Ari Anshori
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PROBLEMATIKA PERKADERAN DI PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH (PTM) Ari Anshori
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 15, No 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada hakikatnya ber-Muhammadiyah, ialah memimpinkan Islam kepada warga Muhammadiyah, dalam konteks Civitas Akademika PTM ialah memimpinkan Islam kepada segenap warga almamater di lingkungan PTM. Dalam konteks persyarikatan, kini ke depan yang diperlukan adalah pengayaan (enrichment) dalam tajdid Muhammadiyah, baik yang berdimensi purifikasi maupun dinamisasi, termasuk dalam memaknai pendekatan bayani, burhani, dan irfani dalam manhaj tarjih Muhammadiyah. Terpaku dalam dinamisasi dan purifikasi sebagai jalan tengah tidak boleh bersifat pasif-doktriner belaka, karena keduanya memerlukan pengayaan dalam subtansi dan metodologinya. Pemurnian dan pembaruan yang berjargon belaka apalagi kering dari teori dan metodologi hanya akan menjadi lapuk dalam slogan moderasi yang pasif
ANGKATAN MUDA MUHAMMADIYAH DAN DAKWAH PENCERAHAN BERBASIS HERMENEUTIKA? Ari Anshori
Suhuf Vol 27, No 2 (2015): Nopember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang beriman diperintah Allah dan Rasul-Nya untuk berdakwah, menyeru kepada jalan Tuhan dengan hikmah, maksudnya menunjukkan perbedaan antara yang hak dan yang batil, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan cara yang baik. Angkatan Muda Muhammadiyah dituntut untuk berdakwah dalam multi aspek dengan berbekal sabar, amanah, adil dan istiqamah, sehingga dapat berpartisipasi membangun Indonesia yang berkemajuan. Indonesia sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya Islam, termasuk di dalamnya warga Muhammadiyah, adalah merupakan ujian bagi umat Islam untuk membuktikan perannya sebagai rahmatan lil alamin. Oleh karena itu, ajaran Islam tidak seharusnya hanya dipraktikkan dalam ritual keagamaan yang artifisial saja. Melainkan harus sampai pada hakikat dan makrifat sebagai religious spirituality of Muhammadiyah Youth Association.Hermeneutika sebagaimana diutarakan oleh M. Quraish Shihab, “tidak semua ide yang diketengahkan oleh berbagai aliran dan pakar hermeneutika merupakan ide yang keliru atau negatif. Pasti ada di antaranya yang baik dan baru serta dapat dimanfaatkan untuk memperluas wawasan, bahkan memperkaya penafsiran, termasuk penafsiran al-Qur’an”. Meski demikian kehati-hatian harus digaris bawahi bahwa bisa jadi ada kesalahan dan praktik penggunaannya ketika digunakan menafsirkan al-Qur’an.
INTERNALIZATION OF STUDENT CHARACTER EDUCATION THROUGH EXTRACURRICULAR PROGRAMS AT ASSALAM JUNIOR HIGH ISLAMIC BOARDING SCHOOL MASARAN Dyah Ayu Chusnul Chotimah; Nurul Latifatul Inayati; Ari Anshori
Iseedu: Journal of Islamic Educational Thoughts and Practices Vol 3, No 2 (2019): NOVEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/iseedu.v3i2.12497

Abstract

Assalam Junior High Islamic Boarding School Masaran is the first Integrated Islamic-based school in the Masaran area. Standing in a rural area where the majority of the population is unfamiliar with private Islamic schools, this school has the aim of producing graduates who have moral values, have independent personalities and are able to master science and technology. In producing the graduates who have moral values the school has added character education. The need for character education to instill values that include components of knowledge, awareness and actions to carry out these values is applied through extracurricular activities. The purpose of this research is to describe the process of internaliztionstudent character education through extracurricular programs at Assalam Junior High Islamic Boarding School Masaran along with its supporting and inhibiting factors.This type of research is field research with qualitative descriptive approaches. Data collection techniques using observation methods, interviews and documentation analyzed through the process of collecting data, reducing data, presenting data and drawing conclusions using the deductive method and using the validity of the data with triangulation of sources. The results of this study explained that in the process of internaliztionstudent character education through extracurricular programs at Assalam Junior High Islamic Boarding School Masaran by three compulsory extracurricular programs namely Qira'ah, Taekwondo and Scout. (1) Qira’ah, the method used is the provision of theory which is then put into practice. The expected character is that students behave well while giving rise to the morals of the Qur'an;(2) Taekwondo, the method used is an exemplary method at the end of the learning session. The expected character is responsibility, courage and respect for others;(3) Scouting, the method used is reward-punishment, giving examples and training. The desired character is a character that is bertauhid, moral mercy and love of nature.The supporting factors of this program are the availability of facilities and infrastructure and support from the school. While the lack of interest in students is evidenced by the lack of responsibility when joining the extracurricular program is the inhibitory factor.
Al-‘Asher School: The Philosophical of K.H. Ahmad Dahlan’s Character Education Azaki Khoirudin; Ari Anshori
Iseedu: Journal of Islamic Educational Thoughts and Practices Vol 2, No 1 (2018): MAY
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/iseedu.v2i1.10050

Abstract

This article is a philosophical reflection of KH. Ahmad Dahlan educational practice. Based on the historical fact that KH. Ahmad Dahlan undertook the character education contained in Surah Al-'Ashr to his students for 7-9 months. This educational practice is manifested in the form of “Pengajian Wal-'Ashri” for young women and “Wal-'Ashri Cadre School” for male youth. This makes the spirit and ethos of al-'Ashr embedded in young men and women, thus creating a "theology of pious charity" (amal shaleh). The theology encourages the spirit of praxis and activism of Muhammadiyah followers to perform humanitarian work in the fields of education, health, social, economics, community empowerment, philanthropy and others later known as " al-Ma'un theology" and "Al-‘Ashr theology ". Using the perspective of the philosophy of reconstructionist education of George Count and Bourdieu's sociology approach to social practice, it can be concluded that Muhammadiyah education gave birth to a religious-transformative character inspired by Surah Al-'Ashr.
Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru di SMPN 1 Kedawung Bagus Nur 'Aliimu; Bambang Sumardjoko; Ari Anshori
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 5 No. 2 (2025): Juni : Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/khatulistiwa.v5i2.5901

Abstract

This study explores the principal's role in improving teachers' pedagogical competence at SMPN 1 Kedawung. The research aims to analyze how the principal, through various leadership functions, contributes to the development of teachers' pedagogical capabilities. Using a qualitative descriptive approach, data were collected through interviews, observation, and documentation. The findings reveal that the principal performs multiple roles including educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, and motivator. Concrete strategies implemented include weekly briefings, structured training programs, effective use of school operational funds, reflective academic supervision, integration of educational technology, and humanistic leadership practices. These efforts have significantly influenced teachers’ abilities in planning, delivering, and evaluating learning processes. The study underscores the importance of transformational and participatory leadership in fostering sustainable teacher development. The results suggest that strengthening the principal's strategic role can create a more supportive and professional teaching environment, ultimately enhancing the quality of education.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KH.AHMAD DAHLAN DAN KH.MAS MANSUR Zul Fadhli Al Alim; Mutohharun Jinan; Ari Anshori
Media Bina Ilmiah Vol. 18 No. 8: Maret 2024
Publisher : LPSDI Bina Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v18i8.754

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap pemikiran KH.Ahmad dan KH.Mas Mansur dalam memandang nilai-nilai pendidikan Islam. Hasil dari pemikiran kedua tokoh tersebut membuat organisasi Muhammadiyah bisa berkembang pesat dan maju terutama karena nilai-nilai pendidikan islam modern yang dikembangkannya. Nilai Pendidikan Islam sangat penting dalam mendidik pribadi-pribadi yang sesuai dengan pedoman hidup di dalam Al-Qur’an dan Hadits. Pengembangan pembelajaran pendidikan agama di sekolah sangat diperlukan mengingat pendidikan agama diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan terkait krisis akhlak dan moral peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk :1) Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam menurut KH.Ahmad Dahlan.2) Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam. 3) mendeskripsikan persamaan dan perbedaan konsep nilai pendidikan Islam menurut KH.Ahmad Dahlan dan KH.Mas Mansur. penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif deskriptif karena data yang diperoleh berupa tulisan,kata-kata,gambar,foto dengan jenis studi pustaka (library reseacch) dengan cara menghimpun,mengkaji dan menelaah data,dokumen atau karya berkaitan dengan objek penelitian. Hasil Penelitian konsep yang dibangun mengenai tentang pendidikan islam menurut KH.Ahmad Dahlan adalah tentang kesempurnaan budi pekerti yang lahir dalam diri manusia itu sendiri. Nilai pendidikan islam diantaranya nilai tentang budi pekerti (akhlak), nilai tentang sosial dan nilai kemasyarakatan. Dalam implementasi pengalaman nilai pendidikan, hal pokok yang perlu dijalankan adalah dengan metode pemberian keteladananan sebagai pembelajaran uswah hasanah pada manusia. Sedangkan menurut KH.Mas Mansur konsep nilai pendidikan adalah bagaimana manusia itu tidak boleh angkuh ketika sudah mendapatkan ilmu dan bisa mengendalikan hawa nafsu. Nilai-nilai pendidikan Islam yang perlu dipelajari adalah tentang pendidikan sosial keagamaan dan pendidikan akhlah. Nilai-nilai pendidikan Islam yang diterapkan KH.Mas Mansur dengan melakukan melakukan gerakan ta’awun (tolong-menolong) dengan memperhatikan anak yatim dan orang-orang miskin,membuat balai kesehatan dan membentuk persatuan juru rawat Muhammadiyah.