Edi Kusmanto
Center for Research and Development of Oceanology, Indonesian Institute of Science (P2O-LIPI), Jakarta, Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Stratifikasi Massa Air di Teluk Lasolo, Sulawesi Tenggara Surinati, Dewi; Kusmanto, Edi
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teluk Lasolo merupakan kawasan pelestarian alam yang harus didukung dengan data dan informasi oseanografi perairan. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui stratifikasi massa air di Teluk Lasolo pada tanggal 10–19 Juli 2011. Data suhu dan salinitas diperoleh menggunakan CTD SBE 911 Plus yang terpasang di Kapal Riset Baruna Jaya VIII dengan interval 24 data per detik. Data arus diperoleh menggunakan Vessel Mounted Acoustic Doppler Current Profiler (VMADCP) dengan interval dua detik. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kecepatan dan arah arus dalam kolom air yang menyebabkan stratifikasi massa air. Arus yang mendorong massa air Laut Banda masuk ke Teluk Lasolo disebabkan oleh angin tenggara dengan kecepatan rata-rata 4,1 m/s. Pada  kedalaman 0–50 m dan 100–200 m dominasi arus terjadi ke arah barat laut, sedangkan pada kedalaman 50–100 m dan 200–350 m ke arah selatan. Massa air dengan salinitas 32,1–34,0 PSU dan suhu 26–28°C menempati lapisan permukaan (0–50 m). Massa air dengan salinitas 34,4–34,5 PSU yang teridentifikasi sebagai massa air North Pacific Intermediate Water (NPIW) menempati dua kedalaman, yaitu  50–100 m dan  200–350 m dengan kisaran suhu yang berbeda. Massa air dengan salinitas maksimum (34,5–34,6 PSU) yang teridentifikasi sebagai  massa air North Pacific Subtropical Water (NPSW) juga menempati dua kedalaman dengan kisaran suhu yang berbeda pula, yaitu pada kedalaman 100–200 m dan  350 m hingga mendekati dasar
Amplifikasi pasang surut dan dampaknya terhadap Perairan Probolinggo Hasanudin, Muhammad; Kusmanto, Edi; Budisetyawan, Wahyu
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banjir Rob yang sering melanda Kota Probolinggo merupakan fenomena yang menarik untuk dicermati. Banjir Rob, tidal flat dan sedimentasi sangat berkaitan dengan pasang surut sehingga kajian tentang pasang surut dan amplifikasinya serta prakiraan dampak terhadap perairan pesisir Probolinggo dilakukan. Pengukuran pasang surut dilakukan dengan Tide and Wave Recorder RBR tipe TWR-2050 setiap 5 menit. Pengukuran arus dan kedalaman dilakukan di sepanjang lintasan perahu dengan Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) 1200 KHz. Pengukuran Turbiditas dengan CTD SBE 19 Plus dari permukaan hingga dekat dasar di 19 titik stasiun. Semua peralatan penelitian disinkrosinasi waktunya terhadap waktu GPS Garmin 276C. Hasil pengukuran elevasi permukaan laut mempunyai kisaran 2.8412 m, nilai mean sea level adalah 1.508 m sedangkan variasi bulanan mempunyai kisaran 3 m dengan nilai mean sea level 1.6 m. Berdasarkan nilai Formzahl (0,85) dan analisa power spectra, perairan Probolinggo diklasifikasikan sebagai pasang surut campuran dengan dominasi semi diurnal. Terjadi indikasi amplifikasi pasang surut akibat resonansi periode alami teluk T=12.46 Jam terhadap konstituen pasang surut M2, T=12.42 jam sehingga amplitude pasang surut mencapai 3 m. Dampak amplifikasi tersebut antara lain adalah arah arus yang selalu ke pesisir baik saat pasang maupun saat surut yang mengakibatkan penyebaran sedimen tersuspensi TSS yang relatif tinggi di sepanjang pesisir dan disekitar area pelabuhan. Sedimentasi yang intensif menyebabkan kelandaian dan terbentuknya lokasi lokasi rataan pasang surut (tidal flat) atau sering disebut rataan lumpur (Mudflats) yang luas hingga 3 km dari garis pantai. Selain itu, fenomena amplifikasi pasang surut berdampak pada penggenangan air di daratan rendah ketika terjadi secara simultan antara amplifikasi pasang surut dengan hujan yang intensif akan menyebabkan banjir Rob di desa desa pesisir Probolinggo. 
Abrasi dan Sedimentasi Pantai di Kawasan Pesisir Kota Bengkulu Hasanudin, Muhammad; Kusmanto, Edi
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.206 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2018.v3i3.197

Abstract

Energi gelombang yang bekerja di perairan pesisir Kota Bengkulu sangat kuat, kondisi ini menimbulkan abrasi dan sedimentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi proses-proses yang terkait dengan abrasi dan sedimentasi di kawasan pesisir Kota Bengkulu. Metode penelitian yang dilaksanakan adalah dengan melakukan pengukuran batimetri, arus, kekeruhan, pasang surut dan gelombang. Hasil penelitian menunjukkan proses abrasi pantai di Pesisir Kota Bengkulu terjadi akibat dua faktor utama, yaitu hempasan gelombang yang intensif pada kaki tebing pantai dan curah hujan tinggi. Kondisi tersebut memperlemah ikatan material pembentuk pantai pada kaki tebing. Sedangkan sedimentasi terjadi akibat adanya suplai sedimen yang berasal dari material hasil runtuhan tebing pantai yang terbawa oleh arus di Perairan Pesisir Kota Bengkulu dan juga dari sungai Jenggalu dan Sungai Air Bengkulu.
KEHADIRAN GELOMBANG SOLITER DAN TRANSPOR SESAAT SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN PANTAI BENGKULU TENGAH Kusmanto, Edi; Hasanudin, Muhammad
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Vol 4, No 3 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i3.262

Abstract

Existence of Solitary Waves and Transient Suspended Sediment Transport in the Coastal Waters of Central Bengkulu. Coastal abrasion and suspended sediment transport driven by waves is occurring dreadfully in the coastal waters of Central Bengkulu. The abrasion tends to be accelerated by solitary waves during the southeast monsoon season. The primary data were obtained  on 17-26 July 2014, while the secondary data derived from Google Maps imageries obtained on 17 June 2014, representing the southeast monsoon season. The primary data were collected by 1200 KHz Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) for water currents, a single beam Echosounder for  depths, Garmin 276C GPS receiver for coordinate positions, RBR-TWR2050 (installed at at a fixed point at 102.2219 °E and 3.6916 °S and depth of 9 m) for height and wave periods, and a compass for the direction of wave propagation. The secondary data included Astrium satellite imageries compiled by Google Earth and displayed as Google Maps images on 17 June 2014. These images were used for identifying the appearance of wave groups and by using a feature in Google Earth, it showed that the estimated distance between wave packets hitting the coast accounted for 147 m. This study showed the existence of solitary waves with height and wave period of 1.02 m and 13.85 seconds respectively, while the wave length reached 147.7 m. The wave energy and wave energy flux were 1123.12 Jm-2 and 12018.94 Jm-1s-1, calculated by using the cnoidal wave theory and solved by the KdV equation. These solitary waves have large destructive forces on unstable cliffs along the coasts. Derived from coastal abrasion processes and shown by the ADCP backscatter intensity with the highest of 146 dB, the suspended sediments were likely to be transported by water currents with an average speed of 25.99 cm s-1 in the dominant direction to the south - southeast; and the sediments were deposited along the coast of Bengkulu City.
Percampuran Vertikal Turbulen di Perairan Halmahera pada Bulan Oktober 2017 Prasetyo, Wahyudi; Zheng, Wang; Purwandana, Adi; Wicaksono, Ashari; Kusmanto, Edi; Surinati, Dewi; Priyono, Bayu; Triwibowo, Hariyanto; Utari, Putri Adia; Wijayanti, Reni; Agustiadi, Teguh; Sahabuddin, Munawar
POSITRON Vol 14, No 2 (2024): Vol. 14 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v14i2.79035

Abstract

Perairan Halmahera merupakan pintu masuk utama jalur timur Arus Lintas Indonesia (Arlindo) yang membawa massa air Samudera Pasifik Selatan ke perairan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguantifikasi nilai laju disipasi energi kinetik turbulen dan difusivitas  eddy vertikal berdasarkan data suhu dan salinitas yang diakuisisi dengan peralatan CTD (Conductivity, Temperature, Depth). Variabilitas spasial percampuran vertikal massa air di Perairan Halmahera pada bulan Oktober 2017 disajikan berdasarkan data hasil Ekspedisi Widya Nusantara 2017 dengan armada Kapal Riset Baruna Jaya VIII. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Thorpe Teroptimasi, yang didasarkan pada identifikasi ketidakstabilan profil densitas di kolom air dari CTD. Analisis turbulensi dilakukan dengan menguantifikasi nilai laju disipasi energi kinetik turbulen dan nilai difusivitas eddy vertikal. Dua zona percampuran dengan tingkat turbulen yang kuat ditemukan di Selat Halmahera bagian utara dan di Selat Halmahera bagian selatan hingga Selat Obi. Diperoleh, nilai laju disipasi energi kinetik turbulen pada lapisan termoklin yang membawa massa air Subtropis Pasifik Selatan (SPSW) memiliki orde maksimum 10-7 W/kg di Selat Halmahera bagian utara, 10-8 W/Kg di perairan internal Laut Halmahera dan di Selat Halmahera bagian selatan hingga Selat Obi; dan nilai difusivitas eddy vertikal memiliki orde 10-3  m2/s di Selat Halmahera bagian utara, 10-4 m2/s di perairan internal Laut Halmahera dan di Selat Halmahera bagian selatan hingga Selat Obi.
ZOOPLANKTON DISTRIBUTION FROM BACKSCATTER DATA OF ADCP INSTRUMENT IN WEST SUMATRA WATERS Napitupulu, Gandhi; Farihah, Rizqi Ayu; Manik, Henry Munandar; Larasati, Oktavira Dwi Demia; Napitupulu, Moses; Bernawis, Lamona Irmudyawati; Radjawane, Ivonne Milichristi; Kusmanto, Edi
BULLETIN OF THE MARINE GEOLOGY Vol 39, No 2 (2024)
Publisher : Marine Geological Institute of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/bomg.39.2.2024.871

Abstract

Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) conventionally used to monitor ocean current profiles and potentially detect zooplankton distribution remains largely unexplored. Zooplankton are key consumers in the marine food chain, therefore understanding their distribution is critical. This study aims to map the distribution of zooplankton in West Sumatra waters using ADCP backscatter data. Data analyzed encompass ocean current measurements, backscatter, and conductivity-temperature-depth (CTD) profiles collected from March 1 to 3, 2017. Raw ADCP digital counts were converted into mean volume backscattering strength (MVBS) in dB using sonar equations, proportional to zooplankton biomass. The conversion process involved corrections for sound attenuation due to distance and water absorption, ADCP transducer angle correction, and noise correction. Processing results revealed zooplankton distribution in raw ADCP data ranging from 20 to 160 counts and in MVBS data spanning -140 dB to -40 dB. MVBS values derived from ADCP acoustic signal processing were filtered within the -100 dB to -60 dB range, representing the zooplankton backscatter range. Zooplankton distribution was observed at depths of 0-300 m. Vertical zooplankton distribution was generally high in the 100-200 m layer and decreased at 0-100 m and 200-300 m. This is attributed to the influence of the Equatorial Undercurrent transporting zooplankton biomass from the Indian Ocean to West Sumatra waters at depths of 100-200 m, characterized by high salinity (34.6-35.2 PSU) and cold temperatures (19°-21°C). This study demonstrates the utility of ADCP in observing zooplankton distribution based on their backscatter values and the influence of ocean currents in transporting zooplankton biomass.
Vertical Mixing in The Onshore Region of The Northwestern Maluku Sea, Indonesia Priyono, Bayu; Purwandana, Adi; Kusmanto, Edi; Nuratmojo, Nuratmojo; Muhadjirin, Muhadjirin
Journal Omni-Akuatika Vol 19, No 2 (2023): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2023.19.2.1075

Abstract

Spatio-temporal dynamics of vertical mixing in the northwestern Maluku Sea were quantified using the Thorpe Method from archived CTD datasets collected during the expedition of Baruna Jaya VIII RCO-LIPI on November 12–13, 2000. The turbulent kinetic energy (TKE) dissipation rate and vertical eddy diffusivity values inspected the variability of mixing properties. Higher values for both parameters were found at the shallower bathymetry, which is less than 1000 m deep. This suggests that the water column is vertically unstable as a result of being often subjected to internal solitary wave (ISW) breaking events. The strong temporal variability observed from the density profile also indicated a strong impact on internal tide activity. There was temporal fluctuation of the TKE dissipation rate as well as vertical eddy diffusivity values following semidiurnal periodicity, with typical variability up to one order of magnitude for both the dissipation and diffusivity. The range of fluctuation is [6.8×10-8 ? 9.3×10-7] W kg-1 and [1.5×10-5 – 5.4×10-3] m2s-1, respectively in the upper 200 m depth. This water generated a high dissipation rate and vertical diffusivity when regularly exposed to internal solitary waves breaking from the Lifamatola Passage.Keywords: mixing properties, CTD data, turbulent kinetic energy, vertical eddy diffusivity