Abstrak Permasalahan limbah organik merupakan hal yang kompleks untuk diselesaikan. Kondisi serupa juga dialami di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana volume limbah organiknya sangat tinggi. Selama ini, pengolahan limbah organik yang dilakukan masih belum memberikan hasil yang optimal. Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengolahan limbah organik masih perlu ditingkatkan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan wawasan masyarakat dalam pengolahan limbah organik melalui budidaya maggot. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan ada dua, yaitu seminar dan pelatihan. Kegiatan ini melibatkan berbagai komunitas atau instansi terkait di Kota Kupang, seperti Dinas Lingkungan Hidup, biara, sekolah, restoran, hotel, pelajar, dan lain-lain. Keberhasilan kegiatan ini diukur melalui tahapan pre- dan post-test di mana proses evaluasi memberikan hasil yang positif. Pemahaman peserta terhadap materi meningkat tajam dari 0,98 menjadi 3,15 (dari skala 4). Lebih jauh, 80% responden juga menyatakan kesediaannya untuk menerapkan ilmu yang diberikan. Meskipun target kegiatan telah tercapai, tantangan untuk membudidayakan maggot sebagai solusi alternatif pengolahan limbah organik masih banyak. Oleh karena itu, kerja sama dan partisipasi pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat harus ditingkatkan ke depannya. Kata kunci: limbah organik; budidaya; maggot; kupang Abstract The problem of organic waste is a complex matter to solve. This condition is also experienced in Kupang City, East Nusa Tenggara (NTT) Province, where the volume of organic waste is very high. So far, the processing of organic waste that has been carried out has yet to provide optimal results. Community awareness and participation in processing organic waste still need to improve. This service activity aims to increase community awareness, participation, and insight into processing organic waste through maggot cultivation. There are two forms of activities carried out, namely seminars and training. This activity involves various communities or related institutions in Kupang City, such as the Environmental Service, monasteries, schools, restaurants, hotels, students, etc. The success of this activity is measured through the pre- and post-test stages, where the evaluation process shows positive results. The participants' understanding of the material increased sharply from 0.98 to 3.15 (on a scale of 4). Furthermore, 80% of respondents also expressed willingness to apply the knowledge provided. Even though the activity target has been achieved, there are still many challenges in cultivating maggots as an alternative solution for processing organic waste. Thus, cooperation and participation from government, industry, academics, and society must be increased in the future. Keywords: organic waste; cultivation; maggot; kupang