Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Bisnis Vlogging dalam Industri Media Digital di Indonesia Jimi Narotama Mahameruaji; Lilis Puspitasari; Evi Rosfiantika; Detta Rahmawan
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 15 No. 1 (2018)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.364 KB) | DOI: 10.24002/jik.v15i1.1007

Abstract

This study explores the phenomenon of Vlogger as a new business in the digital media industry in Indonesia. Vlogger refer to social media users who regularly upload a variety of video content with various themes. We used case study to describe and analyze Youtube’s significant role in managing Vlogger communities, and also design support systems to make the communities growth and sustainable. We also explore Vlogger role as Online Influencer. This study is expected to be one of the references related to Vlogger phenomenon in the context of digital media studies in Indonesia.
Pengembangan konten positif sebagai bagian dari gerakan literasi digital Detta Rahmawan; Jimi Narotama Mahameruaji; Renata Anisa
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 7, No 1 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.455 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v7i1.20575

Abstract

Menjamurnya hoaks, misinformasi, disinformasi, hingga riuhnya konflik terkait isu politik identitas di media digital adalah contoh permasalahan yang coba diatasi oleh gerakan literasi digital di Indonesia. Salah satu strategi gerakan ini adalah dengan mengajak khalayak media, terutama anak muda untuk lebih banyak mengonsumsi, membuat, dan menyebarkan “konten positif”. Menariknya, hingga kini masih belum ada kajian yang mendefinisikan dan menggali lebih jauh pandangan serta persepsi anak muda itu sendiri terkait dengan konsep konten positif. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, peneliti melakukan penggalian pemahaman konten positif pada anak muda dengan melakukan focus grup discussion kepada total 36 mahasiswa yang tersebar di empat perguruan tinggi negeri di Jawa Barat, yaitu Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Singaperbangsa Karawang. Selain itu wawancara mendalam juga dilakukan kepada lima pakar terkait media digital yang terdiri dari perwakilan pihak akademisi, industri, maupun pemerintahan. Eksplorasi juga dilakukan pada pemberitaan terkait konten positif di media online. Penelitian ini memperlihatkan bahwa ide penyebaran konten positif sebagai bagian dari gerakan literasi digital masih belum dipahami anak muda dengan baik. Selain itu, tidak ada kesepahaman terkait definisi operasional dari konten positif. Informan menyatakan bahwa konten yang bernilai informatif, inspiratif, dan memiliki nilai guna, adalah contoh konten positif. Informan juga memiliki persepsi bahwa konten positif memiliki jumlah dan tingkat popularitas di bawah konten yang bersifat negatif. Mereka juga mengatakan bahwa masih diperlukan berbagai sosialisasi literasi digital dan konten positif agar ide ini dapat diterima dan disebarkan secara lebih luas.
Efikasi politik dan jenjang partisipasi politik pemilih pemula Kunto Adi Wibowo; Detta Rahmawan; Azman Hamdika Syafaat
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.126 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i2.26433

Abstract

Partisipasi politik pemilih pemula secara teoritis memiliki beragam bentuk dan saluran. Sementara di Indonesia, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum Indonesia memiliki fokus pada peningkatan partisipasi politik electoral terutama pada kelompok pemilih pemula. Terkait dengan hal tersebut, maka penelitian ini melakukan studi mengenai partisipasi politik dari Civic Voluntarism Model (CVM) terutama aspek efikasi politik sebagai prediktor utama partisipasi politik pemilih pemula. Selain itu, penelitian ini juga melakukan penyelidikan terkait jenjang partisipasi dari perspektif risiko, sumber daya, dan fokus intervensi institusi politik di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan secara tatap muka dan daring kepada 406 mahasiswa Universitas Padjadjaran dari tanggal 28 Mei 2019 sampai dengan 16 Juli 2019. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya penelitian ini menggunakan analisis regresi mediasi dengan efikasi politik sebagai prediktor dan partisipasi politik secara daring, luring, serta memilih pada pemilu 2019 secara berurutan merupakan mediator dan efek. Hasil penelitian mendemonstrasikan bahwa efikasi politik tidak memprediksi partisipasi memilih secara langsung. Efikasi politik memprediksi partisipasi politik daring, dan partisipasi politik daring selanjutnya memprediksi partisipasi politik luring, namun partisipasi politik luring tidak memprediksi partisipasi memilih pada pemilu 2019. Selanjutnya, isu praktis dan akademis terkait partisipasi politik dan konsolidasi demokrasi didiskusikan dalam bagian akhir dari artikel ini.
The Mediatization of “SARA” Conflict in Indonesian Online Media Eni Maryani; Detta Rahmawan; Irma Garnesia
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.22 KB) | DOI: 10.24329/aspikom.v4i1.526

Abstract

This study aims to analyses the news on "Aksi Damai" or "Peaceful Protest" occurred on December 2, 2016, in Jakarta related to the incumbent Jakarta Governor, Basuki Tjahaja Purnama or Ahok, over a blasphemy case. The "212 Peaceful Protest" is a protest conducted by several hardliner Muslim groups against Ahok, a Chinese Christian. Ahok was accused of a blasphemy-related to his statements about politicians who exploit a verse from the Holy Qur'an, to win the elections. The study uses a concept of mediatizations with quantitative and qualitative methods to collect data through content analysis, observation, and interviews. The research subject is two online media in Indonesia, Republika.co.id and Metrotvnews.com. The news from Republika.co.id and Metrotvnews.com are being collected from November 28 to December 4, 2016. In Indonesia, Republika.co.id is considered as a media that is oriented toward Muslim agenda, while Metrotvnews.com is oriented toward nationalism agenda. The results show that both Republika.co.id and Metrotvnews.com build a media logic or mediatizations related to Ahok's blasphemy cases. Republika.co.id emphasizes a narrative on divinity and piety logic, while Metrotvnews.com builds a narrative on the importance of national unity and legal political logic. The substance this study can be concluded that efforts to disseminate the values of tolerance and appreciate the noble values of humanity in a multicultural society must be carried on.
Peran Vlogger Sebagai Online Inflluencer dalam Industri Media Digital di Indonesia Detta Rahmawan; Jimi Narotama Mahameruaji; Hanny Hafiar
PRoMEDIA Vol 3, No 2 (2017): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.279 KB) | DOI: 10.52447/promedia.v3i2.938

Abstract

Vlogger (Video Blogger) atau di Indonesia juga kerap disebut dengan YouTuber dan Content Creator adalah sebuah fenomena menarik dalam perkembangan industri media digital. Para Vlogger ini mengunggah beragam video pada akun media sosial mereka dengan tema yang bervariasi: mulai dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari, pendapat mereka akan berbagai topik yang sedang hangat diperbincangkan, hingga berbagai tutorial dan ulasan barang. Penelitian ini menganalisis peran Vlogger dalam industri media digital di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus. Penelitian ini menemukan bahwa Vlogger telah menjadi salah satu entitas bisnis yang unik dalam industri periklanan dan industri media digital. Vlogger dapat dilihat sebagai manifestasi konsep Micro-Celebrity serta Online Influencer atau selebritis online yang berpengaruh, terutama di kalangan anak muda. Video Blog dianggap sebagai salah satu bentuk komunikasi yang unik dimana kedekatan antara Vlogger sebagai selebritis dengan khalayak atau fans dapat dibangun dengan cara memperlihatkan keseharian aktifitas para Vlogger tersebut. Bentuk promosi dan endorsement dengan menggunakan vlog juga dianggap lebih natural dibandingkan iklan digital yang bersifat konvensional. Penelitian tentang Vlogger dalam ekosistem bisnis media, terutama dalam konteks Indonesia masih sangat jarang ditemukan. Oleh karena itu diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan terkait fenomena Vlogger dalam konteks perkembangan industri media digital di Indonesia.
PERBINCANGAN MENGENAI HUKUMAN MATI TERKAIT KASUS BALI NINE DAN MARY JANE DALAM SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER Jimi Narotama Mahameruaji; Teddy Kurnia Wirakusumah; Detta Rahmawan
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 4, No 1 (2016): June 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (952.084 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v4i1.7817

Abstract

Twitter telah menjadi alat atau media komunikasi yang sangat populer diantara para pengguna Internet. Melalui Twitter, penggunanya dapat berbagi cerita hidup mereka sehari-hari, melakukan perbincangan dengan pengguna lain dan juga mengekspresikan pendapat mereka. Twitter juga dapat dilihat sebagai sebuah wadah untuk melakukan perbincangan politik dan isu-isu publik. Oleh karena itu, peran Twitter terkait partisipasi publik, kampanye, dan pembentukan opini publik kini semakin diperhitungkan (Jungherr, 2015). Fokus penelitian ini tentang perbincangan para pengguna Twitter di Indonesia mengenai peristiwa hukuman mati kasus narkoba Bali Nine dan Mary Jane. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa ragam perbincangan yang terjadi di antara para pengguna Twitter Indonesia terkait kasus hukuman mati tersebut, apa argumen yang muncul terkait penolakan maupun dukungan terhadap isu hukuman mati, dan juga siapa saja Twitter Influencer yang berperan dalam isu ini. DOI: 10.24198/jkk.vol4n1.5
Multi Case Analysis on The Development of Fact-Checking Organizations in Indonesia Detta Rahmawan; Rudi Hartanto; Irma Garnesia
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 10, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkk.v10i1.38752

Abstract

The network of fact-checking organizations has expanded widely, and these organizations are seen as one of the important elements in the efforts to tackle the spread of disinformation, misinformation, or hoax in the society. Although the number of fact-checking organizations in all parts of the world continue to increase, scholarly studies which tries to capture the presence of fact-checking practices in Global South Countries, including Indonesia are still limited. This study uses a multi-case study method to analyze the development of fact-checking practices carried out by six organizations in Indonesia which already certified by the International Fact-Checking Network (IFCN) namely: Liputan6, Suara.com, Tirto.id, Kompas.com, Tempo.co, and MAFINDO. Since fact-checking initiatives became popular about six years ago in Indonesia, we discovered that Indonesian fact-checking organizations have grown and strengthened their presence nationally, as well as engaged with various networks of global organizations that leading the ongoing fight against hoax. However, Indonesian fact-checking organizations are still facing several challenges in the context of standardizing fact-checking methodologies, measuring and evaluating the “impact” of their fact-checking activities and related to the management of fact-checking resources. While this study attempts to contribute an overview of Indonesian fact-checking organizations, further studies on fact-checking initiatives with various methodological approaches are still needed to comprehensively look at the role of fact-checking organizations in Indonesia.
Analisis Representasi dan Stereotip Gender dalam Film Animasi Anak Hilmi Dafa Rabani; Kunto Adi Wibowo; Detta Rahmawan
Jurnal Komunikasi Global Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jkg.v13i2.39594

Abstract

Film animasi anak sering kali menjadi media yang kuat dalam membentuk persepsi awal pada anak tentang peran dan stereotip gender. Penelitian ini mengkaji representasi gender dalam film animasi anak, dengan fokus pada atribut fisik, kepribadian, dan sosial karakter-karakter yang ditampilkan. Menggunakan metode analisis isi kuantitatif, penelitian ini menganalisis 100 karakter berbentuk manusia dari tujuh film animasi teratas yang dirilis antara tahun 2021-2023. Temuan menunjukkan representasi gender yang hampir seimbang, dengan karakter perempuan sering memainkan peran protagonis, yang bertentangan dengan stereotip gender tradisional. Meskipun ada kemajuan ini, stereotip fisik masih ada, dengan karakter perempuan digambarkan kurus dan tidak berotot, sementara karakter laki-laki digambarkan tinggi dan berotot. Penggambaran ini sesuai dengan standar kecantikan konvensional, mengaitkan daya tarik fisik dengan popularitas dan sifat positif, sementara karakter yang tidak sesuai dengan norma-norma ini kurang disukai. Penelitian ini menyoroti tantangan yang terus berlanjut dalam penggambaran media dan menyarankan bahwa meskipun peran karakter berkembang, representasi fisik stereotip tetap ada, yang berpotensi mempengaruhi persepsi anak-anak tentang standar tubuh ideal. Children's animated films often serve as a powerful medium in shaping children's early perceptions of gender roles and stereotypes. This study examines gender representation in children's animated films, focusing on the characters' physical, personality, and social attributes. This research analyzed 100 human-like characters from seven top-rated animated films released between 2021-2023 using a quantitative content analysis method. The findings reveal a nearly balanced gender representation, with female characters frequently playing protagonist roles against traditional gender stereotypes. Despite this progress, physical stereotypes persist, with female characters depicted as thin and not muscular, while male characters are portrayed as tall and muscular. These portrayals align with conventional beauty standards, associating physical attractiveness with popularity and positive traits, while characters that do not fit these norms are less favored. This study highlights the ongoing challenges in media portrayals and suggests that while character roles are evolving, stereotypical physical representations remain, potentially influencing children's perceptions of ideal body standards.