Eucheuma spinosum merupakan algae makro bentik yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tepung agar-agar, keraginan dan alginat. Bahan baku tersebut dimanfaatkan dalam industri tekstil, kosmetik, dan makanan. Luasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut dalam berbagai industri, mengakibatkan peningkatan kebutuhan Eucheuma spinosum. Budidaya Eucheuma spinosum yang sudah dilakukan oleh pembudidaya adalah menggunakan metode rakit apung (floating raft method), metode lepas dasar (off bottom method) dan metode rawai (long line method). Namun dari ketiga metode ini yang lebih memberikan keuntungan dan lebih digemari oleh petani adalah metode rawai. Sehingga perlu dilakukan penelitian ”Pengaruh Beberapa Kedalaman Penanaman Terhadap Pertumbuhan Eucheuma spinosum pada Budidaya dengan Metode Rawai”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman penanaman terhadap pertumbuhan Eucheuma spinosum pada budidaya dengan metode rawai. Penelitian dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) Lombok Desa Gerupuk Lombok Tengah Agustus 2010 hingga Oktober 2010. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 4 perlakuan kedalaman penanaman yakni A (25 cm), B (35 cm), C (45 cm) dan D (55 cm). Setiap perlakuan terdiri 4 ulangan dalam enam sisi karena akan dilakukan pengamatan destruktif sebanyak enam kali, sehingga diperoleh 96 plot percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan kedalaman penanaman Eucheuma spinosum berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berdasarkan berat basah, berat komersil dan berat kering. Pada kedalaman penanaman 45 cm memberikan hasil pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kedalaman lainnya. Kata Kunci: Budidaya, Eucheuma spinosum, kedalaman, pertumbuhan, metode rawai