Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisis Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SMP Negeri 2 Gianyar I Putu Oscar Perdana Putra; Ni Made Pujani; Luh Mitha Priyanka
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 6 No. 1 (2023): JPPSI, April 2023
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis profil minat belajar IPA siswa dan faktor-faktor yang memengaruhi minat belajar IPA siswa SMP Negeri 2 Gianyar pada pembelajaran daring. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif. Data diperoleh melalui kuesioner, wawancara, dan studi dokumentasi. Sumber data dari penelitian ini siswa di SMP Negeri 2 Gianyar. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 2 Gianyar berjumlah 1290 orang dengan jumlah sampel sebanyak 364 orang siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate random sampling. Data mengenai profil minat belajar siswa diperoleh dengan penyebaran kuesioner tertutup dan wawancara. Hasil pengolahan data dari kuesioner terhadap empat aspek minat diperoleh data bahwa sebanyak 55,08% siswa memiliki minat sedang, sedangkan berdasarkan tingkat kelas sebesar 64,21% memiliki minat sedang. Data tersebut diperkuat melalui triangulasi teknik, triangulasi sumber data, dan member check. Data mengenai faktor-faktor yang memengaruhi minat belajar siswa, dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi diperoleh hasil sebagai berikut. Faktor internal yang mempengaruhi minat adalah motivasi sebanyak 65%, bakat 55%,dan cita-cita 60%, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar IPA, yaitu faktor keluarga sebanyak 40%, teman 50%, guru, 65% dan fasilitas sekolah sebanyak 55%.  Jadi dapat dinyatakan bahwa minat belajar di SMP Negeri 2 Gianyar tergolong sedang. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor motivasi dan cita-cita, sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh adalah faktor teman, guru, dan fasilitas sekolah.
Etnoscience Study in Basic Science Course I Nyoman Selamat; Luh Mitha Priyanka
Wahana Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya Vol. 17 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/wms.v17i1.60837

Abstract

Learning difficulties experienced by students in basic science learning are basic science topics are still very textual. Students become confused and difficult to solve contextual problems. One way to link science topics through contextual learning is by integrating local wisdom into science content. One study related to local wisdom is ethnoscience. Ethnoscience is an attempt to reconstruct indigenous knowledge in society (indigenous science) into scientific knowledge (scientific knowledge). This reconstruction process will be useful in supporting the achievement of science concepts in learning. Therefore, it is considered important to research to identify the original scientific concepts in Balinese people which can be included in Basic Science learning. This research is qualitative research that aims to identify and analyze Balinese ethnoscience studies in Basic Science learning. The subjects of this research were students and expert lecturers who were taken through purposive sampling technique. Data on student learning difficulties were obtained through observation and interviews, while data on the relevance of Balinese ethnoscience studies in Basic Science learning were obtained through questionnaires, interviews, and literature studies. The results of this study indicate that there are Balinese ethnoscience studies in Basic Science learning, especially in separating mixtures, diversity of living things, heat, material changes, and biotechnology. With this result, basic science learning will be more contextual using Balinese ethnoscience study as an example. Furthermore, the difficulties in learning science experienced by students can be overcome. Keywords: contextual learning; ethnoscience; basic science