Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) PADA PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PROFIL DARAH LELE DUMBO (Clarias gariepinus) YANG DIINFEKSI Aeromonas caviae Kurniawan, Adhi; Sarjito, -; Prayitno, Slamet Budi
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.176 KB)

Abstract

Ikan lele dumbo (C. gariepinus) adalah ikan yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Salah satu kendala dalam budidaya lele dumbo adalah serangan penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemiae) yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas sp. Penyakit ini sangat ganas, khususnya pada ikan lele. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) terhadap kelulushidupan lele dumbo yang diinfeksi Aeromonas caviae. Hewan uji yang digunakan adalah lele dumbo berukuran 10±0,12 cm dan bobot 25±0,1 gr. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan 4 perlakuan yaitu perlakuan A (tanpa pemberian ekstrak daun binahong), B (2,5%), C (5%), dan D (7,5%) dengan pemberian pakan selama 14 hari. Uji tantang dilakukan dengan menyuntikkan suspensi A. caviae dengan dosis 1,5x108 sel/mm3 sebanyak 0,1 mL secara intramuskular. Pengamatan dilakukan selama 9 hari pasca infeksi yang meliputi kelulushidupan, gejala klinis, dan profil darah lele dumbo. Hasil pengamatan total eritrosit hari ke-3 pasca infeksi mengalami penurunan disemua perlakuan dibandingkan hari ke-0. Hari ke-6 sampai hari ke-9 pasca infeksi total eritrosit mengalami kenaikan. Total leukosit hari ke-3 dan hari ke-6 pasca infeksi mengalami penurunan disemua perlakuan. Kadar hematokrit hari ke-3 dan hari ke-6 pasca infeksi mengalami penurunan disemua perlakuan dibandingkan hari ke-0. Hasil penelitian menunjukkan gejala klinis ikan lele yang terserang A. caviae diantaranya respon pakan menurun, berenang tidak normal, timbul luka disertai pendarahan dibagian penyuntikan. Pemberian ekstrak daun binahong pada lele dumbo tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan lele dumbo pasca infeksi A. caviae. Dalam penelitian ini dosis ekstrak daun binahong yang ditambahkan pada pakan kurang efektif sebagai immunostimulan lele dumbo setelah infeksi A. caviae. The Catfish (C. gariepinus) is one of most freshwater fish for Indonesian people, especially in Java. One of the problems of intensive catfish culture is disease caused by Motyle Aeromonas Septicemia (MAS). This disease known very pathogenic, especially for catfish. The aim of this research was to investigate the effect of Anredera cordifolia leaf extract toward hematology and survival rate of C. gariepinus infected by Aeromonas caviae. The tested fish C. gariepinus average weight was 25±0,1 g. This research was conducted with 4 (four) treatments namely, A (treatment with no leaf extract A. cordifolia), B (2,5% leaf extract), C (5% leaf extract), and D (7,5% leaf extract) respectively. The challenge test was done by injecting of 0,1 ml A. caviae suspensions with dosage of 108 cell/mm3 intra-muscularly. Observation was performed for 9 days after infection. The parameter observed were survival rate, clinical symptoms, and hematology. The observation demonstrated that erythrocyte at all treatment 3 days after infection were decrease at all treatment. Erythrocyte for 6 days to 9 days after infection increase all treatment. Leuchocyte level 3 days and 6 days after infection was decreases in all treatment similarly. Hematokrit level 3 days to 6 days after infection also decrease at treatment,  respectively clinical symptoms observation infected catfish showed swam abnormally, injured and haemorhagic on the skin along with damaged on the body. Immersion with A. cordifolia extract leaf past infection indicated that they were not significantly different on C. gariepinus survival rate. Therefore the dosage of A. cordifolia leaf extract is not effective to protect C. gariepinus from A. caviae infection.
EDUKASI PENTINGNYA ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA KONSTRUKSI Maghfiroh, Ainul; Mushidah, Mushidah; Ningrum, Fitria Setya; Kurniawan, Adhi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesosi Vol. 8 No. 1 (2025): Januari: Jurnal Abdimas Kesosi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/abdimas.v8i1.247

Abstract

Penerapan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja memberikan manfaat untuk tenaga kerja maupun perusahaansebagaimana di amanatkan dalan peraturan perundangan pemerintah. Penggunaan alat pelindung diri (APD) menjadi salah satu faktor terpenting dalam memenuhi standar operasional (SOP) bekerja di lapangan metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat adalah ceramah tanya jawab pada saat kegiatan toolbox meeting yang dilakukan dua kali, kegiatan pertama di ikuti oleh 10 orang dan kegiatan kedua diikuti oleh 13 orang. hasil dari kegiatan ini adalah pekerja penyampaian informasi yang berulang terkait pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku dalam pemakaian APD, pekerja melakukan perlindungan terhadap diri sendiri bukan karena paksaan tetapi atas kesadaran akan keselamatan kerja yang nantinya akan merubah perilaku pekerja.
KEBERHASILAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA : STUDI KASUS PERKARA NOMOR 353/PDT.G/2023/PA.SAL Kurniawan, Adhi; Mustolich, Muhammad; Nor Hidayati, ST; Sodiq, Nur; Zumrotun, Siti
USRAH: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 6 No. 2 (2025): April
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/usrah.v6i1.1450

Abstract

ABSTRACT Talaq divorce cases in the Religious Courts often become a challenge in maintaining a balance between the rights and obligations of husband and wife and the interests of children. Mediation is an alternative dispute resolution instrument used in the divorce process, including divorce and divorce, which aims to reach a peaceful agreement through the judicial process (litigation). In Supreme Court Regulation (Perma) 1 of 2016 concerning Mediation Procedures in Court, this regulation requires every civil case submitted to court to go through a mediation process first before proceeding to the further trial stage. The aim is to encourage peaceful, faster and cheaper dispute resolution through dialogue between the parties facilitated by a mediator. This article aims to examine the role of mediation in resolving talak divorce cases, as well as the factors that influence its success. A case study of a talak divorce case which succeeded in reaching an agreement through mediation will be used as material for analysis, namely case Number 353/Pdt.G/2023/PA.Sal. This research highlights the importance of mediation as a solution approach to minimize the negative impacts of divorce, especially for women and children. Keywords: Mediation; Divorce Divorce; Religious Court; Agreement  
The Role of Information Workers' Self-Determination in Access to Information for the Hearing and Speech-Impaired Kurniawan, Adhi; Rahmi
JPUA: Jurnal Perpustakaan Universitas Airlangga: Media Informasi dan Komunikasi Kepustakawanan Vol. 15 No. 2 (2025): JULI - DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpua.v15i2.2025.81-91

Abstract

Background of Study: Inclusive access and services of information for persons with disabilities are an absolute necessity that must be provided by information institutions and supported by information workers and policies. Purpose: To determine the background, perceptions, and efforts of information workers in various information institutions to create inclusive information access and services for people with disabilities. Method: This study used a community-based learning approach with the self-determination theory method, which was deemed appropriate in exploring the background of information workers in providing inclusive access and services for people with disabilities, especially hearing and speech-impaired. Findings: Information workers have a general awareness of providing information services and access to deaf-mute people with disabilities. In its development, motivation and institutional support play a major role in the success of ideas and concepts of inclusiveness in information access and services. However, it was also found that the initiative of information workers emerged before access and service policies were created. Conclusion: Information workers hold vital roles in both creating support and policies for inclusive access and services for people with disabilities. The background and efforts that drive this inclusivity stem from the efforts and endeavors of information workers to understand, create, and implement inclusivity into concrete projections and relevant policies. Keywords: self-determination, information workers, information access, deaf disability, digital inclusion ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Peran Self-Determination Pekerja Informasi dalam Akses Informasi bagi Disabilitas Rungu-Wicara Latar Belakang: Akses dan layanan informasi yang inklusif untuk kelompok disabilitas merupakan upaya mutlak yang perlu disediakan lembaga informasi dan didukung oleh pekerja informasi serta kebijakan yang menyertainya. Tujuan: Mengetahui latar belakang, persepsi, dan upaya pekerja informasi dalam berbagai macam lembaga informasi untuk menciptakan akses dan layanan informasi yang inklusif kepada kelompok disabilitas. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan community-based learning dengan metode self-determination theory yang dinilai sesuai dalam upaya penelusuran latar belakang pekerja informasi dalam memberikan akses dan layanan inklusif untuk kelompok disabilitias. Temuan: Pekerja informasi memiliki kesadaran umum dalam memberikan layanan dan akses informasi kepada kelompok disabilitas tuna rungu-wicara. Dalam perkembangannya, motivasi dan dukungan institusi memiliki peran besar dalam kesuksesan ide dan gagasan inklusivitas akses informasi dan layanan. Namun, juga ditemukan bahwa inisiasi pekerja informasi lebih dahulu muncul sebelum kebijakan akses dan layanan diciptakan. Kesimpulan: Pekerja informasi memiliki peran vital dalam menciptakan dukungan dan kebijakan akses dan layanan inklusif untuk kelompok disabilitas. Latar belakang dan upaya yang mendorong inklusivitas tersebut ditimbulkan dari upaya dan usaha pekerja informasi dalam memahami, menciptakan, dan mengimplementasi inklusivitas ke dalam proyeksi nyata dan kebijakan yang relevan.  Kata Kunci: self-determination, pekerja informasi, akses informasi, disabilitas rungu, inklusi digital