Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PENGISIAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN UMY Khasib Mabrur Ridho; Elsye Maria Rosa; Endang Suparniati
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) Vol 2, No 2 (2013): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta in Clollaboration with ADMMIRASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmmr.v2i2.958

Abstract

Background: RSGMP UMY been utilizing computer-based information systems and manually medical records. Problems often arise in filing medical records are incomplete filling process. The purpose of this study to find out the problems in filling medical records, and analyzes the factors that influence adherence charging medical records in RSGMP UMY. Method: using quantitative and qualitative methods. Subjects in research is coass and physician mentors in RSGMP UMY. Research object is files medical records in 2012. Quantitative data using descriptive statistics, qualitative data using a coding interview. Results: The complete medical records of 236 (64.84%), and incomplete medical records of 128 (35.16%). Incomplete completeness aspect is the identity of the patients (3.85%), the date and time (1.65%), the name and signature of the doctor (23.35%), and correction of errors (16.21%). Medical record is incomplete due to factors selecting lecturers, lack of faculty, number of patients, limited time, knowledge, and attitudes operator. Conclusion: Factors affecting compliance to medical records in RSGM-P UMY is knowledge, limited time, operator attitude, sum of patient, and motivation.Keywords: Factor, Compliance, Medical Record.
BIAYA PERAWATAN PASIEN NEONATAL JKN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Mufarrihah Mufarrihah; Tri Murti Andayani; Endang Suparniati
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 6, No 2
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.262

Abstract

Pasien neonatal berisiko mengalami komplikasi yang memerlukan biaya perawatan tinggi. Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pembiayaan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) diberlakukan tarif INA-CBGs. Seringkali tarif rumah sakit lebih besar dari tarif INA-CBGs sehingga dapat menyebabkan kerugian pada pihak rumah sakit.Penelitian ini bertujuan mengetahui komplikasi, biaya perawatan, perbedaan antara tarif rumah sakit dengan tarif INA CBGs, dan faktor yang mempengaruhi tarif rumah sakit pasien neonatal JKN rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dari perspektif rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Subyek penelitian adalah seluruh pasien neonatal JKN rawat inap Bulan Januari-Juni 2015. Data berasal dari berkas klaim dan rekam medik pasien yang diambil secara retrospektif. Dilakukan pencatatan yang berisi karakteristik pasien, diagnosis, tindakan/prosedur, dan rincian biaya perawatan pasien. Analisis komplikasi yang terjadi dilakukan menggunakan statistik deskriptif, perbedaan tarif INA-CBGs dengan tarif rumah sakit menggunakan one sample t test, dan faktor yang mempengaruhi besarnya tarif rumah sakit menggunakan korelasi Spearman.Hasil penelitian mencatat total 307 pasien neonatal dengan 309 periode rawat inap. Komplikasi yang sering terjadi antara lain neonatal jaundice, bacterial sepsis, hipoglikemia dan respiratory distress syndrome. Biaya perawatan pasien memiliki rentang tarif Rp 472.000,00 sampai dengan Rp 117.791.574,98. Total tarif rumah sakit seluruh pasien Rp 4.345.265.383,69 dengan biaya pemeriksaan dokter, konsulen dan visite sebagai komponen biaya terbesar yang berkontribusi sebesar 27,25% dari total biaya. Selisih tarif rumah sakit dengan tarif paket INA-CBGs sebesar Rp 1.191.392.983,69 atau 27,4% dari total biaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tarif rumah sakit adalah usia kehamilan, berat badan lahir, jumlah diagnosis, jumlah tindakan/prosedur, dan lama perawatan di rumah sakit.Kata kunci: analisis biaya, INA-CBGs, JKN, komplikasi neonatal
COST OF ILLNESS PASIEN STROKE Sandi Purbaningsih; Djoko Wahyono; Endang Suparniati
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 2
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.134

Abstract

Stroke adalah penyakit gangguan otak yang dapat mengakibatkan kematian dan kecacatan dengan biaya perawatan yang besar. Studi Cost of Illness (COI) bertujuan untuk mengukur beban ekonomi suatu penyakit. Penelitian dimaksudkan untuk melihat gambaran total biaya penyakit stroke, mengetahui perbedaan biaya riil pasien stroke rawat jalan dan rawat inap ditinjau dari faktor usia, jenis kelamin, kelas perawatan, lama perawatan, jumlah komorbid, cara bayar dan tipe stroke. Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional berdasarkan perspektif rumah sakit. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif melalui catatan medik pasien, bagian penjaminan, dan dari bagian Unit Teknologi Informatika di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama periode bulan Januari sampai Juni 2014. Variabel bebas meliputi usia, jenis kelamin, kelas perawatan, lama perawatan, jumlah komorbid, cara bayar dan tipe stroke meliputi stroke iskemik dan hemoragi, sedangkan variabel terikat adalah biaya riil pasien stroke rawat jalan dan rawat inap. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif, Mann Whitney, dan Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya penyakit stroke untuk 606 pasien adalah sebesar Rp. 5.867.281.315,97. Biaya rawat jalan menunjukkan berbeda signifikan ditinjau dari faktor usia, jenis kelamin dan cara bayar untuk stroke iskemik, sedangkan untuk stroke hemoragi menunjukkan beda signifikan ditinjau dari faktor jenis kelamin dan cara bayar. Biaya rawat inap menunjukkan beda signifikan ditinjau dari faktor usia, kelas perawatan, lama perawatan dan jumlah komorbid untuk stroke iskemik, sedangkan untuk stroke hemoragi menunjukkan beda signifikan ditinjau dari kelas perawatan, lama perawatan dan jumlah komorbid. Tipe stroke memberikan hasil perbedaan signifikan pada biaya stroke rawat jalan.
KEBIJAKAN ALIH MANFAAT COVID-19 DALAM MANFAAT JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Gilbert Renardi Kusila; Endang Suparniati; Tonang Dwi Ardyanto; Donald Pardede; Firdaus Hafidz; Wan Aisyiah Baros; Dedy Revelino; Erzan Dhanalvin; Benyamin Saut; Citra Jaya; Ayunda Oktavia
Jurnal Jaminan Kesehatan Nasional Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Jaminan Kesehatan Nasional
Publisher : BPJS Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53756/jjkn.v2i2.111

Abstract

Since the COVID-19 pandemic occurred at the end of January 2020, the health social security administering body (BPJS Kesehatan) as the payer has an important part in handling COVID-19, namely by carrying out the process of verifying claims for COVID-19 cases while the financing is carried out by Ministry of Health. However, COVID-19 benefits may be transferred to the National Health Insurance benefits during the endemic period. Therefore, this study aims to evaluate services and obtain policy recommendations for the transfer of COVID-19 benefits. Qualitative research through focus group discussions was conducted in September 2021 with policymakers, clinicians, COVID-19 survivors, and BPJS Kesehatan. The results of the qualitative study show that there are still many obstacles in the service process. Therefore, it is necessary to regulate the provisions of service regulations. As for the claim process, health facilities find it difficult to change the dynamic regulations during the pandemic. BPJS Kesehatan requires policy certainty to determine the end of the pandemic period. If the COVID-19 benefits are transferred to JKN after the pandemic, the source of financing may not only be done through the conversion of contributions but there is also an option for assistance funds from the government. In terms of tariffs, it is necessary to calculate costs according to the agreed benefit package through INA-CBG. Gradual and thorough preparations are needed for the implementation of the transfer of COVID-19 benefits in the benefits of JKN.