Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Gorga : Jurnal Seni Rupa

ELEMEN ESTETIS RUMAH PERANAKAN JAMBLANG SEBAGAI RUANG EDUKASI SEJARAH DAN BUDAYA Krismanto Kusbiantoro; Tessa Eka Darmayanti; Elliati Djakaria; Latifah Nur Azizah; Fellicia Lodhita
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.39273

Abstract

Aesthetic elements are frequently viewed as embellishments that can affect perception, thereby enriching the quality of a building or space. Aesthetic elements are also closely related to the course of history and culture, therefore this article aims to introduce history and culture through the presence of aesthetic elements in a Peranakan house in Jamblang, Cirebon. Based on this, data collection techniques are needed through direct observation, in-depth interviews, and literature exploration. This qualitative research is also supported by a phenomenological approach because the concept is related to culture, space, and perception. The findings of this study reveal that the introduction of history and culture can be done by "reading" the embodiment of aesthetic elements, so that become an educational space. This knowledge and learning process is one way to maintain culture and maintain local culture as a national identity.Keywords: elements, aesthetic, houses, jamblang, culture. AbstrakElemen estetis seringkali dilihat sebagai hiasan yang dapat mempengaruhi persepsi, sehingga memperkaya kualitas bangunan atau ruang. Elemen estetis juga erat kaitannya dengan perjalanan sejarah dan budaya. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk memperkenalkan sejarah maupun budaya melalui keberadaan elemen estetis pada rumah Peranakan di Jamblang, Cirebon. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara mendalam serta eksplorasi literatur. Penelitian kualitatif ini juga didukung dengan pendekatan fenomenologi karena konsep tersebut berkaitan dengan budaya, ruang dan persepsi. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa pengenalan sejarah maupun budaya dapat dilakukan dengan “membaca” kewujudan elemen estetis sehingga menjadi ruang edukasi. Pengetahuan dan proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu cara untuk menjaga budaya dan mempertahankan budaya lokal sebagai identitas bangsa.Kata Kunci: elemen, estetis, rumah, jamblang, budaya. Authors:Krismanto Kusbiantoro : Universitas Kristen MaranathaTessa Eka Darmayanti : Universitas Kristen MaranathaEliati Djakaria : Universitas Kristen MaranathaLatifah Nur Azizah : Universitas Kristen MaranathaFellicia Lodhita : Universitas Kristen Maranatha References: Caco, A. (2019). Pengembangan Desain Ornamen Berbasis Kearifan Lokal pada Elemen Estetis Eksterior Masjid Imaduddin Tancung Kabupaten Wajo. Prosiding Seminar Nasional LP2M UNM, 881-886.Darmayanti, T. E., & Bahauddin, A. (2019). Rebuilding Space in Peranakan House in Lasem, Indonesia: Perceived Space Concept. 651, 661.Darmayanti, T. E. (2021). Ruang Ketiga pada Gerbang Rumah Peranakan Pecinan, Lasem, Jawa Tengah, Indonesia. Kajian Kes: Rumah Peranakan Kidang Mas. PhD Dissertation:  Penang: Universiti Sains Malaysia.Darmayanti, T. E., Drajat, R. P., & Isfiaty, T. (2022). Membaca Visual Wayang Beber Sebagai Ide Perancangan Ruang. Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya, 4(3), 309-317.Gustami, G. (1980). Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta: ASRI.Hardjasaputra, A. S. (2011). Cirebon dalam Lima Zaman. Jawa Barat: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. Jabar.Hastuti, D. L. (2012). Struktur dan Fungsi Desain Interior Rumah Peranakan Tionghoa di Surakarta pada Awal Abad ke-20. Pendhapa, 3(2), 64-81.Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Djambatan.Kusbiantoro, K et al. (2021). Hybrid Approaches in Cultural Heritage Reconstruction of Chinese Liutenant Tomb in Bandung: A Multidisciplinary Surve dalam Innovation Research in the Era of MBKM. Maharashtra: Novateur Publication.Kustedja, S. (2018). Jejak Budaya Komunitas Tionghoa di Bandung. Bandung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung.Levebfre, H. (1991). The Production of Space. New Jersey: Wiley.Lombard, D. (2000). Nusa Jawa Silang Budaya jilid II: Jaringan Asia. Jakarta: Gramedia.Marcella, B. S. (2014). Bentuk dan Makna Atap Kelenteng Sam Poo Kong Semarang. Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, 10(5), 349-359.Pallasmaa, J., & Space, P. (2012). On Atmosphere: Peripheral Perception and Existential Experience. Encounters, 2, 237-251.Pelzang, R., & Hutchinson, A. M. (2018). Establishing Cultural Integrity in Qualitative Research: Reflections From a Cross-Cultural Study. International Journal of Qualitative Methods, 17(1). https://doi.org/10.1177/1609406917749702.Pratiwo, P. (1990). Ph.D. Thesis: The Transformation Of Traditional Chinese Architecture: A Way to Interpret Issues on Modernization and Urban Development on the North-Eastern Coast of Central Java – Indonesia. German: Aachen, Technische Hochschule.Reid, A. (1999). Dari Ekspansi Hingga Krisis: Jaringan Perdagangan Global Asia Tenggara 1450-1680 jilid II. Jakarta: Yayasan Obor.Royandi, Y., Gunawan, I. V., & Halim, E.A. (2022). Analisa Bangunan dengan Pengaruh Tionghoa pada Pecinan Indramayu Jawa Barat. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 67-73.Rusyanti, R. (2012). Interaksi Budaya pada Bentuk Rumah Pecinan Cirebon. PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, 1(2), 309-324.Sunaryo, S. (2009). Ornamen Nusantara : Kajian khusus tentang ornamen Indonesia. Semarang: Dahaga Price.Susanto, M . ( 2002 ) . Diksi Rupa, Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.Tjahyono, G. (2002). Indonesian Heritage: Arsitektur. Jakarta: Grolier International.
PERANCANGAN BANGUNAN MODULAR PENUNJANG GREEN ECONOMY UNTUK HUNIAN RESILIENSI BENCANA Winston Halim; Krismanto Kusbiantoro; Cindrawaty Lesmana; Irena Vanessa Gunawan
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 1 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i1.25653

Abstract

Modular house technology is one of the creative innovations in developing work methods for building houses to achieve time and cost efficiency. Modular home manufacturing technology is a non- conventional construction process that involves modern technology and is carried out centrally and integrated in a workshop. The application of modular houses in the construction of residential houses has been carried out in various countries (Adinda, 2014) therefore, a modular house was designed with the main objective as a temporary residence for victims of natural disasters. In this study using a qualitative descriptive method, which is a research method that utilizes qualitative data or utilizes existing data and theories and is described descriptively. This modular house is designed with several advantages such as fast construction, easy delivery in terms of transportation, can be used continuously, economical, and can be built with only one person. The result of this study made a modular house using woven bamboo materials and resinous fabrics. By using a modular house folding system when construction does not require many people in construction and can be built quickly when a disaster occurs. Researchers hope that modular home innovation and the use of materials can continue to grow and can help every human need. Keywords: efficiency, concise, sustainable, portable, economical.AbstrakTeknologi rumah modular merupakan salah satu inovasi kreatif dalam rangka pengembangan metoda kerja pembangunan rumah untuk pencapaian efisiensi waktu dan biaya. Teknologi pabrikasi rumah modular merupakan proses konstruksi non-konvensional yang melibatkan teknologi modern dan dilakukan secara terpusat dan terintegerasi dalam sebuah wokshop. Penerapan rumah modular pada pembangunan rumah tinggal sudah telah dilakukan di berbagai negara (Adinda, 2014 : 15) oleh karena itu, dilakukan perancangan rumah modular dengan tujuan utama sebagai tempat tinggal sementara bagi para korban bencana alam. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif atau memanfaatkan data dan teori yang ada dan dijabarkan secara deskriptif. Rumah modular ini didesain dengan beberapa kelebihan seperti cepat dalam pembangunannya, mudah dikirim dalam hal transportasi, dapat digunakan secara terus- menerus, ekonomis, dan dapat dibangun hanya dengan satu orang. Hasil penelitian ini dibuat sebuah rumah modular dengan menggunakan material anyaman bambu dan kain yang diresin. Dengan menggunakan sistem lipat rumah modular saat pembangunannya tidak membutuhkan banyak orang dalam pembangunannya dan dapat dibangun dengan cepat saat terjadi sebuah bencana. Peneliti berharap inovasi rumah modular dan penggunaan material dapat terus berkembang dan dapat membantu setiap kebutuhan manusia. Kata Kunci: efisiensi, ringkas, berkelanjutan, portabel, ekonomis.Authors:Winston Halim : Universitas Kristen MaranathaKrismanto Kusbiantoro : Universitas Kristen MaranathaCindrawaty Lesmana : Universitas Kristen MaranathaIrena Vanessa Gunawan : Universitas Kristen Maranatha