Rica Rian
Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONTRIBUSI LUKISAN BELUDRU TERHADAP PARIWISATA DI BUKITTINGGI Rica Rian; Suryanti Suryanti; Rajudin Rajudin
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 1 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i1.20970

Abstract

This research reveals the existence of velvet painting in Bukittinggi. In addition, this research wants to know the potential of velvet painting and its contribution to tourism in Bukittinggi. Research on velvet painting is reviewed from the potential for the future less guarantee of its existence, considering the longer the regeneration that will preserve velvet painting, in addition to the existence of stalls where the artist displays his work is increasingly knocked out. The contribution of velvet painting is very much an influence on tourism in Bukittinggi considering the interest of tourists who buy their work as a piece or a hand from his visit to Bukittinggi. The method used in this study refers to the qualitative research methodology, which is research that is intended to understand the existence of velvet painting and its contribution to tourism in Bukittinggi and then described in accordance with the natural and scientific context. In qualitative research methods commonly used in collecting data are observation, interview and utilization of documents in the field. Then for research reports, the data collected is presented based on excerpts of data in the form of words/ sentences or data in the form of interview scripts, field notes, photos, videos, personal documents or other official documents. Keywords: velvet painting, contribution, Bukittinggi tourism. AbstrakPenelitian ini mengungkap keberadaan seni lukis beludru di Bukittinggi. Penelitian ini untuk mengetahui potensi seni lukis beludru dan kontribusinya terhadap pariwisata di Bukittinggi. Penelitian tentang seni lukis beludru ditinjau dari potensi ke depannya kurang menjamin keberadaannya, mengingat makin lama makin sedikit regenerasi yang mau melestarikan melukis beludru, di samping itu keberadaan kios tempat seniman memajang karyanya semakin tersingkir. Kontribusi karya lukis beludru sangat besar pengaruhnya terhadap pariwisata di Bukittinggi mengingat animo wisatawan yang membeli karya mereka sebagai souvenir dari kunjungannya ke Bukittinggi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini merujuk pada metodologi penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memahami keberadaan karya lukis beludru dan kontribusinya terhadap pariwisata di Bukittinggi dan kemudian dideskripsikan   sesuai dengan   konteks   yang   alamiah dan ilmiah. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa digunakan dalam mengumpulkan data adalah pengamatan, wawancara dan pemanfaatan dokumen di lapangan. Kemudian untuk laporan penelitian, data-data yang terhimpun disajikan berdasarkan kutipan data berupa kata/kalimat maupun data berupa naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi ataupun dokumen resmi lainnya.Kata Kunci: lukisan beludru, kontribusi, wisata Bukittinggi. Authors:Rica Rian : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSuryanti : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRajudin : Institut Seni Indonesia PadangpanjangReferences:­Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.Cattoretti, G., Becker, M. H., Key, G., Duchrow, M., Schlüuter, C., Galle, J., & Gerdes, J. (1992). Monoclonal antibodies against recombinant parts of the Ki‐67 antigen (MIB 1 and MIB 3) detect proliferating cells in microwave‐processed formalin‐fixed paraffin sections. The Journal of pathology, 168(4), 357-363. https://doi.org/10.1002/path.1711680404.Feldman, Burke, Edmund. (1967). Art As Image and Idea. New Jersey: Englewood Cliffs. Koentjaraningrat. (1965). Pengantar Antrologi. Jakarta: Penerbit Universitas.Moleong, Lexy, J. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.McCall. (1978). Art Worlds. California: University of California Press.Rohidi, Tjep Tjep, Rohend. (2000). Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: STSI.Rica, Rian. (2020). “Dokumentasi Karya Lukis Beludru”. Hasil Dokumentsi Pribadi: 2020, Bukittinggi.Sachari, Agus. (2002). Estetika. Bandung: ITB.Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.Soedarso SP. (2006), Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Daya Sana.
ARBY SAMAH : MAESTRO SENI PATUNG ABSTRAK DI INDONESIA Harissman Harissman; Elvis Elvis; Rica Rian
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.16143

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas tentang penelusuran Arby Samah yang dikenal sebagai pelopor seni patung abstrak di Indonesia, serta mengungkap alasan Arby Samah memilih berkarya patung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sosok Arby Samah sebagai perintis seni patung abstrak di Indonesia, dan sangat berjasa dalam perkembangan seni patung di Indonesia serta Sumatera Barat khususnya. Kajian teori menggunakan seleksi dan fokus gejala berdasarkan jiwa zaman, menitikberatkan pada perspektif historis mempunyai dua dimensi: aspek masa kini, dan Aspek masa lampau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi lapangan dan wawancara, pengambilan dokumen yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Arby Samah berkarya seni patung abstrak dilatarbelakangi oleh  faktor: 1) Budaya di Sumatera Barat yang membuat seni patung sulit berkembang. 2) Adat di Sumatera Barat yang mengikat setiap ruang gerak masyarakatnya. 3) Masyarakat di Sumatera Barat mayoritas memeluk Islam yang sangat mengikat dengan hadis dan Al-quran yang melarang membuat patung dalam wujud realis.Kata Kunci: arby samah, patung abstrak, budaya.AbstractThis research discussed about a person namely as Arby Samah that has known as a pioneer of art sculpture in Indonesia, it was also to reveal the reason of Arby Samah why choosing sculpture as his work of art. The aim of the research was too see the figure of Arby Samah as a pioneer of art sculpture in Indonesia, and also his contribution to the growth of art sculpture in indonesia especially in west sumatera province. Theory of the research used  the selection and observation of the nature symptom. This research focused to the historic perspective that consist of two dimensions, present aspect and past aspect. The method that used in this research was qualitative with descriptive analysis approach. The technique that used in collecting data were field observation, interview and taking the related documents. The result showed that when in producing abstract art sculpture, Arby Samah was influenced by factors: 1) West Sumatera culture that made art sculpture  difficult to growth. 2) the tight tradition or the custom of West sumatera, it limited the people to create art sculpture. 3) Islam is the majority religion of the people in west sumatera were in Al Qur’an and Al Hadist has stated that creating sculpture in realist form was prohibited.  Keywords: arby samah, abstract sculpture, culture.
Unggah-ungguh sebagai ide penciptaan karya seni lukis Helni Yuliana; Miswar Miswar; Rica Rian
V-art: Journal of Fine Art Vol 1, No 2 (2022): Januari - Juni 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.193 KB) | DOI: 10.26887/v-art.v2i1.2327

Abstract

Penciptaan karya Tugas Akhir dengan judul “Unggah-ungguh sebagai ide penciptaan karya seni lukis”, didasari dari ketertarikan pengkarya terhadap fenomena unggah-ungguh dalam budaya Jawa yang merupakan etika, sopan santun dan tata krama, yang berada di Blok B Sitiung II, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Pengkarya menghadirkan karya seni lukis ini menjadi pengetahuan akan penerapan unggah-ungguh agar tidak hilang jati diri pengkarya pada budaya Jawa, karena mengalami penurunan penerapan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Metode penciptaan yang dilakukan terdiri dari persiapan meliputi pengumpulan data, eksperimen dengan menuangkan ide dari hasil data yang didapatkan, perwujudan dari proses konsep awal dengan sketsa, pemindahan sketsa, proses melukis hingga  finishing dan penyajian dengan pembingkaian pada karya serta pameran. Karya dalam bentuk dua dimensi menggunakan gaya dekoratif dengan karakter bentuk wayang dan motif batik sebagai hiasannya dengan teknik transparan. Masing-masing karya memiliki perbedaan dari segi bentuk visual yang mengungkapkan perasaan pengkarya terhadap unggah-ungguh dalam kehidupan pengkarya, yang terdiri dari judul Kulo Puron Nedi?, Ngrembuk, dan Wejangan.
PEMBUATAN VAS BUNGA MENGGUNAKAN BATOK KELAPA KEPADA ANGGOTA SANGGAR GARUDA MUTIARA SENI Rica Rian; Suryanti Suryanti; Rajudin Rajudin; Hendra Hendra
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 7, No 2 (2022): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v7i2.2225

Abstract

Dilaksanakannya pelatihan membuat karya dengan teknik kolase kepada anggota SAGAMURTI bertujuan untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam membuat karya seni dengan berbagai inovasi. Selama berdiri karya-karya yang dihasilkan anggota sanggar ini hanya meniru karya yang sudah ada yang terbuat dari akar kayu. Pada kegiatan ini anggota sanggar akan dibekali membuat karya vas bunga dengan menggunakan bahan dari batok kelapa dengan teknik kolase. Pelatihan ini sangat penting artinya dalam memberikan apresiasi dan inovasi serta sebagai upaya pelestarian lingkungan mengingat banyaknya pohon kelapa yang tumbuh di daerah Lubuk Malako. Langkah pertama yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah menjelaskan pengertian seni, kedua pengenalan tentang teknik-teknik dalam berkarya. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan beberapa metode diantaranya ceramah, demontrasi, tanya jawab, dan praktek berkarya. Diberikannya pelatihan membuat karya vas bunga, anggota sanggar dapat membuat karya dengan Teknik kolase seperti membuat vas bunga dengan berbagai ukuran, tempat tissu, jam dinding miniatur rumah gadang dan lain-lain. Selain itu, juga dibekali pemasarkan hasil karya. Hasil yang didapat dari kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi anggota sanggar SAGAMURTI dalam mengasah bakat dan kreativitas dalam membuat bermacam karya dan cenderamata, mengingat kabupaten Solok Selatan memiliki objek wisata seribu rumah gadang dan rumah gadang panjang namun belum didukung cenderamata yang khas.
STUDI WARNA DAN GAYA PADA KARYA YAZID Miswar Miswar; Rica Rian; Yunis Muler; Rajudin Rajudin
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38384

Abstract

This study reveals the characteristics of color and style in Yazid's work. The method used in this study refers to a qualitative research methodology that includes observations, interviews, and the use of documents in the field. In addition, this study uses qualitative methods, which include interviews, field notes, photos, videos, personal documents, and others. Yazid's painting takes the theme of the exotic nature of West Sumatra, which leads to Mooi Indie's work. Yazid's paintings are exciting in terms of the colors presented. The colors in Yazid's work are soft and light, and rarely in his work are their colors that are too dark. The brightness of his paintings is also low; some of his works use bright colors. The color composition in the work is very well made. No colors can damage each other, so a harmonious and mutually supportive color arrangement is achieved. In tracing Yazid's paintings, they are classified into four styles according to Feldman, the first is the objective accuracy style, the second is formal arrangement style, the third is expressive style, and the fourth is the fantasy style. The presence of Yazid's work greatly influenced the development of naturalist-style painting in West Sumatra, considering that Yazid is a senior artist who devoted his life to painting. Keywords: Yazid's painting, color, style. AbstrakPenelitian ini mengungkap karakteristik warna dan gaya pada karya Yazid. Dalam konteks penelitian ini, istilah "metode" mengacu pada metodologi penelitian kualitatif, yang melibatkan kegiatan seperti observasi lapangan, wawancara partisipan, dan pemanfaatan dokumen yang relevan. Selain itu penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang meliputi wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi dan lain-lain. Karya lukis Yazid mengangkat tema tentang alam Sumatera Barat yang eksotis yang mengarah kepada karya Mooi Indie. Karya lukis yang dibuat Yazid sangat menarik dari segi warna yang dihadirkan. Warna pada karya Yazid adalah warna lembut dan terang. Jarang pada karyanya terdapat warna yang terlalu gelap. Kecerahan warna lukisannya juga rendah, sedikit dari karyanya yang menggunakan warna cemerlang. Komposisi warna dalam karya dibuat sangat baik tidak ada warna yang merusak satu sama lain sehingga tercapai susunan warna yang harmonis dan saling mendukung. Dalam menelusuri karya lukis Yazid digolongkan dalam empat macam gaya menurut Feldman, yang pertama gaya ketepatan objektif, kedua gaya susunan formal, ketiga gaya emosi, dan yang keempat gaya fantasi. Kehadiran karya Yazid sangat berpengaruh kepada perkembangan seni lukis yang bergaya naturalis di Sumatera Barat, mengingat Yazid merupakan seniman yang senior yang mencurahkan hidupnya pada seni lukis. Kata Kunci: karya lukis Yazid, warna, gaya.Authors:Miswar : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRica Rian : Institut Seni Indonesia PadangpanjangYunis Muler : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRajudin : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Adisendjaja, Y. H. (2003). Warna dan Maknanya Dalam Kehidupan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.Ellanda, A., Aulia, S. A., & Hariyani, Y. S. (2016). Perancangan Aplikasi Pembaca Warna Untuk Penderita Buta Warna Berbasis Android. Jurnal Elektro Dan Telekomunikasi Terapan, 1(1), 59. https://doi.org/10.25124/jett.v1i1.85.Fahira, Y., Yandri, Y., & Gani, M. H. (2021). Unity, Complexity, dan Intensity Lukisan Karya Yazid. V-art: Journal of Fine Art, 1(1), 20-24. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26887/vartjofa.v1i1.2135.Feldman, E. B. (1967). Art As Image and Idea, bagian dua, tiga, terjemahan SP.Gustami. United States: Prentice-Hall.Hartoko, D. (1991). Manusia dan Seni. Jakarta: Kanisius.Hidayat, R. A. H. (2018). ALAM PASAMAN BARAT DALAM LUKISAN NATURALIS. SERUPA : The Journal Of Art Education, 6(2). https://doi.org/https://doi.org/10.24036/sr.v6i2.9103.Kartika, D. S. (2017). Seni Rupa Modern (Edisi Revisi). Jakarta: Rekayasa Sains.Nawawi, H. H. (2013). Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.Purbasari, M., & Jakti, R. A. D. R. I. K. (2014). Warna Dingin Si Pemberi Nyaman. Humaniora, 5(1), 357. https://doi.org/10.21512/humaniora.v5i1.3034.Said, A. A. (2006). Unsur-Unsur Desain. Makassar: Universitas Negeri Makassar.Soedarso, S. (2006). Trilogi Seni: Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.Soedarsono, R. M. (1999). Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.Somantri, G. R. (2005). Memahami Metode Kualitatif. Makara, Sosial Humaniora, 9(2), 57–65.Sumartono, S. (2002). Berbagi Pendekatan dalam Penelitian Seni Kriya. Seminar Internasional Seni Rupa 2002.