Nasrin Kodim
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Perbedaan Kesintasan 5 Tahun Pasien Leukemia Limfoblastik Akut dan Leukemia Mieloblastik Akut pada Anak di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, Jakarta, 1997-2008 Simanjorang, Chandrayani; Kodim, Nasrin; Tehuteru, Edi
Indonesian Journal of Cancer Vol 7, No 1 (2013): Jan - Mar 2013
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.56 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang perbedaan kesintasan 5 tahun pasien leukemia akut tipe LLA dan LMA di RSKD dengan menggunakan desain kohort retrospektif. Data didapatkan dari data rekam medis dan register pasien leukemia anak di RSKD yang didiagnosis pada 1997-2008. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan mengikuti subjek untuk meneliti kejadian yang belum terjadi sejak pertama didiagnosis di RSKD hingga pengamatan berakhir Juni 2012. Rancangan penelitian dibatasi waktu 5 tahun untuk terjadinya event. Dari 95 pasien leukemia akut pada anak didapatkan probabilitas kesintasan 5 tahun secara keseluruhan sebesar 22,6%; angka kesintasan 5 tahun untuk tipe LMA 4,6%; dan tipe LLA 28,9%. Risiko kematian (Hazard Ratio) setelah 5 tahun pada LMA 1,643 kali dibandingkan LLA.Kata kunci: kesintasan 5 tahun, tipe leukemia akut.
DETERMINAN OBESITAS PADA WANITA PASCA MENOPAUSE DI KOTA BOGOR TAHUN 2014 Riyadina, Woro; Kodim, Nasrin; Madanijah, Siti
GIZI INDONESIA Vol 40, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v40i1.226

Abstract

In Indonesia, the trends of the prevalence of obesity is incresing from year to year, especially in the group of postmenopausal women. Further analysis purposes determine the primary determinant of obesity in postmenopausal women in the city of Bogor A number of samples analyzed 888 postmenopausal women from subset data of research "Risk Factors Cohort Study of Non-communicable Diseases" follow-up of 2 years (2011-2013 and 2012-2014). Data were collected by interview, measurement and examination in 5 villages in the city of Bogor. Obesity is determined based on BMI ≥25. Determinant included demographic, health status and risk behavior. Data were analyzed with multiple logistic regression. The prevalence of obesity in postmenopausal women 57.2 percent. The main determinant of obesity are sufficient levels of carbohydrate aOR 4.6 (95% CI 2.55 to 8.23) than less. Other factors include abnormal hypertriglyceride aOR 3.2 (95% CI 1,85- 4.93) than normal levels, less physical activity aOR 1.6 (95% CI 1.08 to 2.38) than enough activities, the adequacy of excessive protein and family history of obesity with aOR 0.23 (95% CI 0.15 to 0.36) and aOR 0.42 (95% CI 0.28 to 0.61), respectively. Lifestyle modification by limiting carbohydrate intake, walking every day and aerobic exercise at least 1 times a week for one hour and monitor blood triglyceride levels are expected to prevent obesity and decrease overweight. ABSTRAK Di Indonesia, kecenderungan prevalensi obesitas meningkat dari tahun ke tahun, terutama pada kelompok perempuan pasca-menopause. Tujuan analisis lanjut untuk menentukan determinan utama obesitas pada perempuan pasca-menopause di Kota Bogor. Analisis lanjut pada 888 perempuan pasca-menopause yang merupakan subset data penelitian “Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular” follow-up 2 tahun (2011-2013 dan 2012-2014). Data dikumpulkan dengan metode wawancara, pengukuran dan pemeriksaan di 5 kelurahan Kota Bogor tahun 2011– 2014. Obesitas berdasarkan IMT ≥25. Determinan meliputi faktor demografi, status kesehatan dan perilaku berisiko. Data dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Prevalensi obesitas pada perempuan pasca-menopause 57,2 persen. Determinan utama obesitas adalah tingkat kecukupan karbohidrat berlebih aOR 4,6 (95% CI 2,55 – 8,23) dibandingkan kurang. Determinan lain meliputi trigliserida abnormal aOR 3,2 (95% CI 1,85– 4,93) dibandingkan normal, aktivitas fisik kurang aOR 1,6 (95% CI 1,08 – 2,38) dibandingkan aktivitas cukup, tingkat kecukupan protein berlebih dan riwayat keluarga obesitas masing-masing aOR 0,23 (95% CI 0,15 – 0,36) dan aOR 0,42 (95% CI 0,28 – 0,61). Modifikasi gaya-hidup melalui pembatasan asupan karbohidrat, jalan kaki setiap hari dan senam aerobik minimal 1 kali seminggu selama 1 jam serta memantau kadar trigliserida darah diharapkan mencegah dan menurunkan kegemukan. Kata kunci:  determinan, obesitas, pasca-menopause 
DETERMINAN OBESITAS PADA WANITA PASCA MENOPAUSE DI KOTA BOGOR TAHUN 2014 Riyadina, Woro; Kodim, Nasrin; Madanijah, Siti
GIZI INDONESIA Vol 40, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.05 KB)

Abstract

In Indonesia, the trends of the prevalence of obesity is incresing from year to year, especially in the group of postmenopausal women. Further analysis purposes determine the primary determinant of obesity in postmenopausal women in the city of Bogor A number of samples analyzed 888 postmenopausal women from subset data of research "Risk Factors Cohort Study of Non-communicable Diseases" follow-up of 2 years (2011-2013 and 2012-2014). Data were collected by interview, measurement and examination in 5 villages in the city of Bogor. Obesity is determined based on BMI ≥25. Determinant included demographic, health status and risk behavior. Data were analyzed with multiple logistic regression. The prevalence of obesity in postmenopausal women 57.2 percent. The main determinant of obesity are sufficient levels of carbohydrate aOR 4.6 (95% CI 2.55 to 8.23) than less. Other factors include abnormal hypertriglyceride aOR 3.2 (95% CI 1,85- 4.93) than normal levels, less physical activity aOR 1.6 (95% CI 1.08 to 2.38) than enough activities, the adequacy of excessive protein and family history of obesity with aOR 0.23 (95% CI 0.15 to 0.36) and aOR 0.42 (95% CI 0.28 to 0.61), respectively. Lifestyle modification by limiting carbohydrate intake, walking every day and aerobic exercise at least 1 times a week for one hour and monitor blood triglyceride levels are expected to prevent obesity and decrease overweight. ABSTRAK Di Indonesia, kecenderungan prevalensi obesitas meningkat dari tahun ke tahun, terutama pada kelompok perempuan pasca-menopause. Tujuan analisis lanjut untuk menentukan determinan utama obesitas pada perempuan pasca-menopause di Kota Bogor. Analisis lanjut pada 888 perempuan pasca-menopause yang merupakan subset data penelitian “Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular” follow-up 2 tahun (2011-2013 dan 2012-2014). Data dikumpulkan dengan metode wawancara, pengukuran dan pemeriksaan di 5 kelurahan Kota Bogor tahun 2011– 2014. Obesitas berdasarkan IMT ≥25. Determinan meliputi faktor demografi, status kesehatan dan perilaku berisiko. Data dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Prevalensi obesitas pada perempuan pasca-menopause 57,2 persen. Determinan utama obesitas adalah tingkat kecukupan karbohidrat berlebih aOR 4,6 (95% CI 2,55 – 8,23) dibandingkan kurang. Determinan lain meliputi trigliserida abnormal aOR 3,2 (95% CI 1,85– 4,93) dibandingkan normal, aktivitas fisik kurang aOR 1,6 (95% CI 1,08 – 2,38) dibandingkan aktivitas cukup, tingkat kecukupan protein berlebih dan riwayat keluarga obesitas masing-masing aOR 0,23 (95% CI 0,15 – 0,36) dan aOR 0,42 (95% CI 0,28 – 0,61). Modifikasi gaya-hidup melalui pembatasan asupan karbohidrat, jalan kaki setiap hari dan senam aerobik minimal 1 kali seminggu selama 1 jam serta memantau kadar trigliserida darah diharapkan mencegah dan menurunkan kegemukan. Kata kunci:  determinan, obesitas, pasca-menopause 
Pengaruh Status Gizi Anak Usia di Bawah Lima Tahun terhadap Nilai Belajar Verbal dan Numerik Hartanto, R. Djarot Darsono Wahyu; Kodim, Nasrin
Kesmas Vol. 3, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas Sumber Daya Manusia yang secara esensil ditentukan oleh status gizi. Sekitar 1,3 juta anak dengan gizi buruk diperkirakan berpotensi kehilangan IQ sampai 22 juta poin. Kekurangan gizi pada usia dini diawal daur kehidupan terbukti memberikan dampak yang berat. Penelitian ini bertujuan mengetahui insiden kekurangan gizi pada baduta dan pasca baduta serta pengaruhnya pada prestasi belajar numerik dan verbal pada anak usia sekolah dasar. Penelitian dengan desain kohort retrospektif yang dilakukan pada 1200 sampel anak ini memperlihatkan hasil yang sangat konsisten mendukung penelitian sebelumnya. Semakin dini seorang anak menderita gizi kurang, semakin besar risiko untuk mengalami prestasi belajar yang rendah. Risiko prestasi verbal yang rendah pada anak usia baduta dengan gizi kurang dan setelah baduta adalah 6,5 dan 5 kali lebih tinggi daripada yang dengan gizi baik. Risiko prestasi numerik yang rendah pada anak dengan gizi kurang ketika usia baduta dan setelah baduta 25 dan 15 kali lebih besar daripada yang gizi baik. Prestasi verbal sangat berfluktuasi sesuai dengan status gizi individu sepanjang hayat. Sebaliknya, prestasi numeri, terlihat hanya dipengaruhi oleh status gizi pada usia balita. Gizi yang baik pada anak baduta dan pasca baduta dapat mencegah prestasi belajar yang rendah 44% dan 30%, tetapi untuk potensi belajar numerik, masing-masing dapat mencegah 80% dan 63%. Skor verbal sangat dipengaruhi oleh kondisi atau fluktuasi status gizi pada daur kehidupan, tetapi skor numerik hanya dipengaruhi status gizi individu pada lima tahun pertama kehidupan. The success of national development is determined by availability of qualified human resources, which is essentially determined by nutritional status. About 1.3 milion malnourished children are predicted to lost around 22 million IQ points. Early malnutrition is known to have a great impact on later growth and development. The objective of this study is to investigate the incidence of malnutrition among children age under two years and post two years and their effect on verbal and numeric learning performance. This retrospective cohort study which was conducted on 1200 children shows consistent results that the earlier a child experienced malnutrition the lower the performance. The risk of having low verbal performance among malnourished children were 25 (children age under two years) and 15 times (children more than 2 years) greater compared to those of normally nourished children. Verbal performance is related to longlife nutrition status while numeric performance is more related to the first five-years of life. Good nutrition status could prevent low verbal performance of 44% and 30% for children under 2 year of age and children more than 2 year, respectively and help prevent 80% and 63% of low numeric performance.
Program HIV/AIDS untuk Rakyat Kodim, Nasrin; Hiryani, Desy
Kesmas Vol. 5, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia menghadapi epidemi HIV dan AIDS yang berkembang cepat dan sebagian besar menyerang kelompok usia muda. Epidemi HIV/AIDS muncul dan menyebar melalui perilaku, berupa praktik seks bebas dan penyalahgunaan narkoba menggunakan jarum suntik. Artikel ini bertujuan membahas masalah HIV/AIDS terkini di Indonesia dan berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan untuk mencegah masyarakat dari bencana AIDS. Proporsi penderita AIDS perempuan di Indonesia meningkat pesat, kebanyakan ibu rumah tangga dan penularan terbesar terjadi melalui hubungan seksual. Obat Anti Retroviral yang tersedia mampu menurunkan kematian dan risiko penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi. Pemerintah menyediakan pelayanan, pengobatan, perawatan dan dukungan tanpa diskriminasi. Obat subsidi disediakan secara berkesinambungan dan diberikan secara penuh. PT Kimia Farma memproduksi obat antiretroviral dan menyalurkannya ke rumah sakit yang melayani penderita HIV/AIDS. Upaya pengendalian penularan HIV/AIDS dilakukan melalui peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penularan secara komprehensif dan tindakan pencegahan. Indonesia faces HIV/AIDS epidemy that is now developing tremendously and attacking mostly the young generation. HIV-AIDS has emerged and spread through behavior such as practicing free sex lifestyle and using drugs by sharing needles. The objective of this article is to review the current HIV/AIDS problems and measures carried out in Indonesia to help protect the people from disaster. The proportion of Indonesian females suffering from HIV/ AIDS had been increasing sharply, whose mostly are household mothers and transmitted sexually. The existing anti retroviral treatment is able to reduce HIV/AIDS transmission from mother to infant. The Government of Indonesian provides health services, medical treatment, nursing care as well as support without discrimination. Subsidized drugs were provided fully and continuously. PT Kimia Farma produces antiviral and has it distributed to the hospitals that serve HIV/AIDS patients. Measures to control the spread of HIV/AIDS are carried out through strengthening the knowledge of the people about HIV/AIDS and preventive action.
Exclusive Breastfeeding and Decrease of Upper respiratory Infection Incidence among Infants Aged 6-12 Months in Kampar District, Riau Province Rustam, Musfardi; Mahkota, Renti; Kodim, Nasrin
Kesmas Vol. 13, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upper Respiratory Infection (URI) is a major cause of morbidity and mortality of infants and toddlers in developing countries. The high infant morbidity and mortality rates in Indonesia are associated with the low exclusive breastfeeding ability. Breast milk is a natural drink for newborns in the first month of life that is beneficial not only for the babies, but also for mothers. The aim of study was to determine exclusive breastfeeding and decrease in incidence of URI among infants aged 6-12 months. This study was conducted by using case control design. Samples were taken by using cluster random sampling. Subject of study consisted of 162 cases and 162 control with infants aged 6-12 years. Cases were 162 infants aged 6-12 months suffering from URI within one last month and taken by mothers to primary health care that was selected location of study, while control was mothers who took their infants aged 6-12 months who did not suffer from URI within one last month to the selected primary health care. Data analysis included univariate, bivariate, stratification, and multivariate analysis with logistic regression. Results of study found that infants who were not exclusively breastfed were 1.69 times (95% CI: 1.02-2.80) more at risk of increasing URI incidence compared to infants who were breastfed exclusively after controlled by smoker in house and immunization variables. Health promotion of 6-month exclusive breastfeeding, provision of immunization, and anti-smoking program need to be implemented continuously to decrease the rates of morbidity and mortality due to URI disease.
Pengaruh Konsumsi Fruktosa pada Minuman Kemasan terhadap Toleransi Glukosa Terganggu pada Kelompok Usia Muda di Perkotaan di Indonesia Lumbuun, Nicolaski; Kodim, Nasrin
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan konsumsi minuman kemasan (soft drinks/ bevereges) tampak nyata di dunia, termasuk Indonesia. Peningkatan ini terutama terjadi di kelompok usia muda. Konsumsi minuman tersebut berkaitan dengan gangguan metabolik, antara lain obesitas, toleransi glukosa terganggu (TGT) dan diabetes melitus. Hal ini disebabkan penggunaan pemanis tinggi fruktosa (high fructose corn syrup, HFCS). TGT terutama menjadi masalah kesehatan serius karena umumnya tidak menunjukkan gejala dan terlambat untuk dideteksi sehingga sering kali telah berprogresi menjadi diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan konsumsi tinggi fruktosa dengan kejadian TGT pada usia muda, serta prevalensi kekerapan mengkonsumsi minuman tinggi fruktosa, baik secara nasional maupun pada tiap provinsi. Desain penelitian adalah potong lintang yang menggunakan data riset kesehatan dasar (RISKESDAS 2007). Analisis memperlihatkan bahwa konsumsi minuman tinggi fruktosa berhubungan dengan kejadian TGT usia muda setelah mengendalikan kovariat (OR 1,24, p=0,00). Prevalensi TGT pada kelompok usia muda di Indonesia adalah 5,7% dan prevelensi pengkonsumsi fruktosa tinggi sebesar 20,5%. Kontribusi konsumsi fruktosa tinggi terhadap kejadian TGT usia muda adalah 24,3%. Secara umum, prevalensi TGT pada usia muda di Indonesia cukup tinggi dan konsumsi minuman kemasan berpemanis tinggi fruktosa memiliki kontribusi yang signifikan dalam terjadinya TGT.