload depictions in the poly room of dr. Slamet Garut Hospital. The research method used quantitative descriptive design. The population of the study was all nurses in the poly room of dr. Slamet Garut Hospital. The sampling technique was total sampling, with 62 nurses. The measurement of mental workload using NASA TLX which was assessed by researchers from the questionnaire sheet. The data analysis used quantitative descriptive analysis. The results showed that mental workload in the high category was 58 respondents (100.0%), physical workload in the high category was 57 respondents (98.3%), and the time workload in the high category was 57 respondents (98.3%). The conclusion was the workload of nurses in the poly room of dr. Slamet Garut Hospital in a high category both mental, physical, and time workloads. There needs to be an improvement in nursing management and nurses need to maintain physical and mental conditions in providing nursing services because of high workloads.
INTERVENSI BERBASIS SELF-CARE PADA PASIEN HIPERTENSI: A SCOPING REVIEW Theresia Eriyani; Firman Sugiharto; Meisha Nurlianti Hidayat; Iwan Shalahuddin; Indra Maulana; Fita Rizkiyani
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.184 KB)

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular dan menjadi penyebab terbesar dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Berbagai macam faktor berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian hipertensi, salah satunya adalah self care (perawatan diri). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran intervensi berbasis self care pada pasien dewasa dengan hipertensi. Metode: Studi literatur ini menggunakan metode scoping review dengan pendekatan PCC (Population, Concept, Context). Pencarian artikel menggunakan data base EBSCOhost dan PubMed, serta mesin pencarian Google Scholar dengan kata kunci populasi yaitu adults OR mature aged OR grown, konsep yaitu self care interventions OR self care practices OR self care, dan konteks yaitu hypertension OR high blood pressure OR elevated blood pressure OR hypertensive. Hasil: Hasil pencarian didapatkan 13 artikel yang teridentifikasi dan relevan dengan tujuan penelitian. Intervensi berbasis self care untuk penderita hipertensi di antaranya Self Care Berbasis Teknologi (Telementoring, aplikasi BPMAP dan E-Lifestyle, E-Counseling), Latihan Fisik (Exercise+PEH, Latihan Berjalan Kaki, Latihan Isometric Handgrip (IHG), Latihan Nafas Pranayama, dan Self Management Exercise Program), serta Pendidikan Kesehatan. Kesimpulan: Intervensi berbasis self care memiliki efektivitas yang positif terhadap tekanan darah, kualitas hidup, kepatuhan pengobatan, perilaku perawatan diri, dan kebugaran fisik pada pasien hipertensi.
Latihan Fisik untuk Menurunkan Resiko Jatuh pada Lansia: Literatur Review Iwan Shalahuddin; Indra Maulana; Theresia Eriyani; Devi Nurrahmawati
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 10, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.10.4.2022.739-754

Abstract

Seseorang yang telah memasuki lanjut usia (lansia) akan mengalami penurunan kondisi fisik dan terdapat perubahan fisik yang  ditandai  dengan  pendengaran yang kurang jelas,  penglihatan yang semakin memburuk,  penurunan kekuatan otot yang akan    mengakibatkan gerakan-gerakan yang lambat, dan gerakan tubuh.  Perubahan fisik lansia mengakibatkan gangguan mobilitas fisik yang akan membatasi kemandirian lansia dalam memenuhi  aktivitas  sehari-hari  dan  akan menyebabkan  terjadinya  resiko  jatuh  pada lansia. Gangguan keseimbangan merupakan penyebab utama yang  sering  mengakibatkan  seorang  lansia mudah jatuh Tujuan penelitian ini dengan bentuk literatur review adalah untuk mengetahui intervensi Latihan fisik yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko jatuh pada lansia. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode literatur review yang sesuai untuk digunakan dalam studi literatur ini adalah scoping review dikarenakan tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengetahui intervensi Latihan fisik yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko jatuh pada lansia.  Pencarian artikel dilakukan secara sistematis sesuai dengan PRISMA Flow Diagram tahun 2020 berdasarkan pada tiga basis data yang digunakan yaitu PubMed, Sciencedirect, dan Sage Journals. Hasil penelusuran literatur  ada beberapa intervensi Latihan fisik yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko jatuh pada lansia dengan cara Balance-Enhancing Exercise Program (BEEP), terapi fisik meditasi jalan (Walking Meditation), dan Multi-system Physical Exercise (MPE). Kesimpulan bahwa Resiko jatuh menjadi salah satu keluhan utama pada penderita lanjut usia. Resiko jatuh pada lansia sebenarnya dapat diatasi terutama bagi lansia yang aktif melakukan latihan dan mempunyai fungsi mental yang baik. Salah satu latihan fisik yang paling efektif untuk mengatasi resiko jatuh pada lansia yaitu Self-Administered Balance-Enhancing Exercise Program (BEEP).
Quality of Life among Post PCI and CABG Patients with Coronary Heart Disease in Cardiac Outpatient Units Dr. Slamet Garut Hospital Danis Aditia Syaputra; Aan Nur'aeni; Indra Maulana
Padjadjaran Acute Care Nursing Journal Vol 2, No 3 (2021): Padjadjaran Acute Care Nursing Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.872 KB) | DOI: 10.24198/pacnj.v2i3.33317

Abstract

Implementing Percutaneous Coronary Intervention (PCI) and Coronary Artery    Bypass Graft (CABG) among CHD patients does not entirely eliminate the risk of recurrence, stenosis, and death. These conditions may affect the patient's physical, psychological, and social condition. Changes in these conditions influence the quality of life. Therefore, this study aimed to identify the quality of life of post PCI and CABG CHD patients.The study used a quantitative design with a cross-sectional approach. The sampling technique used convenience sampling and obtained 42 respondents for one month. The data collection was conducted at Dr. Slamet Garut's cardiac outpatient unit using the Indonesian version of the Quality of Life After Myocardial Infarction QLMI (MacNew) questionnaire. Data were analyzed using quantitative analysis.Based on the results of the data analysis, overall, respondents had a high quality of life. 71.4% of respondents had a high global quality of life. Whereas 73.8% had a high quality of life in the social domain, 71.4% had a high quality of life in the emotional domain, and 69.0% had a high quality of life in the physical domain.Most of the respondents had a high quality of life. However, there were identified that nearly one-third of patients had a low quality of life. The lowest score was presented in the physical domain. Thus, these findings indicate the need for support in the physical domain for the patient. 
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengenalan dan Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru Hesti Platini; Indra Maulana
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 6 (2023): Volume 6 No 6 Juni 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i6.9622

Abstract

ABSTRAK Pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) telah menimbulkan efek negatif yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kesehatan. Sinergi terkait tuberculosis (TB) menjadi kurang diperhatikan. Sehingga diperlukan upaya pencegahan peningkatan kejadian TB melalui penyuluhan Kesehatan. Tujuan kegiatan yaitu Pendidikan kesehatan dalam pengenalan dan penatalaksanaan penyakit tuberkulosis paru melalui pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan peningkatan angka kejadian TB. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan dalam bentuk pendidikan kesehatan yang dilakukan secara langsung pada warga masyarakat melalui media audio visual dan leaflet. Hasil Pendidikan Kesehatan menunjukan adanya perubahan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan Kesehatan yaitu rata-rata peserta mengalami peningkatan pengetahuan antara pretest (59) dengan posttest (86). Berdasarkan hasil kuesioner, sebelum dan sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan tentang TB Paru pengetahuan peserta menjadi meningkat, maka dapat disimpulkan bahwa peserta mengetahui memahami dari apa yang sudah dijelaskan terkait materi TB Paru baik secara penegatahuan maupun dalam penatalaksaanaanya. Kata kunci: Pemberdayaan, Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, TB Paru  ABSTRACT The coronavirus disease (COVID-19) pandemic has had unprecedented negative effects on health. The synergies related to tuberculosis (TB) are receiving less attention. There is necessary to prevent an increase in the incidence of TB through health education. The aim of the activity is health education in the introduction and management of pulmonary tuberculosis through community empowerment in an effort to prevent an increase in the incidence of TB. The method used is counseling in the form of health education which is carried out directly to the community members through audio-visual media and leaflets. The results of health education showed that there were changes before and after health education, namely the average participant experienced an increase in knowledge between pretest (59) and posttest (86). Based on the results of the questionnaire, before and after the Health Education about Pulmonary TB the participants' knowledge increased, it can be concluded that the participants know and understand what has been explained regarding the material on Pulmonary TB both in knowledge and in its management.  Keyword: Empowerment, Health Education, Knowledge, Pulmonary TB
Pengenalan Tanda Gejala Dan Perawatan Mandiri Mengenai Rheumatoid Arhtritis Hesti Platini; Indra Maulana; Sandra Pebrianti
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 2 (2024): Volume 7 No 2 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i2.12925

Abstract

ABSTRAK Rheumatoid arthtritis dapat menyebabkan kecacatan dan penurunan produktivitas. Apabila peradangan tidak terkendali, maka dapat merusak tulang rawan, jaringan elastis yang menutupi ujung tulang di sendi, dan juga menyerang tulang. Sendi bisa menjadi longgar, tidak stabil, menyakitkan dan kehilangan mobilitasnya. Deformitas sendi dapat terjadi, sehingga kerusakan dapat terjadi. Sehingga diperlukan upaya pengenalan tanda gejala dan perawatan rheumatoid artritis. Tujuan kegiatan yaitu mensosialisasikan pendidikan kesehatan kepada masyrakat agar mengetahui tanda gejala penyakit reumatik dan dapat melakukan perawatan mandiri. Metode yang digunakan yaitu melalui pemberian informasi melalui penyuluhan dalam bentuk pendidikan kesehatan pada warga masyarakat melalui media audio visual dan leaflet. Hasil Pendidikan Kesehatan signifikan menunjukan adanya perubahan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan Kesehatan yaitu rata-rata peserta mengalami peningkatan pengetahuan (pretest: 45, Rata-rata postest: 82). Kesimpulan menunjukan peserta mengalami peningkatan pengetahuan mengenai rematik dan juga manajemennya. Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Penyuluhan, Reumatoid Arthritis  ABSTRACT Rheumatoid arthritis can cause disability and decreased productivity. If inflammation is not controlled, it can damage cartilage, the elastic tissue that covers the ends of bones in joints, and also attack the bones. Joints can become loose, unstable, painful and lose mobility. Joint deformity may occur, resulting in damage. This requires efforts to recognize signs and symptoms and treat rheumatoid arthritis. The aim of the activity is to disseminate health education to the community so that they know the signs and symptoms of rheumatic disease and can carry out self-care. The method used is through providing information through outreach in the form of health education to community members through audio-visual media and leaflets. The results of Health Education showed significant changes before and after health education, namely that the average participant experienced an increase in knowledge (pretest: 45, average posttest: 82). The conclusion shows that participants experienced increased knowledge about rheumatism and its management. Keywords: Health Education, Knowledge, Rheumatoid Arthritis
Intervensi Keterampilan Sosial Berbasis Kognitif dan Perilaku pada Pasien Skizofrenia : Scoping Review Indra Maulana; Iyus Yosep; Hesti Platini
Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK) Vol. 6 No. 2 (2023): DESEMBER
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jvk.v6i2.29893

Abstract

Skizofrenia merupakan suatu gangguan kejiwaan kompleks saat seseorang mengalami kesulitan dalam proses berpikir sehingga menimbulkan halusinasi, delusi, dan gangguan berpikir. Sebagian besar orang dengan skizofrenia ditandai dengan gangguan kemampuan untuk terlibat secara sosial dengan orang lain.Untuk mengetahui pengaruh Terapi Cognitive Behavioral Social Skill Training Tahap Melatih Kemampuan Berkomunikasi Pada Pasien Skizofrenia. Penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan design scoping review serta menggunakan Prisma flow, pencarian literatur dilakukan pada Database Pubmed, CINAHL. Menggunakan kata kunci yang telah ditentukan dan dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan 7 artikel yang sesuai dan layak digunakan dalam studi literatur. Dari hasil pencarian di dapatkan 7 artikel Hasil terapi CBSST ini memiliki berbagai macam manfaat diantaranya Mempengaruhi fungsi kognitif, meningkatkan kognisi sosial, penurunan gejala negatif. Hasil studi literatur ini diharapkan dapat mengembangkan atau menjadi pembaharuan penelitian mengenai Intervensi Cognitive Behavioral Social Skills Training untuk menangani pasien yang mengalami permasalahan psikosa Skizofrenia.