Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

DYNAMIC OF FISHERMEN EXCHANGE RATE ON TUNA FISHERIES IN BITUNG CITY Rizki Aprilian Wijaya
Widyariset Vol 18, No 1 (2015): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.412 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.18.1.2015.91-102

Abstract

Fishermen exchange rate (NTN) is one of the tools or indicator to see the welfare of fishing communities. This paper aims to analyze the structure of received value index, paid value index and dynamic of NTN. This study uses a quantitative approach through surveys. The study was conducted in the Batu Lubang Village, South LembehDistrict, Bitung City, North Sulawesi Province in 2012. 31 respondents determinent by purposive sampling. This research using value index as a NTN instrument, is the ratio between fishermen received value index (It) with the fishermen paid value index (Ib). The results showed that received value index is strongly influenced by theproduction and price of tuna catch. Paid value index is strongly influenced by the variable cost of fishing. Fishermen exchange rate index experienced a downward trend so that it can be said that the welfare of fishermen also decreased.
ANALISIS EKONOMI USAHA RUMAH TANGGA NELAYAN PELAGIS KECIL DI KELURAHAN AEK HABIL, SIBOLGA, SUMATERA UTARA Subhechanis Saptanto; Manadiyanto Manadiyanto; Rizki Aprilian Wijaya
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 2 (2011): DESEMBER (2011)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.766 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v6i2.5775

Abstract

Kota Sibolga merupakan salah satu wilayah penghasil ikan pelagis kecil di Indonesia. Salah satu desa perikanan di wilayah Sibolga adalah Kelurahan Aek Habil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji usaha penangkapan ikan pelagis kecil di Kelurahan Aek Habil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden pada bulan April 2010. Data sekunder berasal dari dinas perikanan dan kelautan dan berbagai literatur yang mendukung penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RC ratio pada saat musim puncak adalah sebesar 2,23 dan pada saat musim paceklik adalah sebesar 1,01. Pendapatan kepala keluarga pemilik, nahkoda dan ABK yang berasal dari perikanan secara harian masing-masing sebesar Rp 113.278,- ; 57.011,- dan 45.773,-. Dari sisi pola konsumsi rumah tangga pada umumnya konsumsi untuk pangan lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi non pangannya. Tittle: Analysis of Small-Pellagic Fisher’s Household  in Aek Habil, Sibolga, North Sumatera.The Regency of Sibolga is one of the center production for small-pellagic fish in Indonesia. One of the fisheries rural region in Sibolga is in the Aek Habil Village. This study aimed to analyse small pellagic fish in Aek Habil Village. Study was conducted in April 2010. Primary and secondary data were collected by interviewing respondents and secondary data were collected from many sources, such as marine affairs and fisheries local services and other relevant literatures. A survey method was used in this study. Data were analized using descriptive statistics and cross-tabulated techniques. Results show that RC -ratio in peak season was 2,23 and famine season was 1,01. Income of ship owner, crew leader and crewfrom fisheries business were IDR 113,278, IDR 57,011 and IDR 45,773, respectively. From consumption pattern, household food expenditure was greater than non-food expendeiture, indicating that their welfare status were a relatively poor.
PENGUASAAN ASET DAN STRUKTUR PEMBIAYAAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TUNA MENURUT MUSIM YANG BERBEDA Rizki Aprilian Wijaya; Hakim Miftakhul Huda; Manadiyanto Manadiyanto
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 2 (2012): DESEMBER (2012)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.42 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v7i2.5682

Abstract

Tulisan ini menyajikan struktur pembiayaan usaha penangkapan ikan tuna di Kota Bitung. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui biaya investasi yang dibutuhkan, struktur pembiayaan usaha berdasarkan perbedaan musim ikan dan ukuran kapal, serta prospek pengembangan usaha. Penelitianmenggunakan metode survei. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara terhadap pemilik kapal. Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif dan analisa finansial. Hasil analisis menunjukan bahwa biaya total armada tuna mengalami peningkatan pada saat musim paceklik dan penerimaan mengalami peningkatan pada saat musim puncak ikan. Ukuran kapal yang digunakan berhubungan positif dengan biaya total, penerimaan dan pendapatan usaha. Berdasarkan analisa kelayakan usaha, ukuran kapal < 5 GT lebih layak secara ekonomi dibandingkan dengan kapal berukuran 5 – 10 GT. Implikasi kebijakan yang disarankan adalah menciptakan iklim investasi yang baik untuk penangkapan ikan tuna dengan batasan ukuran kapal < 10 GT melalui skema kerjasama antara nelayan lokal dan investor yang berminat dengan prinsip bagi hasil yang adil. Title: Asset Acquisition and Financial Structure of Tuna Fishing According to Different SeasonThis paper presents the asset acquisition and financial structure of tuna fishing in the Bitung City. Purpose of this paper was to determine of the required investment costs and financing structure based on difference season and size of the vessel, as well as the prospects for business development. The research employs survey method. Data were collected by using interview techniques to a number of vessel owners. Data analysis uses descriptiv statistics method and financial analysis. Results of the analysis showed that total cost of the fleet has increased during bad season and revenues increased during peak season. Sizeof the vessels used were a positively associated with total cost, revenue and operating income. Based on feasibility analysis, vessel size of <5 GT was more economically viable than the vessel size of 5-10 GT. Policy implication suggested is to create a favorable investment climate environment for tuna fishing vessel size limit <10 GT through estabilismeant meat cooperative scheme between local fisher and investor according to the principle of equitable sharing
PENGELUARAN RUMAH TANGGA NELAYAN DAN KAITANNYA DENGAN KEMISKINAN: Kasus di Desa Ketapang Barat, Kabupaten Sampang, Jawa Timur Maulana Firdaus; Tenny Apriliani; Rizki Aprilian Wijaya
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 8, No 1 (2013): Juni (2013)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.333 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v8i1.1195

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur pengeluaran rumah tangga nelayan yang dikaitkan dengan tingkat kemiskinannya. Penelitian ini dilakukan di Desa Ketapang Barat, Kabupaten Sampang pada tahun 2012. Data primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini dan dikumpulkan dengan metode survei. Responden dipilih secara tidak acak dan sesuai tujuan. Data dianalisis secara kuantitatif dengan bantuan teknik tabulasi silang. Untuk menggambarkan kondisi kemiskinan rumah tangga nelayan yaitu dengan menggunakan pendekatan garis kemiskinan dan untuk indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan dihitung dengan menggunakan formula Foster-Greer-Thorbecke (FGT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran rumah tangga terbesar yaitu untuk pengeluaran pangan yang mencapai 72,88 persen dan non pangan sebesar 27,12 persen. Terkait dengan tingkat kemiskinan yang ditinjau berdasarkan nilai garis kemiskinan yang ditetapkan BPS, maka rumah tangga nelayan di Desa Ketapang Barat yang tergolong miskin sebanyak 15 persen, sedangkan untuk nilai indeks kedalaman kemiskinan (P1) sebesar 0,007 dan indeks keparahan kemiskinan (P2) sebesar 0,002. Rendahnya nilai P1 dan P2 menunjukkan bahwa besarnya nilai pengeluaran pada setiap rumah tangga tidak jauh berbeda antar satu dan lainnya.
TINGKAT KEMISKINAN DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETAMBAK GARAM BERDASARKAN STATUS PENGUASAAN LAHAN Rizki Aprilian Wijaya; Maulana Firdaus; Andrian Ramadhan
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 8, No 1 (2013): Juni (2013)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.426 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v8i1.1196

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan status penguasaan lahan dengan tingkat kemiskinan dan ketahanan pangan rumah tangga petambak garam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Responden sebanyak 80 orang ditentukan melalui metode non proportional stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada pemilik dan penyewa lahan tambak garam. Lokasi penelitian berada pada Kabupaten Sumenep dan Jeneponto. Analisa deskriptif kualitatif dan statistik kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Hasil kajian menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan dan ketahanan pangan memiliki keterkaitan yaitu semakin rendah tingkat kemiskinan rumah tangga petambak garam maka semakin rendah pula ketahanan pangannya. Berdasarkan indikator tingkat kemiskinan, petambak garam di Kabupaten Jeneponto relatif kurang sejahtera dibandingkan di Kabupaten Sumenep. Berdasarkan indikator ketahanan pangan, masyarakat petambak garam pada kedua lokasi telah mampu memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga secara cukup. Implikasi kebijakan yaitu berupaya untuk meningkatkan diversifikasi usaha rumah tangga petambak garam pada saat tidak adanya produksi garam.
DYNAMIC OF FISHERMEN EXCHANGE RATE ON TUNA FISHERIES IN BITUNG CITY Rizki Aprilian Wijaya
Widyariset Vol 18, No 1 (2015): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.412 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.18.1.2015.91-102

Abstract

Fishermen exchange rate (NTN) is one of the tools or indicator to see the welfare of fishing communities. This paper aims to analyze the structure of received value index, paid value index and dynamic of NTN. This study uses a quantitative approach through surveys. The study was conducted in the Batu Lubang Village, South LembehDistrict, Bitung City, North Sulawesi Province in 2012. 31 respondents determinent by purposive sampling. This research using value index as a NTN instrument, is the ratio between fishermen received value index (It) with the fishermen paid value index (Ib). The results showed that received value index is strongly influenced by theproduction and price of tuna catch. Paid value index is strongly influenced by the variable cost of fishing. Fishermen exchange rate index experienced a downward trend so that it can be said that the welfare of fishermen also decreased.