Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

A Method of Documentary Photography and its Application in a Student Project of Acculturation in Bali Kuntjara, Aristarchus Pranayama
Nirmana Vol 11, No 2 (2009): JULY 2009
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/nirmana.11.2.pp. 79-85

Abstract

I have devised a methodical research outline for students’ final projects that involve photography as their main medium. The method accommodates the two major kinds of photographic project characteristics. The first is the conceptual or the commercial type, and second is the observational or the photo story type. This article focuses on a photo story type project by a student who has followed the method closely. Osel Gunarso focused his study on documenting a unique acculturation between Christian tradition and Balinese customs in the village of Blimbingsari in Jembrana County, Bali. Through ethnography and qualitative analysis, Gunarso achieved visual discourse for understanding a cultural phenomenon. Although he had beautifully exhibited his documentary project, it also projected several problems and issues that would be important to consider in future projects with similar conditions, especially undergraduate final projects that are confined to a single semester. Technical and non-technical issues in documentary photography become significant and therefore must be addressed in advance along with the methodology.
TEACHING VISUAL LITERACY THROUGH DIGITAL PHOTOGRAPHY AND IMAGING EXERCISES Pranayama, Aristarchus
Nirmana Vol 8, No 2 (2006): JULY 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/nirmana.8.2.pp. 58-64

Abstract

nts of visual communication design need the ability to analyze, compose, and interpret images that speak in a visual language. Teaching visual literacy is one way that enables students to be aware and critical about images that surround their lives everyday. Visual literacy gives students the ability to actively unravel and deconstruct codes given by an image, rather than become a passive receiver of it. As a method for teaching, exercises or challenges in creating or composing images can be a good complement in developing this ability, rather than mere analyzing. Digital photography is an excellent medium for this, since it is quick at capturing and producing many images that we want, and very lenient on mistakes or technical errors so students are less afraid to take risks and more productive. Through strategic exercises of digital photography and imaging, students can learn visual literacy in a very dynamic way; not only reading images, but also creating them and reinterpreting them through class presentations and discussions. Abstract in Bahasa Indonesia: Mahasiswa Desain Komunikasi Visual memerlukan kemampuan untuk menganalisa, membuat, dan menginterpretasi gambar-gambar yang berbicara dalam bahasa visual. Mengajarkan Visual Literacy adalah salah satu cara agar mahasiswa mampu menyadari dan kritis terhadap gambar-gambar yang ada di sekeliling kehidupan mereka sehari-hari. Visual Literacy memberi mahasiswa kemampuan untuk secara aktif mengungkap dan mendeskonstruksi kode-kode dari sebuah gambar, dari pada menjadi seorang penerima yang pasif. Sebagai metode pengajaran, penugasan untuk membuat gambar visual merupakan pelajaran tambahan yang baik untuk membangun kemampuan ini, selain hanya menganalisa gambar. Fotografi digital adalah media yang tepat untuk ini, karena cepat dalam merekam dan menghasilkan gambar-gambar yang kita inginkan, serta sangat fleksibel dalam kesalahan-kesalahan ataupun kekeliruan teknis, sehingga mahasiswa cenderung untuk tidak takut mengambil resiko dan lebih produktif. Lewat latihan-latihan yang dibuat secara strategis lewat fotografi digital dan digital imaging, mahasiswa dapat mempelajari visual literacy secara dinamis; tidak hanya belajar membaca gambar-gambar, tetapi juga menciptakan dan me-reinterpretasikan lewat presentasi dan diskusi dalam kelas. Kata kunci: metode mengajar, visual literacy, fotografi digital, digital imaging, desain komunikasivisual, analisis, interpretasi
THE SIGNIFICANCE OF ECOLOGICAL AWARENESS IN VISUAL COMMUNICATION DESIGN EDUCATION Pranayama, Aristarchus
Nirmana Vol 7, No 1 (2005): JANUARY 2005
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/nirmana.7.1.

Abstract

Dalam era dimana kepedulian terhadap lingkungan sangatlah penting%2C desain komunikasi visual perlu memperhitungkan pengintegrasian kesadaran ekologis dalam program pendidikannya. Prinsip bentuk dan fungsi tidaklah cukup lagi dalam menentukan kesuksesan sebuah desain. Pembelajaran lebih lanjut mengenai eco-design – atau sering disebut green design atau sustainable design – membuktikan pentingnya pemahaman mengenai proses desain secara menyeluruh%2C keterkaitannya dengan bidang-bidang lain%2C dan dampaknya terhadap lingkungan. Para pengajar desain dapat berperan dalam menumbuhkan calon “desainer warga” melalui pendidikan desain komunikasi visual yang mengimplementasikan kesadaran ekologis. Dengan kesadaran bahwa pilihan dan keputusan yang diambil para desainer berpengaruh%2C nantinya kekuatan dampak desain dapat digunakan untuk membuat perubahan yang positif Abstract in Bahasa Indonesia : In this day of age where environmental concern is critical%2C visual communication design has to consider an integration of ecological awareness into its education programs. The principles of form and function alone are not enough anymore to evaluate a design’s success. Further studies of eco-design – often called green design or sustainable design – would prove to be important in the understanding of the design process as a whole%2C its interconnectedness with other fields%2C and its impact towards the environment. Design educators can play a role in cultivating future “citizen designers” through visual communication design education which implement ecological awareness. In our awareness as designers that our choices and decisions matter can in turn utilizes design’s powerful impact to create positive change. eco-design%2C green design%2C sustainable design%2C pendidikan desain komunikasi visual%2C kesadaran ekologis%2C lingkungan.
Potensi Penggunaan Kinect sebagai Alat Motion Capture untuk Animasi Karakter Digital Aristarchus Pranayama Kuntjara; Erandaru Erandaru; Tommy Gunawan; Christian Hensel
Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana Vol. 21 No. 1 (2021): JANUARY 2021
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.601 KB) | DOI: 10.9744/nirmana.21.1.1-7

Abstract

Kinect merupakan perangkat sensor motion capture yang mulanya dipakai untuk video game controller, tapi kini digunakan untuk berbagai macam keperluan yang membutuhkan sensor gerak. Kinect relatif murah dan mudah untuk didapatkan dan dipakai sebagai motion capture untuk menggerakkan karakter digital 3D. Dalam penelitian ini, uji coba dilakukan terhadap kemampuan Kinect dalam set-up sistem motion capture yang sesederhana mungkin dan mudah untuk dapat diakses oleh awam. Dari hasil uji coba didapatkan hasil dan saran atau anjuran pemakaian dan set-up yang paling efektif untuk dapat menggerakkan sebuah karakter digital 3D. Diharapkan hasil ini dapat mendorong penggunaan potensi Kinect lebih maksimal.
LIFE CHANGING EXPERIENCES OF UNINTENDED POPULARITY THROUGH WEB-VIDEO DISSE: A STUDY ON YOUTUBE Aristarchus P Kuntjara
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 7 No. 1 (2009)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1104.143 KB) | DOI: 10.25105/dim.v7i1.1070

Abstract

AbstrakKarakteristik percepatan perkembangan perusahaan-perusahaan Internet seperti Yahoo!, Geogle dan Amazon, turut mempengaruhi sifat dari ketenaran yang juga instant  bagi masyarakat luas. Kemungkinan ini yang sebelumnya tidak terbayangkan, sekarang adalah suatu pengalaman yang biasa yang dapat dialami oleh siapa pun di dunia. You Tube , sebuah situs web yang sedang berkembang pesat yang dimiliki oleh Google, sangat berpengaruh pada pada fenomena ini, dengan kemampuannya untuk menampung jutaan video web yang diunggah setiap harinya oleh penggunanya dari seluruh dunia. Terlebih lagi, situs ini gratis, mudaj, dan dapat diakses hampir oleh siapa saja, di mana pun , dan kapan pun dengan akses internet. Teknologi User Generated Content ( UGC) dan Web 2.0 memungkinkan video-video  web tersebut untuk terdiseminasikan ke seluruh jejaring maya. You Tube telah menjadi sumber utama dari para selebrities internet yang kemudian tersebar ke media mainstream atau media lama. beberapa dari bintang media ini memang tidak mencari ketenaran. Mereka terkenal karena banyaknya pengguna internet yang melihat dan menyebarkan video dan cerita mereka, yang kemudian mendapatkan perhatian media massa. Video-video web tersebut lalu menjadikan suatu pengalaman yang merubah hidup atau nasib orang , baik subyek yang ada di video maupun terkadang bagi penglihatnya juga , dengan nuansa baik maupun tidak. Begitulah karakteristik media baru atau new media AbstractAlong, with the rapid growth of internet companies such as Yahoo!, Google, and Amazon, carries also with them the web's instananeous trait of worldwide notoriety for ordinary people. This posibility unconceivable not too long ago, is now an ordinary, experience feasible for almost aeverybody in the world. You Tube, a rapidly growing website now owned by Google, creates more significance in this phenomenon with its ability to contain millions of web-videos uploaded everuday by users around the globe. Moreover. it is free service, easy, and accessible almost to anyone, anywhere, anytime with internet acces. Because of the technology of the User Generated Content ( UGC) and Web 2.0, videos are easily disseminated throughout the web. You Tube has become the common originator of internet celebrities that then spread to other mainstream or old media. Some of these media stars are not initialy looking for frame. Their popularity comes from other users watching and sharing their stories or video to others which later on gained the attention of mass media. These web-videos then become the changing experiences for the subjects projected and sometimes even for the viewer that watch them as well, with good and often bad undertones. Thus is the nature of this new media 
Implementasi My Church is My Second Home pada Mural di Gereja Kristen Indonesia Jemursari Surabaya Andrian Dektisa; Aristarchus Pranayama Kuntjara
Society : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022): Vol.3 No.1, October 2022
Publisher : Universitas Dinamika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37802/society.v3i1.234

Abstract

Sesanti ‘my church is my second home’ yang digulirkan pengelola gereja di GKI Jemursari Surabaya menjadi langkah progresif dalam hidup berjemaat di GKI Jemursari Surabaya. Konsekuensi dari itu, maka Gereja selain harus menjadi wadah yang mengakomodasi kebutuhan jemaatnya. Sekaligus juga mampu menghadirkan suasana nyaman sekaligus media kontemplasi bagi jemaat untuk merasakan dan memahami kasih penyelamatan Allah. Namun jemaat belum sepenuhnya memahami komitmen dari pengelola Gereja. Oleh karenanya dibuatlah Abdimas Giat Mural. Project itu telah dicanangkan lama namun tertunda 13 bulan akibat pandemi COVID-19. Penghayatan tentang hidup bergereja diartikulasikan kedalam visualitas di Gedung Galilea GKI Jemursari. Mural itu berpotensi sebagai retorika visual bahwa visualitas tidak bisa dipisahkan dari aktivitas bergereja di GKI Jemursari. Mural itu sebagai ‘oase’ atas kerinduan bertemu dalam aktivitas beribadah yang terganggu akibat social distancing. Mural itu menjadi wacana tentang ilustrasi naratif yang sederhana namun tidak serta merta sederhana untuk dipahami. Mural jenis demikian membutuhkan penalaran dan permenungan yang mendalam. Hasil dari Abdimas Giat Mural berupa 6 spot lukisan mural itu sangat membantu pengelola GKI dalam menciptakan suasana nyaman di ruang beribadah. Mural itu juga menjadi objek visual yang membantu warga memahami misi GKI Jemursari tentang sesantinya.
Branding and Online Cataloging of CV. Galaxy Stone Santosa, Marcellina Carissa; Pranayama, Aristarchus; Sutanto, Ryan P.
k@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature Vol. 25 No. 00: SPECIAL EDITION, MARCH 2023
Publisher : The English Department, Faculty of Humanities & Creative Industries, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/kata.25.00.81-87

Abstract

Galaxy Stone is a company that is engaged in the craft of various products made from natural stones with the main product, washbasin. When a pandemic happens, the interest in washbasin increase. At the same time, many target audiences still did not know about Galaxy Stone, which caused a lack of trust from the target audience. Also, the target audience feels difficulties when looking at the Galaxy Stone catalog because they did not know the differences between every product. To solve the problems above, branding needs to be made to build the brand image as a store that sells customizable interior products to provide customer comfort. Also, a catalog website that contains products catalog with comparison features is needed. Before making this design, several methods were used to collect data, namely observation, questionnaire, interviews, documentation, and literature studies. The concept in the design is minimalist so the brand looks elegant and luxurious. The media that are used in this design are stationary, social media, website, and marketplace. Hopefully, through the branding design and online catalog, the brand will get the target audience’s trust and more easily view the Galaxy Stone product catalog.
Co-Authors ..Bella Velisia Sofian .Bella Velisia Sofian Adi Wijaya Tandiyono AGATHA IVANA SETIADY Alvin Hadianto Triandjojo Anastasia Febriyanti Lowis Andreas Christian Andreas Christian Andrian Dektisa Ani Wijayanti Suhartono Ani Wijayanti Suhartono Ani Wijayanti Suhartono Audrey Angeline Tjourisa Audrey Angeline Tjourisa AUDREY AUDREY Bella Velisia Sofian BELLA VIENCENCIA BERNADIN BOEDIONO Brigitta Anggraeni Stevany Putri Brigitta Sally Cahyono Wantosusilo Kuncoro Cecilia Clarissa Setijobudhi Che Lin Christian Hensel Christin Ana Wijaya Christin Ana Wijaya Christina, Irene Christopher Imantaka Handoyo Christopher Imantaka Handoyo Chyntia Putri Anggayani Chyntia Putri Anggayani cindy ivena andrianto cindy ivena andrianto Clara Liusputri Clarissa Lavinia David Kristian Soediarto Destria Chinca Dewi Devina Kartika Devina Wiyono Dewi, Lidyana Shia Dian Devi Dian Devi Effendy, Juvensius Jowono ELIZA NAFTALI Erandaru Erandaru Erwin Christian Samidjaja Esther Yulyana Esther Yulyana Felicia Sutanto Fhina Deviana Fhina Deviana, Fhina Gabriela Nugraha Gabriella Audi Budi Utomo Gabrielle Jesslyn Tjahjono Go Val Willson Grace Patricia Windarto Hendra Hartanto Adiwibowo I NENGAH SUDIKA NEGARA I Nengah Sudika Negara I Nengah Sudika Negara Ignatia Anelka Ika Sartina Magdalena Irene Christina Ivanajayadi Ivanajayadi Jerimia Wira Wijaya Jessica Handrianto Joana Patricia Wijaya Joanna Widjaja Joceline Natalie Budi Mulya Jonathan Chaning Josephine Natasha Pitoyo Josephine Natasha Pitoyo, Josephine Natasha Juvensius Jowono Effendy Kathya Leonita Jiemesha Kevin Liwang Kevin Liwang Lidyana Shia Dewi Luri Renaningtyas Renaningtyas Magdalena, Ika Sartina Marcella Verina Susanto Margana M Margana Margana Melisa Gunawan Melissa Ivana Mellisa Siandra Mellisa Siandra Michael Marvellous Effendy Michella Angeline Sanjaya Milka Lavenia Putri Gozali Nikita Olivia Santoso Nita Anggraeni Goenawan NOVA STEPHANIE LAMBEY NOVA STEPHANIE LAMBEY Novia Agustin Ornella Ayu Prabowo Ovinia Rustandy Regina Natasha REGINE SIM JAYAPRANATA Renata Gabrielle Andryanto Rendy Gunawan Robertus Marcellinus Ronald Widjaja Tedjadiputra RYAN P. SUTANTO Ryan Pranayama Sutanto Ryan Pratama Sutanto Ryan Pratama Sutanto Ryan Pratama Sutanto Ryan Pratama Sutanto Ryan Pratama Sutanto Ryan Sutanto Ryan Sutanto, Ryan Santosa, Marcellina Carissa Shandy Marcelino Alfons Shandy Marcelino Alfons Silvia Silvia Silvia Silvia Stefany Chendrajaya Stevany Putri, Brigitta Anggraeni Steven Aldo Tjandra stiefanny chen stiefanny chen SUTANTO, RYAN P. Suyati - Theng Albert Yuwono Tommy Gunawan TOMMY GUNAWAN Vincentius Yohannes Utama Widjaja, Joanna Wijaya, Jerimia Wira Yessica Octavia Santosa Yessica Octavia Santosa Yohanna Dian Herlina YOVITA GABRIELLE BENEDICTA Yurike Chrisdayanti Legono Zerlina Ignacia