Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Pemberian BAP dan NAA terhadap Pertumbuhan Krisan (Chrysanthemum morifolium, Ram.) dalam Kultur Jaringan Yohana Theresia Maria Astuti; Neny Andayani
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 10, No 1 (2005): February 2005
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v10i1.2796

Abstract

The objective of this study was to evaluate the effect of combination benzyl amino purine(BAP) and naphtalene acetid acid (NAA) on tissue culture of Chrysanthemum. Theexperiment was conducted at The Tissue Culture Laboratory, Agriculture Faculty,Stiper Agriculture Institute. The Completely Randomized Design was applied in thisexperiment, consisting of two factors; those were BAP and NAA application. Each factorconsisted of four treatments. Each combination of treatment was carried out with ninereplications. The conclusion from this study were: Application of higher BAP and NAAconcentration increased budding of explant, whereas application of higher NAA thanBAP concentration increased the growth of bud and leaf number, also increased rootingof explant.
PENGARUH KONSENTRASI AUKSIN BAWANG MERAH (Allium cepa var ascalonicum L.) DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN STEK Turnera subulata Ety Rosa Setyawati; Neny Andayani; Supriyadi Supriyadi
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i2.1899

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak auksin bawang merah dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan stek Turnera subulata. Penelitian dilakukan di Desa Talohen Hulu, kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah yang telah dilaksanakan tanggal 10 November 2021-02 februari 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama konsentrasi ekstrak bawang merah yang terdiri dari 4 aras yaitu: 0 g/ℓ, 500 g/ℓ, 1000 g/ℓ, dan 1500 g/ℓ. Faktor kedua komposisi media tanam terdiri dari 3 macam yaitu: perbandingan tanah:pupuk kandang 1:1, 2:1, dan 3:1. Kombinasi ada 12 perlakuan di ulang 4 kali. Hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam dengan jenjang nyata 5%. Hasil analisis menunjukkan ada interaksi nyata antara konsentrasi ekstrak bawang merah dan komposisi media tanam terhadap jumlah daun. Perlakuan terefisien pada kombinasi ekstrak bawang merah 0 g/ℓ dan komposisi media tanam 3:1. Media tanam berpengaruh nyata pada jumlah daun, panjang akar, berat segar akar, dan berat kering akar, terbaik pada komposisi tanah:pupuk kandang 3:1.
APLIKASI JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR DAN PUPUK ANORGANIK PENGARUHNYA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS Pauliz Budi Hastuti; Neny Andayani; Muhammad Shabri Sidiq
AGROISTA : Jurnal Agroteknologi Vol. 5 No. 2 (2021): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Agroteknologi INSTIPER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.791 KB) | DOI: 10.55180/agi.v5i2.108

Abstract

This study aims to determine the effect of the dose of arbuscular mycorrhiza fungi (AM) and the administration of inorganic fertilizers on the growth and yield of sweet corn. This research was conducted in Kota Bangun Village, Tapung Hilir, Kampar, Riau in June to August 2020. The experimental design used was a completely randomized design consisting of two factors and four replications. The first factor was the dose of AM fungi consisting of 4 levels, namely 0 g / plant, 10 g / plant, 15 g / plant, 20 g / plant. The second factor was the administration of inorganic fertilizer consisting of 4 levels, namely (6 g NPK + 4 g urea)/plant, (4.5 g NPK + 3 urea)/plant, (3 g NPK + 2 g urea)/plant, (1.5 g NPK + 1 g urea)/plant. The observations were analyzed using Analysis Of Variance (ANOVA) at a level of 5%, a significantly different among treatment in further tests with Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at a level of 5%. The results showed that there was no good combination the dose of AM fungi and inorganic fertilizers on the growth and yield of sweet corn crops. The dose of AM fungi 10 g / plant gives a better influence on diameter of stem and the percentage of AM infection, inorganic fertilizer administration dose (6 g NPK + 4 g urea) produces the best cob weight. Keywords: Sweet Corn, Mycorrhiza Arbuscular, Inorganic Fertilizer
PENGARUH PUPUK TANKOS (TANDAN KOSONG) DAN FREKUENSI PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) PRE NURSERY Anjas Kurniadi; Neny Andayani; Enny Rahayu
AGROISTA : Jurnal Agroteknologi Vol. 4 No. 2 (2020): NOVEMBER
Publisher : Program Studi Agroteknologi INSTIPER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.352 KB) | DOI: 10.55180/agi.v4i2.183

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk tankos yang baik dalam meningkatakan pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery, untuk mengetahui pengaruh frekuensi penyiraman yang baik dalam meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery dan untuk mengetahui interaksi pupuk tankos dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. Penelitian dilaksanakan di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penilitian dilaksanakan dalam jangka waktu sekitar 3 bulan. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan melakukan penanaman. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu metode rancangan acak lengkap (RAL) atau Complet Randomized Design (CRD) yang terdiri dari dua faktor. Faktor yang pertama dosis tankos yang terdiri dari 4 aras : T0 = 0 gram/polybag (kontrol), T1 = 30 gram/polybag, T2 = 60 gram/polybag dan T3 = 90 gram/polybag. Faktor yang kedua frekuensi penyiraman : A1 = penyiraman 1 hari sekali, A2 = penyiraman 2 hari sekali, A3 = penyiraman 3 hari sekali. Dengan sususan diatas diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Masing-masing kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, sehingga seluruhnya adalah 4 x 3 x 3 = 36 tanaman. Hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam (analisis of variance) pada jenjang nyata 5% untuk mengetahui perbedaan nyata antara perlakuan digunakan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada jenjang nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi nyata antara dosis pupuk tankos dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit, aplikasi pupuk tankos memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun bibit kelapa sawit, frekuensi penyiraman tidak berpengaruh nyata pada pertumbuhan bibit kelapa sawit. Kata Kunci: Dosis tangkos, frekuensi penyiraman, bibit kelapa sawit