Miswar Miswar
Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

METODE PENCIPTAAN BENTUK REPRESENTASIONAL, SIMBOLIK, DAN ABSTRAK (STUDI PENCIPTAAN KARYA SENI MURNI DI SUMATERA BARAT, INDONESIA) Rajudin Rajudin; Miswar Miswar; Yunis Muler
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.19950

Abstract

AbstrakPenelitian ini adalah penelitian dasar (basic research) yang mencoba untuk mengkaji metode penciptaan karya seni murni bentuk representasional, simbolik dan abstrak. Kajian dilakukan terhadap beberapa seniman lukis, grafis dan patung di empat kota dalam wilayah Sumatera Barat, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data utama dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan sumber primer, yaitu seniman. Sedangkan data tidak langsung dikumpulkan melalui jurnal, buku, video foto, katalog pameran, karya-karya seniman, dan dokumen-dokumen terkait. Teknik analisis data dilakukan sebelum di lapangan dan di lapangan. Temuan penelitian ini adalah berupa metode yang spesifik, lebih operasional dan teknis tentang penciptaan karya seni murni bentuk representasional, simbolik dan abstrak.  Kata Kunci: Metode, Representasional, Simbolik, Abstrak.AbstractThis research is a basic research which tries to examine the method of creating pure works of representational, symbolic and abstract forms. The study was carried out on several painters, engravers and sculptors in four cities in the West Sumatra region of Indonesia. This study used descriptive qualitative method. The main data collection techniques are carried out through observation and interviews with primary sources, namely artists. While indirect data is collected through journals, books, videos, photos, exhibition catalogs, works of artists, and related documents. Data analysis techniques were carried out before on the field and in the field. The findings of this study are in the form of specific, more operational and technical methods about the creation of pure works of representational, symbolic and abstract forms. Keywords: Method, Representational, Symbolic, Abstract. 
Trauma Masa Kecil Sebagai Rangsang Cipta Dalam Karya Seni Lukis Reno Masril; Suryanti Suryanti; Miswar Miswar
V-art: Journal of Fine Art Vol 1, No 2 (2022): Januari - Juni 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.525 KB) | DOI: 10.26887/v-art.v2i1.2352

Abstract

Trauma pada masa kecil yang dihadirkan dalam karya ini diciptakan dari pengalaman masa kecil pengkarya yang sering dibuli, disakiti baik secara fisik ataupun mental. Dalam penciptaan karya seni lukis ini menghadirkan perasaan sedih dan pilu karena pernah mengalami buli tersebut dan menyebabkan trauma tersendiri pada pengkarya. Bentuk karya yang akan diciptakan adalah dengan bentuk representasional dengan penggunaan bentuk distorsi dan konsep disformasi dengan gaya pop surealis. Metode penciptaan yang dilakukan adalah persiapan dimana dalam tahap ini melakukan perenungan dan ingatan-ingatan masa lalu yang mengganggu kemudian dilanjutkan pada pembuatan sketsa alternatif pada tahap perancangan, proses pembuatan karya dilanjutkan pada tahap perwujudan dimulai dari proses penyediaan bahan, proses pemasangan kain kanvas, pendasaran kanvas, proses pemindahan sketsa pada kanvas, proses melukis sampai finishing dan setelah melakukan semua tahapan tersebut dilakukan pameran pada tahap penyajian. Hasil karya menggunakan mixed media, teknik plakat dan aquarel, penciptaan karya ini telah menghasilkan lima karya lukis yang berjudul Leave Me Alone, Gold Fish, Fight Back, dan Refrain.
Unggah-ungguh sebagai ide penciptaan karya seni lukis Helni Yuliana; Miswar Miswar; Rica Rian
V-art: Journal of Fine Art Vol 1, No 2 (2022): Januari - Juni 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.193 KB) | DOI: 10.26887/v-art.v2i1.2327

Abstract

Penciptaan karya Tugas Akhir dengan judul “Unggah-ungguh sebagai ide penciptaan karya seni lukis”, didasari dari ketertarikan pengkarya terhadap fenomena unggah-ungguh dalam budaya Jawa yang merupakan etika, sopan santun dan tata krama, yang berada di Blok B Sitiung II, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Pengkarya menghadirkan karya seni lukis ini menjadi pengetahuan akan penerapan unggah-ungguh agar tidak hilang jati diri pengkarya pada budaya Jawa, karena mengalami penurunan penerapan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Metode penciptaan yang dilakukan terdiri dari persiapan meliputi pengumpulan data, eksperimen dengan menuangkan ide dari hasil data yang didapatkan, perwujudan dari proses konsep awal dengan sketsa, pemindahan sketsa, proses melukis hingga  finishing dan penyajian dengan pembingkaian pada karya serta pameran. Karya dalam bentuk dua dimensi menggunakan gaya dekoratif dengan karakter bentuk wayang dan motif batik sebagai hiasannya dengan teknik transparan. Masing-masing karya memiliki perbedaan dari segi bentuk visual yang mengungkapkan perasaan pengkarya terhadap unggah-ungguh dalam kehidupan pengkarya, yang terdiri dari judul Kulo Puron Nedi?, Ngrembuk, dan Wejangan.
STUDI WARNA DAN GAYA PADA KARYA YAZID Miswar Miswar; Rica Rian; Yunis Muler; Rajudin Rajudin
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38384

Abstract

This study reveals the characteristics of color and style in Yazid's work. The method used in this study refers to a qualitative research methodology that includes observations, interviews, and the use of documents in the field. In addition, this study uses qualitative methods, which include interviews, field notes, photos, videos, personal documents, and others. Yazid's painting takes the theme of the exotic nature of West Sumatra, which leads to Mooi Indie's work. Yazid's paintings are exciting in terms of the colors presented. The colors in Yazid's work are soft and light, and rarely in his work are their colors that are too dark. The brightness of his paintings is also low; some of his works use bright colors. The color composition in the work is very well made. No colors can damage each other, so a harmonious and mutually supportive color arrangement is achieved. In tracing Yazid's paintings, they are classified into four styles according to Feldman, the first is the objective accuracy style, the second is formal arrangement style, the third is expressive style, and the fourth is the fantasy style. The presence of Yazid's work greatly influenced the development of naturalist-style painting in West Sumatra, considering that Yazid is a senior artist who devoted his life to painting. Keywords: Yazid's painting, color, style. AbstrakPenelitian ini mengungkap karakteristik warna dan gaya pada karya Yazid. Dalam konteks penelitian ini, istilah "metode" mengacu pada metodologi penelitian kualitatif, yang melibatkan kegiatan seperti observasi lapangan, wawancara partisipan, dan pemanfaatan dokumen yang relevan. Selain itu penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang meliputi wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi dan lain-lain. Karya lukis Yazid mengangkat tema tentang alam Sumatera Barat yang eksotis yang mengarah kepada karya Mooi Indie. Karya lukis yang dibuat Yazid sangat menarik dari segi warna yang dihadirkan. Warna pada karya Yazid adalah warna lembut dan terang. Jarang pada karyanya terdapat warna yang terlalu gelap. Kecerahan warna lukisannya juga rendah, sedikit dari karyanya yang menggunakan warna cemerlang. Komposisi warna dalam karya dibuat sangat baik tidak ada warna yang merusak satu sama lain sehingga tercapai susunan warna yang harmonis dan saling mendukung. Dalam menelusuri karya lukis Yazid digolongkan dalam empat macam gaya menurut Feldman, yang pertama gaya ketepatan objektif, kedua gaya susunan formal, ketiga gaya emosi, dan yang keempat gaya fantasi. Kehadiran karya Yazid sangat berpengaruh kepada perkembangan seni lukis yang bergaya naturalis di Sumatera Barat, mengingat Yazid merupakan seniman yang senior yang mencurahkan hidupnya pada seni lukis. Kata Kunci: karya lukis Yazid, warna, gaya.Authors:Miswar : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRica Rian : Institut Seni Indonesia PadangpanjangYunis Muler : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRajudin : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Adisendjaja, Y. H. (2003). Warna dan Maknanya Dalam Kehidupan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.Ellanda, A., Aulia, S. A., & Hariyani, Y. S. (2016). Perancangan Aplikasi Pembaca Warna Untuk Penderita Buta Warna Berbasis Android. Jurnal Elektro Dan Telekomunikasi Terapan, 1(1), 59. https://doi.org/10.25124/jett.v1i1.85.Fahira, Y., Yandri, Y., & Gani, M. H. (2021). Unity, Complexity, dan Intensity Lukisan Karya Yazid. V-art: Journal of Fine Art, 1(1), 20-24. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26887/vartjofa.v1i1.2135.Feldman, E. B. (1967). Art As Image and Idea, bagian dua, tiga, terjemahan SP.Gustami. United States: Prentice-Hall.Hartoko, D. (1991). Manusia dan Seni. Jakarta: Kanisius.Hidayat, R. A. H. (2018). ALAM PASAMAN BARAT DALAM LUKISAN NATURALIS. SERUPA : The Journal Of Art Education, 6(2). https://doi.org/https://doi.org/10.24036/sr.v6i2.9103.Kartika, D. S. (2017). Seni Rupa Modern (Edisi Revisi). Jakarta: Rekayasa Sains.Nawawi, H. H. (2013). Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.Purbasari, M., & Jakti, R. A. D. R. I. K. (2014). Warna Dingin Si Pemberi Nyaman. Humaniora, 5(1), 357. https://doi.org/10.21512/humaniora.v5i1.3034.Said, A. A. (2006). Unsur-Unsur Desain. Makassar: Universitas Negeri Makassar.Soedarso, S. (2006). Trilogi Seni: Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.Soedarsono, R. M. (1999). Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.Somantri, G. R. (2005). Memahami Metode Kualitatif. Makara, Sosial Humaniora, 9(2), 57–65.Sumartono, S. (2002). Berbagi Pendekatan dalam Penelitian Seni Kriya. Seminar Internasional Seni Rupa 2002.
CITRA DIRI SEBAGAI STIMULUS PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS Mutiara Daulay; Miswar Miswar; Yunis Muler
Educraf : Journal Of Craft Education, Craft Design And Creative Industries Vol 2, No 1 (2022): EDUCRAFT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/educraf.v2i1.3258

Abstract

Self-image is an individual's knowledge of self related to mental images, personality, appearance, and abilities. The self-image that is built from time to time can be very positive or negative, the determinant of this can be seen from the stages of psychosocial development theory, the turbulent phase for the author from the adolescent stage to early adulthood. Based on the author's experience of the self that developed during the maturation process when searching for identity and living in a new environment, it cause to negative speculations about self. This self-perception becomes a stimulus for writers in creating works of art. The presence of this work is a form of self-reflection to become a better individual. The form of artwork that is realized is representational artwork using deformation in the form of idealization with mixed media on canvas using plaque and aquarel techniques. The method of creation carried out at the preparation stage is selecting ideas, observing objects, and producing reference images, proceeding to the design stage, this stage making visual strategies, alternative sketches, and selecting sketches, then at the embodiment stage the preparation of tools and materials and transfer of sketches onto canvas as a painting medium, cultivating the work to completion and proceeding to the presentation stage, after all the stages are carried out then an exhibition is held. The project of this work has been realized into five works of art, with the titles “Anxiety”, “Ego”, “Field of Mind”, “Reparation”, “Reflective Decision”.
PRODUK KERAJINAN BATIK DAUN SIRIH DURU AWO DESA HAMPARAN RAWANG KOTA SUNGAI PENUH Septia Cica Safitri; Yuliarni Yuliarni; Yulimarni Yulimarni; Miswar Miswar; Widdiyanti Widdiyanti
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.57868

Abstract

Batik is a well-known product, popular for its motifs. However, Batik Daun Sirih Duru Awo from Hamparan Rawang Village, Sungai Penuh City, differs from batik from other regions due to its unique products and motifs rooted in local wisdom. This study aims to identify the Batik Daun Sirih Duru Awo craft products and the motifs' forms and their application to these batik craft products. The research method used is qualitative, with primary and secondary data types. The informants in this study are the owners of Batik Daun Sirih Duru Awo, batik designers, and batik artisans. Data collection techniques were carried out through observation, interviews, and documentation. The data analysis in this research uses interactive analysis, which involves data condensation, data display, and conclusion or verification.The study results show that Batik Daun Sirih Duru Awo craft products include kain panjang, tengkuluk, lito (lacak), saluak, and scarves, predominantly using the batik cap technique. The motifs favored by consumers amount to 12, reflecting the uniqueness of Sungai Penuh City. These motifs are categorized into five flora motifs (kanyaho batuah, daun sirih, pucuk rebung, biji kopi, padi payo), two fauna motifs (tiger, horns), and five motifs themed around culture or natural objects (jangkoi, aksara incung, tabuh larangan, carano, lapik). The motifs are arranged in symmetrical and asymmetrical repetition patterns vertically and horizontally. To ensure the survival and growth of this craft business, attention and support from the government are needed.Keywords: motive, product, batik daun sirihAbstrakBatik merupakan produk yang sangat dikenal masyarakat, diminati karena motif yang ada pada produk tersebut. Namun produk batik Daun Sirih Duru Uwo Desa Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh berbeda dari batik daerah lain, karena memiliki produk dan motif khas berlatang belakang kearifan lokal. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi produk kerajinan Batik Daun Sirih Daru Awo, dan bentuk motif-motif serta penerapannya pada produk kerajinan batik tersebut. Metode penelitian kualitatif, dengan jenis data primer dan sekunder. Informan dalam penelitian ini adalah pemilik usaha Batik Daun Sirih Daru Awo, desainer batik, dan perajin batik. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan analisis interaktif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan produk kerajinan Batik Daun Sirih Duru Awo terdiri dari kain panjang, tengkuluk, Lito (lacak), saluak (topi adat), dan syal yang dominan menggunakan teknik batik cap. Motif yang diminati konsumen berjumlah 12 buah yang merupakan kekhasan Kota Sungai Penuh. Motif tersebut dikelompokkan menjadi motif flora berjumlah lima buah, yakni motif kanyaho batuah, daun sirih, pucuk rebung, biji kopi,  dan  padi payo. Motif fauna ada dua, yaitu motif harimau dan motif tanduk. Motif yang bertemakan budaya atau benda alam ada lima buah, yakni motif jangkoi, aksara incung, tabuh larangan, carano, dan motif lapik. Pola tata susun repetisi yang simetris dan asimetris secara vertikal dan horizontal. Agar usaha kerajinan ini dapat terus bertahan dan berkembang sesuai dengan lokusnya masing-masing, maka dibutuhkan perhatian dan pembinaan dari pihak pemerintah.Kata Kunci: motif, produk, batik daun sirihAuthors:Septia Cica Safitri : Institut Seni Indonesia PadangpanjangYuliarni : Institut Seni Indonesia PadangpanjangYulimarni : Institut Seni Indonesia PadangpanjangMiswar : Institut Seni Indonesia PadangpanjangWiddiyanti : Institut Seni Indonesia Padangpanjang ReferencesAdriani. (2023). Motif Dan Makna Motif Tenun Ulos Batak Angkola Di Kabupaten Tapanuli Selatan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 12(2), 302-309.Anggraini, L., & Kirana, N. (2023). Desain Komunikasi Visual. Bandung: Nuansa Cendekia.Carlo, I. D. (2020). BATIKpedia: Kumpulan Istilah Penting dalam Dunia Batik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.Emika, S. (2023), œUsaha dan Merk yang digunakan. Hasil Wawancara Pribadi: 5 Mei 2023, Desa Hamparan Rawang.Gustami, SP. (2008). Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: Jurusan Kriya ISI Yogyakarta.Kartika, D. S. (2007). Budaya Nusantara. Bandung: Rekayasa Sains.Kartika, D. S. (2016). Kreasi Artistik Perjumpaan Tradisi Modern Dalam Paradigma Kekaryaan Seni. Karanganyar: Citra Sain.Kartika, D. S. (2017). Seni Rupa Modern Edisi Revisi. Bandung: Rekayasa Sains.Masri, A. (2010). Strategi Visual Bermain Dengan Fromalistik Dan Semiotik Untuk Menghasilkan Kualitas Visual Dalam Desain. Yogyakarta: Jalasutra.Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis¯: A Methods Sourcebook. California: Sage PP-Thousand Oaks.Rudianto, M. (2023). Transformasi Batik Sudagaran Pada Kampung Batik Laweyan Kota Surakarta. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 12(2), 335-342.Sunaryo, A. (2009). Ornamen Nusantara: Kajian Khusus Tentang Ornamen Indonesia. Semarang: Dahara Prize.Susmetri, E. (2023). œNama Motif. Hasil Wawancara Pribadi: 24 Mei 2023, Desa Hamparan Rawang.Yulimarni, Y., Ditto, A., Sundari, S., & Akbar, T. (2022). Pelatihan Batik dalam Excellent Project (Expro) Siswa/Siswi SMA Exellence Nurul Ikhlas Kabupaten Tanah Datar. Abdidas: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(5), 898-907.Zarminto, Z. (2023), œPenamaan Motif. Hasil Wawancara Pribadi: 5 Mei 2023, Desa Hamparan Rawang.