Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

The Correlation Between Demographic Characteristics With Wash Practices In Stunting Locus Salsabila Nabilla Puspa Ilham; Laili Rahayuwati; Witdiawati Witdiawati; Iqbal Pramukti; Gusgus Ghraha Ramdhanie
Journal of Nursing Care Vol 6, No 1 (2023): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v6i1.44393

Abstract

Human factors are very complex in the spread of disease. Stunting is caused by chronic malnutrition and infections in toddlers. Lack of access to clean water, hygiene, and sanitation contributes to stunting. Demographic factors can affect a person’s motivation to maintain hygiene. This study aims to be determined the correlation between demographic characteristics and water, sanitation, and hygiene (WASH) practices at the stunting locus. The method in this study used a correlational quantitative method with a cross-sectional design to be measured demographic characteristic and WASH practices variables. The study population consisted of Sukamulya village residents, and 463 Sukamulya village residents were sampled using total sampling. SPSS Version 26 for Windows was used for univariate and bivariate Chi-Square analysis. The results showed that 228 (49.2%) out of 463 of respondents had poor WASH practices. The results of the correlation test showed that there was a correlation between level of education and WASH practices with a score of Chi-Square 17,564 (p-value = 0,002). There is a correlation between education level and WASH practices at the stunting locus. Education affects a person’s perspective and decision-making, including environmental hygiene and health. Thus, the government and policymakers should hold WASH programs to educate the public about keeping the stunting locus clean.
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Orangtua dengan Praktik Pemberian Makan pada Balita dalam Upaya Pencegahan Stunting Nuraulia Aghnia Armansyah; Laili Rahayuwati; Witdiawati Witdiawati
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 5 (2023): Volume 5 Nomor 5 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i5.8541

Abstract

ABSTRACT Stunting is a chronic malnutrition problem that occurs because of inadequate intake of micro and/or macro nutrients due to inappropriate child feeding practices. Inappropriate child feeding practice can be influenced by individual and household level factors including parent’s education and parental income. This study aims to determine the relationship between the parent’s education level and parental income with the practice of feeding toddler to prevent stunting. This research is a correlative descriptive study with a cross-sectional approach. The population in this study are families with toddlers who live in Sukamulya Village, Bandung Regency. The sample of the study was 76 people chosen by total sampling. The results showed that most of the respondents (81.6%) had secondary education and had low income (56.6%), but the level of child feeding practices was in the poor category (56.6%). It can be concluded that there is no correlation between education level and parental income with child feeding practices (p>0.05). However, the implementation of appropriate child feeding practices should be improved and applied through health education and empowering community groups to prevent stunting.  Keywords: Child Feeding Practices, Stunting Prevention, Education Level, Parental Income  ABSTRAK Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang salah satunya disebabkan karena rendahnya pemenuhan zat gizi mikro dan/atau makro akibat praktik pemberian makan anak yang tidak tepat. Ketidakoptimalan praktik pemberian makan anak dapat dipengaruhi oleh faktor kepentingan tingkat individu dan rumah tangga meliputi pendidikan dan pendapatan orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan orangtua dengan praktik pemberian makan pada balita dalam upaya pencegahan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga dengan balita yang tinggal di Desa Sukamulya, Kabupaten Bandung. Sampel penelitian diambil dengan metode total sampling sebanyak 76 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden (81,6%) berpendidikan menengah dan berpendapatan rendah (56,6%), namun tingkat praktik pemberian makan anak berada pada kategori kurang baik (56,6%). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan orangtua terhadap praktik pemberian makan anak (p>0,05). Meskipun begitu, pelaksanaan praktik pemberian makan anak yang tepat harus tetap ditingkatkan baik melalui pendidikan kesehatan maupun pemberdayaan kelompok masyarakat sebagai upaya dalam mencegah kejadian stunting. Kata Kunci: Praktik Pemberian Makan Anak, Pencegahan Stunting, Tingkat Pendapatan, Tingkat Pendidikan.
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja: Self-Efficacy, Perceived Benefits dan Behavioral Intentions Witdiawati Witdiawati; Nisa Humaerotul Jannah; Umar Sumarna; Dadang Purnama
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 9 (2023): Volume 5 Nomor 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i9.11132

Abstract

ABSTRACT HIV/AIDS cases in Indonesia continue to increase every year. Adolescent groups have a high risk of spreading and transmitting HIV/AIDS. The purpose of this study was to identify the behavioral features of adolescents in the prevention of HIV/AIDS. This research used quantitative descriptive method with cross sectional approach on 94 respondents of adolescents in Pangandaran Village. The behavioral instrument for HIV/AIDS prevention uses the Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). The average age of respondents was 16.37 (SD=0.77). The highest response was women (62.8%). Most respondents already have positive behavior in HIV/AIDS prevention (76.6%), based on self-efficacy sub-variables mostly positive behavior (97.9%), perceived benefit mostly positive (97.9%) and behavior intention mostly positive (93.6%). HIV/AIDS prevention behavior is mostly good. But there are still some adolescent  who behave negatively. It is important to integrate and socialize HIV/AIDS prevention in adolescent activity programs. Further research on factors influencing adolescent behavior in HIV/AIDS prevention is needed with a larger sample size.  Keywords : Adolescent, Self Efficacy, Behavior, HIV/AIDS  ABSTRAK Kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menerus meningkat pada setiap tahunnya. Kelompok remaja memiliki resiko yang cukup tinggi dalam penyebaran serta penularannya HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS. Penelitan ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 94 responden remaja di Desa Pangandaran. Instrumen perilaku pencegahan HIV/AIDS mengunakan Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). Rata-rata usia responden adalah 16.37 (SD=0,77). Respon terbanyak adalah perempuan (62.8%). Sebagian besar responden sudah memilki perilaku positif dalam pencegahan HIV/AIDS sebesar (76.6%), berdasarkan sub variabel self efficacy sebagian besar berperilaku positif (97.9%), perceived benefit sebagian besar positif (97.9%) dan behavior intention sebagian besar positif (93.6%). Perilaku pencegahan HIV/AIDS sebagian besar sudah baik. Namun masih ada beberapa remaja yang berperilaku negatif. Penting adanya integrasi dan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS pada program kegiatan remaja. Penelitian lanjutan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS diperlukan dengan jumlah sampel yang lebih besar.  Kata Kunci : Remaja, Self Efficacy, Perilaku, HIV/AIDS
PkM Sosialisasi Aksi Bergizi Sebagai Upaya Pencegahan Anemia pada Siswa di SMPN 3 Garut Witdiawati Witdiawati; Dadang Purnama; Rohmalia M Noor
GUYUB: Journal of Community Engagement Vol 4, No 2 (2023): Pendampingan Peningkatan Ekonomi, Kesehatan, dan Pendidikan
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/guyub.v4i2.6545

Abstract

Currently, the prevalence of anemia in adolescents is still high. Anemia in adolescents is one of them caused by insufficient nutritional intake. Socialization is needed to increase adolescent knowledge and understanding of the importance of nutrition to prevent anemia. #AksiBergizi is one of the government's efforts in realizing healthy and anemia-free adolescents. Socialization activities for nutritious actions were carried out at SMPN 3 Garut with a health education method approach through a series of morning exercise activities together, breakfast together, giving material and giving blood-added tablets for female students. The activity was attended by 147 students. Of the total 41 students who were checked for HB, 21 students (51.2%) had low HB. Blood tablets were given to 88 female students.  Socialization of nutritious action is effective in increasing the understanding and knowledge of SMPN 3 Garut students in the prevention of anemia. There needs to be synergy between educational institutions and local health service institutions for the sustainability of school health programs.
Pemberdayaan Keluarga dalam Meningkatkan Adversity dan Spiritual Quotient Keluarga Pada Saat Pandemi di Rumah Citra Windani Mambang Sari; Neti Juniarti; Desy Indra Yani; witdiawati witdiawati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 3 (2024): Volume 7 No 3 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i3.13044

Abstract

ABSTRAK  Tahun 2021 merupakan tahun ke 2 berlangsungnya pandemic covid-19 yang  menyebabkan semua orang menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah demi memutus mata rantai Covid19. Selain pembatasan aktivitas, adversity dan spiritual merupakan suatu hal yang penting pada saat pandemi sebagai ketahanan pada keluarga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan keluarga dalam mengidentifikasi Adversity dan Spiritual Quotient anggota keluarganya serta mengembangkan strategi koping keluarga yang baik selama masa pandemi. Pengabdian ini merupakan rangkaian work-life balance yang dilaksanakan secara online dengan zoom meeting. Kegiatan ini dihadiri 208 orang yang terdiri dari peserta umum yang merupakan pekerja atau mahasiswa. Dari kuesioner wellnes yang disebarkan ke peserta hampir setengahnya dari peserta kurang merasa ceria, kurang merasa tenang dan santai, kurang merasa aktif, tidak bangun dengan perasaan segar dan istirahat, kehidupan sehari-hari tidak dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dalam waktu dua minggu terakhir. Berdasarkan hal tersebut, keluarga dapat memahami dan mempraktekan secara langsung bagaimana menyiapkan mental keluarga terutama di masa pandemi. Hal ini juga dapat menjadi rekomendasi untuk perawat komunitas dalam merencanakan intervensi untuk keperawatan keluarga. Kata Kunci: Spiritual, Adversity, Keluarga, Pandemi, Wellnes, Worklife-Balance  ABSTRACT Year of 2021 is the 2nd year of the covid-19 pandemic which causes everyone to spend most of their time at home to break the Covid19 chain. In addition to activity restrictions, adversity and spirituality are important during a pandemic as resilience in families. This activity aims to increase family empowerment in identifying Adversity and Spiritual Quotient of their family members and developing good family coping strategies during the pandemic. This service is a series of work-life balance which is carried out online with zoom meetings. This activity was attended by 208 people consisting of general participants who are workers or students. From the wellness questionnaire distributed to participants, almost half of the participants did not feel cheerful, did not feel calm and relaxed, did not feel active, did not wake up feeling refreshed and rested, and their daily lives were not filled with interesting things in the last two weeks. Based on this, families can understand and practice directly how to mentally prepare families, especially during a pandemic. This can also be a recommendation for community nurses in planning interventions for family nursing. Keywords: Spirituality, Adversity, Family, Pandemic, Wellness, Work-Life Balance
Gambaran Profil Demografi Penderita Hipertensi di Wilayah Kelurahan Ciwalen Garut Kota: Case Report Rifki Febriansyah; Witdiawati Witdiawati; Setiawan Setiawan
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 2 (2024): Volume 4 Nomor 2 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i2.13549

Abstract

ABSTRACT Hypertension or high blood pressure is called the silent killer because its symptoms are often without complaints and is the single main contributor to frequent diseases such as heart disease, stroke and kidney disease in Indonesia. Research to provide an overview of the characteristics of hypertension in residents in the Ciwalen Village area of Garut City. Used in this research is a survey method. Data collected using instruments was then analyzed using a frequency distribution based on the grouping of hypertension status along with risk factors that cause hypertension. Shows that hypertension can be influenced by demographic profile and lifestyle factors that are usually carried out by the community as evidenced by the lifestyle of people who adopt a lifestyle of smoking, lack of fruit and vegetables, lack of physical activity and obesity at risk of having hypertension with a hypotension category of 23 people (0.6 %), normal as many as 2679 people (67.1%), pre-hypertension as many as 725 people (15.5%), hypertension level 1 as many as 413 people (10.3%), hypertension level 2 as many as 208 people (5.2% ) and isolated systolic hypertension in 51 people (1.3%). The description of the demographic profile of hypertension can follow up on the efforts that have been given previously to be carried out independently by the community, especially hypertension sufferers, as a preventive and promotive effort to improve the health status of residents in the Ciwalen Village area, Garut City. Keywords: Hypertension, Demographic Profile, Community Nursing  ABSTRAK Hipertensi atau tekanan darah tinggi disebut sebagai the silent killer karena gejalanya yang sering tanpa keluhan dan menjadi kontributor tunggal utama untuk penyakit yang sering terjadi seperti penyakit jantung, stroke maupun ginjal di Indonesia. Penelitian untuk memberikan gambaran karakteristik hipertensi warga di wilayah Kelurahan Ciwalen Garut Kota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen kemudian dianalisis menggunakan distribusi frekuensi berdasarkan pengelompokan status hipertensi disertai faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi. Hasil menunjukkan kejadian hipertensi dapat dipengaruhi oleh profil demografi dan faktor-faktor pola hidup yang biasa dilakukan oleh masyarakat dibuktikan dengan pola hidup masyarakat yang menerapkan perilaku merokok, kurang buah dan sayur, kurang aktivitas fisik dan obesitas berisiko memiliki hipertensi dengan kategori hipotensi sebanyak 23 orang (0,6%), normal sebanyak 2679 orang (67,1%), pra hipertensi sebanyak 725 orang (15,5%), hipertensi tingkat 1 sebanyak 413 orang (10,3%), hipertensi tingkat 2 sebanyak 208 orang (5,2%) dan hipertensi sistolik terisolasi sebanyak 51 orang (1,3%). Adanya gambaran profil demografi penderita hipertensi dapat menindaklanjuti upaya yang telah diberikan sebelumnya untuk dilakukan kepada masyarakat secara mandiri khususnya penderita hipertensi sebagai upaya preventif dan promotif untuk meningkatkan derajat kesehatan warga di wilayah Kelurahan Ciwalen Garut Kota. Kata Kunci: Hipertensi, Profil Demografi, Keperawatan Komunitas
Hubungan Antara Usia dan Pengetahuan dengan Persepsi Stigma HIV/AIDS Pada Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Garut Hartiah Haroen; Wahyuni Maria Prasetyo Hutomo; Citra Windani Mambangsari; Witdiawati Witdiawati; Hasniatisari Harun
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i1.12991

Abstract

ABSTRACT There are approximately 5,100 new Human Immunodeficiency Virus (HIV) infections in the Housewife (IRT) group every year, and 35% of them are infected from their partners. This rate is higher than HIV cases in other groups such as the MSM (man sex with man). West Java is one of the four provinces with the highest number of HIV/AIDS cases in Indonesia. One of the districts in West Java with a high rate of HIV transmission is Garut Regency, where the estimation of 1,681 people with HIV/AIDS. To determine the relationship between age and knowledge with the perception of HIV/AIDS stigma among housewives. This research is a quantitative research with a cross sectional approach. Data collection was conducted in May 2023 and located in Village X, Garut Regency, West Java. The study population was housewives with inclusion criteria of women of childbearing age (aged 20-49 years) who resided permanently in the ciwalen sub-district area using purposive sampling technique as many as 97 housewives. Data collection was conducted door to door using a questionnaire which included demographic characteristics data, knowledge about HIV/AIDS using the HIV-KQ-18 Instrument consisting of 18 question items and perceived stigma using the stigma questionnaire from Berger's HIV Stigma Scale (HSS). Data were analyzed using SPSS software (Version 21), frequency distribution analysis and chi-square test. The research results showed that the majority of housewives (64 people, 66.0%) had poor knowledge about HIV, (32.0%) had high stigma about HIV and (34.0%) had low stigma. Meanwhile, only a few (34.0%) of the housewives had good knowledge and (25.8%) the housewives' stigma about HIV was low. Relationship between domestic workers' knowledge and stigma about HIV (P<0.021). The majority of housewives in the early adulthood stage (55 people, 56.7%), had high stigma (28.9%) and low stigma (27.8%), low stigma was more often found in late adulthood housewives (53.4%). Age was related to stigma about HIV (P < 0.014). To increase knowledge about HIV and reduce stigma in society, efforts are being made to increase knowledge and group discussions about HIV/AIDS. Keywords: HIV/AIDS, Housewives, Age, Knowledge, Stigma.  ABSTRAK Terdapat 5.100 infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) baru  pada kelompok Ibu Rumah Tangga (IRT) setiap tahunya dan sebagian besar 35% tertular dari pasangannya, angkat tersebut lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya seperti kelompok MSM (man sex with man). Jawa Barat merupakan salah satu dari empat provinsi dengan jumlah kasus HIV/AIDS tertinggi di Indonesia. Salah satu kabupaten di Jawa Barat yang  angka penularan HIV-nya tinggi adalah Kabupaten Garut,  perkiraan jumlah orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) sebanyak 1.681 orang. Diketahui hubungan usia dan pengetahuan dengan persepsi stigma  HIV/AIDS pada ibu rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2023 dan berlokasi di Desa X, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga dengan kriteria inklusi wanita usia subur (usia 20-49 tahun) yang bertempat tinggal tetap di wilayah tersebut dengan menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 97 ibu rumah tangga. Pengumpulan data dilakukan secara door to door dengan menggunakan kuesioner yang meliputi data karakteristik demografi, pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan menggunakan Instrumen HIV-KQ-18 yang terdiri dari 18 item pertanyaan dan stigma yang dirasakan dengan menggunakan kuesioner stigma dari Berger's HIV Stigma Scale (HSS). Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Versi 21), analisis distribusi frekuensi dan uji chi-square. Penelitian menunjukan mayoritas IRT (64 orang, 66,0%) memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang HIV, (32.0%) memiliki stigma tentang HIV yang tinggi dan (34,0%) yang memiliki Stigma rendah. Sementara hanya sedikit (34,0%) diantara IRT yang memiliki pengetahuan baik dan (25,8%) stigma IRT tentang HIV yang rendah. Hubungan pengetahuan dan stigma IRT tentang HIV (P<0.021). Mayoritas Usia IRT pada tahap dewasa awal (55 orang, 56.7%), memiliki  stigma tinggi (28,9%) dan stigma rendah( 27,8%), stigma rendah lebih banyak dijumpai pada IRT Usia dewasa akhir (53,4%). Usia memiliki hubungan dengan stigma tentang HIV (P < 0.014). Untuk meningkatkan pengetahuan tentang HIV dan mengurangi stigma di masyarakat  dilakukan upaya-upaya peningkatan pengetahuan dan  diskusi kelompok bersama tentang HIV/ AIDS. Kata Kunci: HIV/AIDS, Ibu Rumah Tangga, Usia, Pengetahuan, Stigma.
Tingkat Hardiness pada Mahasiswa dalam Menghadapi Pembelajaran Online Masa Pandemi Cah Soniman Nitema Gea; Iyus Yosep; Udin Rosidin; Indra Maulana; Witdiawati Witdiawati
Jurnal Keperawatan Silampari Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan Silampari
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/jks.v7i1.4342

Abstract

This study aims to determine the hardiness of 2018 Unpad Faculty of Nursing final-year students dealing with online learning during a pandemic. The research method used in this research is a quantitative descriptive method. The results showed that 108 students (70.6%) of FKep Unpad A'2018 had moderate hardiness. In conclusion, the resilience and hardiness of FKep Unpad A'2018 students are in the medium category. Keywords: Hardiness, Student, COVID-19 Pandemic, Online Learning
Pentingnya Diet Hipertensi pada Lansia Hipertensi di Rw 05 Ciwalen Garut Nina Sumarni; Udin Rosidin; Dadang Purnama; Iwan Shalahhudin; Witdiawati Witdiawati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 5 (2024): Volume 7 No 5 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i5.14648

Abstract

ABSTRAK Meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia telah menjadi sebuah fenomena yang berdampak langsung pada peningkatan jumlah lansia di negara iniTop of Form, salah satu masalah kesehatan yang paling umum pada orang tua adalah hipertensi. Hipertensi cenderung mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia disebabkan oleh perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh, gaya hidup, dan faktor genetik. Hipertensi telah meningkat sebesar 80 persen. Jumlah hipertensi di negara-negara berkembang meningkat dari 639 juta pada tahun 2000 menjadi 1,15 miliar pada tahun 2025. Pendekatan holistik dan efektif dapat dikembangkan dalam manajemen asuhan kesehatan lansia ialah dengan mengendalikan pola makan, pengobatan, serta olahraga yang teratur. Penerapan diet rendah hipertensi dapat berhasil jika penderita hipertensi memiliki pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga yang baik terhadap pelaksanaan diet. Kurangnya Pengetahuan masyarakat tentang diet dapat menyebabkan kurangnya kesadaran dalam menjaga dan pencegahan terjadinya peningkatan tekanan darah. Tujuan kegiatan adalah memberikan pendidikan kesehatan pada para penderita hipertensi yang berada di Rw 05 tentang pentingnya diet hipertensi. Metode yang Digunakan metode ceramah dengan alat bantu Power Point, Poster, dan video. Kegiatan diikuti oleh 36 orang. Sebelum Ceramah diet hipertensi, para peserta diberi pretest selama 20 menit dengan hasil skor rata rata pretest 65, dan setelah diberikan ceramah dan tanya jawab dilakukan lagi posttest dengan skor rata rata 87. Setelah dilakukan ceramah dan Tanya jawab terdapat peningkatan pengetahuan tentang pentingnya diet hipertensi sebesar 22 poin. Terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang” Pentingnya Diet pada penderita hipertensi di RW 05 Ciwalen Garut. Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Diet Hipertensi, Lansia  ABSTRACT Increasing life expectancy in Indonesia has become a phenomenon that has a direct impact on the increase in the number of elderly people in this country, one of the most common health problems in older people is hypertension. Hypertension tends to increase with age due to physiological changes that occur in the body, lifestyle and genetic factors. Hypertension has increased by 80 percent. The number of hypertension in developing countries increased from 639 million in 2000 to 1.15 billion in 2025. A holistic and effective approach can be developed in the management of elderly health care by controlling diet, medication, and regular exercise. Implementing a low-hypertension diet can be successful if hypertension sufferers have good knowledge, attitudes, and family support for implementing the diet. Lack of public knowledge about diet can lead to a lack of awareness in maintaining and preventing increased blood pressure. The activity aims to provide health education to hypertension sufferers in Rw 05 about the importance of a hypertension diet. The method used is the lecture method using PowerPoint, posters, and videos. The activity was attended by 36 people. Before the hypertension diet lecture, the participants were given a pretest for 20 minutes with an average pretest score of 65, and after being given a lecture and question and answer, a posttest was carried out again with an average score of 87. After the lecture and question and answer there was an increase in knowledge about the importance of diet. hypertension by 22 points. There was an increase in knowledge after health education was carried out about "The Importance of Diet for Hypertension Sufferers in RW 05 Ciwalen Garut." Keywords: Health Education, Hypertension Diet, Elderly
Program Ceting Mbah Salimah sebagai Upaya Ketahanan Pangan untuk Pencegahan Stunting di Keluarga Kecamatan Rancaekek Citra Windani Mambang Sari; Hartiah Haroen; Witdiawati Witdiawati; Nina Sumarni
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 8 (2024): Volume 7 No 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i8.15203

Abstract

ABSTRAK  Ketahanan pangan adalah dengan memiliki akses yang cukup terhadap pangan yang bergizi dan bervariasi. Sebuah keluarga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi setiap anggotanya, memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Ketahanan pangan sebuah keluarga merupakan suatu upaya pencegahan stunting di keluarga. CETING MBAH SALIMAH, Cegah Stunting dengan menanam Buah dan Sayur di Lingkungan Rumah dilaksanakan di Desa Sukamulya dengan metode workshop yang dihadiri 39 keluarga. Nilai pelaksanaan post-test untuk penyampaian materi tentang penanaman buah dan sayuran membuahkan hasil, menunjukkan bahwa peserta lebih memahami materi tentang penanaman buah dan sayur, dengan peningkatan pemahaman sebesar 22,57 % dari 51,28 menjadi 73,85. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan dilakukan dengan lancar dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep penanaman dengan media tanah. Program ini diharapkan dapat berlanjut dengan melanjutkan inovasi dengan fokus pada bercocok tanam yang sederhana sebagai upaya pencegahan stunting di keluarga. Kata Kunci: Program Ceting, Ketahanan Pangan, Stunting ABSTRACT Food security is having sufficient access to nutritious and varied food. A family can meet the nutritional needs of each member, ensure optimal growth and development, and increase the body's resistance to disease. A family's food security is an effort to prevent stunting in the family. CETING MBAH SALIMAH, Prevent Stunting by planting Fruits and Vegetables in the Home Environment was implemented in Sukamulya Village with a workshop method attended by 39 families. The value of the implementation of the post-test for the delivery of material on planting fruits and vegetables produced results, showing that participants better understood the material on planting fruits and vegetables, with an increase in understanding by 22.57% from 51.28 to 73.85. These results show that the activities were carried out smoothly and provided a better understanding of the concept of planting with soil media. This program is expected to continue by continuing innovations with a focus on simple farming as an effort to prevent stunting in the family.  Keywords: Ceting Program, Food Security, Stunting