Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGELOLAAN LANSEKAP VISUAL YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN WISATA BOGOR, PUNCAK, CIANJUR JAWA BARAT Nur Intan Mangunsong; Ina Krisantia; Rustam Hakim; Ida Bagus Rabindra
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 2 No. 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1475.069 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v2i1.2458

Abstract

Visual landscape is very important to promote a tourist destination. In Indonesia, the tourist area lost much of its visual appearance due to rapid development occurs. Therefore, the visual quality of the landscape need to be identified and quantified. The aim of this paper is to identify and to quantify the quality of the visual landscape in the tourist area of Bogor, Puncak Cianjur. This study uses a method Visual Resources Assessment Procedure (VRAP) (Richard C. Smardon, James F. Palmer, Alfred Knof and Kate Grinde, 1988), counting the total of visual elements such as water, vegetation, land surface, user activity as well as other considerations. The result of the calculation to get that Cisarua subdistrict has a high visual quality value, while the value of quality attraction Cibodas Botanical Garden has the highest value .Visual Landscape Management a). Visual Landscape management Zone a. Cipanas District entered in the class 1 category including preservation in the management class. b. Cisarua entered in the third class catergory including partial retention in the management class. b) Visual Resources Management Strategies a. Scenic management objective majority to protect the resourcesb. Scenic management strategy following the creteria
PENGELOLAAN LANSEKAP VISUAL YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN WISATA BOGOR, PUNCAK, CIANJUR JAWA BARAT Nur Intan Mangunsong; Ina Krisantia; Rustam Hakim; Ida Bagus Rabindra
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 2 No. 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v2i1.2458

Abstract

Visual landscape is very important to promote a tourist destination. In Indonesia, the tourist area lost much of its visual appearance due to rapid development occurs. Therefore, the visual quality of the landscape need to be identified and quantified. The aim of this paper is to identify and to quantify the quality of the visual landscape in the tourist area of Bogor, Puncak Cianjur. This study uses a method Visual Resources Assessment Procedure (VRAP) (Richard C. Smardon, James F. Palmer, Alfred Knof and Kate Grinde, 1988), counting the total of visual elements such as water, vegetation, land surface, user activity as well as other considerations. The result of the calculation to get that Cisarua subdistrict has a high visual quality value, while the value of quality attraction Cibodas Botanical Garden has the highest value .Visual Landscape Management a). Visual Landscape management Zone a. Cipanas District entered in the class 1 category including preservation in the management class. b. Cisarua entered in the third class catergory including partial retention in the management class. b) Visual Resources Management Strategies a. Scenic management objective majority to protect the resourcesb. Scenic management strategy following the creteria
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK BERDASARKAN PROYEKSI PENDUDUK PADA KECAMATAN TANGERANG Adista Quistarini; Titien Suryanti Rostian; Ina Krisantia
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2019 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.5731

Abstract

Kecamatan Tangerang merupakan pusat perkembangan kota Tangerang yang merupakan kawasan permukiman, hal tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan pendudukan pada suatu kawasan. Peningkatan pertumbuhan penduduk dapat berpengaruh pada meningkatnya pembangunan. Pembangunan yang dimaksud yaitu pembangunan yang kurang seimbang karena penggunaan lahannya yang tidak diimbangi oleh penyediaan Ruang Terbuka Hijau. Pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan permukiman di Kecamatan Tangerang terus meningkat. Hal ini berdampak pada rendahnya pemanfaatan lahan pada kawasan tersebut sebagai RTH. RTH Publik pada Kecamatan Tangerang belum mencukupi berdasarkan proyeksi jumlah penduduk untuk lima tahun ke depan, sedangkan keterbatasan lahan menjadi masalah untuk pengembangan RTH. Oleh karena itu perlu adanya suatu analisis terhadap kebutuhan dan ketersediaan lahan untuk RTH pada Kecamatan Tangerang dengan melakukan analisis perhitungan kebutuhan RTH Publik berdasarkan Permen PU No. 05 Tahun 2008 dan melakukan analisis kesesuaian lokasi untuk menentukan lokasi pengembangan RTH Publik pada Kecamatan Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas RTH Publik eksisting pada Kecamatan Tangerang sebesar 103,76 ha, sedangkan kebutuhan RTH Publik adalah sebesar 383,77 ha. Sehingga untuk memenuhi kekurangan RTH Publik tersebut adalah dengan menjadikan kawasan permukiman menjadi hunian vertikal maka RTH Publik yang dapat dikembangkan adalah sebesar 302,79 ha.
EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN PADA SEMPADAN SUNGAI CITARUM DI KAWASAN PERKOTAAN KARAWANG JAWA BARAT Lifine Tyas Ramadhanty; Ina Krisantia; RL. Pangaribowo
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2019 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.5732

Abstract

Karawang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat disertai dengan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat yang ada pada kota karawang telah mengakibatkan kebutuhan lahan semakin meningkat. sehingga banyak penduduk yang bermukim dan menetap di daerah Sempadan Sungai. Pada Daerah Sempadan Sungai Citarum di kawasan perkotaan Karawang sering mengalami permasalahan seperti banjir, erosi dan sedimentasi. Hal ini disebabkan penataan terhadap penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Maka diperlukan evaluasi kesesuaian lahan terhadap penggunaan lahan pada daerah Sempadan Sungai Citarum untuk mengetahui penggunaan lahan yang sesuai berdasarkan kriteria dan peraturannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis Overlay dan Skoring. Dari hasil analisis berdasarkan kondisi eksisting diperoleh 3 ruang fungsional pada daerah sempadan sungai. Sempadan sungai pada ruang pertama mempunyai luas 24,9% dari luasan sempadan sungai yang diteliti, dimana sempadan sungai pada sisi kiri mempunyai luas 4,45 ha dan sempadan sungai pada sisi kanan mempunyai luas 4,44 ha, ruang ini merupakan area yang sering mengalami banjir dikarenakan terdapat lahan terbangun di dalamnya. Sempadan Sungai pada ruang kedua mempunyai luas 42,6% dari luasan sempadan sungai yang diteliti, dimana sempadan sungai pada sisi kiri mempunyai luas 8,09 ha dan sempadan sungai pada sisi kanan mempunyai luas 7,19 ha. Sempadan Sungai pada ruang ketiga mempunyai luas 32,5% dari luasan sempadan sungai yang diteliti, dimana sempadan sungai pada sisi kiri mempunyai luas 6,1 ha dan sempadan sungai pada sisi kanan mempunyai luas 5,54 ha. Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk Perencanaan Lanskap Riparian di perkotaan. 
PENGELOLAAN LANSEKAP VISUAL YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN WISATA BOGOR, PUNCAK, CIANJUR JAWA BARAT Nur Intan Mangunsong; Ina Krisantia; Rustam Hakim; Ida Bagus Rabindra
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 2 No. 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1475.069 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v2i1.2458

Abstract

Visual landscape is very important to promote a tourist destination. In Indonesia, the tourist area lost much of its visual appearance due to rapid development occurs. Therefore, the visual quality of the landscape need to be identified and quantified. The aim of this paper is to identify and to quantify the quality of the visual landscape in the tourist area of Bogor, Puncak Cianjur. This study uses a method Visual Resources Assessment Procedure (VRAP) (Richard C. Smardon, James F. Palmer, Alfred Knof and Kate Grinde, 1988), counting the total of visual elements such as water, vegetation, land surface, user activity as well as other considerations. The result of the calculation to get that Cisarua subdistrict has a high visual quality value, while the value of quality attraction Cibodas Botanical Garden has the highest value .Visual Landscape Management a). Visual Landscape management Zone a. Cipanas District entered in the class 1 category including preservation in the management class. b. Cisarua entered in the third class catergory including partial retention in the management class. b) Visual Resources Management Strategies a. Scenic management objective majority to protect the resourcesb. Scenic management strategy following the creteria
PEMANFAATAN LAHAN BANTARAN SUNGAI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MANFAAT RUANG BERSAMA DAN USAHA MANDIRI BAGI PENINGKATAN PENGHASILAN MASYARAKAT RIPARIAN SUNGAI CIDADAP, WILAYAH BANTARAN SUNGAI CITARUM Ina Krisantia; Rustam Hakim; Titien Suryanti; Quintarina Uniaty; Ratu Segi; Olivia Dais
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 1, Nomor 2, Juli 2020
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2395.333 KB) | DOI: 10.25105/juara.v1i2.7396

Abstract

Kegiatan PKM ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan perbaikan lingkungan pemukiman tepi sungai para warga melalui penataan dan pemanfaatan tepi sungai sebagai area bersama warga, menampung aspirasi warga masyarakat terhadap pengembangan pemanfaatan tepi sungai melaui FGD (Forum Group Discussion) dan pelatihan bagi pengembangan area bersama bagi aktifitas rekreasi dan wadah kesempatan usaha mandiri. Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan PKM ini dilakukan dengan metode penyuluhan, pelatihan dan FGD (Forum Group Discussion). Hasil pelaksanaan kegiatan PKM ini diharapkan terdapat beberapa usulan dari peserta untuk memanfaatkan area tepi sungai dengan beberapa kegiatan. Hasil kegiatan ini disimpulkan bahwa kegiatan PKM ini membantu menambah wawasan dan informasi untuk perumahan Bumi Telukjambe, Desa Sukaluyu Kec. Telukjambe Timur, Karawang Barat berkaitan dengan pemanfaatan lahan bantaran sungai bermanfaat untuk Ruang bersama dan Usaha Mandiri bagi Peningkatan Penghasilan Masyarakat, sehingga di perlukan beberapa usulan dari peserta  untuk memanfaatkan area tepi sungai dengan beberapa kegiata sebagai dasar penataan dan pemanfaatan tepi sungai sebagai area bersama warga
Identifikasi Kenyamanan Fisik Jalur Pejalan Kaki Terhadap Kegiatan Pengguna Fauzi, Reza; Nur Intan Simangunsong; Rini Fitri; Dibyanti Danniswari; Ina Krisantia; Rheyhanda Hanifaridza
Jurnal Lingkungan dan Kota VOLUME 4, NUMBER 2, NOVEMBER 2024
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/bhuwana.v4i1.21677

Abstract

Sebuah area perkotaan dengan berbagai macam aktivitasnya memerlukan ruang terbuka hijau (RTH). Selain itu, ruang terbuka hijau (RTH) juga memunyai fungsi yang vital bagi keberlanjutan lingkungan perkotaan. Koridor jalan atau jalur pejalan kaki adalah suatu fasilitas umum yang berfungsi sebagai penghubung dari suatu tempat ke tempat lainnya, sirkulasi jalur pejalan kaki menjadi salah satu faktor atau komponen dalam pengembangan Kawasan perkotaan. Pada area jalur pejalan kaki dapat menjadi Ruang terbuka hijau yang berbentuk linear yang berfungsi sebagai sarana penambah kenyamanan bagi pengguna juga sebagai penambah kualitas lingkungan perkotaan. Jalur pejalan kaki adalah fasilitas khusus bagi pejalan kaki, jalur pejalan kaki dibuat agar pejalan kaki dapat terhindar dari kecelakaan dengan kendaraan, juga dapat berjalan santai tanpa harus khawatir dengan kendaraan lain yang melintas  Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengembangkan konsep jalur pejalan kaki yang sesuai dengan kondisi eksisting jalur pejalan kaki di Jln. Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Kuantitatif dengan Teknik Pengumpulan data menggunakan metode primer dan sekunder melalui observasi, survey, wawancara dan studi Pustaka. Faktor kenyamanan fisik berkaitan dengan kesesuaian bentuk jalur, konsep ergonomis dan desain yang secara dimensional, strukturalnya mengikuti gerak tubuh serta elemen-elemen yang dibangun dilingkungan sekitarnya. Jalur pejalan kaki yang merupakan aksesibilitas atau penghubung dari satu area menuju area lainnya maka hal-hal yang membentuk kenyamanan fisik seperti Dimensi, Material, Penataan Vegetasi, lampu, Street Furniture perlu diperhatikan guna memberikan pengaruh positif terhadap pejalan kaki.
RESTORASI LANSKAP SITU PENGARENGAN DEPOK UNTUK MENDUKUNG EKOSISTEM PERAIRAN BERKELANJUTAN Hendrawan, Diana Irvindiaty; Qurrotu ‘Aini Besila; Ina Krisantia; Nadira Nur Shadrina
Jurnal Lingkungan dan Kota VOLUME 3, NUMBER 2, NOVEMBER 2023
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/bhuwana.v3i2.18763

Abstract

Situ (Shallow lake) Pengarengan with an area of 7 Ha serves as a water catchment area, flood control and conservation area. This study aims to analyze the damage that occurred in Situ Pengarengan and provide alternative solutions through landscape restoration technology. The main pollutants that enter the waters of Situ Pengarengan come from households, wastewater and garbage carried by the Kali Hati stream. Not all areas of Situ Pengarengan have adequate boundaries. Only 30% of the area has borders. Only 38% of the area has green open space. There are 17 types of plants on the banks of Situ Pengarengan. Situ landscape restoration technology is needed as an effort to improve ecosystem balance, restore ecological functions and increase the natural purification ability of situ water. One of the landscape restoration technologies by arranging landscapes uses plants that are able to hold runoff water to prevent erosion and as a natural filter for pollutants. Efforts to control damage and prevent pollution are carried out through the implementation of green open space according to the provisions, the implementation of communal Wastewater Treatment Plants (WWTP), the installation of garbage retention nets and periodic cleaning and dredging of situ. Landscape restoration is carried out for damage control through the preservation of catchment areas and reforestation of the boundaries.